Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
Kolesistitis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu,
biasanya berhubungan dengan batu kandung empedu yang tersangkut pada
duktus sistikus dan menyebabkan distensi kandung empedu. Kasus kolesistitis
ditemukan pada sekitar 10% populasi, sekitar 90% kasus berkaitan dengan batu
empedu, sedangkan 10% sisanya tidak. Kasus minoritas yang disebut juga
dengan istilah acalculous cholecystitis ini, biasanya berkaitan dengan pasca
bedah umum, cedera berat, sepsis (infeksi berat), puasa berkepanjangan, dan
beberapa infeksi pada penderita AIDS. Individu yang berisiko terkena
kolesistitis antara lain adalah jenis kelamin wanita, umur tua, obesitas, obatobatan, kehamilan, dan suku bangsa tertentu. Untuk memudah kan mengingat
faktor-faktor risiko terkena kolesistitis, digunakan 4F dalam bahasa inggris
(female, forty, fat, and fertile). Selain itu kelompak penderita batu empedu tentu
salah lebih berisiko mengalami kolesistitis daripada yang tidak memiliki batu
empedu.
Kolelitiasis adalah terdapatnya batu dalam kandung empedu. Kedua
penyakit di atas dapat terjadi sendiri saja, tetapi sering dijumpai bersamaan
karena keduanya saling berkaitan. Sekitar 95% penderita peradangan kandung
empedu akut, memiliki batu empedu. Kadang suatu infeksi bakteri
menyebabkan terjadinya peradangan.
Batu empedu dapat menyebabkan kolesititis dengan cara batu empedu
yang menyumbat saluran empedu akan membuat kandung empedu meregang,
sehingga aliran darah dan getah bening akan berubah, terjadilah kekurangan
oksigen dan kematian jaringan empedu. Sedangkan pada kasus tanpa batu
empedu, kolesistitis lebih disebabkan oleh faktor keracunan empedu
(endotoksin) yang membuat garam empedu tidak dapat dikeluarkan dari
kandung empedu.
Insiden kolelitiasis atau batu kandung empedu di Amerika Serikat
diperkirakan 20 juta orang yaitu 5 juta pria dan 15 juta wanita. Pada
pemeriksaan autopsi di Amerika, batu kandung empedu ditemukan pada 20 %

wanita dan 8 % pria. Angka kejadian di Indonesia diduga tidak berbeda jauh
dengan angka di negara lain.
Tiap tahun 500.000 kasus baru dari batu empedu ditemukan di Amerika
Serikat. Kasus tersebut sebagian besar didapatkan di atas usia pubertas,
sedangkan pada anak-anak jarang. Orang gemuk ternyata mempunyai resiko tiga
kali lipat untuk menderita batu empedu. Avni Sali membuktikan bahwa diet
tidak berpengaruh terhadap pembentukan batu, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi jenis batu yang terbentuk. Hal ini disokong oleh peneliti dari
Jepang yang menemukan bukti bahwa orang dengan diet berat biasanya
menderita batu jenis kolesterol, sedangkan yang dietnya tetap biasanya
menderita batu jenis pigmen. Faktor keluarga juga berperan dimana bila
keluarga menderita batu empedu kemungkinan untuk menderita penyakit
tersebut dua kali lipat dari orang normal.
Batu kandung empedu biasanya baru menimbulkan gejala dan keluhan
bila batu menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus. Oleh karena itu,
gambaran klinis penderita batu kandung empedu bervariasi dari yang berat atau
jelas sampai yang ringan atau samar bahkan seringkali tanpa gejala (silent
stone).
Banyak penderita batu kandung empedu tanpa gejala dan ditemukan
secara kebetulan pada waktu dilakukan foto polos abdomen, USG, atau saat
operasi untuk tujuan yang lain.
Dengan perkembangan peralatan dan teknik diagnosis yang baru USG
maka banyak penderita batu kandung empedu yang ditemukan secara dini
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Semakin
canggihnya peralatan dan semakin invasifnya tindakan pengobatan sangat
mengurangi morbiditas dan moralitas.
Diagnosis kolesistitis atau kolelitiasis didasarkan dari hasil kolesistografi
atau ultrasonografi menunjukkan adanya batu atau malfungsi kandung empedu.
Pemeriksaan USG bisa membantu memperkuat adanya batu empedu dalam
kandung empedu dan bisa menunjukkan penebalan pada dinding kandung
empedu. Diagnosis yang paling akurat diperoleh dari pemeriksaan skintigrafi

hepatobilier, yang memberikan gambaran dari hati, saluran empedu, kandung


empedu, dan bagian atas usus halus.

BAB 2

LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat

: Ny. A
: 60 Tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Kuala Cangkoi, Kecamatan Lapang
Kabupaten: Aceh Utara
: Islam
: 07 39 19
: 18/01/2016
: 29/01/2016

Agama
No. RM
Tanggal masuk
Tanggal keluar
2.2 Anamnesis
2.2.1 Keluhan Utama : nyeri perut kanan atas
2.2.2 Keluhan Tambahan : mual, muntah, mata kuning, demam, BAK kuning
pekat, tidak nafsu makan.
2.2.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar keluarga ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Cut Meutia
dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang dialami sejak 5 hari SMRS. Nyeri
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, tiba-tiba dan menetap dengan intensitas berat
selama 1-3 jam kemudian menghilang perlahan-lahan dan selanjutnya nyeri
muncul kembali. Nyeri dirasakan dari perut kanan atas hingga bagian ulu hati
tetapi tidak menjalar sampai ke bahu kanan dan punggung. Nyeri seperti ini
dirasakan terus menerus selama 5 hari terakhir. Jika nyeri muncul pasien
sampai keringat dingin menahan rasa nyeri dan tidak dapat melakukan
aktivitas apapun. Pasien biasanya hanya berbaring di tempat tidur jika
serangan nyeri datang. Nyeri dirasakan bertambah apabila pasien menarik
napas dalam. Nyeri juga tidak berkurang dengan mengonsumsi makanan.
Keluhan nyeri dada dan gatal-gatal disangkal.
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sejak mengalami nyeri perut
ini. Pasien muntah 4 kali saat 1 hari SMRS, muntahnya berisi makanan,
banyak, dan tidak ada darah. Setiap kali makan pasien mengaku sering merasa
mual. Nafsu makan menurun semenjak pasien sakit. Pasien juga mengalami
demam sejak 2 hari SMRS, demam dirasakan terus menerus dan tidak disertai

menggigil. Demam meningkat terutama saat nyeri muncul. Demam turun jika
diberi obat penurun panas.
Pasien juga mengeluhkan matanya menjadi kuning. Pasien tidak
memperhatikan sejak kapan matanya menjadi kuning. Namun, menurut
pasien, saat sebelum masuk rumah sakit (di rumah) matanya belum sekuning
seperti saat ini. Sejak di rumah sakit selama berhari-hari ini, semakin hari
semakin terlihat jelas mata menjadi semakin kuning.
Pasien juga menyatakan bahwa warna BAK pasien menjadi kuning pekat
sejak 4 hari SMRS hingga saat ini dengan frekuensi BAK 2-3x/hari, nyeri saat
BAK (-), berpasir (-). BAB pasien lancar, bewarna kuning kecoklatan,
konsistensi padat lunak, dengan frekuensi BAB 1 kali/hari, nyeri saat BAB (-),
BAB berlendir (-), darah/kehitaman (-).
2.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Sewaktu masih muda, pasien menyatakan pernah mengalami nyeri di perut
kanan atas juga yang hilang timbul, tetapi tidak separah saat ini dan bertambah
setelah penderita makan makanan bersantan dan berlemak dan oleh dokter
dinyatakan mengalami batu empedu tetapi pasien tidak mau dioperasi.
Riwayat sakit maag, diabetes melitus, hipertensi, batu ginjal, asma, stroke
disangkal.
2.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan yang sama pada anggota keluarga yang lainnya disangkal.
Riwayat diabetes melitus, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya pada
anggota keluarga yang lain disangkal oleh pasien.

2.2.6

Riwayat Pengobatan
Pasien tidak ingat pernah mengonsumsi obat apa pada penyakit

sebelumnya. Tetapi, sewaktu sakit ini muncul, pasien langsung dibawa ke


RSU Cut Meutia oleh keluarganya.
2.2.7

Riwayat Alergi

Alergi debu, makanan, dan obat disangkal.


2.2.8

Riwayat Psikososial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pasien mengatakan bahwa

sewaktu muda pasien sering makan makanan berlemak. Pasien tidak merokok
dan tidak mengonsumsi alkohol.
2.3 Pemeriksaan Fisik
2.3.1. Keadaan Umum
Kesan Sakit

: Sakit Sedang

Kesadaran

: Compos mentis, GCS E4 V5 M6

2.3.2 Keadaan Sirkulasi


Tekanan Darah

: 90/60 mmHg

Nadi

: 93 x/i, regular, kuat angkat, terisi penuh

Frekuensi Pernafasan : 24 x/i


: 38,5 C

Suhu
2.3.3 Status Generalisata
1. Kepala
Tengkorak

: Normochepali

Rambut

: Hitam, Sukar dicabut

Mata

: Letak Simetris, Edema palpebra (-/-), Konjungtiva


pucat (+/+), Konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik
(+/+), pupil isokor (+/+), refleks cahaya (+/+)

Telinga: Simetris, sekret (-/-), otoerhea (-/-)


Hidung

: Normal, sekret (-/-), rhinorea (-/-), nafas cuping hidung(-)

Mulut

: bibir sianosis (-), bibir kering (-), beslaq pada lidah (-)

Tonsil

: T1/T1, hiperemis (-/-)

Faring

: Hiperemis (-), massa (-)

2. Leher
Inspeksi
Vena Jugularis, Pulsasi

: tidak terlihat

Pembesaran kelenjar

: tidak ada

Masa pada leher

: tidak ada

Refluks pada hepatojugular

: tidak ada

Palpasi
Pembesaran kelenjar

: tidak ada

Massa pada leher

: tidak ada

Kaku kuduk

: tidak ada

Kuduk kaku

: tidak ada

3. Ketiak

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening axilla.

4. Thoraks
Thoraks depan
Inspeksi

: kulit kuning, tidak terdapat pelebaran vena. Bentuk dada


normal, sudut epigastrium tajam, sela iga normal,
pergerakan dinding dada simetris, iktus kordis tidak terlihat.

Palpasi

: kulit teraba hangat, vocal fremitus dextra=sinistra

Iktus Cordis :
Lokasi

: ICS V, 1 jari medial linea mid clavikularis sinistra.

Intensitas

: Kuat angkat, regular, tidak terdapat pelebaran, tidak


terdapat thrill.

Perkusi : Sonor /Sonor


Batas paru hati : ICS VI linea midclavikularis dekstra
Jantung
Batas Atas

: ICS II linea parasternal dekstra

Batas kanan

: ICS IV, linea parasternal dekstra

Batas kiri

: ICS V, 1 jari kearah medial linea midclavikularis


sinistra

Auskultasi
Paru

: suara nafas vesikular lapangan paru (+/+), wheezing (-/-),


rhonki (-/-)

Jantung

: A2 > A1, P2 > P1, A2 > P2, M2 > M1, tidak terdapat
bunyi jantung tambahan.

Thoraks Belakang:
Inspeksi

: bentuk normal, pergerakan simetris, tidak terdapat massa,


tidak terdapat pelebaran vena.

Palpasi

: Vocal Fremitus dekstra = sinistra

Perkusi

: Batas Bawah paru kanan : vertebra thorak 9


Batas bawah paru kiri : vertebra thorak 10

Auskultasi

: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Abdomen
Inspeksi

: simetris , kulit kunng, tidak terdapat pelebaran vena, tidak


terdapat masa.

Auskultasi

: Bising Usus (+) normal

Perkusi

: Timpani

Palpasi

: Soepel, turgor kembali cepat, nyeri tekan pada abdomen


kuadran kanan atas (+), hepar tidak teraba, spleen tidak
teraba, ginjal tidak teraba.

Ekstremitas

: Tidak terdapat kelainan bentuk dan tidak terdapat kelainan


pergerakan pada ekstremitas atas dan bawah. Akral teraba
hangat, edema (+/+), sianosis (-/-), kuning (+/+).

2.3.4

Status Neurologis
Refleks fisiologi
ABR : Kiri

:+

Kanan : +

KPR : Kiri

:+

Kanan : +

Refleks Patologis

: Negatif

Rangsangan Meningeal

: Negatif

2.4 Pemeriksaan Penunjang Awal


19-01-2016
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Hb

9,1 g%

12-16

10

LED

<15

Eritrosit

3,1 x 106 mm3

4,2-5,4

Leukosit

26,3 x 103 mm3

4-11

Hematokrit

26,9 %

37-47

MCV

86 fl

76-96

MCH

29,2 pg

27-32

MCHC

34,1 g%

31-35

RDW

13,5 %

11,5-50

Trombosit

74 x 103mm3

150-450

ANALISA URIN
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Makroskopis:
Kekeruhan

Jernih

Warna

Kuning muda

Kuning muda

Berat Jenis

1.015

1,010-1,035

pH

4,6-8,0

Protein

75 mg/dl (+2)

Negatif

Bilirubin

Negatif

Urobilinogen

Negatif

Keton

Negatif s/d +1

Nitrit

Negatif

Blood dan Hemoglobin

Negatif

Leukosit

Negatif

0-2

Negatif

Mikroskopis:
Eritrosit

11

Leukosit

0-2

0-3 / LPB

Epitel

10-25

0-5 / LPB

Bakteri

0-5 / LPB

Jamur/Yeast

Negatif

Kristal

Negatif

Torak/Cast

0-2 / LPB

2.5 Diagnosis Diferensial


1. Kolesistitis akut
2. Hepatitis Akut
3. Abses Hati
4. Pankreatitis Akut
5. Retrosekal Apendisitis
6. Ulkus Peptikum
7. Herpes Zoster
2.6 Diagnosis Kerja
Kolesistitis Akut + Sepsis + Anemia
2.7 Pemeriksaan Penunjang yang Direncanakan
1. Darah Rutin
2. Urine Rutin
3. Lipid Profil
4. Fungsi Hati
5. Viral Marker
6. USG Abdomen
2.8 Hasil Pemeriksaan Penunjang yang Dilakukan

12

Pemeriksaan
fungsi hati
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
AST/SGOT
ALT/SGPT
Alkalin Fosfatase

Unit

Hasil

Normal

mg/dl
mg/dl
IU/L
IU/L
IU/L

8,09
6,28
160
55
527

0,1-1,0
0,0-0,3
10-37
10-40
3-15 thn 117-390
Dewasa 31-97

Metabolisme
karbohidrat
Glukosa

mg/dl

59

70-126

mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl

134
9
88
158

<200
>45
<150
<200

mg/dl
mg/dl
mg/dl

149
3,47
8,6

20-40
0.6-1.6
L : <7,2 P: <6,6

sementara
Metabolisme
lemak
Total cholesterol
HDL Cholesterol
LDL Cholesterol
Trigliserida
Fungsi Ginjal
Ureum
Creatinin
Uric Acid

13

USG Abdomen (21 Januari 2016)


-

GB : dinding tidak melebar, tampak lesi hiperekoik ukuran 22,4 dengan

acoustic shadow (+).


-

Hepar : ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak

dilatasi vaskuler, bile duct intra maupun extra tampak nodul metastasis.
-

Pancreas : bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak

tampak mass/cyst/ lesi fokal patologik lainnya.


-

Lien : bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal . Tidak

tampak mass/cyst/lesi fokal patologik lainnya.


-

Kedua ginjal : bentuk ukuran, dan echo parenkim dalam batas normal.

Tidak tampak echo batu maupu tanda-tanda bendungan. Tidak tampak


mass/cyst maupun lesi fokal patologik lainnya.
-

Vesica urinaria : dinding tidak menebal mukosa licin, tidak tampak batu
maupun massa didalamnya.

Kesan : kolelitiasis
Viral Marker

Hasil

(21/1/2016)
14

Nilai Normal

HbsAg
Anti HCV

Negatif
Negatif

Negatif
Negatif

23-01-2016
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Hb

8,6 g%

12-16

LED

<15

Eritrosit

3,2 x 106 mm3

4,2-5,4

Leukosit

36,7 x 103 mm3

4-11

Hematokrit

30,5 %

37-47

MCV

94 fl

76-96

MCH

27 pg

27-32

MCHC

28,5 g%

31-35

RDW

13,8 %

11,5-50

Trombosit

48 x 103mm3

150-450

28-01-2016
HEMATOLOGI KLINIK/KIMIA DARAH
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Hb

8,3 g%

12-16

LED

<15

Eritrosit

2,9 x 106 mm3

4,2-5,4

Leukosit

33,6 x 103 mm3

4-11

Hematokrit

23,4 %

37-47

MCV

81 fl

76-96

MCH

28,8 pg

27-32

MCHC

35,5 g%

31-35

15

2.9

RDW

14,9 %

11,5-50

Trombosit

112 x 103mm3

150-450

Terapi
1. Non Farmakologi:
- Diet rendah lemak
- Tirah baring
2. Farmakologi:
- Oksigen 2-4 l/menit
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
- Inj Meropenem 1 gr/12 jam
- Inj Ondanseton 4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12 jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
- Urdahex 250 mg 3 x1 caps

2.10

Prognosis
Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam: dubia ad bonam
Quo ad sanctionam: dubia ad bonam

2.11 Status Follow Up


Tanggal

16

Terapi

18-01-2016

Nyeri perut kanan

KU : lemah

H+1 MRS

atas (+)

Urin/Darah

Th/

Sens : CM

Rutin

- IVFD NaCl 20 gtt/i

Nyeri ulu hati (+)

TD : 90/60

Lipid Profil

- Inj Ranitidin 25

Demam (+)

mmHg

LFT

mg/12jam

Mual (+) muntah (+)

HR : 93x/i

RFT

- Inj Ondanseton 4

Nafsu makan ()

RR : 24x/i

mg/12 jam

BAB (+)

Temp : 38,5 C

- drip sohobion/hari

BAK (+) berwarna

- sucralfat syr 3 x 1C

kuning pekat

- PCT 500 mg tab 3 x 1

19-01-2016

Nyeri perut kanan

H+2

atas (+)
Nyeri ulu hati (+)
Demam (-)

20/01/2016
H+3 MRS

Dispepsia

KU : Lemah
Sens : CM

Susp

Darah rutin

Kolesistitis

(+)
Urin rutin

TD : 80/60

(+)

mmHg

Mual (+) muntah (-)

HR : 71 x/i

Nafsu makan ()

RR : 20 x/i

BAB (+)

Temp : 36,7 C

Fungsi
ginjal (+)
Fungsi hati
(+)

BAK (+) bewarna

Lipid profil

kuning pekat

(+)

Nyeri kuadran kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Suspect

Pro USG

Kolesistitis

Abdomen
Pro Viral

TD : 110/70

Marker

Th/
- IVFD Rl 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
- Inj Ceftriakson 1 gr/12
jam
- Inj Ranitidin 25 mg/12
jam
- Inj Ondansetton 4
mg/12 jam

Th /- IVFD Rl 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h
- IVFD Mettronidazol 1

Demam (+)

mmHg

fls/12 jam

Mual (-) muntah (-)

HR : 72x/i

- Inj Cefotaxime 1gr/12

17

Nafsu makan (+)

RR : 20x/i

jam

BAB (-)

Temp : 39,0C

- Inj Ondanseton
4mg/12 jam

BAK (+)

- Inj Prosogan 1a/12


jam
- Inj Ketorolac 1a/ 12
jam

21/01/2016
H+4 MRS

Nyeri perut kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Kolesistitis

Th/

USG

Kolelitiasis

abdomen (+)

TD : 100/60

Viral Marker

- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h

Demam (+)

mmHg

Mual (-) muntah (-)

HR : 72x/i

fls/12 jam

Nafsu makan (+)

RR : 18x/i

- Inj Cefotaxime 1gr/12

BAB (-)

Temp : 39,4 C

(+)

- IVFD Mettronidazol 1

jam
- Inj Ondanseton

BAK (+)

4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12

18

jam
- Inj Ketorolac 1a/ 12
jam

22/01/2016
H+5 MRS

Nyeri perut kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Kolesistitis

Pro Darah

+Kolelitiasi Utin ulang


s

TD : 80/50

Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h

Demam (-)

mmHg

Mual (-) muntah (-)

HR : 62 x/i

fls/12 jam

Nafsu makan (+)

RR : 18 x /i

- Inj Cefotaxime 1gr/12

BAB (-)

Temp: 37,5C

- IVFD Mettronidazol 1

jam
- Inj Ondanseton

BAK (+)

4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
jam
- Inj Ketorolac 1a/ 12
jam

19

23/01/2016
H+6 MRS

Nyeri perut kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Kolesistitis
+Kolelitiasi
s

TD : 70/50

Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h

Demam (+)

mmHg

Mual (-) muntah (-)

HR : 66 x/i

fls/12 jam

Nafsu makan (+)

RR : 20 x /i

- Inj Cefotaxime 1gr/12

BAB (-)

Temp: 38,5C

- IVFD Mettronidazol 1

jam
- Inj Ondanseton

BAK (+)

4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
- profenic supp

24/01/2016
H+7 MRS

Nyeri perut kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Sepsis
Bilier

TD : 90/60

Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h

Demam (-)

mmHg

Mual (-) muntah (-)

HR : 70 x/i

gr/12 jam

Nafsu makan (+)

RR : 20 x /i

- Inj Ondanseton

BAB (-)

Temp: 37,0C

- Inj Meropenem 1

4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12

BAK (+)

jam

20

- Inj Buscofan 1a/8jam


- profenic supp (kp)
- Urdahex 250 mg 3 x1
caps

25/01/2016
H+8 MRS

Nyeri perut kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Sepsis

Darah Rutin

Bilier

ulang (+)

TD : 90/60

Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h

Demam (-)

mmHg

Mual (-) muntah (-)

HR : 70 x/i

jam

Nafsu makan (+)

RR : 20 x /i

- Inj Ondanseton

BAB (-)

Temp: 37,0C

- Inj Meropenem 1gr/12

4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12

BAK (+)

jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
- Urdahex 3 x 1 caps

26/01/2016
H+9 MRS

Nyeri perut kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Sepsis
Bilier

TD : 80/60

Th/
- IVFD RL 20 gtt/i
- IVFD Aminofluid/ h

Demam (+)

mmHg

Mual (-) muntah (-)

HR : 68 x/i

fls/hari (kp)

Nafsu makan (+)

RR : 20 x /i

- Inj Meropenem 1gr/12

BAB (+)

Temp: 38,0C

- IVFD Paracetamol

jam

21

BAK (+)

- Inj Ondanseton
4mg/12 jam
- Inj Prosogan 1a/12
jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
-Urdahex 3 x 1 tab
- fosen enema

27/01/2016
H+10 MRS

Nyeri perut kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Sepsis
Bilier

Th:
-IVFD Asering 20 gtt/i

TD : 90/60

- IVFD

Demam (+)

mmHg

Aminoleban/hari

Mual (-) muntah (-)

HR : 69 x/i

- Inj Meropenem 1gr/12

Nafsu makan (+)

RR : 18 x /i

BAB (+)

Temp: 38,5C

jam
- Inj Ondanseton
4mg/12 jam

BAK (+)

- Inj Prosogan 1a/12


jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
-Urdahex 3 x 1 tab

22

28/01/2016
H+11 MRS

Nyeri perut kanan


atas (+)
Nyeri ulu hati (+)

KU : lemah
Sens : CM

Sepsis

Pro Darah

Bilier

Rutin Ulang

Th:
-IVFD Asering 20 gtt/i

TD : 90/60

- IVFD

Demam (+)

mmHg

Aminoleban/hari

Mual (-) muntah (-)

HR : 72 x/i

- Inj Meropenem 1gr/12

Nafsu makan (+)

RR : 19 x /i

BAB (+)

Temp: 37,5C

jam
- Inj Ondanseton
4mg/12 jam

BAK (+)

- Inj Prosogan 1a/12


jam
- Inj Buscofan 1a/8jam
-Urdahex 3 x 1 tab

29/01/2016
H+12 MRS

Nyeri perut kanan


atas ()
Nyeri ulu hati ()

PBJ

KU : baik
Sens : CM

Sepsis

Darah Rutin

Bilier

Ulang (+)

Th:
-

mg 2 x1 caps

TD : 90/60

Demam (+)

mmHg

Mual (-) muntah (-)

HR : 72 x/i

Nafsu makan (+)

RR : 19 x /i

BAB (+)

Temp: 37,0C

Cefadroxil 500

Metronidazol
500 mg 3 x 1 tab

Omeperazol 20
mg 2 x 1 caps

BAK (+)

Domperidon 10
mg 3 x 1 tab

Mucogard syr 3
x 1C

23

24

Anda mungkin juga menyukai