Anda di halaman 1dari 32

JUMP 1 : TERMINOLOGI

1. Pasien safety : suatu sistem yang membuat


asuhan pasien lebih aman
2. Defense muscular : nyeri tekan seluruh lapangan
abdomen yang menunjukkan adanya rangsangan
peritoneum parietal
3. Peritonitis :proses inflamasi atau peradangan
pada selaput peritoneum/membran serosa pada
membran abdomen

Jump 2 dan 3
1. Mengapa setelah menjalani operasi Nn rianci merasa nyeri perut
hebat didertai mual muntah ?
H : a. Mual muntah : rangsangan di nervus vagus di medula oblongata
b. Nyeri di perut : - peradangan dari peritonitis serta respon
tindakan medis yang in
adekuat atau gagal
- efek dari anestesia yang sudah hilang
2. Apa indikasi laparatomi ?
H : perdarahan di rongga abdomen,peritonitis,massa di rongga
abdomen dan obstruksi usus serta perlengketan di rongga
abdomen
3.Bagaimana interprestasi dari hasil pemeriksaan fisik
H : a. Nyeri epigastrium: perforasi gasternya
b. Nyeri lepas + defense muuscular : rangsangan M.rectus
abdominus dan selubung parietal ok peritonitis

4. Apa pemeriksaan penunjang/pemeriksaan lain yang bisa dilakukan ?


H : - lab
- foto abdomen 3 posisi
- USG
- Aspiras cairan abdomen
5. Apakah tindakan dokter melakukan operasi kedua kali adalah benar ?
H : benar untuk memperbaiki keadaan pasien akibat OP I gagal
6.Apa komplikasi dan tatalaksana dari Nn rianci ?
H : a. Komplikasi : infeksi pasca operasi,perlekatan usus,perdarahan dan
sepsis
b. Tatalaksana : pre OP : puasa,resusitasi cairan,oksigenasi dan NGT
Durante OP : kontrol infeksi dan pencucian ringga
peritoneum
Pre OP : balance cairan,perhitungan nutrisi,monitor vital sign,AB

7. Aspek hukum apa sajakah yang mengatur pasien safety ?


H : pasal 32 ( d.. e.. j.. q ) uu 44/2009
8. Bagaimana sistem pencacatan dan pelaporan pasien safety ?
H : unit kerja ( mencatat dan melaporkan ) tim keselamatan rumah
sakit (menganalisis akar penyebab maslah dan memberi solusi
pemecahan ) pimpinan rumah sakit KKPRS
9. apa yang bisa dilakukan pihak rumah sakit untuk memperbaiki
pelayanannya ?
H : monitoring dan evaluasi dis etiap rumah sakit dan mengupayakan
pemenuhan sasaran keselamatan pasien
10.Bagaimna tindkan dokter yang profesional ?
H : melakukan inform consent dan melakukan tugasnya sesuai SOP

Tim medis <->


pasien

Latar belakang
Aspek hukum
Pasien safety

Gerakan
internasional

Mal praktik

pelaporan

Tindakan
pasien

Jump 5 : LO
1.Hubungan dokter dengan pasien
2.Latar belakang timbulnya patient safety
3.Aspek hukum pasien safety
4.Sistem pelaporan dan pencatatan
5.Gerakan manajemen kesehatan

1. Hubungan dokter dengan pasien.


Priestly model : dokter lebih
dominan
Collegial model : dokter & pasien
adalah mitra
Engineering model : pasien dominan.

Hak dokter

Hak bekerja sesuai standar profesi


Hak menolak pelaksanaan tindakan medik,karena secara
profesional tidak dapat dipertanggungjawabkannya
Hak atas informasi pertama dalam menghadapi pasien
yang tidak puas terhadap dokter
Hak atas balas jasa
Hak atas pemberian penjelasan yang lengkap oleh pasien
tentang penyakitnya
Hak membela diri
Hak menolak TM yang dianggap tidak baik

Kewajiban dokter
Bekerja sesuai standar profesi
Memberikan pelayanan terbaik, termasuk
merujuk pasien
Memberikan informasi medis kepada pasien
Meminta informed consent
Menolong pasien gawat darurat

Hak pasien

Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak

atas informasi ;
memberikan persetujuan ;
memilih dokter;
memilih sarana kesehatan (RS);
atas rahasia kedokteran ;
menolak pengobatan /perawatan;
menolak suatu tindakan medis tertentu;
untuk menghentikan pengobatan ;
atas second opinion (pendapat kedua);
melihat rekam medis.

Kewajiban pasien
Kewajiban memberikan informasi secara lengkap
kepada dokter / tenaga kesehatan tentang
penyakitnya;
Kewajiban melaksanakan nasehat-nasehat yang
diberikan oleh dokter / tenaga kesehatan
(mentaati petunjuk dan instruksi dokter);
Kewajiban menghormati kerahasiaan diri dan
dokter/ tenaga kesehatan wajib menyimpan
rahasia kedokteran;

Kewajiban memberikan ganti rugi bila


tindakannya (pasien) merugikan pihak lain ;
Kewajiban berterus terang bila timbul
masalah (dalam hubungannya dengan tenaga
kesehatan);
Kewajiban mentaati aturan rumah sakit ;
Kewajiban memberikan imbalan jasa kepada
dokter/ tenaga profesional yang telah
diberikan oleh dokter/tenaga kesehatan;
Kewajiban melunaskan biaya rumah sakit.

2.Latar belakang timbulnya patient


safety

1.
2.
3.
4.
5.

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk


juga untuk rumah sakit. Ada 5 isu penting yang terkait
dengan keselamatan di rumah sakit yaitu:
patient safety
Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan
Keselamatan bangunan dan peralatan rumah sakit yg bisa
berdampak terhadap keselamatan petugas dan pasien
Keselamatan linkungan yg berdampak terhadap
pencemaran linhkungan
Keselamatan bisnis rumah sakit yg terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit

ke 5 aspek keselamatan tersebut sangatlah


penting untuk dilaksanakan oleh rumah sakit.
namun, harus diakui kegiatan institusi rumah
sakit dapat berjalan apabila ada pasien

karena itu keselamatan pasien merupakan


prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal
tersebut akan terkait dengan isu mutu dan citra
rumah sakit

1.
2.
3.
4.

5.

Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan


suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak
diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam
tahap diagnostik seperti kesalahan atau keterlambatan
diagnosis,
tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai,
menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau
tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi;
tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur
pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan
keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak
layak;
tahap preventif seperti tidak memberikan terapi provilaktik
serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal
teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan
alat atau sistem yang lain.

Pada tahun 2000 institute of medicine di amerika serikat


menerbitkan laporan tentang KTDL:
di utah dan colorada ditemukan KTD sebesar 2,9% dimana
6,6% diantaranya meninggal
di new york KTD sebesar 3,7% dengan angka kematian
13,6%
angka motilitas akibat KTD pada pasien rawat inap
diseluruh amerika berjumlah 33,6 juta pertahun.

3.Aspek hukum patient


safety

Aspek
safety
adalah

hukum
terhadap
patient
atau
keselamatan
pasien
sebagai
berikut:

I. UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah


Sakit

1. Keselamatan Pasien sebagai Isu


Hukum
a.Pasal 53 (3) UU No.36/2009
Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus
mendahulukan keselamatan nyawa pasien.

b.Pasal 32n UU No.44/2009


Pasien berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Rumah Sakit.

c.Pasal 58 UU No.36/2009
1.

Setiap orang berhak menuntut G.R


terhadap
seseorang,
tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan
yang
menimbulkan
kerugian
akibat
kesalahan
atau
kelalaian
dalam
Pelkes
yang
diterimanya.

2. ..tidak
berlaku
bagi
tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan
nyawa
atau
pencegahan
kecacatan
seseorang
dalam keadaan darurat.

2.Tanggung jawab Hukum Rumah Sakit


a.Pasal 29b UU No.44/2009
Memberi pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit.

b.Pasal 46 UU No.44/2009
Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.

c.Pasal 45 (2) UU No.44/2009


Rumah sakit tidak dapat dituntut
melaksanakan
tugas
dalam
menyelamatkan nyawa manusia.

dalam
rangka

3.Bukan tanggung jawab Rumah


Sakit
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah
sakit
Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara
hukum apabila pasien dan/atau keluarganya
menolak atau menghentikan pengobatan
yang dapat berakibat kematian pasien
setelah adanya penjelasan medis yang
kompresehensif.

4. Hak Pasien
a.Pasal 32d UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan
kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional
b.Pasal 32e UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang
efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi
c.Pasal 32j UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan
d.Pasal 32q UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau
menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana

5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien


Pasal 43 UU No.44/2009
1) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan
pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan.
3) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada
komite yang membidangi keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh menteri
4) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara
anonym dan ditujukan untuk mengoreksi system dalam
rangka meningkatkan keselamatan pasien.

Pemerintah
bertanggung
jawab
mengeluarkan
kebijakan
tentang
keselamatan pasien
Keselamatan pasien yang dimaksud adalah
suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi:
a) Assessment risiko
b) Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko
pasien
c) Pelaporan dan analisis insiden
d) Kemampuan belajar dari insiden
e)
Tindak lanjut dan implementasi solusi
meminimalkan resiko

4.Sistem pelaporan
&pencatatan
a.Di Rumah Sakit
1. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua
kejadian terkait dengan keselamatan pasien
(Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan
dan Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah
disediakan oleh rumah sakit.
2. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan
semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien
(Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan
dan Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan
Pasien Rumah Sakit pada formulir yang sudah
disediakan oleh rumah sakit.

3. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit


menganalisis akar penyebab masalah semua
kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah
maka Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
merekomendasikan solusi pemecahan dan
mengirimkan hasil solusi pemecahan masalah
kepada Pimpinan rumah sakit.
5. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden
dan hasil solusi masalah ke Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya
insiden dan setelah melakukan analisis akar
masalah yang bersifat rahasia.

5.Gerakan manajemen
kesehatan

A. Di Rumah Sakit
1. Rumah sakit agar membentuk Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan
susunan organisasi sebagai berikut : Ketua :
dokter, Anggota : dokter, dokter gigi,
perawat, tenaga kefarmasian dantenaga
kesehatan lainnya
2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem
informasi pencatatan dan pelaporan internal
tentanginsiden
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan
insiden ke Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia

4. Rumah sakit agar memenuhi standar


keselamatan pasien rumah sakit dan
menerapkan tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit.
5. Rumah sakit pendidikan
mengembangkan standar pelayanan
medis berdasarkan hasil dari analisis akar
masalah dan sebagai tempat pelatihan
standar-standar yang baru dikembangkan.

B. Di Propinsi/Kabupaten/kota
1. Melakukan advokasi program
keselamatan pasien ke rumah sakit rumah sakit di wilayahnya
2. Melakukan advokasi ke pemerintah
daerah agar tersedianya dukungan
anggaran terkait dengan program
keselamatan pasien rumah sakit
3. Melakukan pembinaan pelaksanaan
program keselamatan pasien rumah
sakit..

C. Di Pusat
1. Membentuk Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit dibawah Perhimpunan Rumah
Sakit SeluruhIndonesia.
2. Menyusun panduan nasional tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program
keselamatan pasien ke Dinas Kesehatan
Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan
rumah sakit pendidikan dengan jejaring
pendidikan
4. Mengembangkan laboratorium uji coba
program keselamatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai