: Unit Price
Sistem Pembayaran :
: 10% Pengembalian 15% setiap Termin
(lunas saat progres 80%)
: Termin bulanan
Waktu Pelaksanaan : 420 Hari kalender
(b)
(c)
(d)
(e)
2014)
Masa Pemeliharaan : 365 Hari kalender
Masa Performa : 730 Hari kalender
Jaminan :
Jaminan Uang Muka
: 10%
Jaminan Pelaksanaan
: 5%
Jaminan Pemeliharaan
: 5%
Jaminan Performa
: 5%
Kontruksi :
Main Road
: 2 x 2 lajur (konstruksi Rigid Pavement, t=29 cm)
On Ramp
: 2 lajur (konstruksi Rigid Pavement, t=29 cm)
Off Ramp
: 2 lajur (konstruksi Rigid Pavement, t=29 cm)
Konstruksi bawah : Timbunan borrow material dengan Soil
Improvement (PVD dan PHD)
Fly Over Gempol : Melintasi Rel Kereta Api, Jl. Raya GempolPasuruan, Jalan desa dan Sungai (2 bh)
Panjang F.O.
: 2 x 420 m = (4 x 2 Span)
Konstruksi bawah : 752 Titik, tiang pancang beton 60 cm
Konstruksi atas
: 150 Bh, PC-1 Girder, span = 22,5 m ~ L = 45 m
Jembatan Kali Mati-1: Melintasi sungai Kali Mati
Panjang Jembatan : 4 x 64 m = (4 x 2 Span)
Konstruksi bawah : 278 Titik, tiang pancang beton 60 cm
Konstruksi atas
: 44 Bh, PC-1 Girder, span = 30 m
Jembatan Kali Mati-2: Melintasi sungai Kali Mati
Panjang Jembatan : 4 x 64 = (4 x 2 Span)
Konstruksi bawah : 274 Titik, tiang pancang beton 60 cm
Konstruksi atas
: 44 Bh, PC-1 Girder, span = 30 m
Bangunan Lainnya :
Kantor
Plaza Tol/Gerbang Tol 2 lokasi (On Ramp dan Off Ramp)
Pedestrian Bridge (2 span, = 21 m dan 36 m)
Owner :
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk
Kontraktor :
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
Konsultan Pengawas :
PT. Eskapindo Matra
Keterangan :
: garis komando
: garis koordinasi
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek
Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka dapat diuraikan tugas dari
masing-masing komponen sebagai berikut:
(1) Pemilik Proyek (Owner)
perencana
dapat
berupa
perseorangan/perseorangan
(b)
anggaran biaya.
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
syarat-syarat.
Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
Melaksanakan kunjungan berkala ke proyek.
Menerima pembayaran (fee).
perjanjian/spesifikasi
yang
telah
direncanakan/disepakati.
Konsultan
Pengawas (MK) biasanya dipilih oleh owner untuk mengawasi kegiatan yang
dilakukan atau dilaksanakan oleh kontraktor agar segala pekerjaan yang telah
dilaksanakan kontraktor sesuai dengan rencana kerja dan mutu sesuai dengan
dokumen kontrak.
Pemilihan
tim
pengawas
didasarkan
pada
akreditasi
dan
Mengawasi proyek
Mengawasi keadaan
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
(j)
perusahaan
meliputi
perencanaan,
pengelolaan,
pengembangan,
pembangunan jalan tol baru, peningkatan fasilitas tol, serta bisnis lain yang terkait
dengan industri jalan tol.
kegiatan
11
12
(b) Bersama-sama
dengan
Pelaksana
dan
Konsultan
memantapkan
rancangan dan rencana kerja yang telah dibuat oleh Site Engineer
Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan dan Pemilik Proyek.
(c) Mengecek perencanaan operasional meliputi : Quality Plan Site
Installation, Metode Pelaksanaan, Shop Drawing, Perhitungan Kontruksi
yang diperlukan, RAPK, Cash Flow, Safety Plan dan Scheduling yang
diajukan Kontraktor.
(d) Membuat laporan-laporan intern dan extern proyek.
(e) Mengadakan komunikasi dengan Kontraktor, Konsultan, dan pengawas
dalam bidang teknik operasional dan administrasi pekerjaan utilitas
fasilitas tol jalan dan jembatan.
(5) Ka Sub Bag Pengendalian Mutu dan Rekasaya Teknik
Tugas dan tanggung jawab Ka Sub Bag Pengendalian Mutu dan Rekasaya
Teknik adalah :
(a) Menjamin mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dan memberi laporan
kepada Pemimpin Proyek.
(b) Mempelajari dan mendalami gambar kerja, rencana kerja dan syaratsyarat teknis pekerjaan pengendalian mutu dan rekasaya teknik yang
dilanjutkan dengan orientasi lapangan.
(c) Bersama-sama dengan Pelaksana dan
Konsultan
memantapkan
rancangan dan rencana kerja yang telah dibuat oleh Site Engineer
Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan dan Pemilik Proyek.
(d) Mengecek perencanaan operasional meliputi : Quality Plan, Site
Installation, Metode Pelaksanaan, Shop Drawing, Perhitungan Kontruksi
yang diperlukan, RAPK, Cash Flow, Safety Plan dan Scheduling yang
diajukan Kontraktor.
(e) Membuat laporan-laporan intern dan extern proyek.
(f) Mengadakan komunikasi dengan Kontraktor, Konsultan, dan pengawas
dalam bidang teknik operasional dan administrasi pekerjaan
pengendalian mutu dan rekasaya teknik.
(6) Staf Pratama Utilitas Fasilitas Tol Jalan dan Jembatan
Tugas dan tanggung jawab Staf Pratama Utilitas Fasilitas Tol Jalan dan
Jembatan adalah :
(a) Mempelajari dan mendalami gambar kerja, rencana kerja dan syaratsyarat teknis pekerjaan utilitas fasilitas tol jalan dan jembatan yang
dilanjutkan dengan orientasi lapangan.
13
15
keterlambatan
16
(a) Menganalisa data survey lapangan, data lain yang tersedia seperti tipe
dan volume lalu lintas dan meyiapkan detail desain, perkiraan jumlah dan
biaya, serta pekerjaan dan usulan perubahan.
(b) Menyiapkan rencana kerja detail pekerjaan untuk menyelidiki termasuk
pengeboran atau sondir jika diperlukan dan mengkoordinasikan semua
kegiatan tim supervisi dalam melaksanakan rencana kerja di lapangan.
(c) Melaksanakan review design dan usulan perubahan design serta biaya,
meyiapkan gambar teknis untuk membuat laporan pada pelaksanaan
kegiatan pengawasan.
(3) Soil & Material/Pav Engineer
Tugas dan tanggung jawab Soil & Material/Pav Engineer adalah :
(a) Menentukan jenis material bangunan yang akan digunakan.
(b) Mengadakan uji/testing periodik terhadap material yang akan digunakan.
(c) Menentukan komposisi atas material concrete dan grouting yang akan
digunakan.
(d) Mengadakan checking secara periodik pada pelaksanaan pengecoran dan
(e)
(f)
(g)
(h)
grouting.
Mengawasi dan mengontrol uji material di laboratorium.
Mengawasi dan control uji di tempat pencampuran beton.
Mencheck kualitas material yang digunakan.
Mengawasi dan control campuran beton dan pencampuran sampai ke
tempat pekerjaan.
(i) Mengontrol kualitas uji timbun dan uji CBR.
(j) Menghitung kualitas control lapangan dengan statistik.
(k) Membuat laporan penunjang untuk hasil uji material serta membantu
Resident Engineer dalam menyusun laporan akhir.
(4) Geotechnical Engineer
Tugas dan tanggung jawab Geotechnical Engineer adalah :
(a) Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data geologi dari laporanlaporan dan data yang ada.
(b) Membuat rencana investigasi geologi tambahan tambahan di lapangan
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
bila diperlukan.
Melakukan koordinasi dengan laboratorium mekanika tanah dan beton.
Mendiskusikan hasil pengamatan di lapangan bersama tim.
Melakukan pengawasan pekerjaan investigasi geologi tambahan.
Menganalisa hasil investigasi geoteknik dan menyiapkan laporannya.
Melakukan pemetaan geologi detail pada rencana pondasi.
Mengawasi seluruh pelaksanaan galian di pondasi fly over.
Menetukan pondasi yang layak untuk setiap struktur.
17
18
19
drawing,
contoh-contoh
material
yang
diusulkan
oleh
Kontraktor.
(f) Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk
pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke
direksi lapangan.
(g) Pengecekan dan persetujuan gambar as-built drawing yang diusulkan
oleh Kontraktor.
(h) Membantu Resident Engineer dalam membuat/menyiapkan laporan akhir.
(14) Structure Inspector
Tugas dan tanggung jawab Structure Inspector adalah :
(a) Membantu tenaga ahli struktur dalam pekerjaan pengawasan konstruksi.
(b) Mengumpulkan laporan terdahulu, data-data, informasi-informasi yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan struktur.
(c) Membuat perhitungan volume pekerjaan dan konstruksi tersebut untuk
dipergunakan dalam perhitungan biaya proyek.
(d) Membuat gambar-gambar perencanaan.
(15) Geodetic Surveyor
Tugas dan tanggung jawab Geodetic Surveyor adalah :
20
21
ditetapkan.
Terselenggaranya kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan
diperlukan.
Terselenggaranya hubungan baik dengan pihak-pihak terkait untuk
penempatanya.
Melakukan revisi sisa RKAP.
Melakukan negosiasi dan menindak lanjuti pekerjaan tambah/kurang
sebatas wewenangnya.
Menyetujui pembayaran, berita acara sisa bahan, berita acara prestasi
pekerjaan, daftar penerimaan barang (DPB).
23
untuk
menjamin
ketapatan waktu.
Terselenggaranya kegiatan pengendalian barang saat diproduksi (jika
ditentukan.
Membuat laporan penerimaan material.
Melapor secepatnya kepada manager logistik apabila material yang
24
Surveyor
(a) Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah :
Mengenal lingkungan daerah rencana lokasi pekerjaan.
Mempelajari hingga bisa memahami situasi gambar konstruksi.
Membuat rencana prioritas urutan pelaksanaan pekerjaan
pengukuran.
Mencari titik tetap yang telah ada disekitar lokasi pekerjaan.
Melaksanakan seluruh pengukuran untuk gambar pekerjaan terakhir
(12) Drafter
Tugas dan tanggung jawab Drafter adalah :
(a) Drafter membuat shop drawing berdasarkan daftar yang dibuat Kepala
Lapangan.
(b) Drafter membuat drawing berdasarkan ketentuan dari site engineer.
26
27
28
diizinkan.
(d) Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan
tanggap akan bahaya kebakaran yang mungkin timbul.
29
(e) Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan
tanggap untuk menjaga kerapihan dan kebersihan pada lokasi masingmasing.
(f) Pada lokasi-lokasi berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan
adanya bahaya.
(g) Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana
keluar masuk pekerja dan inspeksi.
(h) Setiap proyek harus mendaftarkan dan mengikuti program Jamsostek.
(i) Manajemen Proyek atau penanggung jawab K3 harus menetapkan sanksi
atau hukuman terhadap pelanggar peraturan K3.
(j) Harus tersedia data dan nomer telepon instansi-instansi yang terkait
seperti rumah sakit terdekat, kepolisian, dinas pemadam kebakaran,
Depnaker, Asuransi/Jamsostek yang mudah dibaca semua orang.
(k) Untuk proyek dengan kondisi khusus yang tidak tercakup dalam peraturan
atau IK ini, maka Manajemen Proyek harus menetapkan peraturan K3
sesuai dengan kondisi proyek.
(2) Perlengkapan Pelindung Tubuh
(a) Semua pekerja, karyawan dan tamu harus mengenakan topi pengaman
(helm) dan sepatu pengaman saat berada di lokasi kerja.
(b) Sabuk pengaman dan tali penyelamat harus dikenakan saat bekerja pada
ketinggian diatas 2 meter.
(c) Pakai seragam dan tanda pengenal.
(d) Pelindung badan (body protector) jika hal tersebut diperlukan (untuk
tukang/pekerja las diwajibkan).
(e) Menggunakan plangpul/life untuk pekerjaan diatas air.
(f) Sarung tangan harus dipakai sewaktu memegang barang atau benda keras
yang dapat mengakibatkan luka-luka pada tangan (untuk pekerjaan las
diwajibkan).
(g) Alat pelindung pernapasan harus dipakai sewaktu berada pada lokasi yang
penuh debu, atau material lain yang sangat berbahaya.
(h) Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja
yang bising.
(3) Tinjauan Pelaksanaan K3
(a) Penanggung jawab fungsi K3 di proyek, harus melakukan Inspeksi
Pelaksanaan K3 secara berkala sesuai dengan form dalam lampiran IK ini.
(b) Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen atau rapat
koordinasi mengenai K3 secara mingguan atau disesuaikan denga rapat
koordinasi manajemen, termasuk membahas hasil Inspeksi K3 dan
30
memuat
peraturan-peraturan,
peringatan,
larangan,
maupun
himbauan.
(b) Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang cukup dan
dipahami ( komunikatif ) oleh semua orang yang terlibat dalam proyek.
(c) Jenis rambu, bahan peledak, tipe dan ukuran tulisan, bahasa, jenis simbol
yang digunakan atau gambar, dan warna, disesuaikan dengan kondisi
proyek, pekerjaan dan kebutuhannya, kecuali rambu-rambu yang sudah
ada di jalan raya.
(d) Contoh rambu-rambu :
Peraturan-peraturan seperti : wajib menggunakan helm dan sepatu
licin.
Rambu larangan seperti : dilarang masuk, dilarang parkir.
Himbauan seperti : poster-poster K3.
Identifikasi seperti : pelayanan P3K, bak sampah, toilet, petunjuk
lokasi.
31
32
33
terhambat
dikarenakan
keterlambatan
datangnya
bahan
yang
terhambat
dikarenakan
keterlambatan
datangnya
bahan
yang
dibutuhkan.
(2) Peralatan
Untuk pengadaan peralatan kerja pada proyek ini sebagian disediakan
oleh kontraktor pelaksana, sebagian peralatan para tukang membawa sendiri.
Peralatan yang disediakan oleh kontraktor pelaksana adalah berupa alat-alat
yang tidak dimiliki oleh tukang misalnya, molen, vibrator, pompa air, alat
pemadat, alat penghampar dan lain sebagainya. Untuk peralatan yang dibawa
tukang umumnya palu, gergaji, meteran, untig-unting, dan lain-lain.
34
penyediaan
tenaga
kerja,
pihak
kontraktor
pelaksana
menyerahkan tanggung jawab ini kepada mandor. Nantinya mandor ini yang
akan mencari tenaga kerja, menempatkan mereka sesuai keahlian yang
dimiliki, dan mengatur jumlah pekerja pada jenis pekerjaan yang akan
dilakukan dalam proyek ini, sehingga tidak akan terjadi kekurangan atau
kelebihan tenaga kerja.
(4) Waktu
Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan.
Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran
proyek. Agar berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat
kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya
pelaksanaan. Pekerjaan apa yang harus dilaksanakan lebih dahulu dan kapan
harus dimulai dapat terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga
keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari.
Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap
jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga
komulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurva S realisasi.
Namun meskipun penjadwalan telah dilakukan sedemikian rupa, akan tetapi
waktu terselesaikanya proyek terlambat dari yang direncanakan, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu a) faktor cuaca, b) faktor peralatan, c)
faktor manusia.
(a) Faktor cuaca
Hujan pada saat pelaksanaan proyek dapat mengakibatkan
terjadinya kerusak bekisting Box Culvert yang sudah terpasang. Pada
pekerjaan pengecoran air hujan mempengaruhi mutu beton yang ada
karena menambah kadar air semen yang berakibat pada turunya mutu
beton. Selain itu, faktor cuaca seperti hujan juga dapat menyebabkan
berhentinya
satu
pekerjaan
dengan
alasan
keamanan
maupun
karena banyak sekali pekerjaan yang tidak bisa dilakukan dengan cara
manual dengan tenaga manusia, kaluapun bisa secara manual akan
membutuhkan waktu yang lama, sehingga akan memperlambat progres
proyek tersebut dan sangat tidak efisien.
Berikut ini contoh beberapa peralatan yang sangat menggangu
kinerja proyek apabila peralatan ini tidak ada :
Tidak adanya tower crane akan menghambat kinerja pengangkutan
36
37
38
39
Ketika suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat
yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan
dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu
proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, fungsi, ukuran,
maupun jumlahnya. Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar
jalannya proyek serta menghasilkan pekerjaan yang efisien, tepat mutu, tepat
biaya, dan tepat waktu.
Berikut ini adalah alat-alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan Box Culvert :
(a) Backhoe
Penggunaan tenaga manusia pada pekerjaan galian tanah, seperti
galian tanah untuk drainase dan galian tanah untuk widening/pelebaran
jalan akan tidak efisien, dan memakan waktu yang lama, karena volume
pekerjaan yang besar, sehingga diperlukan alat berat berupa backhoe.
Backhoe merupakan alat penggali (excavator) hidrolis, memiliki
bucket yang dipasangkan di depannya. Alat penggeraknya berupa traktor
dengan roda ban atau roda kelabang (Crawler). Crawler atau roda
kelabang pada backhoe membuat backhoe dapat bekerja di medan yang
buruk. Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke arah bawah,
kemudian menariknya menuju badan alat. Backhoe digunakan untuk
penggalian di bawah permukaan serta untuk penggalian material keras.
Keefektifan kinerja backhoe di lapangan, biasanya tergantung pada
kehandalan operator, dan kondisi alat. Mengoperasikan backhoe memang
cukup sulit, dibutuhkan keahlian khusus sehingga tidak sembarang orang
dapat
mengoperasikannya.
Operator
yang
tidak
handal
akan
40
hidraulik
pada
bagian
baknya,
sehingga
memudahkan
41
42
mm.
Bar Cutter listrik
Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual
adalah Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan
diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat
mempersingkat waktu pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat
dilakukan sekaligus seperti tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan
pemotongan 6 buah sekaligus, 4 buah tulangan diameter 16 mm, 2
buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah tulangan diameter 25 mm
43
44
45
(b) Retarder
Retarder adalah bahan kimia pembantu untuk memperlambat
waktu pengikatan (setting time) sehingga campuran akan tetap mudah
dikerjakan (workable) untuk waktu yang lama.
Retarder akan membungkus butir semen dengan OH - sehingga
memperlambat reksi awal dari hidrasi-nya. Terbentuknya garam Ca dalam
air mengurangi konsentrasi ion Ca dan memperlambat kristalisasi selama
fase hidrasi.
Kegunaan Retarder adalah memperlambat waktu pengikatan (set)
dan pengerasan (hardening). Efek sampingannya adalah menaikkan
kekuatan akhir beton, karena :
Mengurangi kecepatan evolusi panas (untuk pengecoran yang luas
menjaga workabilitas-nya.
Untuk kondisi penulangan yang sulit dan tidak umum, pada proyek ini
misalnya pada pengecoran pier dimana pier ini berukuran cukup besar
dan jarak yang dalam.
Mengakibatkan bleeding.
Memperbesar susut plastis.
Adanya tendensi pengurangan kekuatan pada umur dini (1 sampai 3
hari).
46
(c) Air
Air
untuk
pembuatan
dan
perawatan
beton
tidak
boleh
47
Agregat Sedang
Agregat sedang sering pula dikenal dengan sebutan screen.
Screen memiliki ukuran butir yang lebih kecil dari agregat kasar,
sehingga dapat mengisi celah-celah antara susunan agregat kasar.
Ukuran butir agregat yang digunakan pada proyek ini adalah screen 5
14 mm. Penggunaan agregat kasar, screen dan abu batu membuat
komposisi agregat memiliki gradasi continue (menerus) sehingga
mengurangi resiko terbentuknya celah pada beton.
48
Agregat halus yang digunakan pada proyek ini yaitu abu batu.
Abu batu didapat dari stone crusher/instalasi penghancur batu.
Penggunaan abu batu sebagai agregat halus lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan pasir, karena pada dasarnya abu batu
merupakan sisa material batu yang dipecah, sehingga sifat materialnya
serupa dengan batu.
49
Diameter (mm)
2
8
10
13
16
19
22
25
29
32
36
50
sudah diberi tanda oleh time survey, dan tanah hasil galian tersebut diletakkan
pada tempat yang sudah ditentukan.
(3) Time survey mengecek kedalaman tanah yang suda digali.
(4) Merapikan bagian sisi-sisi galian dan membersihkan dari runtuhan tanah.
51
52
I
M
P
e
k
k
m
n
a
e
b
o
y
g
t
r
t
u
i
e
a
j
a
o
s
k
c
n
t
n
u
a
e
a
g
n
t
k
d
n
b
a
e
e
s
r
t
n
P
s
e
a
u
g
e
t
s
n
l
k
a
m
u
g
a
e
n
b
r
a
k
n
m
e
t
i
a
g
b
l
s
i
a
i
u
a
n
l
s
a
k
n
i
n
u
d
r
t
e
a
u
n
n
l
g
a
n
g
a
b
n
e
n
d
r
a
t
53
(5) Mengikat tulangan yang berhubungan satu sama lain dengan dilas
Memulai pekerjaan pembesian, sebelumnya kepala pelaksana harus
membuat daftar rencana pembesian yang mendetail berdasarkan gambar
rencana konstruksi yang lengkap, seperti diameter tulangan, panjang
tulangan, banyak tulangan yang dibutuhkan, panjang bengkokan, jarak antar
tulangan, tempat penghentian dan penyambungan tulangan.
54
55
56
(1) Bekisting dan perancah harus kokoh dan kuat, agar bentuk penampang beton
sesuai dengan yang diharapkan.
(2) Struktur bekisting dan perancah harus mampu menahan beban beton segar,
beban sendiri, beban akibat getaran vibrator dan beban angin.
(3) Kerapatan sambungan pada panil harus terjamin sehingga tidak terjadi
kebocoran pada sambungan antar panil serta pada sudut pertemuan antar panil
ketika beton telah di corkan.
57
58
59
60
61
62
(4) Kemudian adukan kedua yang kira-kira volumenya sama dengan yang
pertama dimasukkan, dan ditusuk-tusuk pula, seperti adukan yang pertama.
Penusukan jangan sampai menusuk lapisan yang pertama.
(5) Bila lapisan kedua sudah ditusuk, lalu adukan ketiga dimasukkan dan ditusuk
pula, sebagaimana adukan sebelumnya.
(6) Kemudian, tarik corong lurus ke atas, dan perhatikan penurunan bagian atas
adukan betonnya.
(7) Ukur dan catatlah penurunan permukaan atas beton segar tersebut. Besar
penurunan adukan beton tersebut disebut nilai slump.
kemudian Concrete Pomp akan memompa beton segar dari bak penampung untuk
dituangkan pada bekisting.
Pada saat penumpahan beton segar, jarak mulut pompa dengan lantai
pengecoran maksimal 1,5 m. Hal ini dikarenakan agar beton segar yang
ditumpahkan tidak terlalu berceceran sehingga kualitas beton dapat terjaga. Saat
pengecoran dilaksanakan pekerja akan mengiringi dengan memasukan Vibrator ke
dalam beton yang baru saja ditumpahkan oleh Concrete Pomp agar beton menjadi
padat dan tidak ada udara di dalamnya.
Pengecoran dilaksanakan secara continue, maksudnya penuangan beton
dengan Concrete Pomp tidak boleh terputus atau ada selisih waktu yang terlalu
lama. Maksimal selisih waktu yang dapat ditoleransi adalah 10 menit. Oleh sebab
itu Truck Mixer tidak boleh terlambat datang. Hal ini dikarenakan agar tidak
terjadi perbedaan suhu yang signifikan antara beton yang sudah dituang dengan
beton yang baru dituang dan beton dapat setting secara merata.
66
mempertahankan beton supaya terus menerus berada dalam keadaan basah selama
periode beberapa hari dan bahkan beberapa minggu.
Pada tahap ini, perawatan beton dilakukan dengan melindungi beton dari
sinar matahari. Kain goni adalah alat yang digunakan untuk menutupi beton
tersebut. Kain goni harus dibasahi supaya permukaan beton selalu lembab. Dalam
pelaksanaan perawatan beton ini sekurang-kurangnya harus selama 7 hari.
Adapun cara kedua adalah dengan memberikan membrane-forming curing
compound (selaput pengawet). Caranya adalah seluruh permukaan beton harus difinishing terlebih dahulu dan selama masa finishing, beton harus dilindung dengan
metode perawatan air.
Bahan pengawet selaput harus digunakan setelah cetakan dibongkar atau
air permukaan sudah hilang. Bahan ini harus disemprotkan pada permukaan beton
satu kali lapisan atau lebih dengan kecepatan sesuai instruksi dari pabrik
pembuatnya.
Bila bahan pengawet selaput pecah atau rusak sebelum berakhirnya
periode perawatan, daerah yang rusah harus segera diperbaiki dengan memberikan
tambahan material pengawet selaput. Pada pekerjaan Box Culvert ini, metode
yang kedualah yang digunakan untuk perawatan beton.
67
Temuan Lapangan
Keterangan
(a) Besi yang telah berkerat Sesuai
dipisahkan dan tidak
digunakan; (b) Besi
diluruskan sebelum diukur
dan digunakan untuk
tulangan; (c) Besi disimpan
dengan baik dan
dipisahkan menurut ukuran
diameternya.
(a) Kebutuhan tulangan
Sesuai
sudah diperhitungkan
sedemikian rupa; (b)
68
Temuan Lapangan
Keterangan
(a) Membuat saluran air
Sesuai
sementara sebagai tempat
mengalirnya air; (b)
Pembersihan dan
pembongkaran sudah
dilaksanakan dengan baik,
bekas material
pembersihan ditempat yang
jauh dari tempat kerja; (c)
Pengukuran elevasi
dilakukan sebelum
pekerjaan galian.
Temuan Lapangan
Tulangan yang digunakan
sesuai dengan yang di
tentukan.
Keterangan
Sesuai
69
Pembengkokan besi
dilakukan dengan hati-hati
dan teliti dengan
menggunakan alat bar
bender dan Sebelum
penyetelan pelaksana
membuat rencana kerja
pemotongan dan
pembengkokan.
Sesuai
Sesuai
70
Temuan Lapangan
Papan bekisting dibuat dari
plywood.
Keterangan
Sesuai
Pemasangan papan
bekisting diberi besi klam
penguat dan penyokong
agar bekisting tidak
goyang dan tetap lurus.
Sesuai
Sesuai
Temuan Lapangan
Hasil uji slump sebelum
pengecoran adalah 7,7 cm.
Keterangan
Sesuai
71
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Temuan Lapangan
Dalam waktu 1-2 hari
setelah pengecoran
bekisting sudah dilepas.
Keterangan
Kurang
sesuai
72
Untuk mempercepat
Kurang
pekerjaan, pembongkaran
sesuai
bekisting dilakukan dengan
linggis namun dengan
sangat hati-hati tanpa
merusan beton.
Temuan Lapangan
(a) Permukaan beton tidak
di-finishing terlebih dahulu
dan beton tidak dilindungi
dengan metode perawatan
air; (b) Bahan pengawet
selaput digunakan setelah
bekisting dibongkar; (c)
Bahan pengawet selaput
disemprotkan lapis demi
lapis sampai rata; (d)
Bahan pengawet segera
diperbaiki ketika
kondisinya rusak.
Keterangan
Kurang
sesuai
73
diperbaiki dengan
memberikan tambahan
material pengawet
selaput. Rencana Kerja
dan Syarat (RKS)
74