Kelomopk 4 Ronde Keperawatan
Kelomopk 4 Ronde Keperawatan
RONDE KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
1.
Dimas Arya
2.
Habib Mashuda
3.
Dwiana Wahyu
4.
Maria Sayekti
5.
Eko Septian
6.
Siti Nurjanah
7.
Sutiono
2.
Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih untuk kalian semua.
Penulis juga menerima segala saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya
penulis berharap, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan,
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan
bersama dalam sebuah organisasi. Manajemen keperawatan adalah upaya
staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan
rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.
Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua
kegiatan tertata rapid an terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama,
yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf
keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan
professional (MPKP) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde
keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat
primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah
klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian
masalah tersebut.
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi
dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.
Perawat professional harus dapat menerapkan ronde keperawatan, sehingga
role play tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar
mahasiswa
paham
mengenai
ronde
keperawatan
dan
dapat
Tujuan Khusus:
1. Mengetahui dan memahami pengertian ronde keperawatan
2. Mengetahui dan memahami karakteristik ronde keperawatan
3. Mengetahui tujuan ronde keperawatan
4. Mengetahui manfaat ronde keperawatan
5. Mengetahui dan memahami tipe-tipe ronde keperawatan
6. Mengetahui dan memahami tahapan ronde keperawatan
7. Mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan dalam ronde keperawatan
8. Mengetahui komponen yang terlibat dalam ronde keperawatan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Ronde Keperawatan
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan.
Chambliss (1996), ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang
usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien,
dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan
yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan
secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah
medis.
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat
dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan
bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih
perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan
kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya
serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan
perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota
stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan
pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang
dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat
pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.
perawat
6. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
2.3 Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu:
tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde keperawatan bagi
perawat menurut Armola et al. (2010) adalah:
1. Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
2. Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format
studi kasus
4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
penilaian keterampilan klinis
5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan
Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi
pasien. Hal ini dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan pelaksanaan
ronde keperawatan bagi pasien, yaitu:
1. Mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2. Mengamati pekerjaan staff
3. Membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan
kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4. Memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5. Melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
pengetahuan
perawat.
Peningkatan
ini
bukan
hanya
proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau
mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung
pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round,
physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds
adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physiciannurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat,
sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang
dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat,
ahli gizi serta fisioterapi, dsb.
2.6 Tahapan Ronde Keperawatan
Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :
1. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientation (orientasi).
2. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation
(pengamatan),
instruction
(pengajaran),
summarizing
(kesimpulan).
3. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran),
reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Penetapan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
b.
c.
d.
e.
f.
1)
2)
3)
1)
2)
berikut.
a. Struktur
Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
c. Hasil
1) Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah klien dapat teratasi.
3) Perawat dapat :
a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c) Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
f) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
2.7 Hal Yang Dipersiapkan Dalam Ronde Keperawatan
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa
dilakukan persiapan sebagai berikut:
1. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
2.
3.
4.
5.
6.
yang langka).
Menentukan tim ronde keperawatan.
Mencari sumber atau literatur.
Membuat proposal.
Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?;
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?
Kriteria pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah
pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.
Sasaran
Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu intoleransi
aktivitas
2. Tujuan Khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan
lain.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
Sasaran
Pasien Tn. D umur 40 tahun yang dirawat dikelas II nomer tempat tidur 4 ruang
dalam
Materi
1. Teori askep pasien dengan gagal jantung (COF)
2. Masalah-masalah yang muncul dengan pasien COF dan intervensi
keperawatan pada pasien dengan COF dengan masalah keperawatan
intoleransi aktivitas
Metode
Diskusi
Media
1. Dokumen/ status pasien
2. Sarana diskusi : Kertas, pulpen
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
Tahap
Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Tempat
Pasien
1 hari sebelum
Pra ronde
Pra ronde
Penanggung
Ruang
jawab
Penyakit
Ronde
Kepala ruangan
Nurse
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan tim ronde
3. Menyampaikan identitas dan masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan ronde
Penyajian masalah
(Karu)
station
ronde
5 menit
30 Menit
dalam
PP
Mendengarkan
Nurse
station
Validasi data
4. Mencocokan dan menjelaskan kembali data yang Karu,PP,Perawat,
Mendengarkan
R.
telah disampaikan.
Konselor.
5. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang
Karu,PP,Perawat,
masalah keperawatan tersebut
konselor.
6. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau
respon dan
Perawatan
menjawab
pertanyaan.
serta
rencana
tindakan
yang
akan
dilakukan.
7. Menentukan tindakan keperawatan pada masalah
10 menit
Pasca
ronde
Karu
intervensi Karu,
Superevisor,Pera
wat
konselor,Pembim
bing
Nurse
station
Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan diruang penyakit dalam
b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
ditentukan
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
Menumbuhkan
pemikiran
tentang
tindakan
keperawatan.
keperawatan
yang
predisposisi
gagal
jantung
adalah
penyakit
yang
penumpukan
cairan
yang
BAB 3
Asuhan Keperawatan Pada Tn.D Dengan Gagal Jantung (COF)
di Ruang Penyakit Dalam
3.1 Pengkajian
1.
Anamnesa
Nama
: Tn. D
Usia
: 40 Tahun
Jenis Kelamin
:L
Suku/Bangsa
: Jawa / Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
Tgl MRS
: 2 Mei 2015
memiliki alergi.
Riwayat penyakit keluarga :
Ayah pasien meninggal dengan penyakit jantung.
5) Riwayat pekerjaan/ kebiasaan :
Setiap hari pasien hanya bekerja di sawah. Pasien sering merokok.
Selama 2 hari habis 1 bungkus.
2. Pengkajian
1) Breathing
a) Terlihat sesak dengan aktifitas ringan
b) RR : 27X/menit
c) Penggunaan otot bantu napas
d) Ekspansi dada tidak penuh
e) Wheezing (+)
f) Ronchi (+)
g) Irama irreguler, dangkal
h) Batuk (+)
2) Bleeding
Inspeksi
ekstrimitas
Palpasi
Perkusi
Brain
Kesadaran compos mentis, Sianosis perifer, wajah meringis,
gelisah sambil menangis, merintih, meregang dan menggeliat.
4) Bladder
Oliguria, Edema ekstrimitas
5) Bowel
Mual, muntah, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan
6) Bone
Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap
7) Psikososial
No Pemeriksaa
Hasil
Ket
Normal
13/06/2 1
n
GDS
157 mg/dL
Naik
70-120 mg/dL
011
Ureum
37,38 mg/dL
Naik
10,0-50,0 mg/dL
Creatinin
1,05 mg/dL
Normal
0,60-1,3 mg/dL
SGOT
12 L
Normal
< 25
5
SGPT
Tgl No Jenis
21 L
Hasil
Normal < 25
Ket
Normal
13/ 1
Pemeriksaan
WBC
8,2 x103/L
Normal
1,1-10,9 K/L
06/ 2
RBC
4,98 x 106/L
Normal
4,20-6,30 M/L
11
HGB
15,8 g/L
Normal
12,0-18,0 g/L
LYM
19,4 %L
Normal
0,6-4,1 22,0-40,0 %L
MID
10,8 %M
Normal
0,0-1,8 0,1-19,0 %M
GRAN
69,8 %G
Normal
2,0-7,8 36,0-66,0 %G
HCT
39,3 %
Normal
37,0-51,0 %
MCV
79,0 FL
Normal
80,0-97,0 FL
MCH
31,7 Pg
Normal
26,0-32,0 Pg
10
MCHC
40,2 g/dL
Normal
31,0-36,0 g/dL
11
RDW-CV
13,3 %
Normal
11,5-14,5 %
12
RDW-SD
39,2 Fl
Normal
35,0-56,0 %
13
PLT
228x103 /L
Normal
150.500 L
Tgl
No Jenis pemeriksaan
Diagnosa
13/06/11 1
EKG
a.
HR 102 x/m
b.
4.
Takikardi
Terapi
Tanggal
Nama obat
Dosis
Waktu pemberian
13/06/11
oral :
Carpiaton
1-0-0
Pa
Cravit
0-1-0
Si
Novales
0-0-1
Pa
Q-ten
1-0-1
Pa
Zypras
0-0-1
Ma
Dulcolax
0-0-II
Ma
plazogrel
0-1-0
Monecto
2x1/2
injects :
ceftri
1.2
renatac
2.1
RL + 1Amp Aminop
12tpm
Si
Pa
So
Pa
So
Pa
So
Etiologi
Masalah
Ketidakefektifan
pola nafas
sesak.
DO:
-
RR 27 x/m
Tampak retraksi
dinding dada.
Penggunan
otot
bantu pernafasan.
Bunyi Ronchi (+)
Wheezing (+)
Edema pulmo
DS:
Px mengatakan sesak.
pulmo
Permeabilitas pembuluh darah
pulmo
Perpindahan cairan ke
Penurunan Curah
Px mengatakan sakit
kepala
DO:
ektrasel
jantung
- TD 160/100 mmHg
- RR 27 x/m
- Nadi 102 x/m
Edema paru
Hiperventilasi
Ds :
Pasien
mengatakan
Kompensasi jantung
Intoleransi
atau
kadang
Aktifitas
sesak
Do:
- RR : 27x/mnt
- TD 160/100mmHg
- EKG
mengalami
gangguan
- Diepsneu
02 ke jantung
metabolism anaerob
saat
beraktivitas ringan
- Merasa letih
- Merasa lemah
SV
Ds:
Pasien
mengatakan
Kurang energi
Letargi
Lesu
Tidak mampu
memulihkan
energi setelah
tidur sekalipun
Ds:
Keluarga mengatakan
pasien tidak makan
Do:
-
Nyeri abdomen(-)
Keletihan
Bising
usus
Ketidakseimbang
hiperaktiv
Tampak
kurang
an Nutrisi kurang
minat
dari kebutuhan
dengan
makanan
Membran mukosa
pucat
Ketidak mampuan
memakan
makanan
Ds:
Pasien
mengatakan
sering
batuk
dan
sesak
Do:
-
Batuk (+)
Sputum
jumlah berlebihan
Ronchi (+)
Wheezing (+)
RR 27x/mnt
Napas cepat ,
dangkal
Gelisah
Kesulitan
dalam
mengeluarkan
suara
Ds:
keluarga
pasien
mengatakan
ekstremitas
bawah
pasien benkak
Do:
-
Nadi 102x/mnt
Sianosis
Akral dingin
CRT 4 detik/
Ketidakefektifan
bersihan
napas
jalan
TD
Ketidakefektifan
160/100mmHg
Warna
tidak
perfusi
jaringan
perifer
kembali ketungkai
saat
-
tungkai
diturunkan
Tampak
edem
ekstremitas bawah
Ds:
Keluarga
pasien
mengatakan
pasien
sulit tidur
Do:
-
kurangnya
kebutuhan tidur
memikirkan
kondisinya
Do:
- Pasien
tampak
gelisah
- Tampak
ekspresi
ketidakberdayaan,
ketidakbergunaan
Ds:
pasien
ingin
mengatakan
sembuh
penyakitnya
dari
Do:
-
Tampak gelisah
Insomnia
Kontak mata buruk
Berfokus pada diri
sendiri
- Tampak khawatir
- Peningkatan keringat,
-
Tremor
RR 27x/mnt
TD 160/100 mmHg
Nadi 102x/mnt
Pupil melebar
Sering
kesemutan
Ansietas
pada ekstremitas
Ds :
Pasien
ingin
mengatakan
tahu
tentang
penyakitnya
Do:
- Tampak gelisah
- Keluarga
sering
bertanya
tentang
Kurangpengetahu
an
3.4 Intervensi
No. Dx
Dx 1
Diagnosa keperawatan
Intoleransi aktivitas
Intervensi/NIC
1. Bant klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
2. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yang
sesuai
dengan
psikologi, sosial
3. Bantu
untuk
kemampuan
fisik,
mengidentifikasi
dan
Dx 2
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
b.d Hiperventilasi
DS:
Pasien mengatakan sesak.
DO:
- RR 26 x/m
- Tampak retraksi
Dx. 3
dada.
- Penggunan
otot
pernafasan.
- Bunyi paru krecles
- Edema pulmo
Ketidakefektifan
spiritual
1.
pernafasan
2.
c. Bunyi paru vasikuler
3.
dinding
d. Menunjukkan jalan nafas yang paten 4.
bantu
RR 16-20 x/m
NIC :
oksigenasi
5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
6. Posisikan
NOC :
bersihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
pasien
semifowler
untuk
- Gelisah
Penurunan Curah jantung :
b.d Kerusakan ventrikular
NOC :
DS:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Pasien mengatakan sesak.
selama 1x24 jam diharapkan Curah
Pasien mengatakan sakit
jantung efektif dengan kriteria hasil :
kepala
DO:
a.Tekanan systole dan diastole dalam
TD 160/110 mmHg
rentang yang diharapkan: systol 90-120
RR 26 x/m
Nadi 102 x/m
diastol 40-60.
b.Tidak ada tanda-tanda sianosis
c.Bunyi jantung S1 dan S2
NIC :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
No. Dx
Dx 1
Implementasi
Evaluasi
1. Membant klien mengidentifikasi aktivitas S:
yang mampu dilakukan
Pasien mengatakan sering cepat lelah saat
2. Membantu klien memilih aktivitas konsisten
beraktivitas
sesuai kemampuan fisik, psikologi, sosial
O:
3. Membantu
klien
mengidentifikasi
dan - RR 27 x/m
- TD 160/100mmHg
mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
- Perubahan hasil EKG
aktivitas yang diinginkan
- tampak tidak nyaman
4. Membantu untuk mendapatkan alat bantuan
beraktivitas
aktivitas seperti kursi roda, krek
- dipsneu saat beraktivitas
5. Membantu untuk mengidentifikasi aktivitas - tampak lemah, letih
pasien
saat
yang disukai
A : Intoleransi aktivitas belum teratasi
6. Membantu klien membuat jadwal latihan
P:
7. Membantu
klien
mengidentifikasi
1. Membantu klien memilih aktivitas
kekurangan dalam beraktifitas
8. Menyediakan penguatan positif bagi yang
konsisten sesuai kemampuan fisik,
aktif beraktifitas
9. Membantu klien mengembangkan motivasi 2.
3.
diri dan penguatan
10. Memonitor respon fisik, emosi, sosial, dan
4.
spiritual
psikologi, sosial
Memonitoring jadwal latihan klien
Membantu klien mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktifitas
Membantu klien mengembangkan
emosi,
emosi,
3. Membantu
klien
Lampiran 1
Scenario Roll play
Tokoh drama :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Di ruang penyakit dalam sebuah rumah sakit yang sudah menerapkan model
praktik keperawatan professional, akan dilakukan ronde keperawatan. Tahap
pra ronde keperawatan.
Semua Tim medis berkumpul di ruang pertemuan penyakit dalam.
Karu (habib)
: Assalamualaikum.wr.wb.
Terima kasih untuk semua yang telah hadir disini, dr.
Sutiono, dari ilmu gisi bu dwiana, perawat primer siti, dan
perawat eko. Sesuai dengan rencana yang kita sepakati
sebelumnya,
yaitu
kita
akan
melakukan
ronde
Dimas (pasien) : dada saya sesak pak. Jadi nafsu untuk makan apalagi bubur yang
hambar begini.
Habib (karu)
: iya pak. Tapi setidaknya pak dimas harus tetap makan meskipun
sedikit untuk mendukung kesembuhan pak dimas
Dimas (pasien) : iya pak. Saya itu binggung mau makan sesak. Selama seminggu
bubur dan hambar pak.
Habib (karu)
Habib (karu)
Siti (PP)
Dimas (pasien) : ya sus. Kalau dibuat tidur begitu kadang-kadang juga sesak.
Apalagi tidur seperti ini saya itu lama-lama juga telentang kurang
nyaman sus.
Siti (PP)
Maria (keluarga): saya bantu sus. Jika makan sendiri 2 sendok begitu sesaknya
meningkat dan gemetar sus.
Siti (PP)
Maria (keluarga):jika BAB , Pak dimas selama disini baru 3 kali sus. Yang
pertama saya ajak ke toilet. Kedua pakek pembalut. Dan yang
kemarin terakhir saya ajak ke toilet. Saat ke toilet, saya itu takut
sus, badane gemetar, keringat dingin, dan sesak. Saya suruh
pelan-pelan sus.
Siti (PP)
Habib (karu)
Dr sutiono
Dimas
: iya pak
Dr sutiono
Maria (keluarga):tidak teratur dok. Sejak kemarin dimas tidak mau makan karena
sesak. Makanan dari sini pak dimas juga kurang nafsu dok.
Katanya tidak suka bubur terusan dan rasanya hambar. Jadi susah
makan.
Dwiana (ilmu gisi):begini pak, untuk makanan bubur ini supaya tidak
meningkatkan kerja tubuh pak dimas. Dan mudah dicerna. Jadi
sekarang ini dianjurkan untuk mengurangi tinggi garam, makanan
bersantan, berkaldu pak,bu. Hal ini untuk menunjang kesembuhan
pak dimas.
Jadi pak dimas, diusahakan tetap makan ya. Makanan dari sini
sudah disesuaikan dengan resep yang ditentukan.
Maria (keluarga): iya bu. Dimas ingat-ingat penjelasan bu dwiana. Kalau dirumah
itu sayur yang diminta itu sering bersantan bu. Sayur seperti sop
seperti itu jarang mau bu.
Dwiana (ilmu gisi): lho jangan begitu pak dimas. Begini ya pak dimas bu maria,
bukannya tidak boleh makan. Tai setidaknya dikurangi, jangan
keserinagan. Nanti takut menjadi mengganggu status kesehatan
pak dimas.
Maria (keluarga): berarti ikan yang diasinkan itu juga tidak boleh ya bu. Karena
rumah saya itu dekat tempat pengasinan. Jadi kadang kadang
masak itu. Dan dimas juga suka makan untuk lauk.
Dwiana (ilmu gisi): iya bu. Ikan yang diasinkan juga tidak boleh. Kalau buat
sayur juga jangan terlalu asin nanti takut tekanan darah pak dimas
meningkat dan sesak lagi.
Maria (keluarga):iya bu. Kalau begitu saya akan selalu mengingatkan dimas.
Eko (perawat asociant): coba sekarang pak dimas makan bubur ini
Maria (keluarga)
Eko (perawat asociant):jangan dulu bu. Biar pak dims makan bubur sendiri.
(tampak gemetar pak dimas saat menyendok buburnya yang kedua)
Dr sutiono
Habib (karu)
Eko (perawat asc): kita harus melakukan ronsent dulu pak. Untuk mengetahui
keadaan jantung pasien.
Habib (karu)
Dr sutiono
: Iya pak.
(pemecahan masalah pun telah ditemukan. akhirnya anggota tim ronde keluar).
Habib (karu)
: Iya sudah kalau begitu. Terima kasih banyak pada pak dimas, bu
maria atas kerjasamanya. Mari anggota tim ronde setelah ini
kumpul di ruang pertemuan.
Dr sutiono
Habib (karu)
:Iya dok. Sekian kita akhiri penutupan ronde keperawatan kali ini.
Dan saya ucapkan terima kasih atas kerja samanya.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping
pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akantetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota
tim.
3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Sebagai calon perawat profesional harus dapat memahami dan menguasai
kegiatan ronde keperawatan di lapangan kerja, untuk menyelesaikan masalah
yang belum teratasi oleh klien
2. Bagi institusi
Semoga dapat bermanfaat dan wawasan bagi adik-adik dan rekan mahasiswa
atau pembaca tentang ronde keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.
(2011).Manajemen
Keperawatan:
Aplikasi
dalam
Praktik
-hilangnya
jaringan
kontraktil
(infark
miokard)
Kontraktilitas
miokard
Beban berlebihan
Beban sistolik >
kemampuan
ventrikel (systolyc
overload)
Kontraktilitas
- asupan garam
-ketidakpatuhan
menjalani pengobatan
anti gagal jantung
-IMA(mungkin yang
tersembunyi)
-hipertensi
-aritmia akut
-demam atau infeksi
-emboli paru
-anemia
-tirotoksikosis
-kehamilan
-endokarditis infektif.
faktor pencetus
Preload >
kapasitas
ventrikel
(diastolic
Kebutuhan
metabolik
V dan P akhir
diastolik dalam
ventrikel
Kebutuhan
sirkulasi
tubuh
Kerja
jantung
maksimal
Gangguan
aliran venous
return
Hambatan
pengisian
ventrikel
stroke
volum dan
cardiac
output
Output
ventrikel
Hambatan
pengosongan
ventrikel
CO tinggi
CO
CO
Kebutuhan
belum
terpenuhi
BEBAN
JANTUNG
Penurunan Curah
Jantung
GAGAL
JANTUNG
GAGAL
POMPA
VENTRIKEL
GAGAL POMPA
VENTRIKEL
KANAN
Forward
failure
Suplai
darah ke
jar
Backward
failure
Suplai O2
ke otak
Renal flow
LVED
Tekanan
diastole
Bendungan
atrium kanan
Bendungan
vena sistemik
penimbunan
as.laktat
Tekanan vena
pulmonal
RAA
Metabolis
me
sinkop
Asidosis
metabolik
Penuruna
n perfusi
jaringan
aldosteron
ADH
Retensi Na
+H2O
ATP
fatigue
Intoleransi
aktifitas
Tekanan
kapiler paru
Edema
paru
Risiko tinggi
kelebihan
volume cairan
Terdapat jarak
(cairan ) antara
alveolus-kapiler
Gangguan
pertukaran gas
lien
Beban
Vent
kanan
Hipertroph
i ventrikel
kanan
Penyempit
an
ventrikel
kanan
hepar
splenomeg
ali
hepatomeg
ali
Mendesak
diafragma
Sesak
napas
Pola nafas tidak
efektif
Keterangan:
RAA : Renin Angiostensin Aldosteron
LVED : Left Ventricle End Diastolyc
Kurangnya pengetahuan
b.d kurangnya
pemahaman tentang
penyakit
:
:
Penanggung Jawab
.
Saksi-saksi :
.
Tanda Tangan
1. ..
2. ..
( ..)
(...)