Notulensi Indonesian Women's Forum
Notulensi Indonesian Women's Forum
Legal Forum: the rights of Indonesian Women and Children in Mix-Marriage Situation
Moderator: Yasmine Soraya LLM
Panel: Martine Flipse (A&F Legal consultant), Enggi Holt, dan June Kuncoro H. (KBRI
Belanda)
Materi MartineFlipse:
Tujuan untuk tinggal di Belanda ada beberapa kategori, yaitu: staying with spouse,
study, research, and work. Ketika memilih untuk staying with spouse, kita akan
mendapatkan recidence permit setelah 5 tahun.
Jika KDRT terjadi setelah 5 tahun dan sudah mendapatkan recidence permit, tidak
akan sulit jika memutuskan untuk berpisah. Jika belum, ini adalah tantangan yang
cukup sulit dan untuk mengatasinya harus mengajukan humanitarian permanent
recidence permit.
Proses pertama adalah kita harus membuktikan bahwa KDRT itu memang nyata, kita
harus menunjukkan bukti KDRT dengan dokumen dari polisi atau public prosecutor
services dan dokumen dari rumah sakit. Selanjutnya, kita harus melaporkan semua
bukti kekerasan kepada polisi (foto, dokumen, catatan medis, dll). Jika tidak
mempunyai residence permit, kita dapat mengajukan recidence permit sementara
selama 1 tahun, setelah itu kita harus menemukan alasan lain untuk tinggal (lihat poin
1).
Jika terjebak Human Trafficking dan tidak mempunyai izin tinggal, kita harus
melaporkannya kepada polisi. Jika kita mau bekerjasama dengan polisi untuk melacak
dan mengadili pelaku, laporan dan pernyataan kita dapat digunakan untuk mengajukan
izin tinggal selama 1 tahun untuk durasi investigasi. Jika human trafficking tidak
terbukti, kita harus menemukan tujuan lain untuk tinggal.
Menurut UU Agraria, WNA tidak boleh memiliki hak kepemilikan atas propertI di
Indonesia, hak pakai boleh.
Perjanjian pra nikah yang dibuat di hadapan notaris Belanda dapat berlaku jika
dituangkan kembali dalam akta notaris yang dibuat di hadapan pejabat notaris
Indonesia.
KBRI menyadari pentingnya sosialisasi, kerjasama bersama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, mari bahu-membahu dalam menyebarkan informasi ini seluas-luasnya
Perkawinan campuran itu bersifat sah jika sesuai dengan ketentuan dan peraturan
kedua negara.
Pasangan Indonesia dapat menjadi sponsor bagi pasangan atau anaknya yang
berkewarganegaraan asing untuk tinggal dan menetap di Indonesia. Anak yang
berwarganegara asing dapat mengajukan izin tinggal berdasarkan sponsor orang tua
yang WNI.
Pengaturan harta bersama dapat dilakukan dengan perjanjian kawin atau pisah harta.
Permasalahan:
o Belum ada sinkronisasi hukum terkait pisah harta.
o Jika pasangan yang ingin melakukan perjanjian pisah harta ingin membeli
properti, maka masing-masing harus memenuhi persyaratan bank jika ingin
mengajukan kredit, seperti jumlah penghasilan. Artinya, perjanjian pisah harta
hanya dapat dipetik manfaatnya jika suami dan istri sama-sama berpenghasilan
cukup.