Jump 2 dan 3
1. Mengapa setelah menjalani operasi Nn rianci merasa nyeri perut
hebat didertai mual muntah ?
H : a. Mual muntah : rangsangan di nervus vagus di medula oblongata
b. Nyeri di perut : - peradangan dari peritonitis serta respon
tindakan medis yang in
adekuat atau gagal
- efek dari anestesia yang sudah hilang
2. Apa indikasi laparatomi ?
H : perdarahan di rongga abdomen,peritonitis,massa di rongga
abdomen dan obstruksi usus serta perlengketan di rongga
abdomen
3.Bagaimana interprestasi dari hasil pemeriksaan fisik
H : a. Nyeri epigastrium: perforasi gasternya
b. Nyeri lepas + defense muuscular : rangsangan M.rectus
abdominus dan selubung parietal ok peritonitis
Latar belakang
Aspek hukum
Pasien safety
Gerakan
internasional
Mal praktik
pelaporan
Tindakan
pasien
Jump 5 : LO
1.Hubungan dokter dengan pasien
2.Latar belakang timbulnya patient safety
3.Aspek hukum pasien safety
4.Sistem pelaporan dan pencatatan
5.Gerakan manajemen kesehatan
Hak dokter
Kewajiban dokter
Bekerja sesuai standar profesi
Memberikan pelayanan terbaik, termasuk
merujuk pasien
Memberikan informasi medis kepada pasien
Meminta informed consent
Menolong pasien gawat darurat
Hak pasien
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
Hak
atas informasi ;
memberikan persetujuan ;
memilih dokter;
memilih sarana kesehatan (RS);
atas rahasia kedokteran ;
menolak pengobatan /perawatan;
menolak suatu tindakan medis tertentu;
untuk menghentikan pengobatan ;
atas second opinion (pendapat kedua);
melihat rekam medis.
Kewajiban pasien
Kewajiban memberikan informasi secara lengkap
kepada dokter / tenaga kesehatan tentang
penyakitnya;
Kewajiban melaksanakan nasehat-nasehat yang
diberikan oleh dokter / tenaga kesehatan
(mentaati petunjuk dan instruksi dokter);
Kewajiban menghormati kerahasiaan diri dan
dokter/ tenaga kesehatan wajib menyimpan
rahasia kedokteran;
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek
safety
adalah
hukum
terhadap
patient
atau
keselamatan
pasien
sebagai
berikut:
c.Pasal 58 UU No.36/2009
1.
2. ..tidak
berlaku
bagi
tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan
nyawa
atau
pencegahan
kecacatan
seseorang
dalam keadaan darurat.
b.Pasal 46 UU No.44/2009
Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.
dalam
rangka
4. Hak Pasien
a.Pasal 32d UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan
kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional
b.Pasal 32e UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang
efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi
c.Pasal 32j UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan
d.Pasal 32q UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau
menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana
Pemerintah
bertanggung
jawab
mengeluarkan
kebijakan
tentang
keselamatan pasien
Keselamatan pasien yang dimaksud adalah
suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi:
a) Assessment risiko
b) Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko
pasien
c) Pelaporan dan analisis insiden
d) Kemampuan belajar dari insiden
e)
Tindak lanjut dan implementasi solusi
meminimalkan resiko
4.Sistem pelaporan
&pencatatan
a.Di Rumah Sakit
1. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua
kejadian terkait dengan keselamatan pasien
(Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan
dan Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah
disediakan oleh rumah sakit.
2. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan
semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien
(Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan
dan Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan
Pasien Rumah Sakit pada formulir yang sudah
disediakan oleh rumah sakit.
5.Gerakan manajemen
kesehatan
A. Di Rumah Sakit
1. Rumah sakit agar membentuk Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan
susunan organisasi sebagai berikut : Ketua :
dokter, Anggota : dokter, dokter gigi,
perawat, tenaga kefarmasian dantenaga
kesehatan lainnya
2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem
informasi pencatatan dan pelaporan internal
tentanginsiden
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan
insiden ke Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia
B. Di Propinsi/Kabupaten/kota
1. Melakukan advokasi program
keselamatan pasien ke rumah sakit rumah sakit di wilayahnya
2. Melakukan advokasi ke pemerintah
daerah agar tersedianya dukungan
anggaran terkait dengan program
keselamatan pasien rumah sakit
3. Melakukan pembinaan pelaksanaan
program keselamatan pasien rumah
sakit..
C. Di Pusat
1. Membentuk Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit dibawah Perhimpunan Rumah
Sakit SeluruhIndonesia.
2. Menyusun panduan nasional tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program
keselamatan pasien ke Dinas Kesehatan
Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan
rumah sakit pendidikan dengan jejaring
pendidikan
4. Mengembangkan laboratorium uji coba
program keselamatan pasien.