Laporan
Laporan
HACCP
Warung Makan Pojok Luwes
DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
Iriana Adigani
Lintang Sawitri
Rika Nanda D.J
Susi Novitasari
Yusrina Arifah
H3113054
H3113059
H3113079
H3113090
H3113099
dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. Sanitasi adalah salah satu faktor
penentu untuk mewujudkan atau menghasilkan makanan yang aman untuk
dikonsumsi. Secara luas, ilmu sanitasi merupakan penerapan dari prinsipprinsip
yang
akan
membantu
memperbaiki,
mempertahankan,
atau
BAB II
ISI
A. Tujuan
3. Lantai
Pada lantai warung makan Pojok Luwes menggunakan keramik
berwarna putih bermotif. Jika warnanya putih bermotif akan sulit melihat
lantai itu bersih atau kotor. Sedangkan kondisi lantai pada warung makan
ini ada beberapa keramik yang mengalami keretakan serta pertemuan
antara dinding dan lantai membentuk sudut menyiku yang dapat menahan
kotoran. Dari hasil pengamatan tersebut komdisi lantai warung makan ini
tidak sesuai dengan persyaratan GMP. Persyaratan GMP untuk lantai yaitu
keramik harus bewarna terang tujuan agar terlihat kotorannya dan segera
untuk dibersihkan. Kondisi keramik yang baik tidak mengalami keretakan
dan berlubang serta kemiringan yang cukup ke arah pembuangan air,
pertemuan antara dinding dan lantai seharusnya berbentuk setengah
lingkaran atau berbentuk U. Hal ini dilakukan agar tidak ada kotoran yang
terselip di pojokan lantai dan mudah untuk dibersuhkan.
4. Dinding
Pada dinding warung makan ini menggunakan cat warna hijau
terang, warna terang akan mempermudah melihat keadaan kebersihan
dinding. Jadi, jika akan membersihkannya mudah. Permukaan dinding
bagian dalam harus halus dan tidak ada retakan atau celah yang
memungkinkan bahan makanan terakumulasi atau mengendap di dalamnya
dan permukaan dinding tersebut lurus, halus dan rata. Untuk ketinggian
dinding dengan lantai sudah memenuhi syarat yaitu minimal ketinggian
1,5 meter. Kondisi ini sudah sesuai dengan persyaratan GMP, namun
kondisi dinding pada ruang produksi berwarna gelap. Seharusnya ruangan
tersebut dicat bewarna terang, tahan air dan minyak agar dalam proses
produksi tidak terjadi kesalahan dan lebih terjaga kebersihannya.
5. Selokan/pembuangan air limbah
Keadaan selokan pada warung makan ini cukup memprihatinkan,
karena dekat dengan tempat sampah, dapur pemasakan dan juga makanan
siap saji, sehingga mudah terjadinya kontaminasi makanan. Berdasarkan
persyaratan GMP seharusnya mudah dibersihkan dan mudah dalam
Antimon (Sb). Peralatan tidak rusak, gompel, retak dan tidak menimbulkan
pencemaran terhadap makanan. Permukaan yang kontak langsung dengan
makanan harus tidak ada sudut mati, rata halus dan mudah dibersihkan dan
peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
9. Sanitasi cuci (cairan yang digunakan+proses pencucian)
Cairan yang digunakan dalam warung Pojok Luwes adalah cairan
pencuci sunlight. Pada warung makan ini menggunakan dua buah bak air
untuk pencucian. Bak tersebut digunakan sebagai bak pencucian dan bak
pembilasan. Ada air mengalir diatas bak air, tetapi pencucian di bak air
mengambang. Dalam persyaratan GMP yang baik adalah dengan
menggunakan air mengalir agar tidak ada kontaminasi. Cara pencucian alat
harus memenuhi ketentuan yaitu pencucian peralatan harus menggunakan
sabun/detergen air dingin, air panas, sampai bersih dan dibebashamakan
sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau iodophor 12,5 ppm air
panas 80 C selama 2 menit. Untuk aliran pembuangan limbah dari cuci
piring dibuat miring atau melengkung ke bahah, hindari berbentuk sudut.
Hal ini dalakukan agar air dapat mengalir dengan lancar.
benar
Pengeringan peralatan harus memenuhi ketentuan. Peralatan yang sudah
didesinfeksi harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri
dengan bantuan sinar matahari atau sinarsalbuatan/mesin
dan tidak boleh
ah
dilap dengan kain.
Dalam persyaratan SSOP sabun yang digunakan bersifat alkali
(basa). Sabun yang bersifat alkali digunakan untuk membersihkan kotoran
lemak dan protein. Dengan lemak akan membentuk sabun, dengan protein
akan membentuk senyawa terlarut yang mudah dihilangkan dengan
pencucian/pembilasan dengan air. Kelemahannya dapat menyebabkan
karat pada aluminium, kaleng dsb, sehingga pemakaiannya perlu hati-hati
dengan memperhatikan petunjuk pada label yang ada. Tempat mencuci
peralatan harus terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan
mudah dibersihkan, air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air
panas dengan suhu 400C-800C dan air dingin yang bertekanan 15 psi (1,2
kg/cm2),
tempat
pencuci
peralatan
dihubungkan
dengan
saluran
pembuangan air limbah, dan bak pencucian sedikitnya terdiri dan 3 (tiga)
bilik/bak pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun membilas. Tempat
pencuci bahan makanan harus terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak
berkarat dan mudah dibersihkan, bahan makanan dicuci dengan air
mengalir atau air yang mengandung larutan Kalium Permanganat 0,02 %,
dan tempat pencucian dihubungkan dengan saluran pembuangan air
limbah.
10. Pekerja
Pekerja dalam warung ini pelayanannya sudah cukup baik dan
ramah, namun pekerja hanya menggunakan baju biasa dan tidak
menggunakan alat-alat khusus sehingga memudahkan kontaminasi
mikroba. Seharusnya dalam pesyaratan sanitasi pekerja karyawan
memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi, tersedia seragam, dan
digunakan pada waktu jam kerja.setiap karyawan berperilaku bersih dan
sehat, setiap akan melaksanakan kerja cuci tangan terlebih dahulu dan
menggunakan alat (sarung tangan, hairnet) yang bersih bila mengambil
makanan agar mencegah kontaminasi silang.
11. Fasilitas
Pada warung makan Pojok Luwes sudah tersedia fasilitas sanitasi
yaitu seperti tempat cuci tangan dan toilet. Pada tempat cuci tangan
sudah tersedia sabun dalam botol yang jumlahnya cukup untuk
pengunjung dan karyawan, tempat cuci tangan menggunakan air
mengalir. Disitu juga dilengkapi dengan serbet, namun serbet merupakan
sumber kontaminasi, dalam persyaratan gmp menggunakan alat
pengering tangan.
Kondisi toilet dalam warung makan tersebut memprihatinkan yaitu
kondisi dalam toilet kosong tidak ada bak mandi, septicktank, luasnya
sempit, tidak ada penerangan dan juga ventilasi. Maka dari itu belum
memenuhi persyaratan SSOP. Persyaratan toilet seharusnya letak tidak
berhubungan langsung (terpisah dari) dengan dapur, ruang persiapan
makanan, ruang tamu dan gudang makanan. Di dalam toilet harus
tersedia jamban, peturasan dan bak air. Toilet untuk wanita terpisah
dengan toilet untuk pria. Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet
untuk pengunjung. Toilet dibersihkan dengan detergen dan alat
pengering. Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok serta
sabun. Luas lantai cukup untuk memelihara kebersihan. Lantai dibuat
kedap air, tidak licin mudah dibersihkan kelandaiannya/kemiringannya
cukup. Ventilasi dan penerangan baik. Air limbah dibuang ke septic tang,
riol atau lubang peresapan yang tidak mencemari air limbah. Saluran
pembuangan terbuat dan bahan kedap air. Tersedia tempat cuci tangan
yang dilengkapi dengan bak penampung dan saluran pembuangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa
hal, yaitu :
1. Lokasi, atap & langit-langit, dinding, sanitasi cuci dan peralatan sudah
sesuai dengan SSOP.
2. Lantai, selokan, tata letak, kondisi dapur, pekerja, fasilitas belum
memenuhi SSOP.
3. Pengamatan menunjukkan hasil yang hampir seimbang antara kesesuaian
dengan SSOP dan ketidaksesuaian dengan SSOP.
B. Saran
Sebaiknya pemilik warung makan Pojok Luwes lebih memperhatikan
standar sanitasi karena masih banyak persyaratan SSOP yang belum
terpenuhi. Pekerja seharusnya diberi pengertian dan pelatihan untuk
memenuhi standar bersama-sama sehingga dapat tercipta warung makan yang
sesuai persyaratan mutu dan jauh dari kontaminasi. Audit secara berkala juga
harus dilakukan untuk terus memantau dan mengetahui perkembangan dari
penerapan standar sanitasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Trisna Erawati dan Retno Adriyani. 2008. Higiene dan Sanitasi Nasi
Tempe Penyet Pedagang Kaki Lima Jalan Karangmenjangan Surabaya.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol4, No.2, Januari 2008 : 69-80.
Kanisius. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan
Makanan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Marpaung, N., Santi, Devi N. dan Irnawati Marsaulina. 2012. Hygiene Sanitasi
Pengolahan dan Pemeriksaan Escherichia Coli dalam Pengolahan
Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik
tahun 2012. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Suprapti, M. Lies. 2004. Teknologi Pengolahan Pangan Jelly Jambu Mete.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Yunita, Fitria Bunga. 2008. Verifikasi Penerapan GMP dan SSOP melalui
Pengujian Produk pada Unit Pengolahan Yogurt di Salah Satu Koperasi
Peternak Sapi (KSP) di Bandung. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Warung makan ayam bakar dan ayam goreng tulang lunak Pojok Luwes