Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah,

ikatan perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya
terdiri dari orang tua yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masingmasing individu memiliki perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif,
pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis
yang didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja
yang menyita banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi yang meningkat),
budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara
generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak
usia remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan
dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas
perawatan kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program
asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang timbul bisa teratasi.
2.1. Rumusan Masalah
1)
2)
3)
4)

Apa pengertian dari anak usia remaja?


Apa saja peran,tanggung jawab dan masalah orang tua?
Apa saja tugas perkembangan keluarga?
Apa saja msalah-masalah yang terjadi pada keluarga pada tahap

perkembangan anak usia remaja?


5) Apa saja masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan?
6) Apa saja peran perawat?
7) Bagamana askep keluarga pada anak usia remaja?

1.3. Tujuan
1) Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap


perkembangan usia remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan tahap perkembangan usia remaja.
2) Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga
dengan tahap perkembangan usia remaja
b) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan
pada keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja

BAB II
TINJAUAN TEORI
1.2.

Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Anak


Usia Remaja
A. Pengertian
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari
siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga
7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan

keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga berumur 19 atau 20 tahun ( Friedman, 1998, hal. 124).
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak
berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi
dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap
orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini
seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak
remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan
selanjutnya. ( diadaptasi dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2008,
hal. 20).
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa ( Mubarak, 2009, hal. 89)
Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis:
pergeseran yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi,
pergeseran dimulai dengan kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran
orangtua

memasuki

pertengahan

hidup

(Preto,

1988,

dalam

perawatindonesia.org, 2010).

B. Peran, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua


Tidak perlu dikatakan bahwa orang tua mengasuh remaja
merupakan tugas paling sulit saat ini. Namun demikian, orang tua perlu
tetap tegar menghadapi ujian batas-batas yang tidak masuk akal tersebut,
yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga mengalami proses
melepaskan.

Duvall

(1977)

juga

mengidentifikasi

tugas-tugas

perkembangan yang penting karena masa ini yang menyelaraskan


kebebasan dengan bertanggung jawab ketika remaja menjadi matang dan
mengatur diri mereka sendiri. Friedman (1957) juga mendefinisikan bahwa
tugas orang tua selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa
meninggalkan anak ( Friedman, 1988, hal. 125 )

Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan segala


kelemahan dan kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah
peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas
yang tidak pantas, mereka membentuk pola untuk semacam menerima diri
yang sama. Hubungan antara orang tua dan remaja seharusnya lebih mulus
bila orang tua merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan kehidupan
mereka sendiri ( Kidwell et al, 1983) dan orang tua/keluarga berfungsi
secara fleksibel (Preto, 1988, dalam Friedman, 1988, hal. 125).
Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan
mereka bahwa kompleksitas kehidupan mereka yang meningkat telah
membuat peran orang tua tidak jelas. Orang tua merasa berkompetensi
dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi mulai dari otoritas sekolah
dan konselor hingga keluarga berencana dan seks pra nikah dan pilihan
kumpul kebo. Faktor-faktor lain menambah pengaruh mereka yang
semakin berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan profesi,
orang tua tidak lagi bisa membantu anak-anak mereka dengan rencanarencana untuk

bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan

orang dewasa yang kontinu bagi remaja dan orang tua, selain
ketidakmampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan masalah-maslah
pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan obat-obatan
secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-anak mereka
memberikan

kontribusi

pada

masalah-masalah

orang

tua-remaja

( Friedman, 1988, hal. 125 ).


C. Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas

perkembangan

yang

pertama

dan

utama

adalah

menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur


dan semakin mandiri. Orang tua harus mengubah hubungan mereka
dengan remaja putri atau putranya secara progresif dari hubungan
dependen yang dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan yang makin
mandiri. Pergeseran yang terjadi dalam hubungan anak dan orang tua ini
salah satu hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang
jalan ( Friedman, 1998, hal. 126).

Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini,


semua anggota keluarga, khususnya orang tua, harus membuat perubahan
sistem utama yaitu, membentuk peran-peran dan norma-norma baru dan
membiarkan remaja. Kidwell dan kawan-kawan (1983) meringkas
perubahan yang diperlukan ini secara paradoks sistem keluarga yang
dapat membiarkan anggotanya adalah sistem yang akan bertahan dan
menghasil sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-generasi
berikutnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Orang tua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka sendiri, tidak membiarkan anak-anaknya, seringkali menemukan
revolusi. Oleh remaja bila perpisahan berlangsung kemudian. Orang tua
dapat juga mempercayai anak agar mandiri secara prematur, dengan
menyampaikan kebutuhan-kebutuhan ketergantungannya. Dalam hal ini
remaja ini dapat gagal mencapai kemandirian (Wright an Leahey, 1984,
dalam Friedman, 1998, hal. 126).
Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga
merupakan pusat perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua
bagi pasangan suami istri adalah memfokuskan kembali hubungan
perkawinan (Willson, 1988). Banyak sekali pasangan suami istri yang
telah begitu terikat dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua
sehingga perkawinan tidak lagi memainkan suatu peran utama dalam
kehidupan mereka. suami biasanya menghabiskan banyak waktu diluar
rumah, karena bekerja dan melanjutkan karirnya, sementara itu, istrinya
juga bekerja sementara mencoba meneruskan pekerjaan-pekerjaan rumah
tangga dan tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam situasi seperti ini,
hanya tersisa sedikit waktu dan energy untuk hubungan perkawinan
( Friedman, 1998, hal. 126).
Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung jawab
terhadap mereka sendiri, pasangan suami istri meninggalkan rumah untuk
meniti karir mereka atau dapat menciptakan kesenangan-kesenangan
perkawinan setelah anaknya telah meninggalkan rumah (postparental).
Mereka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap siklus kehidupan
keluarga berikutnya ( Friedman, 1998, hal. 126).

Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah


untuk para anggota keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk
berkomunikasi secara terbuka. Karena adanya kesenjangan antara
generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya merupakan suatu cita-cita,
bukan suatu realita. Orang tua yang berasal dari keluarga dengan berbagai
masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak
mereka paling tua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi
terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan tugastugas perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985).
Meskipun aturan-aturan dalam keluarga belum diubah, etika dan standar
moral keluarga belum tetap dipertahankan oleh orang tua. Remaja sangat
sensitive terhadap ketidakcocokan antara apa dikatakan dengan apa yang
dipraktekkan. Namun demikian, orang tua dan anak-anak dapat belajar
dari satu sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah dengan
cepat

saat

ini.

Transformasi

nilai

dari

kaum

muda

juga

mentransformasikan keluarga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan


sederhana melambangkan transformasi nilai yang mempengaruhi setiap
tahap kehidupan keluarga (Yankelowich, 1975, dalam Friedman, 1998, hal.
126).
D. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap
Perkembangan Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan
ditunjukkan

oleh

dalam

adanya

hubungan

pertengkaran

keluarga
dengan

seperti

yang

anggota-anggota

keluarga,terus menerus mengritik atau buat komentar-komentar yang


merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota keluarga, sering
terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan
keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada
setiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki
dan perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada
keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka

memerlukan

bimbingan

atau

bantuan

dalam

menguasai

tugas

perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai


dengan pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan
remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku
yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang
baik juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orangorang diluar rumah. Meskipun semua hubungan, baik dalam masa dewasa
atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang ang
selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap
tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian
sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan
penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang
penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga
dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami
kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain pihak harus
bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam
kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan
kalau tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam
usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,
karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai
sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun
sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang
yang dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka
berusaha untuk mengikitu pendapat dan gaya teman-temannya karena
dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali
remaja terlibat dalam geng-geng, dengan menjadi anggota geng mereka
akan saling memberi dan mendapat dukungan mental. Beberapa kasus
terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk
dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakantindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan
berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering

mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ


reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan
seksual, yang menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan
tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan
kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak
persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam
melakukan hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi, kematangan
psikologi, dan sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat dan mungkin
belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para remaja mencari
kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film
porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma
masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam
menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control
secara bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi
diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya dewasa.
E. Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi
promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko
harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya
gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit
jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota
keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai
bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini
lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja,
kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat
besar, dan patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi
(Friedman, 1998, hal. 127).
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana,
kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks
merupakan bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini
dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah
antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan

kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS,


keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin.
Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima
perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan
maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan
(Friedman, 1998, hal. 127).
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan
dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan
remaja dengan orang tua. Konseling langsung yang bersifat menunjang
atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling,
dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya
mungkin

diperlukan,

pendidikan

promosi

kesehatan

umum

juga

diindikasikan (Friedman, 1998, hal. 127).

F. Peran Perawat
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada
peningkatan dan pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit
kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-obatan terlarang,
minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta
membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua
dengan anak remajanya ( Mubarak, 2009, hal. 90 ).
Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit pada tahap keluarga dengan anak remaja menurut Stanhope
(1998, Hal. 52):
a)

Guru tentang faktor-faktor kesehatan


b) Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan
merokok, diet dan gerak badan
c) Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun
bersama orang tua
d) Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumbersumber kesehatan mental
e) Konsultan keluarga berencana
f) Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui
seksual
g) Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.

10

1.3.

ASKEP PADA REMAJA


A. Pengkajian
1)Identitas
2) Riwayat & tahap perkmbangan keluarga
3) Lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
6) Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga
7) Status kesehatan sekarang dan masalalu
8) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
9) Pola aktivitas dan latihan
10) Pola nutrisi
11) Pola eliminasi
12) Pola istirahat
13) Pola kognitif persepsual
14) Pola toleransi stress/koping
15) Pola seksualitas dan reproduksi
16) Pola peran dan hubungan
17) Pola nilai dan kenyakinan
18) Penampilan umum
19) Perilaku selama wawancara
20) Pola komunikasi & Pola asuh orang tua
21) Kemampuan interaksi
22) Stresor jangka pendek & jangka panjang

B. Masalah keperawatan yang muncul


1)
Koping individu tidak efektif
2)
Perilaku destruktif
3)
Depresi
4)
Nutrisi kurang/lebih
5)
Resiko terjadi cedera
6)
Resiko terjadi penyimpangan seksual
7)
Kurang perawatan diri
8)
Distress spritual
9)
Resiko penyalahgunaan obat
10) Potensial peningkatan kebugaran fisik
11) Potensial peningkatan aktualitasi diri.
12) Konflik keluarga
13) Gangguan citra tubuh

C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluraga

11

1)

Resiko Tinggi Konflik keluarga (hubungan keluarga tidak harmonis)


berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah yang

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

terjadi pada remaja.


Intervensi:
Diskusikan faktor penyebab
Diskusikan tugas perkembangan keluarga
Diskusikan tugas perkembangan anak yang harus di jalani
Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja
Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
Berikan pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu

membuat alternatif
D. Evaluasi
1)
Koping individu efektif
2)
Perilaku konstruktif
3)
Tidak terjadi depresi
4)
Nutrisi terpenuhi
5)
Tidak terjadi terjadi cedera

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari
siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun ( Friedman, 1998, hal. 124).
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak
berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi

12

dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap


orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini
seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak remaja,
apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan
selanjutnya. ( diadaptasi dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2008,
hal. 20).
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa ( Mubarak, 2009, hal. 89 ).
3.2. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan
sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar kami dapat menyusun
makalah lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. 2010. Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktik
(Edisi 5). Jakarta : EGC.
Friedman, Marilyn M. 2010. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik (Edisi 3).
Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep Dan
Aplikasi Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
http://sunardi091.blogspot.co.id/2012/12/asuhan-keperawatan-keluarga-padaanak.html

13

Anda mungkin juga menyukai