DEFINISI
Penyakit refluks gastroesofageal adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat
refluks kandungan lambung ke dalam esofagus. Dengan berbagai gejala yang timbul akibat
keterlibatan esofagus, faring, laring dan saluran nafas. Telah diketahui bahwa refluks
kandungan lambung ke esofagus dapat menimbulkan berbagai gejala di esofagus maupun
ekstraesofagus
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Esofagitis dapat terjadi sebagai akibat dari refluks gastroesofageal apabila
1) Terjadi kontak dalam waktu yang cukup lama antara bahan refluksat dengan mukosa
esofagus
2) Terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa esofagus, walaupun konta antara bahan
refluksat dengan esofagus tidak cukup lama
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high pressure zone)
yang dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal spinchter (LES). Pada individu normal
pemisah ini akan dipertahankan kecuali pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi saat
menelan, atau aliran retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik dari
gaster ke esofagus melalui LES tidak ada atau sangat rendah ( <3 mmHg) . Refluks
gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3 mekanisme :
1) Refluks spontan pada saat relaksasi LES yang tidak adekuat
2) Aliran retrograd yang mendahului kembalinya tonus LES setelah menelan
3) Meningkatkan tekanan intraabdomen
Dengan demikian dapat diterangkan bahwa patogenesis terjadinya GERD
menyangkut keseimbangan antara faktpr defensif dari esofagus dan faktor ofensif dari bahan
refluksatan yang termasuk faktor defensif esofagus adalah :
Pemisah antirefluks. Pemeran terbesar pemisah antirefluks adalah tonus LES. Menurunnya
tonus LES dapat menyebabkan timbulnya refluks retrograd pada saat terjadinya peningkatan
tekanan intrabdomen. Sebagian besar pasien GERD ternyata mempunyai tonus LES yang
normal. Faktor-faktor yang dapat menurunkan tonus LES
1) Adanya hiatus hernia
Membran sel
esofagus
Aliran darah esofagus yang mensuplai nutrien, oksigen dan bikarbonat, serta
di lambung yang meningkatkan terjadinya refluks fisiologis antara lain dilatasi lambung atau
obstruksi gastric outlet dan delayed gastric emptying\
MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis yang khas dari GERD adalah :
-
Nyeri/rasa tidak enak di epigastriym atau retrosternal bagian bawah, rasa nyeri
Endoskopi saluran cerna bagian atas. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas
merupakan standar baku untuk diagnosis GERD dengan ditemukannya mucosal breal di
esofagus ( esofagitis refluks ) . dengan melakukan pemeriksaan endoskopi dapat dinilai
perubahan makroskopik dari mukosa esofagus, serta dapat menyingkirkan keadaan patologis
lain yang dapat menimbulkan gejala GERD. Jika tidak ditemukan mucosal break pada
pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas pada pasien dengan gejala khas GERD,
keadaan ini disebur sebagai non-erosive reflux disease (NERD). Ditemukannya kelainan
esofagitis pada pemeriksaan endoskopi yang dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi
(biopsi) dapat mengkonfirmasikan bahwa gejala hearburn atau regurgitas tersebut disebabkan
oleh GERD
Tabel 1. Klasifikasi Los Angeles
Derajat kerusakan
A
Gambaran Endoskopi
Erosi kecil-kecil pada mukosa esofagus
satu jam. Tes ini bersifat pelengkap terhadap monitoring PH 24 jam pada pasien-pasien
dengan gejala yang tidak khas. Bila larutan ini menimbulkan rasa nyeri dada yang biasanya
dialami pasien, sedangkan larutan NaCL tidak menimbulkan rasa nyeri, maka tes ini
dianggap positif
Manometri esofagus. Tes manometri akan memberikan manfaat yang berarti jika pada
pasien-pasien dengan gejala nyeri epigastrium dan regurgitasi yang nyata didapatkan
esofagografi barium dan endoskopi yang normal