Menyadari setiap perjuangan selain memerlukan dukungan moral dan juga keuangan a
tau finansial, maka kelompok gerakan kiri juga tidak kesulitan dalam mendapatkan
dukungan moral maupun finansial dari aktivis kiri yang tinggal di luar negeri.
Seperti yang mereka peroleh dari organisasi bernama "SI" yang bermarkas di Peran
cis yang memberikan bantuan modal kepada mantan Tapol/Napol tahun 1965, serta me
ndukung atau mensponsori setiap kegiatan pertemuan dengan para aktivis/tokoh kir
i di berbagai daerah di Solo, Klaten, Kendal, Wonogiri, Pacitan, Magetan, dan Ma
lang.
Salah satu tokoh mereka dalam berbagai pertemuan selalu mengatakan, saat ini dip
erlukan sebuah kekuatan bersama yang melibatkan generasi muda dan tokoh tua untu
k membangun kembali struktur organisasi partai yang telah hancur pasca peristiwa
1965. Meskipun rencana pertemuan generasi muda kiri di Yogyakarta pada 27 Oktob
er 2013 telah dibubarkan paksa oleh Front Anti Komunis lndonesia (FAKI).
Kelompok kiri yang dikoordinir oleh tokohnya bernama "STM" yang pernah tinggal d
i Inggris, namun sekarang tinggal di Surabaya ini, juga akan akan melakukan pemu
taran film Ihe Act Of Killing di SLTA, kampus, dan berbagai daerah di lndonesia
sebagai upaya propaganda untuk mengaburkan sejarah PKI dan membentuk opini para
generasi muda bahwa PKI telah didzalimi.
Strategi propaganda untuk merekonstruksi peristiwa G3OS/PKI juga sudah dilakukan
melalui diskusi "Bedah Persepsi Anti PKI:Gugat TAP MPRS 2511966, Pelarangan PK|
/Marxisme Leninisme lnkonstitusional". Kesimpulan diskusi tersebut menurut penul
is adalah panitia diskusi berupaya menciptakan image bahwa PKI tidak terlibat ku
deta, karena sebenarnya seluruh peristiwa yang terjadi pada tahun 65 merupakan r
ekayasa kubu Soeharto untuk menggulingkan Soekarno.
Dalam perspektif intelijen strategis, terkonsolidasinya gerakan kiri di Indonesi
a sudah berpotensi menimbulkan ancaman, walaupun dalam kadar ancaman yang bersif
at "minor", karena kegiatan mereka belum berpengaruh secara signifikan terhadap
perkembangan situasi dan kondisi nasional. Meskipun demikian, penulis menggarisb
awahi bahwa adanya konsistensi perjuangan kelompok kiri melalui beragam kegiatan
dan modus operandi perlu diwaspadai oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia y
ang tidak menginginkan kebangkitan ajaran ideologi komunis di Indonesia. Karena
tugas ini tidak semata-mata tugas dari aparat pemerintah saja, melainkan tugas s
eluruh rakyat Indonesia. (Datuak Alat Tjumano/mar)
Datuak Alat Tjumano, peneliti senior di Forum Dialog (Fordial) dan pewarta warga
.