PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai adanya pencapaian diagnosa yang ditemukan pada
klien Tn. J dengan isolasi sosial serta membandingkan dengan beberapa referensi atau acuan
yang ada dengan masalah utama isolasi sosial. Kemudian membandingkan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek, dalam ruang lingkup proses keperawatan dari pengkajian sampai
evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Pada pengkajian pengumpulan data dilakukan menggunakan format pengkajian
perawatan jiwa yang telah ditetapkan. Pengkajian merupakan tahap awal dalam mengumpulkan
data pada klien. Data didapatkan melalui wawancara (auto/allo-anamnesa), pemeriksaan fisik
(observasi, auskultasi, palpasi dan perkusi) dan hasil pengukuran. Data berasal dari
klien,keluarga klien tenaga kesehatan, catatan lain dan data sekunder lainnya, data bisa objektif
maupun subjektif.
URUTAN NARASI DI PEMBAHASAN DISESUAIKAN DENGAN URUTAN DI
FORMAT PENGKAJIAN. Mulai dari factor predisposisi kemudian, pemeriksaan fisik, konsep
diri dst sampai akhir (yang ada masalah keperawatannya aja)..Jangan loncat-loncat. Berikut
contoh 1 paragraf.
Masalah psikologis sebagai faktor predisposisi masalah isos pada Tn. J merupakan salah
satu diantara beberapa kemungkinan penyebab masalah tersebut. Menurut ., (th), factor
predisposisi yang mungkin muncul pada pasien isos adalah akibat (Kemudian bandingkan
dengan kasus. Apa persamaannya dan/atau apa perbedaannya?) Misalnya Pada kasus Tn. J
didapati bahwa Tn. J mulai tidak berinteraksi dengan orang lain sejak ditinggal wafat oleh ibunya
tahun lalu. Terdapat kemungkinan bahwa Tn. J menarik diri karena Tn. J berduka atas
kepergian ibunya, sehingga faktor predisposisi pada kasus ini adalah factor psikologis. Hal ini
sesuai dengan teori dimana masalah psikologis dapat menyebabkan seseorang menarik diri
(referensi, th).
Menurut data teoritis secara umum dari faktor pfredisposisi diterangkan bahwa Isolasi Sosial
dapat terjadi dari berbagai faktor berupa faktor psikologis???, biologis, faktor genetik, faktor
sosial budaya, yang pasti mungkin terlihat dalam perkembangan suatu kelainan psikologis
tampak bahwa individu yang berada pada resiko tinggi terhadap kelainan ini adalah mereka yang
memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama ( orang tua saudara kandung yang lain )
dan dikeluarga hanya klien yang mengalami gangguan jiwa.
Sedangkan pada kasus klien kelolaan di dapatkan beberapa data dari teori yang ada seperti
perasaan malu, lebih senang menyendiri, melamun, menawab pertanyaan dengan singkat,
pandangan kosong, kontak mata kurang, kurang memperhatikan cara berpakaian, ekspresi wajah
datar. Data-data di peroleh dari proses pengkajian . jika di bandingkan dengan teori maka ada
beberapa dat a yang tidak di temukan perawat pada klien, hal itu disebabkan keterbatasan
perawat dalam menggali atau mengeksplorasi klien.
B. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang ditemukan, pada kasus klien isolasi social berdasarkan teori ada 4
diagnosa keperawatan yaitu: isolasi sosial, harga diri rendah, deficit perawatan diri, resiko
gangguan sensori persepsi halusinasi. Sedangkan pada kasus klien kelolaan didapatkan 4
diagnosa keperawatan yaitu:
1. Isolasi social
2. Harga Diri Rendah
3. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
4. Berduka disfungsional
Pada kasus ini kami mengangkat diagnosa utama isolasi sosial, karena masalah yang dialami
klien berupa isolasi sosial yang di akibatkan oleh faktor lingkungan, di mana klien mengalami
pengalaman yang tidak menyenangkan di dalam kehidupan keluarganya berupa kematian orang
tua yakni ibu kandungnya.sangat menonjol dibandingkan diagnose yang lain.
C.
Implementasi
menarik diri dan tanda serta gejalanya , memberikan pujian terhadap kemampuan
klienmengungkapkan perasaannya , mengkaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain, serta mendorong dan membantu klien untuk berhubungan
dengan orang lain.
E.
Evaluasi
Evaluasi
dilakukan dari awal hingga akhir kegiatan yaang setiap kali berinteraksi
SEGERA DIBUAT YA. TINGGAL BEBERAPA JAM LAGI. BAGI TUGAS DENGAN
ANGGOTA KELOMPOKNYA.