Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan masalah yang tidak jarang


ditemukan pada anak. Kemajuan yang pesat dalam pengelolaan menjadikan
prognosis penyakit ini membaik sehingga pengenalan dini GGK merupakan
masalah yang penting. Membaiknya pengobatan pada akhir-akhir ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu bertambahnya pengertian tentang patofisiologi GGK,
aplikasi yang tepat dari prinsip pengelolaan medis GGK, dan kemajuan teknologi
dalam tehnik dialisis serta transplantasi ginjal. Pada saat ini, telah dimungkinkan
pengelolaan GGK pada anak yang sangat muda, pengelolaan ditujukan untuk
mempertahankan kemampuan fungsional nefron yang tersisa selama mungkin dan
memacu pertumbuhan fisik yang maksimal, sebelum dilakukannya dialisis atau
transplantasi.1
Sulit untuk menentukan secara pasti angka kejadian GGK pada anak. Pada
tahun 1972, American Society of Pediatric Nephrology memperkirakan diantara
anak yang berumur di bawah 16 tahun terdapat 2.5-4 persejuta populasi dari umur
yang sama menderita GGK pertahunnya.4 Di negara Inggris, Gagal Ginjal
Terminal pada anak dalam tahun 1997- 1999 penderita Gagal Ginjal Terminal per
tahun pada anak berumur kurang dari 18 tahun adalah 7.4 persejuta populasi pada
umur yang sama, dimana anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan anak
perempuan, dengan perbandingan laki-laki : perempuan adalah 1.76:1. Esbjorner
(1997) dari Swedia melaporkan insiden tahunan Gagal Ginjal Terminal sebesar
6.4 (4.4-9.5) per sejuta anak berusia 16 tahun pada periode tahun 1986-1994.2
Di Jepang, Hattori (2002) melaporkan pada tahun 1998, prevalensi Gagal
Ginjal Terminal pada anak-anak yang berusia antara 0-19 tahun sebanyak 22 per
sejuta populasi dari umur yang sama. Anak-anak yang berusia lebih tua
mempunyai prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan adik-adiknya. Penyebab
utama terjadinya Gagal Ginjal Terminal di Jepang adalah hipoplasia/displasia
ginjal dan glomerulosklerosis fokal segmental. Insiden pasien baru Gagal Ginjal
Terminal adalah 4 per sejuta populasi dari umur yang sama pada tahun 1998.3,4

Angka kejadian GGK pada anak di Indonesia yang bersifat nasional belum
ada. Pada penelitian di 7 rumah sakit Pendidikan Dokter Spesialis Anak di
Indonesia didapatkan 2% dari 2889 anak yang dirawat dengan penyakit ginjal
(tahun 1984-1988) menderita GGK. Di RSCM Jakarta antara tahun 1991-1995
ditemukan GGK sebesar 4.9% dari 668 anak penderita penyakit ginjal yang
dirawat inap, dan 2.6% dari 865 penderita penyakit ginjal yang berobat jalan.
GGK pada anak umumnya disebabkan oleh karena penyakit ginjal menahun atau
penyakit ginjal kongenital. Angka kejadian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soetomo Surabaya selama 5 tahun (1988-1992) adalah 0,07% dari seluruh
penderita rawat tinggal di bangsal anak dibandingkan di RSCM Jakarta dalam
periode 5 tahun (1984-1988) sebesar 0,17%.4,5

Anda mungkin juga menyukai