EDITORIAL Obstructive Sleep Apnea
EDITORIAL Obstructive Sleep Apnea
Gambar 1: Angka kejadian OSA (AHI 15) pada berbagai penyakit.dibandingkan terhadap
berbagai populasi baik yang normal maupun populasi dengan penyakit lainnya.
(Dikutip dari 6)
ETIOLOGI
Etiologi OSA adalah keadaan kompleks yang saling mempengaruhi
berupa neural, hormonal, muskular dan struktur anatomi, contohnya :
kegemukan terutama pada tubuh bagian atas dipertimbangkan sebagai risiko
utama untuk terjadinya OSA. Angka prevalens OSA pada orang yang sangat
gemuk adalah 42-48% pada laki-laki dan 8-38% pada perempuan. Penambahan
berat badan akan meningkatkan gejala-gejala OSA.8
Faktor risiko untuk terjadinya OSA :4-7
A. Terdapat tiga faktor risiko yang diketahui :
1. Umur
prevalens
dan
derajat
OSA
meningkat
sesuai
dengan
bertambahnya umur.
2. Jenis kelamin : Risiko laki-laki untuk menderita OSA adalah 2 kali lebih
tinggi dibandingkan perempuan sampai menopause.
3. Ukuran dan bentuk jalan napas :
a. Struktur kraniofasial (palatum yang bercelah, retroposisi mandibular).
b. Micrognathia (rahang yang kecil).
c. Macroglossia (lidah yang besar), pembesaran adenotonsillar.
d. Trakea yang kecil (jalan napas yang sempit).
Faktor-faktor lain yang juga berpengaruh pada derajat OSA adalah desaturasi
oksigen, kualiti hidup dan tingkat mengantuk di siang hari.
DIAGNOSIS OSA
Baku emas untuk diagnosis OSA adalah melalui pemeriksaan tidur
semalam dengan alat polysomnography / PSG). Parameter-parameter yang
direkam pada polysomnogram adalah electroencephalography (EEG), electrooculography
(pergerakan
bola
mata),
electrocardiography
(EKG),
Saat ini sudah banyak terdapat alat Polisomnografi yang sifatnya portable
atau bergerak, kemudahan alat ini mampu mengurangi biaya serta
mempermudah bagi pasien yang akan melakukan pemeriksaan polisomnografi,
akan tetapi alat ini mempunyai keterbatasan. American of sleep medicine (
gambar 6).
TATALAKSANA OSA
Secara umum terapi untuk mengatasi gangguan tidur pada OSA dapat
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :10-15
1. Intervensi bedah :
Pembedahan hidung; bedah plastik untuk palatum, uvula dan faring;
somnoplasty; trakeostomi.
2. Perubahan gaya hidup :
Menurunkan berat badan; menghindari alkohol dan obat-obatan pembantu
untuk tidur; menghindari kelelahan yang sangat dan mengkonsumsi kafein.
3. Alat-alat buatan :
Alat untuk mereposisi rahang dan mencegah lidah jatuh ke belakang
(mempertahankan posisi lidah); cervical collars atau bantal; CPAP.
Pasien yang menggunakan CPAP < 2 jam tiap malam hari (misalnya :
pada pasien yang tingkat kepatuhannya rendah) mempunyai 21% fungsi
daya ingat yang normal.
Pasien yang menggunakan CPAP 2-6 jam tiap malam mempunyai 44%
fungsi daya ingat yang normal.
Tanda keberhasilan terapi OSA adalah pasien OSA dapat tidur lebih baik,
merasa lebih segar pada waktu bangun tidur dan terjadi penurunan tekanan
darah serta
penggunaan
CPAP
merupakan
faktor-faktor
penentu
terhadap
KESIMPULAN
OSA (Obstructive Sleep Apnea) merupakan penyakit yang sering dijumpai
pada gangguan pernapasan saat tidur, di dasari oleh berbagai mekanisme dan
faktor predisposisi yang kompleks serta memerlukan penanganan tepat demi
mengurangi dampak yang diakibatkannya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Budhi Antariksa
Department Pulmonologi &
Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI
AGD