Anda di halaman 1dari 33

Modul 5

Kelompok 4

Skenario
Tito mahasiswa FK Unimal yang baru saja
mengalami kepaniteraan klinik senior pada
bagian penyakit dalam. Tito kebingungan karena
hari ini tito mendapat pasien dengan diagnosis
DM tipe II dan folikulitis serta rhinosinusitis
dikonsulkan ke divisi masing- masing penyakit
tersebut. Dokter penyakit dalam menyarankan
pemberian IVFD RL dan insulin 3 unit perhari.
Dokter kulit menyarankan terapi antibiotik oral
ditambah dengan salap kortikosteroid. Dokter
THT menyarankan terapi dekongestan.
tito bingung bagaimana ia harus menulis resep
tersebut yang sesuai dengan prinsip penulisan
resep. Tito juga diminta oleh preseptor untuk
membuat refarat tentang interaksi dari obat-

Jump 1
Kepaniteraan klinik : pendidikan profesi yang di
dalamnya adalah mahasiswa yang telah
dinyatakan lulus dan menyelesaikan program
sarjana kedokteran
IVFD RL
: intravenous fluid drip ringer
laktat, memasukkan cairan RL melalui intra vena
Preseptor
: staf pengajar yang ditunjuk
bagiannya dan telah mengikuti peklatihan khusus
dan bertanggung jawab dalam memfasilitasi
mahasiswa selama mengikuti kepaniteraan klini
(pendidikan profesi) di bagian yang sesuai
Resep
: permintaan bertulis seorang
dokter yang diberi izin berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku kepada
apoteker atau pengelola toko obat tersebut untuk

Jump 2 dan jump 3


1. Sedian obat apa yang dapat diberikan dokter?
RL,AB,dan dekongestan
2. Indikasi pemberian insulin pada pasiens tersebut?
KAD,KGDP250mg/dl,dan DM 1(mutlak)
3. Apakah rasional multi drug pada pasien tersebut?
rasional,karena telah sesuai dengan indikasi
penyakit pasien
4. Syarat pemberian obat rasional?sesuai dengan
kebutuhan klinis pasien, tepat
dosis,cara,interval,dan lama pemberian, serta
biaya terapi

5. Faktor ketidak rasionalan penggunaan obat? Pengetahuan


yang kurang,tidak tepat diagnosa, faktor dari pasien sendiri
6. Cara penulisan resep yang benar?
-inscriptio
-invocatio
-prescribtio
-signatura
-subscriptio
-pro
7. Faktor yang jadi pertimbangan dalam pemebrian obat ?
-faktor pada pasien
-faktor penyakit
-farmakodinamik dan farmakokinetik
8. UUD dalam peresepan obat?
SK MENKES No.992/MENKES/PER/XI/1993

Jump 4
INTERVENSI KESEHTAN DAN
TERAPI
KONSEP DASAR
PADA INDIVIDU &
KELUARGA

KONSEP
FARMAKOLOGI DASAR

PEMBERIAAN RESEP,BSO
DAN PEMILIHAN OBAT
PENULISAN RESEP
RASIONAL

Jump 5

1. Konsep farmakologi dasar


2. Berbagai bentuk sediaan
obat
3. Prinsip penulisan resep

Konsep farmakologi dasar

Pengertian Farmakologi
Farmakologi berasal dari kata
farmacon yang berarti obat dan
logos yang berarti ilmu sehingga
Farmakologi didefinisikan sebagai

ilmu yang mempelajari tentang obat


khususnya yang berkaitan dengan
pengaruh sifaf fisika-kimiawinya
terhadap tubuh, respons bagianbagian tubuh terhadap sifat obat
,nasib yang dialami obat dalam tubuh
dan kegunaan obat bagi
kesembuhan.

Terkait dengan Farmakologi tersebut tentang :


Farmakodinamika
Farmakokinetika

Farmakodinamika

Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang


pengaruh obat terhadap tubuh
Obat dapat mempengaruhi seluruh atau bagian-bagian
tertentu dari tubuh . Pengaruh tersebut disebut pengaruh
farmakologis.
Pengaruh atau efek obat meliputi :
Efek terapi ( Indikasi )
Kontraindikasi
Toksisitas
Efek samping

Farmakokinetika

Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari tentang


bagaimana obat diperlakukan oleh tubuh.
Farmakokinetika juga dikenal dengan ilmu ADME yakni ilmu
yang mempelajari Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan
Sekresi termasuk didalamnya dibahas tentang ketersedian
bahan aktif obat dalam tubuh ( bioavailabilitas )
Absorpsi obat dalam usus sangat dipengaruhi PH cairan
lambung
Hal ini menyebabkan ada obat yang diberikan sebelum
atau sesudah makan

Farmakokinetika

Distribusi obat diawali dengan absorpsi dimana obat


terlebih dahulu menembus membran sel masuk kedalam
cairan interstisiil . Obat dalam tubuh terikat oleh protein
plasma dalam keadaan reversible
Biotransformasi obat sebagian besar terjadi di hepar
terutama oleh enzym mikrosomal untuk mengurangi
toksisitas dan ekskresi
Reaksi kimia yang terjadi dalam biotransformasi dapat
dibedakan kedalam 2 golongan :

Reaksi sintetik ( konyugasi ) yang dapat mengurangi toksisitas


Reaksi ini memerlukan ATP sebagai sumber energi

Reaksi non sintetik berupa oksidasi, reduksi dan hydrolisa


Reaksi ini memerlukan NADPH ( Nicotinamida Adenin Dinucleotide
Phosphate Hydrogen )

Farmakokinetika
Ekskresi obat dilakukan
oleh organ tubuh seperti :
Renal
Hepar
Pulmo
Kelenjar ASI
Kelenjar Keringat
Kelenjar ludah
Anus

Bentuk Sediaan
Obat
dan
Sediaan Rasional

Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar


penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam
farmakoterapi dapat digunakan secara aman,
efisien dan atau memberikan efek yang optimal.
Umumnya BSO mengandung satu atau lebih
senyawa obat/zat berkhasiat dan bahan
dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi
tertentu.

Bentuk sediaan obat dipilih agar:


1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari
luar maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak
dari bahan obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum
(topikal, inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk :
a. obat yang tidak stabil, tidak larut
b. penyakit pada berbagai tubuh
5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan
menyenangkan

Macam-macam bentuk sediaan obat:


1. Padat : pulvis, pulveres, tablet, kapsul.
2. Cair : solusio/mikstura, suspensi, emulsi,
linimentum, losio.
3. Setengah Padat : unguentum, him, jeli.
4. Sediaan khusus : injeksi , supositoria, ovula,
spray, inhalasi.

Dalam memilih BSO, perlu diperhatikan:


1. Sifat bahan obat
2. Sifat sediaan obat
3. Kondisi penderita
4. Kondisi penyakit
5. Harga

Penentuan dosis obat:


1. Dosis obat yang tepat: agar obat memberikan
efek terapi.
2. Dosis yang tertulis dalam resep adalah dosis
yang dapat memberikan efek terapi = dosis
terapi (DT).
3. Dosis yang tercantum dalam literatur yaitu
dosis yang lazimnya dapat memberikan efek =
dosis lazim (DL).
4. Dosis maksimum yg dapat diberikan (berefek
terapi) tanpa menimbulkan bahaya = dosis
maksimum (DM).

DT, DL, DM ada di dalam literatur, namun DM anak


tidak.
Menentukan DM anak:
a. Rumus Clark (anak < 1 bulan)
DM anak = (W/70) x DM dws
b. Rumus Young (anak 8 th)
(n/n + 12) x DM dws
c. Rumus Dilling (anak > 8 th)
(n/20) x DM dws
d. Rumus Fried (anak < 1 th)
(m/150) x DM dws

Menentukan DL:
Berdasarkan literatur
mg/kgBB
Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPT)
Rumus Crawford-Terry-Rourke
= (LPT anak / 1,8) x DL dws

Cara Pemberian Obat:


Per oral
Sublingual
Parenteral
Rektal
Topikal
Melalui paru-paru

Pemberian obat pada waktu yang


tepat, bertujuan agar:
Efek optimal
Efek samping minimal
Tidak mengganggu kebiasaan penderita

Prinsip penulisan resep

Resep adalah permintaan tertulis dari


seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada apoteker pengelola
apotek untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta
menyerahkan obat kepada pasien

Penulisan resep bertujuan untuk


memudahkan dokter dalam
pelayanan kesehatan di bidang
farmasi sekaligus meminimalkan
kesalahan dalam pemberian obat.

Umumnya, rentang waktu buka


instalasi farmasi/ apotek dalam
pelayanan farmasi jauh lebih panjang
daripada praktik dokter, sehingga
dengan penulisan resep diharapkan
akan memudahkan pasien dalam
mengakses obat-obatan yang
diperlukan sesuai dengan
penyakitnya

Format penulisan resep


1. Inscriptio : Nama dokter, no. SIP, alamat/
telepon/HP/kota/tempat, tanggal penulisan
resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku
untuk satu kota provinsi. Sebagai identitas
dokter penulis resep. Format inscriptio suatu
resep dari rumah sakit sedikit berbeda dengan
resep pada praktik pribadi.
2. Invocatio : permintaan tertulis dokter dalam
singkatan latin R/ = resipe artinya ambilah
atau berikanlah, sebagai kata pembuka
komunikasi dengan apoteker di apotek.

3. Prescriptio/ Ordonatio : nama obat


dan jumlah serta bentuk sediaan
yang diinginkan.
4. Signatura : yaitu tanda cara pakai,
regimen dosis pemberian, rute dan
interval waktu pemberian harus jelas
untuk keamanan penggunaan obat
dan keberhasilan terapi.

5. Subscrioptio : yaitu tanda tangan/


paraf dokter penulis resep berguna
sebagai legalitas dan keabsahan
resep tersebut.
6. Pro (diperuntukkan) : dicantumkan
nama dan umur pasien. Teristimewa
untuk obat narkotika juga hatus
dicantumkan alamat pasien (untuk
pelaporan ke Dinkes setempat).

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai