I.
PENDAHULUAN
A. Prinsip Percobaan :
Asetilasi
B. Maksud dan Tujuan :
1) Secara Umum
2) Secara Khusus
Pembuatan
Dengan mereduksi Nitrobenzen dengan campuran Fe dan HCl
NO2
+ 6H
NH2
Fe + HCl
Nitrobenzen
+ 2H2O
Anilin
NH2
NH2SO3H
NH2
+ H2SO4
+ H2O
SO3H
Anilin jika bereaksi dengan HCL dan HNO 2 pada suhu
dibawah 5C, akan membentuk garam diazobium.
NH2
N2Cl
+ HNO2 + HCl
+ 2H2O
NH2Cl
+ HCl
NH2Cl
+ HNO2 + HCl
+ 2H2O
C6H5N2Cl + 2H2O
Kegunaan Anilin:
Sebagai bahan pembuat cat
Sebagai bahan pembuat zat warna
Sebagai bahan plastic
Sebagai bahan baker roket
Sebagai bahan peledak
CH3 C O C CH3
Asam asetat memiliki bau yang khas, asam asetat murni disebut
asam asetat glassial.
CH3COOH +
CH3COOH
Bereaksi dengan alkohol dan fenol membentuk eter
O
CH3 C O C CH 3 + CH3OH
CH 3 C
OCH3 + CH3COOH
O
OH
CH3 C O C CH 3 +
O
CH 3 C O
+ CH3COOH
3) Benzena
Benzen merupakan senyawa aromatis yang paling sederhana.
Rumus umum
CH
HC
CH
C
H
Ni
H2 C
C H2
H2 C
C H2
C
H2
Mudah tersubtitusi
Halogenasi : C6H6 + Cl2
Akilasi
dengan
C6H5Cl + HCl
katalis
FeCl3
C6H6
R-Cl
C6H5R + HCl
H SO
C6H5NO2 + H2O
Sulfonasi :
2t
SO3H
H2SO4
SO3
40OC
lt
+ SO3H
C6H5COCH3 +
AlCl3
HCl
O
80C
Kegunaan Benzena
Sebagai pembuatan senyawa aromatic lainnya
sebagai bahan baku inustri petrokimia seperti Nilon, Stiren,
Deterjen, Insektisida
B. Produk
1) Acetanilide
Acetanilide didapat dari reaksi antara aniline dengan anhidrida
asam
asetat
kemudian
dikristalisasi
lalu
diherkristalisasi.
NHCOCH3
NHCOCH3
NO2
HNO3-H2SO4
NO2
Sulfonasi :
NHCOCH3
NHCOCH3
H2SO4
SO2H
Reduksi :
C6H5NHCOCH2
Li
C6H5NHCH2CH3
Halogenasi:
NHCOCH3
NHCOCH3
Br HOAC
NH2
80OC
H+/OHBr
Br
Mudah menguap
Kegunaan Acetanilide
Sebagai penstabil peroksida
Dalam pembuatan zat antara zat celup
Dalam pembuatan karet dan sufat
Dalam pembuatan sebagai analgesik
Sebagai antibiotik dan obat-obatan
C. Proses Reaksi
Zat ini didapat dari reaksi antara aniline dengan anhidrida asam,
kemudian untuk mendapatkan kristal dapat dilakukan pemisahan
dengan cara kristalisasi yang berdasarkan pada perbedaan daya larut
suatu zat.
O
NH2
NH C CH3
+ (CH3CO)2O
(Anilin)
(Anhidrida Asam)
+ CH3COOH
(Acetanilide)
didinginkan
akan mengkristal
terlebih
dahulu.
Kalau
Pembentukan Inti
Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil
yang dapat terbentuk secara cara memperkecil kristal-kristal
yang ada dalam alat kristalisasi atau dengan menambahkan
benih kristal ke dalam larutan lewat jenuh.
Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu
:
Transportasi molekul-molekul atau (ion-ion dari bahan
yang akan di kristalisasikan) dalam larutan kepermukaan
kristal dengan cara difusi. Proses ini berlangsung semakin
cepat jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin besar.
Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal.
Semakin luas total permukaan kristal, semakin banyak
bahan yang di tempatkan pada kisi kristal persatuan waktu.
2) Syarat-Syarat kristalisasi :
Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis
dengan menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat
dicapai dengan pendinginan larutan panas yang jenuh.
Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit
dengan menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai
dengan penguapan sebagian pelarut.
divakumkan.
Sebagian
pelarut
menguap,
panas
makin
sulit
bergerak
dan
mulai
mengatur
5) Ukuran kristal
Ukuran kristal tergantung dari kecepatan pembentukkan inti
kristal (partikel kristal yang amat kecil, yang terbentuk secara
spontan akibat dari keadaan larutan yang lewat jenuh) dan
pertumbuhan kristal, artinya tergantung pada kondisi kristalisasi.
6) Herkristalisasi
Merupakan salah satu cara permurnian zat padat dengan cara
melarutkan zat padat tersebut dala suatu pelarut, kemudian
dikristalkan kembali.
7) Langkah-Langkah kristalisasi
Kemurnian hasil
Sebagian besar cairan induk yan terkandung terpisah
(dipisahkan) dari kristal dengan cara filtrasi dan sentry fungsi,
sedang sisanya dikeluarkan dengan mencucinya dengan pelarut
encer. Efekifitas langkah pemurnian tergantung pada ukuran
dan keseragaman kristal.
Perolehan
Pada kebanyakan proses kristalisasi , kristal dan cairan
induk berada pada waktu yang cukup lama sehingga mencapai
keseimbangan, dan cairan induk itu jenuh pada suhu akhir
proses itu. Perolehan dari proses itu dapat dihitung dari
konsentrasi larutan awal dan kelarutan pada suhu akhir. Selama
proses itu terjadi penguapan yang cukp besar, kuantitasnya
harus diketahui atau dapat diperkirakan, oleh karena kuantitas
yang terakhir ini tetap berada dalam fase zat cair selama
berlangsungnya kristalisasi.
Laju nukleasi
Adalah banyaknya partikel baru yang terbentuk persatuan
waktu persatuan volume magma atau larutan induk bebas zat
padat. Nukleasi digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu
nukleasi palsu, nukleasi primer, dan nukleasi sekunder.
Laju pertumbuhan
Adalah suatu proses difusi, yang dimofikasi oleh pengaruh
permukaan padat pada tempat pertumbuhan itu berlangsung.
Molekul-molekul atau ion-ion zat terlarut mencapai muka
kristal yang tumbuh itu dengan cara difusi melalui fase zat cair.
Statif
Condensor
Pemanas listrik
Saringan pemanas
Labu didih
Corong glass
Bunzen
Thermometer
Beaker glass
Aniline
Benzene
Es
B. Prosedur
1) 5 gr Anilin dicampurkan dengan 20cm3 Benzen.
2) Campuran dimasukan kedalam labu als bulat yang mempunyai pendingin tegak.
3) Kemudian dipanaskan diatas pemanas listrik sampai mendidih.
4) Kemudian cairan tersebt yang mendidih dimasukkan larutan anhidrida asam cuka
sedikit demi sedikit melalui pendingin sebanyak 6 gr.
5) Reaksi eksoterm, maka akan terlihat mendidih lebih keras.
6) Jika cairan mendidih terlalu keras, agar pemanasan dikurangi.
7) Jika anhidrida asam cuka sudah dibubuhkan semua, larutan masih harus
dipanaskan selama 30 menit diatas pemanas listrik.
8) Kemudian cairan yang masih panas dimasukkan kedalam gelas beakerglass yang
berisi es.
9) Kemudian diherkristalisasi dengan karbon aktif.
10) Hitung rendemen teoritis dari hasil yang didapatkan.
C. Rangkaian Alat
1) Keterangan alat:
1. Statif
4. Klem
2. Pemanas listrik
5. Tutup gabus
3. Labu didih
6. Termometer
7. Condensor
5 gr
4.9 mL 5 mL
1.02 gr/mL
Mol = gr =
5 gr
Mr
= 0.0538 mol
93 gr/mol
2) Benzene (C6H6)
V = 20 cm3 = 20 mL
3) Anhidrida Asam (CH3CO)2O
V = m =
Mol = gr =
6 gr
5.55 mL 6 mL
1.08 gr/mL
6 gr
= 0.0588 mol
Mr
102 gr/mol
: mol x Mr
: 0.0538 mol x 135 gr/mol
: 7.263 gr
73.08 gr
69.60 gr
Berat kristal
3.48 gr
7) Rendeman teoritis :
3.48 gr
x 100% = 47.91%
7.263 gr
V. PEMBAHASAN
1) Pada saat penambahan anhidrida asam cuka campuran mendidih keras karena reaksi
eksoterm
2) Setelah anhidrida asam diteteskan semua, dilakukan pemanasan 30 menit karena
waktu 30 menit yaitu waktu yang optimal, sehinga zat yang didalam larutan benarbenar bereaksi dan kristal yang didapat banyak.
3) Setelah dilakukan pemanasan selama 30 menit, larutan yang masih panas dituangkan
langsung kedalam es sehingga terbentuk kristal yang menggumpal, hal ini disebabkan
karena terjadi kontak langsung dengan pendingin (es batu)
4) Fungsi penambahan norit adalah untuk mengikat kotoran-kotoran yang ada dalam
kristal, maka pengotor diadsorpsi dan dapat disaring bersama-sama dengan bahan
adsorben
5) Pada saat penuangan setelah pemanasan terbentuk amorf karena perubahan suhu yang
mendadak dan warna kuning yang merupakan warna dari campuran
6) Pada saat penyaringan dengan saringa saringan pemanas, Bunsen harus tetap menyala
agar kristal akan terbentuk dikertas saring
7) Pada kertas saringan I bagian bawah berwarna hitam dilarutkan kembali karena
didalam kertas saring masih terdapat acetanilide
8) Pada pelarutan kembali dalam proses herkristalisasi, campuran sukar larut mungkin
karena air yang belum terlalu panas, sebab acetanilide tidak bisa larut dalam air
dingin.
VI.
KESIMPULAN
1) Proses yang dilakukan adalah kristalisasi dan herkristalisasi untuk mendapatkan
kristal acetalinide
2) Air yang digunakan dalam melarutkan campuran harus panas
3) Acetanilida didapat dari mereaksikan aniline dan anhidrida asam cuka
4) Prinsip dari percobaan ini adalah asetilasi
5) Kristal yang didapatkan berwarna putih