Anda di halaman 1dari 18

ANESTESI PADA G1P0A HAMIL 35MINGGU

DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT DAN


OEDEMA PARU

Hendri Apriarno

Pendahuluan
Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi dari

kehamilan.
Angka kejadian preeklampsia berkisar antara 5 15%
Etiologi preeklampsia belum diketahui secara pasti

Laporan Kasus
Ny.S, 27 tahun G1P0A0 H 35 minggu, datang ke
Ponek RSUD Soeselo Slawi (31 Desember 2015
10.00 WIB) dengan PEB kiriman puskesmas
Margasari. Pasien mengeluh sesak dan batuk-batuk
berdahak. Gerak janin masih dirasakan pasien.

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum


Status Generalis
Kepala, Mata, Hidung, Telinga,
Mulut, Leher
Pulmo : suara nafas vesikuler
+/+, ronki basah halus +/+
seluruh lapang paru, wheezing
-/Cor
: S1-S2 reguler cepat,
murmur (-), gallop(-)
Ektremitas : Simetris, tidak
sianosis, oedem +/+ pada
ekstremitas
bawah,
akral
hangat.

Kesan sakit : tampak sakit


berat
Kesadaran
:
composmentis
Kesan gizi : baik
GCS
: E4M5V6
Tanda vital
Tekanan darah : 160/90
mmHg
Nadi
: 143x/menit
Suhu
: 36,7C
Pernafasan : 36x/menit

Laboratorium
HEMATOLOGI
Paket darah lengkap

Hasil

Nilai Rujukan

Leukosit

19,4 x 103/uL

3,6 11,0

Eritrosit

4,4 x 106/uL

3,80 5,20

Hemoglobin

10,8 g/dL

11,7 15,5

Hematokrit

34 %

35 47

MCV

77 fL

80 100

MCH

25 pg

26 34

32 g/dL

32 36

381 x 103/uL

150 400

MCHC
Trombosit

Diff Count
Eosinofil

0,2 %

2,00 4,00

Basofil

0,5 %

01

Netrofil

81,2 %

50 70

Limfosit

14 %

25 40

Monosit

4,1 %

28

Golongan darah
Rhesus factor

O
Positif

KIMIA KLINIK
Paket kimia lengkap
Gula darah sewaktu

130 mg/dL

75 140

Ureum

9,4 mg/dL

17,1 42,8

Kreatinin

0,54 mg/dL

0,40 1,00

SGOT

9 U/L

13 33

SGPT

7 U/L

6,0 30,0

HbsAg

Non reaktif

Non reaktif

URIN
Protein urin

+2

Negatif

Resume
Pasien, perempuan, G1P0A0 H 35 minggu, datang ke

Ponek RSUD Soeselo Slawi (31 Desember 2015 10.00


WIB) dengan PEB kiriman puskesmas Margasari. Pasien
mengeluh sesak dan batuk-batuk berdahak. Gerak janin
masih dirasakan pasien.
Keadaan umum
pasien tampak sakit berat dengan
kesadaran compos mentis. Tekanan darah pasien saat
masuk dengan TD : 160/90 mmHG Nadi: 143x/m RR:
36x/m. Pada pemeriksaan thorax didapatkan rhonki
seluruh lapang paru. Pada pemeriksaan laboratorium darah
didapatkan kesan leukositosis (peningkatan nilai leukosit),
hemoglobinemia, dan adanya proteinuria (protein urin +2).

Laporan Anastesi
Jenis anestesi

: General Anastesi

Teknik anestesi : Intubasi menggunakan ETT No.7 setelah

dimasukan
obat-obat masorelaksan, sedasi,
dan analgetik.
Premedikasi : Ondansentron 4mg/2ml
Induksi : Propofol 12cc, khetamin 1 amp, sulfas Athropin
1 amp, athracium 1 ampul, dan fenthanyl 1 amp.
Maintenance : O2 4L/menit, Sevoflurane 3%, dan N2O
3L/menit.
Pengawasan pasca anestesi di ruang pulih sadar (Recovery
Room / RR)

Pemantauan Selama Operasi


Jam

TD

HR

10.20

149/95 mmHg 123 x/menit

SpO2 Keterangan
99 %

Pasien masuk ke dalam kamar operasi dan dipindahkan


ke meja operasi
Pemasangan alat monitoring tekanan darah, nadi,

10.30

145/93 mmHg 123x/menit

99%

saturasi oksigen
- Dilakukan General anstesi dengan cara intubasi
menggunakan ETT No.7. yang sebelumnya dilakukan
induksi menggunakan propofol 1 ampul, Fenthanyl 1
amp, sulfas Athrofin 1 ampul, dan athracium 1 ampul.
- Terpasang infus RL 500 cc
-

Premedikasi

dengan

ondansetron,

dobutamine.
- Pemberian oksigen 4L/menit

MgSo4

dan

10.40

145/88 mmHg 130 x/menit 100%

10.55

140/80 mmHg 130 x/menit 99%

Dilakukan operasi
Pemberian oksitosin dan methyl
ergometrin

11.00

140/79 mmHg 130 x/menit 100%

Operasi berlangsung

11.15

139/80 mmHg 129 x/menit 100%

Operasi berlangsung

11.30

140/87 mmHg 129 x/menit 100%

Pemberian ketolorac

11.45

145/95 mmHg 130 x/menit 99%

Operasi selesai dilakukan

11.50

147/92 mmHg 99 x/menit

Alat monitoring di lepas, pasien di

100%

bawa ke RR dan di kirim ke ICU

Instruksi post OP
Rawat ruang pengawasan / ICU
Pemberian O2 menggunakan ventilator
Infus NaCl / Futrolit 1500 cc/24 jam
Pemberian Farmahes bila sistol 150 mmHg
Dobutamine 20 ml/jam
Furosemid 5mg/jam dalam siring fam
Injeksi KSR 2x1
Injeksi Ketorolak 2x30 mg
Pemberian MgSO4 1 gr/jam dalam siring fam

Tinjauan Pustaka
Pre - eklampsia
Pre-eklampsia umumnya didefinisikan sebagai

hipertensi akut (tekanan darah 140/ 90 mm Hg) dan


2. proteinuria ( 300 mg dalam 24 jam) pada atau setelah
kehamilan 20 minggu.Pada
. Etiologi masih belum diketahui
1.

Tinjauan Pustaka
Edema
Edema Paru : peningkatan cairan didalam paru-paru
Etiologi transudasi cairan

Pre eklampsia dan Edema


Salah satu komplikasi yang berhubungan

dengan peningkatan morbiditas dan


mortalitas wanita dengan PEB adalah
edema paru.
Patofisiologi terjadinya edema paru pada
PEB diduga karena:
Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
paru
Peningkatan permeabilitas kapiler
Penurunan tekanan onkotik
Penurunan drainage sistem limfe

Anastesi
General Anatesi
Intubasi Endotrakheal

Kesimpulan
Pasien

G1P0A0 H35 minggu, usia 27 tahun dengan


preeklampsia berat dan edema pulmo.
Anamnesis didapatkan pasien merasa sesak.
Pemeriksaan fisik tekanan darah pasien 160/90 mmHg, nadi
143 x/menit dan Respirasi 36 x/menit , dan terdengar suara
ronkhi basah halus di kedua lapang paru.
Menurut
American Society of Anesthesiologist, pasien
digolongkan dalam ASA III E.
Pada pasien akan dilakukan cito SC.
Dilakukan general anastesi dengan cara intubasi endotrhakeal
menggunakan ETT No.7 dan sebelumnya diberikan
premedikasi berupa ondansetron, MgSO4, dan dobutamine. O 2,
N2O, dan Sevoflurane diberikan untuk maintenance anestesi
selama operasi. Obat-obat lain yang diberikan adalah oksitosin,
methyl ergometrin dan ketorolac.

Anda mungkin juga menyukai