PENDAHULUAN
Kolesistitis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu,
biasanya berhubungan dengan batu kandung empedu yang tersangkut pada
duktus sistikus dan menyebabkan distensi kandung empedu. Kasus kolesistitis
ditemukan pada sekitar 10% populasi, sekitar 90% kasus berkaitan dengan batu
empedu, sedangkan 10% sisanya tidak. Kasus minoritas yang disebut juga
dengan istilah acalculous cholecystitis ini, biasanya berkaitan dengan pasca
bedah umum, cedera berat, sepsis (infeksi berat), puasa berkepanjangan, dan
beberapa infeksi pada penderita AIDS. Individu yang berisiko terkena
kolesistitis antara lain adalah jenis kelamin wanita, umur tua, obesitas, obatobatan, kehamilan, dan suku bangsa tertentu. Untuk memudah kan mengingat
faktor-faktor risiko terkena kolesistitis, digunakan 4F dalam bahasa inggris
(female, forty, fat, and fertile). Selain itu kelompak penderita batu empedu tentu
salah lebih berisiko mengalami kolesistitis daripada yang tidak memiliki batu
empedu.
Kolelitiasis adalah terdapatnya batu dalam kandung empedu. Kedua
penyakit di atas dapat terjadi sendiri saja, tetapi sering dijumpai bersamaan
karena keduanya saling berkaitan. Sekitar 95% penderita peradangan kandung
empedu akut, memiliki batu empedu. Kadang suatu infeksi bakteri
menyebabkan terjadinya peradangan.
Batu empedu dapat menyebabkan kolesititis dengan cara batu empedu
yang menyumbat saluran empedu akan membuat kandung empedu meregang,
sehingga aliran darah dan getah bening akan berubah, terjadilah kekurangan
oksigen dan kematian jaringan empedu. Sedangkan pada kasus tanpa batu
empedu, kolesistitis lebih disebabkan oleh faktor keracunan empedu
(endotoksin) yang membuat garam empedu tidak dapat dikeluarkan dari
kandung empedu.
Insiden kolelitiasis atau batu kandung empedu di Amerika Serikat
diperkirakan 20 juta orang yaitu 5 juta pria dan 15 juta wanita. Pada
pemeriksaan autopsi di Amerika, batu kandung empedu ditemukan pada 20 %
wanita dan 8 % pria. Angka kejadian di Indonesia diduga tidak berbeda jauh
dengan angka di negara lain.
Tiap tahun 500.000 kasus baru dari batu empedu ditemukan di Amerika
Serikat. Kasus tersebut sebagian besar didapatkan di atas usia pubertas,
sedangkan pada anak-anak jarang. Orang gemuk ternyata mempunyai resiko tiga
kali lipat untuk menderita batu empedu. Avni Sali membuktikan bahwa diet
tidak berpengaruh terhadap pembentukan batu, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi jenis batu yang terbentuk. Hal ini disokong oleh peneliti dari
Jepang yang menemukan bukti bahwa orang dengan diet berat biasanya
menderita batu jenis kolesterol, sedangkan yang dietnya tetap biasanya
menderita batu jenis pigmen. Faktor keluarga juga berperan dimana bila
keluarga menderita batu empedu kemungkinan untuk menderita penyakit
tersebut dua kali lipat dari orang normal.
Batu kandung empedu biasanya baru menimbulkan gejala dan keluhan
bila batu menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus. Oleh karena itu,
gambaran klinis penderita batu kandung empedu bervariasi dari yang berat atau
jelas sampai yang ringan atau samar bahkan seringkali tanpa gejala (silent
stone).
Banyak penderita batu kandung empedu tanpa gejala dan ditemukan
secara kebetulan pada waktu dilakukan foto polos abdomen, USG, atau saat
operasi untuk tujuan yang lain.
Dengan perkembangan peralatan dan teknik diagnosis yang baru USG
maka banyak penderita batu kandung empedu yang ditemukan secara dini
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Semakin
canggihnya peralatan dan semakin invasifnya tindakan pengobatan sangat
mengurangi morbiditas dan moralitas.
Diagnosis kolesistitis atau kolelitiasis didasarkan dari hasil kolesistografi
atau ultrasonografi menunjukkan adanya batu atau malfungsi kandung empedu.
Pemeriksaan USG bisa membantu memperkuat adanya batu empedu dalam
kandung empedu dan bisa menunjukkan penebalan pada dinding kandung
empedu. Diagnosis yang paling akurat diperoleh dari pemeriksaan skintigrafi
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
: Ny. A
: 60 Tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Kuala Cangkoi, Kecamatan Lapang
Kabupaten: Aceh Utara
: Islam
: 07 39 19
: 18/01/2016
: 29/01/2016
Agama
No. RM
Tanggal masuk
Tanggal keluar
2.2 Anamnesis
2.2.1 Keluhan Utama : nyeri perut kanan atas
2.2.2 Keluhan Tambahan : mual, muntah, mata kuning, demam, BAK kuning
pekat, tidak nafsu makan.
2.2.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar keluarga ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Cut Meutia
dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang dialami sejak 5 hari SMRS. Nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, tiba-tiba dan menetap dengan intensitas berat
selama 1-3 jam kemudian menghilang perlahan-lahan dan selanjutnya nyeri
muncul kembali. Nyeri dirasakan dari perut kanan atas hingga bagian ulu hati
tetapi tidak menjalar sampai ke bahu kanan dan punggung. Nyeri seperti ini
dirasakan terus menerus selama 5 hari terakhir. Jika nyeri muncul pasien
sampai keringat dingin menahan rasa nyeri dan tidak dapat melakukan
aktivitas apapun. Pasien biasanya hanya berbaring di tempat tidur jika
serangan nyeri datang. Nyeri dirasakan bertambah apabila pasien menarik
napas dalam. Nyeri juga tidak berkurang dengan mengonsumsi makanan.
Keluhan nyeri dada dan gatal-gatal disangkal.
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sejak mengalami nyeri perut
ini. Pasien muntah 4 kali saat 1 hari SMRS, muntahnya berisi makanan,
banyak, dan tidak ada darah. Setiap kali makan pasien mengaku sering merasa
mual. Nafsu makan menurun semenjak pasien sakit. Pasien juga mengalami
demam sejak 2 hari SMRS, demam dirasakan terus menerus dan tidak disertai
menggigil. Demam meningkat terutama saat nyeri muncul. Demam turun jika
diberi obat penurun panas.
Pasien juga mengeluhkan matanya menjadi kuning. Pasien tidak
memperhatikan sejak kapan matanya menjadi kuning. Namun, menurut
pasien, saat sebelum masuk rumah sakit (di rumah) matanya belum sekuning
seperti saat ini. Sejak di rumah sakit selama berhari-hari ini, semakin hari
semakin terlihat jelas mata menjadi semakin kuning.
Pasien juga menyatakan bahwa warna BAK pasien menjadi kuning pekat
sejak 4 hari SMRS hingga saat ini dengan frekuensi BAK 2-3x/hari, nyeri saat
BAK (-), berpasir (-). BAB pasien lancar, bewarna kuning kecoklatan,
konsistensi padat lunak, dengan frekuensi BAB 1 kali/hari, nyeri saat BAB (-),
BAB berlendir (-), darah/kehitaman (-).
2.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Sewaktu masih muda, pasien menyatakan pernah mengalami nyeri di perut
kanan atas juga yang hilang timbul, tetapi tidak separah saat ini dan bertambah
setelah penderita makan makanan bersantan dan berlemak dan oleh dokter
dinyatakan mengalami batu empedu tetapi pasien tidak mau dioperasi.
Riwayat sakit maag, diabetes melitus, hipertensi, batu ginjal, asma, stroke
disangkal.
2.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan yang sama pada anggota keluarga yang lainnya disangkal.
Riwayat diabetes melitus, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya pada
anggota keluarga yang lain disangkal oleh pasien.
2.2.6
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak ingat pernah mengonsumsi obat apa pada penyakit
Riwayat Alergi
Riwayat Psikososial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pasien mengatakan bahwa
sewaktu muda pasien sering makan makanan berlemak. Pasien tidak merokok
dan tidak mengonsumsi alkohol.
2.3 Pemeriksaan Fisik
2.3.1. Keadaan Umum
Kesan Sakit
: Sakit Sedang
Kesadaran
: 90/60 mmHg
Nadi
Suhu
2.3.3 Status Generalisata
1. Kepala
Tengkorak
: Normochepali
Rambut
Mata
Mulut
: bibir sianosis (-), bibir kering (-), beslaq pada lidah (-)
Tonsil
Faring
2. Leher
Inspeksi
Vena Jugularis, Pulsasi
: tidak terlihat
Pembesaran kelenjar
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
Palpasi
Pembesaran kelenjar
: tidak ada
: tidak ada
Kaku kuduk
: tidak ada
Kuduk kaku
: tidak ada
3. Ketiak
4. Thoraks
Thoraks depan
Inspeksi
Palpasi
Iktus Cordis :
Lokasi
Intensitas
Batas kanan
Batas kiri
Auskultasi
Paru
Jantung
: A2 > A1, P2 > P1, A2 > P2, M2 > M1, tidak terdapat
bunyi jantung tambahan.
Thoraks Belakang:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: Timpani
Palpasi
Ekstremitas
2.3.4
Status Neurologis
Refleks fisiologi
ABR : Kiri
:+
Kanan : +
KPR : Kiri
:+
Kanan : +
Refleks Patologis
: Negatif
Rangsangan Meningeal
: Negatif
Hasil
Nilai Normal
Hb
9,1 g%
12-16
10
LED
<15
Eritrosit
4,2-5,4
Leukosit
4-11
Hematokrit
26,9 %
37-47
MCV
86 fl
76-96
MCH
29,2 pg
27-32
MCHC
34,1 g%
31-35
RDW
13,5 %
11,5-50
Trombosit
74 x 103mm3
150-450
ANALISA URIN
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Makroskopis:
Kekeruhan
Jernih
Warna
Kuning muda
Kuning muda
Berat Jenis
1.015
1,010-1,035
pH
4,6-8,0
Protein
75 mg/dl (+2)
Negatif
Bilirubin
Negatif
Urobilinogen
Negatif
Keton
Negatif s/d +1
Nitrit
Negatif
Negatif
Leukosit
Negatif
0-2
Negatif
Mikroskopis:
Eritrosit
11
Leukosit
0-2
0-3 / LPB
Epitel
10-25
0-5 / LPB
Bakteri
0-5 / LPB
Jamur/Yeast
Negatif
Kristal
Negatif
Torak/Cast
0-2 / LPB
12
Pemeriksaan
fungsi hati
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
AST/SGOT
ALT/SGPT
Alkalin Fosfatase
Unit
Hasil
Normal
mg/dl
mg/dl
IU/L
IU/L
IU/L
8,09
6,28
160
55
527
0,1-1,0
0,0-0,3
10-37
10-40
3-15 thn 117-390
Dewasa 31-97
Metabolisme
karbohidrat
Glukosa
mg/dl
59
70-126
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
134
9
88
158
<200
>45
<150
<200
mg/dl
mg/dl
mg/dl
149
3,47
8,6
20-40
0.6-1.6
L : <7,2 P: <6,6
sementara
Metabolisme
lemak
Total cholesterol
HDL Cholesterol
LDL Cholesterol
Trigliserida
Fungsi Ginjal
Ureum
Creatinin
Uric Acid
13
Hepar : ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
dilatasi vaskuler, bile duct intra maupun extra tampak nodul metastasis.
-
Pancreas : bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak
Lien : bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal . Tidak
Kedua ginjal : bentuk ukuran, dan echo parenkim dalam batas normal.
Vesica urinaria : dinding tidak menebal mukosa licin, tidak tampak batu
maupun massa didalamnya.
Kesan : kolelitiasis
Viral Marker
Hasil
(21/1/2016)
14
Nilai Normal
HbsAg
Anti HCV
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
23-01-2016
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hb
8,6 g%
12-16
LED
<15
Eritrosit
4,2-5,4
Leukosit
4-11
Hematokrit
30,5 %
37-47
MCV
94 fl
76-96
MCH
27 pg
27-32
MCHC
28,5 g%
31-35
RDW
13,8 %
11,5-50
Trombosit
48 x 103mm3
150-450
28-01-2016
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hb
8,3 g%
12-16
LED
<15
Eritrosit
4,2-5,4
Leukosit
4-11
Hematokrit
23,4 %
37-47
MCV
81 fl
76-96
MCH
28,8 pg
27-32
MCHC
35,5 g%
31-35
15
2.9
RDW
14,9 %
11,5-50
Trombosit
112 x 103mm3
150-450
Terapi
1. Non Farmakologi:
- Diet rendah lemak
- Tirah baring
2. Farmakologi:
- Oksigen 2-4 l/menit
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
- Inj Meropenem 1 gr/12 jam
- Inj Ondanseton 4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12 jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
- Urdahex 250 mg 3 x1 caps
2.10
Prognosis
Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam: dubia ad bonam
Quo ad sanctionam: dubia ad bonam
16
Terapi
18-01-2016
KU : lemah
H+1 MRS
atas (+)
Urin/Darah
Th/
Sens : CM
Rutin
TD : 90/60
Lipid Profil
- Inj Ranitidin 25
Demam (+)
mmHg
LFT
mg/12jam
HR : 93x/i
RFT
- Inj Ondanseton 4
Nafsu makan ()
RR : 24x/i
mg/12 jam
BAB (+)
Temp : 38,5 C
- drip sohobion/hari
- sucralfat syr 3 x 1C
kuning pekat
19-01-2016
H+2
atas (+)
Nyeri ulu hati (+)
Demam (-)
20/01/2016
H+3 MRS
Dispepsia
KU : Lemah
Sens : CM
Susp
Darah rutin
Kolesistitis
(+)
Urin rutin
TD : 80/60
(+)
mmHg
HR : 71 x/i
Nafsu makan ()
RR : 20 x/i
BAB (+)
Temp : 36,7 C
Fungsi
ginjal (+)
Fungsi hati
(+)
Lipid profil
kuning pekat
(+)
KU : lemah
Sens : CM
Suspect
Pro USG
Kolesistitis
Abdomen
Pro Viral
TD : 110/70
Marker
Th/
- IVFD Rl 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
- Inj Ceftriakson 1 gr/12
jam
- Inj Ranitidin 25 mg/12
jam
- Inj Ondansetton 4
mg/12 jam
Th /- IVFD Rl 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
- IVFD Mettronidazol 1
Demam (+)
mmHg
fls/12 jam
HR : 72x/i
17
RR : 20x/i
jam
BAB (-)
Temp : 39,0C
- Inj Ondanseton
4mg/12 jam
BAK (+)
21/01/2016
H+4 MRS
KU : lemah
Sens : CM
Kolesistitis
Th/
USG
Kolelitiasis
abdomen (+)
TD : 100/60
Viral Marker
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
Demam (+)
mmHg
HR : 72x/i
fls/12 jam
RR : 18x/i
BAB (-)
Temp : 39,4 C
(+)
- IVFD Mettronidazol 1
jam
- Inj Ondanseton
BAK (+)
4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
18
jam
- Inj Ketorolac 1a/ 12
jam
22/01/2016
H+5 MRS
KU : lemah
Sens : CM
Kolesistitis
Pro Darah
TD : 80/50
Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
Demam (-)
mmHg
HR : 62 x/i
fls/12 jam
RR : 18 x /i
BAB (-)
Temp: 37,5C
- IVFD Mettronidazol 1
jam
- Inj Ondanseton
BAK (+)
4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
jam
- Inj Ketorolac 1a/ 12
jam
19
23/01/2016
H+6 MRS
KU : lemah
Sens : CM
Kolesistitis
+Kolelitiasi
s
TD : 70/50
Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
Demam (+)
mmHg
HR : 66 x/i
fls/12 jam
RR : 20 x /i
BAB (-)
Temp: 38,5C
- IVFD Mettronidazol 1
jam
- Inj Ondanseton
BAK (+)
4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
- profenic supp
24/01/2016
H+7 MRS
KU : lemah
Sens : CM
Sepsis
Bilier
TD : 90/60
Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
Demam (-)
mmHg
HR : 70 x/i
gr/12 jam
RR : 20 x /i
- Inj Ondanseton
BAB (-)
Temp: 37,0C
- Inj Meropenem 1
4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
BAK (+)
jam
20
25/01/2016
H+8 MRS
KU : lemah
Sens : CM
Sepsis
Darah Rutin
Bilier
ulang (+)
TD : 90/60
Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
Demam (-)
mmHg
HR : 70 x/i
jam
RR : 20 x /i
- Inj Ondanseton
BAB (-)
Temp: 37,0C
4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
BAK (+)
jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
- Urdahex 3 x 1 caps
26/01/2016
H+9 MRS
KU : lemah
Sens : CM
Sepsis
Bilier
TD : 80/60
Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
Demam (+)
mmHg
HR : 68 x/i
fls/hari (kp)
RR : 20 x /i
BAB (+)
Temp: 38,0C
- IVFD Paracetamol
jam
21
BAK (+)
- Inj Ondanseton
4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
-Urdahex 3 x 1 tab
- fosen enema
27/01/2016
H+10 MRS
KU : lemah
Sens : CM
Sepsis
Bilier
Th:
-IVFD Asering 20 gtt/i
TD : 90/60
- IVFD
Demam (+)
mmHg
Aminoleban/hari
HR : 69 x/i
RR : 18 x /i
BAB (+)
Temp: 38,5C
jam
- Inj Ondanseton
4mg/12 jam
BAK (+)
22
28/01/2016
H+11 MRS
KU : lemah
Sens : CM
Sepsis
Pro Darah
Bilier
Rutin Ulang
Th:
-IVFD Asering 20 gtt/i
TD : 90/60
- IVFD
Demam (+)
mmHg
Aminoleban/hari
HR : 72 x/i
RR : 19 x /i
BAB (+)
Temp: 37,5C
jam
- Inj Ondanseton
4mg/12 jam
BAK (+)
29/01/2016
H+12 MRS
PBJ
KU : baik
Sens : CM
Sepsis
Darah Rutin
Bilier
Ulang (+)
Th:
-
mg 2 x1 caps
TD : 90/60
Demam (+)
mmHg
HR : 72 x/i
RR : 19 x /i
BAB (+)
Temp: 37,0C
Cefadroxil 500
Metronidazol
500 mg 3 x 1 tab
Omeperazol 20
mg 2 x 1 caps
BAK (+)
Domperidon 10
mg 3 x 1 tab
Mucogard syr 3
x 1C
23
24