I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum :
1
Menurut WHO (1969) dalam Iqbal Mubarak (2010), keluarga adalah anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan.
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
belum mempunyai anak (baru menikah). Perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang
ke hubungan baru yang intim.
Perkawinan dari sepasang insane menandai bermulanya sebuah keluarga baru,
keluarga yang menikah ataup rokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status
lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap perkawinan atau pasangan menikah saat ini
berlangsung lebih lambat. Misalnya menurut data sensus Amerika Serikat tahun 1985,
75 persen pria dan 57 persen wanita Amerika Serikat masih belum menikah pada usia
20 tahun, ini merupakan suatu pergeseran yang berarti dari 55 persen dari 36 persen
masing masing dalam tahun 1970.
2.2 Karakteristik Keluarga Baru Menikah
A. Terdiri dari dua orang yang diikat oleh hubungan perkawinan.
B. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika
terpisah
tetap
Keluarga
1.
Keluarga Pemula
Membangun
perkawinan
2.
yang
saling memuaskan
Menghubungkan
jaringan persaudaraan
3
3.
secara harmonis
Keluarga
berencana
(Keputusan
tentang
kedudukan
sebagai
orang tua).
mendasar
yang
penting.
Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat
rutinitas. Misalnya mereka harus menyeimbangkan rutinitas untuk makan, tidur,
bangun pagi, membersihkan rumah, menggunakan
diri yang
dewasa harus pisah dari orang tuanya dalam upaya untuk membentuk identitas
dirinya sendiri dan hubungan intim yang sehat.
Banyak pasangan yang mengalami masalah-masalah penyesuaian seksual,
sering kali disebabkan oleh ketidaktahuan dan informasi yang salah yang
mengakibatkan kekecewaan dan harapan-harapan yang tidak realistis. Banyak
pasangan yang membawa kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang
tidak terpenuhi
ke dalam
yang
tidak
menyenangkan
ini
menghangatkan
pasangan
tersebut
merencanakan kehidupan mereka dan memulai kehidupan dengan dasar uang mantap..
Konsep-konsep perkawinan tradisional sedang ditantang oleh hubungan cinta,
perkawinan berdasarkan hukum adat, dan perkawinan homo seks. Orang yang
memasuki perkawinan tanpa pernikahan memerlukan banyak konseling dari petugas
perawatan kesehata nuntu kmendapatkan bantuan. Dalam hal ini, perawat keluarga
terperangkap diantara dua keluarga, keluarga orientasi dan keluarga perkawinan.
Dalam situasi semacam itu, para professional kesehatan keluarga tidak perlu membuat
penilaian-penilaian yang bermanfaat tapi mencoba membantu setiap kelompok dari dua
kelompok tersebut agar saling memahami satu sama lain ( Wiiliam dan Leaman, 1973).
Keluarga berencana, karena keluarga berencana merupakan tanggung jawab
utama dari perawat yang bekerja dengan keluarga, maka bidang ini perlu dibahas lebih
mendalam. Keluarga berencana yang kurang diinformasikan dan kurang efektif
mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak cara: morbiditas dan mortalias ibu
dan anak; menelantarkan anak; sehat sakit orang tua; masalah-masalah perkembangan
anak, termasuk intelegensia dan kemampuan belajar; dan perselisihan dalam
perkawinan.
Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi meliputi membuat
keputusan tentang penentuan tempat dan waktu perkawinan, kehamilan pertama, jarak
kelahiran, dan jumlah keluarga. Meskipun orang mempunyai hak untuk membuat
6
keputusan sendiri tentang kapan dan/atau apakah ingin mempunyai anak, terlepas dari
petimbangan kesehatan keluarga.
Kesehatan fisik ibu dan anak merupakan masalah utama yang didokumentasikan
dalam penelitian kebidanan dan perinatal. Jarak kelahiran antara 2 dan 4 tahun dan usia
ibu 20 tahun merupakan faktor-faktor yang menguntungkan dalam mengurangi
mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Jumlah keluarga yang optimal, jarak dan waktu
kelahiran mengurangi mortalitas bayi (Cohndanleiberman, 1974).
Angka kelahiran berencana semakin meningkat, karena banyak wanita dan
pasangan yang menggunakan alat kontrasepsi.
Perbedaan antara kelompok miskin dan kaya dalam menggunakan alat
kontrasepsi yang efektif berhubungan dengan eksabilitas pelayanan (Manisoff, 1977)
dan ketidak tahuan tentang kehamilan kontrasepsi dikalangan remaja (Weatherley dan
Cartoof, 1988). Faktor-faktor agama sosiopolitik menjadi penengah untuk mengurangi
hak-hak untuk melakukan aborsi secara legal maka perjuangan mempertahankan
pelayanan saat ini agar tetap tersedia merupakan masalah yang sedang berkembang.
Pendanaan masyarakat daripemerintah untuk keluarga berencana, dan pelayanan.
Akan tetapi, memaksakan keluarga berencana pada keluarga bukanlah sesuatu
yang etis, karean hal tersebut menghancurkan inisiatif, integritas, dan kompetensi.
Gadis-gadis remaja yang menginginkan bayi perlu mngonsultasikan kesiapan fisik dan
emosi untuk menjadi orang tuan dan perlindungan yang realistis terhadap kehamilan
bersama-sama dengan supervise kesehatan yang baik. Tapi hanya sedikit saja yang
dilakukan untuk mengimbangi tekanan-tekanan masyarakat terhadap seks dan
perkawinan dengan pendidikan kontrasepsi yang realistis.
2.7 Masalah dan Konflik yang biasa timbul
A. Bahaya fisik
1. Penyakit
Pada keluarga baru menikah penyakit yang mungkin timbul adalah penyakit
menular seksual.
B. Bahaya psikologis
1. Percekcokan dalam rumah tangga
Pada keluarga baru menikah butuh waktu untuk penyesuaian diri, dan sering
menimbulkan percekcokan atau perbedaan pendapat.
2. Gangguan penyesuaian dengan anggota keluarga pasangan.
C. Bahaya peran seksual
Ketidak mampuan keluarga (suami/istri) memenuhi kebutuhan sek pada kelurga
yang baru dibina.
D. Bahaya dalam konsep diri
Selalu ingin tampil cantik di hadapan pasangan.
E. Bahaya hubungan keluarga
7
pengalaman yang dipunyai teman-teman yang tidak kawin atau oarangoarang yang telah mandiri sebelum kawin. Hal ini mengakibatkan sikap iri
hati dan menjadi halangan bagi penyesuaian perkawinan.
4. Konsep yang tidak realistis tentang perkawinan
Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan
sedikit/tanpa pengaman kerja, cenderung mempunyai konsep yang tidak
realistis tentang makna perkawinan berkenaan pekerjaan, deperesi,
pemberian uang, atau perubahan pola hidup.
5. Perkawinan campuran
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara
dari piahak istri dan sebaliknya, jauh lebih sulit dalam perkawinan antar
agama daripada bila keduanya berasal dari latar belakang budaya yang sama.
6. Pacaran yang dipersingkat
Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang atau ketimbang masa dulu,
dan karena itu pasangan hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan
banyak masalah tentang penyesuaian sebelum mereka melangsungkan
perkawinan
7. Konsep perkawinan yang romantis
Banyak orang dewasa mempunyai konsep perkawinan yang romantis yang
berkembang pada masa remaja. Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan
8
rekannya
memberikan
kesempatan
dan
contoh
bagi
keluarga
untuk
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi.
Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non
verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c. Struktur peran
Anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang
dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada
konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan
tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan
dalam keluarga.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
b.
Keluarga
bersosialisasi
dengan
lingkungan
sekitar.
Bila
dalam
keluarga
tidak
keluarga
yang
sakit,
termasuk
kemampuan
memelihara
keluarga
memanfaatkan
sumber
yang
ada
di
c.
13
Strategi
d.
koping
yang
digunakan
permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional
keluarga
yang
bila
digunakan
menghadapi
keluarga
bila
menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan
koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
Diagnosa aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Diagnosa resiko (ancaman kesehatan)
Diagnosa potensial/keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan pada kelarga baru menikah:
Perubahan peran dalam keluarga Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah peran suami.
Resiko terjadi konflik pada keluarga
ketidaktahuan keluarga.
Potensial peningkatan menjadi orang tua pada pasangan baru menikah keluarga
Bapak A
Menyusun prioritas
14
KRITERIA
O
1
Sifat masalah
SKOR
Ancaman kesehatan
Mudah
Cukup
Tidak dapat
Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah
BOBOT
Skoring :
15
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga
masalah
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat
memperbaiki masalah.
Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
16
17
3.5 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
kesediaan keluarga . Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S
: Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
: Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan.
: Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi akhir.
4.1. Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
belum mempunyai anak (baru menikah). Perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang
ke hubungan baru yang intim.
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru,
keluarga yang menikah ataup rokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status
lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap perkawinan atau pasangan menikah saat ini
berlangsung lebih lambat.
Tahap-tugas perkembangan keluarga yaitu membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan
4.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan sekali kritik yang
membangun bagi makalah ini, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi di
19
kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Daftar Pustaka
Friedman, Marilyn M. 2010. Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktik (Edisi 5).
Jakarta : EGC.
Friedman, Marilyn M. 2010. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik (Edisi 3). Jakarta :
EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep Dan Aplikasi Buku
2. Jakarta: Salemba Medika.
20