Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS KEMATIAN

Nama

: Tn.N

RS

: Univ. Hasanuddin

Umur

: 57 tahun

Ruangan

: Sandeq kamar 419

Alamat

: Gona, Bone

No.Register

: 037770

Pekerjaan

: Pegawai Negeri Sipil

Tgl.MRS

: 06 April 2015

Agama

: Islam

Tgl meninggal

: 08 Mei 2015

Suku

: Bugis

Dokter Ruangan : dr. Dewi Resnawita

Status pernikahan

: Menikah

Chief Ruangan

: dr. Sekolastika
Indriaty

ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)
Keluhan Utama : Sesak Napas
Riwayat Penyakit Sekarang
Dialami sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, memberat dalam 2 hari terakhir, sesak tidak
dipengaruhi aktifitas dan cuaca, sesak diperberat oleh perubahan posisi maupun batuk dan
mengedan, lebih nyaman dengan posisi setengah duduk. Riwayat sering sesak sebelumnya
disangkal. Riwayat terbangun malam hari karena sesak napas disangkal.
Batuk berlendir warna kuning sejak 1 minggu SMRS, riwayat batuk darah disangkal. Tidak ada
nyeri menelan, ada nyeri dada hebat saat batuk, tidak ada keringat malam.
Kelopak mata kanan sulit terbuka sejak 2 bulan SMRS. Awalnya pasien bangun tidur dan
merasakan kelopak mata menutupi sebagian bola mata dan tidak dapat kembali normal. Tidak
ada gangguan pada penglihatan.
Terdapat benjolan pada leher kanan, bahu kanan sampai leher bagian belakang kanan yang
diketahui sejak 2 bulan SMRS, tidak semakin membesar, tidak ada nyeri. Riwayat trauma
sebelumnya tidak ada.
Suara parau ada dirasakan sejak 2 bulan SMRS yang lama kelamaan suara pasien menjadi
hilang.
Riwayat bengkak pada wajah kanan sampai dengan leher kanan dan lengan kanan di rasakan
sejak 2 bulan sebelum MRS. Tidak ada nyeri.
Riwayat 3 minggu terakhir berobat ke dokter spesialis paru dan dikatakan kemungkinan ada
massa di paru-paru, pasien mendapat 7 macam obat yang tidak diketahui jenisnya, pasien
disarankan untuk foto dada di RSUH dan setelah meminum obat yang diberikan, bengkak pada
wajah, leher dan lengan kanan pasien berkurang.
Demam tidak terus-menerus dalam 1 minggu terakhir, menggigil tidak ada. Pandangan tidak
kabur, tidak ada nyeri kepala.Mual tidak ada, muntah tidak ada, nyeri perut tidak ada.Nafsu
makan dirasakan menurun. Berat badan dirasakan menurun dalam beberapa bulan terakhir
tetapi tidak diketahui besar penurunannya.
BAK kesan lancar, warna kuning, volume cukup.
BAB kesan biasa, warna coklat, tidak ada darah, tidak ada riwayat bab warna hitam.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat konsumsi OAT tidak ada, riwayat kontak dengan penderita TBC tidak ada
Riwayat penyakit DM disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat Keluarga:

Ayah dan ibu sudah meninggal, penyakit tidak diketahui


Istri hidup dan sehat, memiliki 3 anak
Saudara: pasien anak ke-3 dari 5 bersaudara, 1 saudara sudah meninggal, penyebab tidak
diketahui. 3 saudara yang lain masih hidup dan sehat.
Anak: pasien memiliki 4 orang anak yang masih hidup dan sehat
Riwayat keganasan dalam keluarga disangkal

Riwayat Pribadi:

Pekerjaan PNS
Kebiasaan makan normal
Hobi tidak ada yang spesifik
Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok sejak usia 20 tahun dan rata-rata 2 bungkus/hari
baru berhenti merokok sejak 4 bulan terakhir.

PEMERIKSAAN FISIK
Deskripsi Umum
Keadaan umum: sakit sedang
Kesadaran: composmentis GCS 15 (E4M6V5)

Status gizi
Tinggi badan
Berat badan
IMT

:cukup
: 168 cm
: 53 kg
: 18,77kg/m2

Tanda-tanda vital:

Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu Axilla
VAS

: 120/80 mmHg
: 94 kali permenit, reguler, kuat angkat
: 28 kali permenit, reguler
: 37,00C
: 6/10

Kepala:Normocephal, rambut hitam ikal, tidak mudah dicabut, tidak ada edema pada wajah
Mata: Ptosis +/-, pupil isokor, diameter 2,5mm/2,5mm, refleks cahaya +/+, konjungtiva tidak pucat,
sklera tidak ikterus, tidak ada perdarahan subkonjungtiva.
Telinga: bentuk normal, otore tidak ada

Hidung: bentuk normal, rinore tidak ada


Bibir:tidak kering dan tidak sianosis
Leher :
- Inspeksi : Tampak benjolan mulai dari colli dextra, supraklavikula dextra sampai pundak
belakang dextra, warna sama dengan sekitarnya. Palpasi: batas tidak tegas, konsistensi
lunak, mobile, tidak ikut gerak menelan, nyeri tekan tidak ada, ukuran 8cm x 5cm x
1,5cm.
- Palpasi : Trakea terdorong ke kiri, DVS R+3 cmH 2O (leher bagian kiri), tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
- Auskultasi : stridor ada
Thoraks
Paru:
I: pergerakan rongga thoraks asimetris, kesan tertinggal pada hemithoraks dextra, tampak venektasi
pada thorax anterior dextra dan sinistra
P : nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak ada, taktil fremitus menurun di hemithoraks dextra.
P: sonor di hemithoraks sinistra, pekak di hemithoraks dextra setinggi ICS II-IV dan ICS VIII
posterior
A : bunyi pernapasan bronchial dan kesan menurun di hemithorkas dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII posterior, ronkhi pada regio apex dan medial paru dextra, wheezing tidak ada
Jantung:
I: ictus cordis tidak terlihat
P: ictus cordis teraba pada linea midclavicularis ICS V sinistra
P: pekak, batas jantung kesan normal
A: bunyi jantung I dan II murni, reguler, bunyi tambahan tidak ada
Abdomen:
I: datar,ikut gerak nafas, tampak venektasi pada regio epigastrium
A: peristaltik kesan normal
P: timpani, nyeri ketok CVA tidak ada
P: nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak ada. hepar dan lien tidak teraba membesar.
Ekstremitas: edem pretibial -/-, akral hangat, pulsasi arteri dorsalis pedis dextra dan sinistra +/+
Kulit: warna sawo matang, turgor dan elastisitas kesan normal, ikterik tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Fine needle aspiration regio supraklavikula dextra (7-3-2015):
Kesan: Reaksi radang kronik
Laboratorium (1-4-2015):
WBC
:8480
Hb
:14,3
Ht
:42,1

PT
INR

:11,1
:0,84
APTT

:29,6

MCV
MCH
PLT
Neut
Lymph
Mono
EO
Baso

:85,2
:28,9
:365000
:68,9%
: 12,9% () (#1093,92)
: 9,8%
: 8,0%
: 0,4%

GOT/GPT
GDS
Ur/Cr
CEA
LED I/II

:12/13
:122
:14/0,8
:96,20()
:20/58()

Foto Thorax PA (11-11-2014)


Di rumah sakit Bone, tidak ada ekspertisi

- Corakan bronchovascular dalam batas normal


- Tidak tampak proses spesifik pada kedua paru
- Cor: cardiothoracic index dalam batas normal, aorta normal
- Kedua sinus dan diafragma baik
- Tulang-tulang intak
Kesan: tidak tampak kelainan pada foto thorax ini
MSCT Scan Thoraks tanpa kontras (01-04-2015)

- Lesi isodens (40,7 HU) batas tegas irreguler kesan berasal dari mediastinum anterior superior yang
sedikit mendesak airway ke kiri tapi tidak menyempitkan
- Konsolidasi disertai airbronchogram sign pada segmen anterior lobus superior pulmo kanan
- Densitas cairan pada cavum pleura kanan
- Cor: bentuk, letak dan ukuran dalam batas normal. Pembuluh darah besar lainnya dalam batas
normal
- Tidak tampak pembesaran KGB paratrachea, subcarina dan peribronchial
- Tidak tampak densitas cairan bebas pada cavum pleura bilateral

- Hepar, gaster, dan lien yang terscan dalam batas normal


- Tulang-tulang yang terscan intak
Kesan : Massa mediastinum anterior sugestif thymoma. Pneumonia dextra. Efusi pleura dextra.
EKG (06-4-2015):

Irama sinus
Reguler
HR: 91 x/menit
Normoaxis
DAFTAR MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.

Sindroma vena kava superior


Tumor mediastinum suspek thymoma dd pancoast tumor
Penumonia CURB-65 low severity (skor 0)
Efusi Pleura Dextra
Cancer pain, VAS 6/10

PENGKAJIAN
No Masalah

Rencana Pmeriksaan

Rencana Terapi

Monitoring tanda
vital

Elevasi kepala 300

Sindroma Vena Cava Superior


Dipikirkan atas dasar:
Anamnesis : ada sesak napas, batuk,
suara serak dan riwayat pembengkakan
wajah, leher dan lengan kanan

O2 4 L/menit via nasal kanul


Methylprednisolon 125 mg/
24jam/intravena
Usul: radioterapi

Fisis : ditemukan ptosis OD, distensi


vena pada leher, deviasi trakea ke sisi
kiri, stridor ada, distensi pada vena
dinding dada dan epigastrium
MSCT- Scan Thorax tanpa kontras :
Lesi isodens (40,7 HU) batas tegas
irreguler kesan berasal dari
mediastinum anterior superior yang
sedikit mendesak airway ke kiri tapi
tidak menyempitkan. Kesan: thymoma
2

Tumor Mediastinum suspek thymoma


dd pancoast tumor

MSCT scan thorax


dengan kontras

Elevasi kepala 300


O2 4 L/menit via nasal kanul

Dipikirkan atas dasar :


Anamnesis : ada sesak napas,batuk,
suara serak, benjolan pada leher kananbahu kanan sampai leher bagian
belakang, riwayat perokok berat

Usul: Biopsi eksisi,


TTNA

Salbutamol 2,5mg/12jam/inhalasi

Darah rutin

Ceftriaxone 2gr/24jam/iv skin


test

Fisis :. ditemukan deviasi trakea ke sisi


kiri. Pada thorax: inspeksi: pergerakan
asimetris, kesan tertinggal pada
hemithoraks dextra, tampak venektasi,
palpasi: taktil fremitus menurun di
hemithoraks dextra, perkusi: pekak di
hemithoraks dextra setinggi ICS II-IV,
auskultasi: bunyi pernapasan bronchial,
menurun di hemithorkas dextra setinggi
ICS II-IV, wheezing tidak ada
MSCTscan Thorax:
Lesi isodens (40,7 HU) batas tegas
irreguler kesan berasal dari
mediastinum anterior superior yang
sedikit mendesak airway ke kiri tapi
tidak menyempitkan. Kesan: thymoma
Fine needle aspiration regio
supraklavikula dextra: Reaksi radang
kronik
3

Pneumonia CURB-65 low severity


(skor 0)
Dipikirkan atas dasar:
Anamnesis: batuk berlendir warna
kuning sejak 1 minggu SMRS, sesak
nafas, riwayat demam naik turun dalam
1 minggu terakhir.

Sputum gram, BTA


3X, jamur
Kultur sputum dan
sensitivitas antibiotik

Paracetamol 500mg/8jam/oral
(kalau perlu)
Ambroxol 30mg/8jam/oral

Pemeriksaan Fisis: Thorax: ronkhi


regio apex dan medial paru dextra
MSCT- Scan Thorax tanpa kontras

Konsolidasi disertai airbronchogram


sign pada segmen anterior lobus
superior pulmo kanan
Efusi Pleura Dextra
Dipikirkan atas:
Anamnesis: ada sesak nafas
Pemeriksaan Fisis: pekak dan bunyi
napas menurun pada hemithorax dextra

USG thorax marker,


analisa dan sitologi
cairan pleura, smear
BTA cairan pleura

O2 4L/menit via nasal kanul


Evakuasi cairan pleura

setinggi ICS VIII posterior


MSCT- Scan Thorax tanpa kontras
Massa mediastinum anterior sugestif
thymoma. Pneumonia dextra. Efusi
pleura dextra
5

Cancer pain

Dipikirkan atas dasar :

Penilaian VAS
setelah pemberian
analgetik

Fentanyl Patch 25 mcg / 3 hari

Anamnesis : nyeri dada saat batuk,


ada diagnosa tumor mediatinum
Pemeriksaan Fisis : VAS : 6/10

PENATALAKSANAAN AWAL

Elevasi kepala 30
O2 4 liter per menit via nasal kanul
Ceftriaxone 2gram/24jam/intravena skin test
Methylprednisolon 125 mg/24jam/intravena
Salbutamol sulfate 2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3hari
Paracetamol 500mg/8jam/oral (kalau perlu)
Ambroxol 30mg/8jam/oral

FOLLOW UP
07-4-2015
Perawatan hari 1-2
06.00
Interna
S : Sesak napas, batuk berlendir warna kuning,
TD:120/70 mmHg
nyeri dada berkurang, suara serak. Demam tidak
N: 96x/menit
ada.
R:28x/menit
S: 36,90C
O : SS/GC/CM
SpO2: 96%
Ptosis +/-, konjungtiva pucat tidak ada, Ikterus
VAS: 2/10
tidak ada.
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
Lab:
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
Wbc: 6750
kanan, venektasi pada leher, stridor ada
Hb: 14,4
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
Hct: 42,8
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
Plt: 398000
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII, ronkhi pada apex dan medial paru
hemithorax dextra, wheezing tidak ada
A: - Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek thymoma dd
pancoast tumor

Terapi:
Elevasi kepala 30
O2 4L/menit via nasal
kanul
Ceftriaxone
2gr/24jam/iv skin
test
Methylprednisolon 125
mg/ 24jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Ambroxol
30mg/8jam/oral
Rencana Diagnostik:
Sputum gram, BTA 3x, dan

07-4-2015
13.00
Pulmo

- Penumonia CURB-65 low severity (skor 0)


- Efusi pleura dextra
- Cancer pain vas 2/10
A:
- Sindroma vena kava superior
- Tumor mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
- Penumonia CURB-65 low severity (skor
0)
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain vas 2/10

09-4-2015
Perawatan hari ke 3-4
06.15
Interna
S : Sesak napas berkurang, batuk berlendir warna
TD: 120/80 mmHg putih, suara serak, nyeri ulu hati. demam dan
N: 92x/menit
nyeri dada tidak ada.
R: 25x/menit
S: 36,70C
O : SS/GC/CM
SpO2: 97%
Ptosis +/-, konjungtiva pucat tidak ada, Ikterus
VAS: 0/10
tidak ada.
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
Elektrolit
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
Na : 140
kanan, Venektasi pada leher
K : 4,2
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
Cl : 104
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
Pewarnaan BTA
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
Sputum 3x: negatif hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
Pewarnaan Gram:
VIII, ronkhi pada apex dan medial paru
ditemukan
hemithorax dextra, Wheezing tidak ada, stridor
gambaran bakteri
tidak ada.
berbentuk basil
gram negatif dan
A:
coccus gram positif
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Penumonia CURB-65 low severity (skor 0)
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
08-4-2015
A:
12.00
- Sindroma vena kava superior
Pulmo
- Tumor mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor

jamur, kultur sputum dan


sensitivitas antibiotik, elektrolit,
USG thorax marker
Terapi:
Diet biasa
O2 3 L/menit via nasal
kanul
Ceftriaxone 2g/24jam/iv
(1)
Methylprednisolone
125mg/24jam/iv
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Ambroxol
30mg/8jam/oral
Usul : TTNA jika keadaan
umum memungkinkan
Terapi
Elevasi kepala 30
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Conecta
Ceftriaxone 2gr/24jam/iv
(3)
Methylprednisolon 125
mg/ 24jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole 20 mg/12
jam/oral
Rencana Diagnostik:
kultur sputum dan sensitivitas
antibiotik
TTNA

Terapi:
Diet biasa
O2 3 L/menit via nasal

Penumonia CURB-65 low severity (skor


0)
Efusi pleura dextra
Cancer pain vas (perbaikan)

11-4-2015
Perawatan hari 5
06.00
S : Sesak napas berkurang, batuk berlendir warna
Interna
putih berkurang, suara serak, nyeri dada tidak
TD: 130/90 mmHg ada, nyeri ulu hati berkurang, demam tidak ada
N: 96x/menit
R:24x/menit
O : SS/GC/CM
S: 36,80C
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
SpO2: 96%
tidak ada.
VAS: 0/10
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
MSCT-scan Thorax kanan, Venektasi pada leher
tanpa kontras,
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
kesan: massa
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
mediastinum
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
anterior, efusi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
pleura dekstra,
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
tidak tampak udara VIII, ronkhi pada apex dan medial paru
bebas post pungsi
hemithorax dextra, wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.
A: - Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Pneumonia CURB-65 low severity (skor 0)
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

9-4-2015
07.15
Pulmo

A:
-

Sindroma vena kava superior


Tumor mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
Penumonia CURB-65 low severity (skor
0)
Efusi pleura dextra
Cancer pain (perbaikan)

kanul
Ceftriaxone 2g/12jam/iv
(3)
Methylprednisolone
125mg/24jam/iv
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Terapi
Elevasi kepala 30
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Conecta
Ceftriaxone 2gr/24jam/iv
(5)
Methylprednisolon 125
mg/24jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole 20 mg/12
jam/oral
Rencana Diagnostik:
Tunggu hasil kultur sputum,
sensitivitas antibiotik dan hasil
TTNA
Periksa echocardiografi,
spirometri
Terapi:
Diet biasa
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Ceftriaxone 1g/12jam/iv
(5)
Methylprednisolone
125mg/24jam/iv
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi

Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole
20mg/12jam/oral
13-4-2015
Perawatan hari 7
Terapi
06.00
S : Sesak napas berkurang, batuk berlendir warna
Elevasi kepala 30
Interna
putih berkurang, suara serak, nyeri dada tidak
O2 4 L/menit via nasal
TD: 130/90 mmHg ada, nyeri ulu hati berkurang, demam tidak ada
kanul
N: 88x/menit
O : SS/GC/CM
Conecta
R: 23x/menit
Ptosis +/-, konjungtiva pucat tidak ada, Ikterus
Methylprednisolon 125
S: 37,00C
tidak ada.
mg/24jam/intravena
SpO2: 96%
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
Salbutamol sulfate
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
2,5mg/12jam/inhalasi
Kultur sputum:
kanan, Venektasi pada leher
Nebulisasi NDitemukan koloni
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
ace/8jam/inhalasi
bakteri coccus
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
Fentanyl Patch 25mcg/3
gram positif yang
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
hari
teridentifikasi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada

Paracetamol
sebagai bakteri
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
500mg/8jam/oral (kalau
Streptococcus
VIII, ronkhi pada apex paru hemithorax dextra,
perlu)
sp
Wheezing tidak ada, stridor tidak ada.
Omeprazole 20 mg/12
A:
jam/oral
- Sindrom vena cava superior

Cefixime
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
100mg/12jam/oral (1)
pancoast tumor
Rencana Diagnostik:
- Pneumonia dengan perbaikan
Tunggu hasil TTNA
- Efusi pleura dextra
Periksa echocardiografi,
- Cancer pain (perbaikan)
spirometri
9-4-2015
A:
Terapi:
07.15
- Sindrom vena cava superior
Diet biasa
Pulmo
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma
O2 3 L/menit via nasal
dd pancoast tumor
kanul
- Pneumonia dengan perbaikan
Methylprednisolone
- Efusi pleura dextra
125mg/24jam/iv
- Cancer pain (perbaikan)
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Cefixime
100mg/12jam/oral (1)
14-4-2015
Perawatan hari 8
Terapi

06.00
Interna
S : Sesak napas, batuk berlendir warna putih
TD:140/90 mmHg
berkurang, suara serak, nyeri dada tidak ada,
N:88x/menit
nyeri ulu hati kadang-kadang, demam tidak ada
R:26x/menit
O : SS/GC/CM
S: 37,00C
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
SpO2:98%
tidak ada.
VAS: 1/10
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
TTNA RS
kanan, Venektasi pada leher
Akademis: hapusan Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
asal TTNA hanya
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
terdiri dari sel-sel
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
darah merah
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
sehingga tidak
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
dapat dinilai
VIII, ronkhi pada apex paru hemithorax dextra,
Wheezing tidak ada, stridor tidak ada.
Echocardiografi:
A:
Fungsi sistolik LV
- Sindrom vena cava superior
dan RV baik,
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
disfungsi diastolik
pancoast tumor
LV
- Pneumonia dengan perbaikan
- Efusi pleura dextra
Spirometri:
- Cancer pain (perbaikan)
FEV1/FVC = 33%
Severe restriction
07.15
A:
Pulmo
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Pneumonia dengan perbaikan
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

Elevasi kepala 30
O2 4 lpm nasal kanul
Conecta
Methylprednisolon 125
mg/24jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole 20 mg/12
jam/oral
Cefixime
100mg/12jam/oral (2)
Rencana Diagnostik:
Konsul onkologi radiasi

Terapi
Diet biasa
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/24jam/iv
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Cefixime
100mg/12jam/oral (2)
15-4-2015
Perawatan hari 9
Terapi
06.00
Elevasi kepala 30
Interna
S : Sesak napas bertambah, batuk berlendir warna
O2 4 lpm nasal kanul
TD: 110/70 mmHg putih masih ada, suara serak, demam tidak ada,
Conecta
N: 96x/menit
nyeri dada tidak ada
Methylprednisolon 125
R: 28x/menit
mg/24jam/intravena
S: 36,50C
O : SS/GC/CM
Salbutamol sulfate
SpO2: 90%
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus

TTNA RSUH:
sediaan apusan
hanya terdiri dari
eritrosit. Tidak
ditemukan sel-sel
epitel. Sediaan
tidak dapat
dievaluasi

08.00
Pulmo

14.00

tidak ada.
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
kanan, Venektasi pada leher
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Pneumonia dengan perbaikan
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
- Pneumonia dengan perbaikan
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

Jawaban konsul onkologi radiasi:


A: Sindroma Vena Cava Superior

16-4-2015
Perawatan hari 10-12
06.15
Interna
S : Sesak napas, batuk berlendir warna putih
TD: 140/90 mmHg masih ada, suara serak, demam tidak ada, nyeri
N: 88x/menit
dada tidak ada
R: 24x/menit
S: 37,00C
O : SS/GC/CM
SpO2: 98%
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus

2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole 20 mg/12
jam/oral
Cefixime
100mg/12jam/oral (3)
Rencana Diagnostik:
Konsul onkologi radiasi

Terapi
Diet biasa
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/24jam/iv
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Cefixime
100mg/12jam/oral (3)
Terapi:
Rencana radiasi paliatif 10 x
3 grey
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
Hasil TTNA masih belum jelas,
mohon untuk evaluasi lagi.
Terapi
Elevasi kepala 30
O2 3 L/menit nasal kanul
Conecta
Methylprednisolon 125
mg/24jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi

tidak ada.
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
kanan, Venektasi pada leher
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.

07.00
Pulmo

12.30
Onkologi Radiasi

A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Pneumonia dengan perbaikan
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
- Pneumonia dengan perbaikan
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

A:
Sindroma Vena Cava Superior

20-4-2015
Perawatan hari ke 14-15
05.30
Interna
S : Sesak napas bertambah, batuk kadang-kadang
TD:140/90 mmHg
dan tidak ada lendir, suara serak, demam tidak
N:86x/menit
ada, nyeri dada tidak ada
R:29x/menit

Nebulisasi Nace/8jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole 20 mg/12
jam/oral
Cefixime
100mg/12jam/oral (4)
Rencana Diagnostik:
TTNA ulang

Terapi
Diet biasa
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/24jam/iv/
(Ventolin) Salbutamol
sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Nebulisasi Nace/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Cefixime
100mg/12jam/oral (4)
Terapi:
Rencana radiasi paliatif 10 x
3 grey
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
Konfirmasi ke radiologi tentang
radiasi khusus SVCS
Terapi:
Elevasi kepala 30
O2 5 L/menit nasal kanul
Conecta
Methylprednisolon 125
mg/12jam/intravena

S: 36,5
SaO2: 96%

O : SS/GC/CM
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
tidak ada.
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
kanan, Venektasi pada leher
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.

Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
N-ace/12jam/inhalasi
Omeprazole 20 mg/12
jam/oral
Rencana Diagnostik:
Ulang TTNA
Monitoring progresifitas keluhan

A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
07.00
Pulmo

A:
-

10.00
Onkologi Radiasi

Sindrom vena cava superior


Tumor Mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
Efusi pleura dextra
Cancer pain (perbaikan)

A:
Sindroma Vena Cava Superior

22-4-2015
Perawatan hari 16-17:
05.30
S : Sesak napas, batuk berlendir warna putih,
Interna
suara serak, nyeri dada tidak ada
TD: 130/80 mmHg
N: 92x/menit
O : SS/GC/CM
R: 26x/menit
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus

Terapi
Diet biasa
O2 5 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/24jam/iv
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
N-ace/12jam/inhalasi
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Rencana diagnostik:
USG Thorax marker untuk
kedalaman tumor
Terapi:
Rencana radiasi Paliatif 10 x
3 grey
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
MSCtscan kepala dan leher bila
keadaan memungkinkan
Terapi:
Elevasi kepala 30
O2 5 L/menit nasal kanul
Conecta
Methylprednisolon 125

S: 37,2
SpO2: 97%
Hb : 15,7
Wbc : 11.730
Plt : 284.000
Ur/Cr : 36/0,8
Albumin : 4,4

07.30
Pulmo

12.00
Onkologi radiasi

tidak ada.
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
kanan, Venektasi pada leher
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

A:
Sindroma Vena Cava Superior

24-4-2015
Perawatan hari 18-19:
05.30
S : Sesak napas, batuk kadang-kadang dan tidak
Interna
ada lendir, suara serak, nyeri dada tidak ada
TD: 140/90 mmHg
N: 101x/menit
O : SS/GC/CM
R: 26x/menit
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
S: 36,8
tidak ada.
SpO2: 99%
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
Usg Thorax
kanan, Venektasi pada leher
marker: sulit
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
dinilai kedalaman
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi

mg/12jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole 20 mg/12
jam/oral
N-ace/12jam/inhalasi
Rencana Diagnostik:
Monitoring progresifitas keluhan

Terapi
Diet biasa
O2 5 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/12jam/iv
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
N-ace/12jam/inhalasi
Terapi:
Rencana radiasi Paliatif 10 x
3 grey
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
MSCtscan kepala dan leher bila
keadaan memungkinkan
Terapi:
Elevasi kepala 30
O2 4 L/menit nasal kanul
Conecta
Methylprednisolon 125
mg/12jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol

tumor

09.00
Pulmo
AGD:
pH :7.645
pCO2 :44.7 mmHg
SO2 :97.7%
PO2 :94,7 mmHg
HCO3 :32,4
mmol/L
BE :8,5 mmol/L
Kesan :Alkalosis
metabolik

11.30
Onkologi Radiasi

ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi


pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

A:
Sindroma Vena Cava Superior

MSCtscan kepala
dan leher: tidak
tampak kelainan

27-4-2015
Perawatan hari 21
05.45
S : Sesak napas, batuk kadang-kadang dan tidak
Interna
berlendir, suara serak, nyeri dada tidak ada
TD: 130/80 mmHg
N: 102x/menit
O : SS/GC/CM
R: 30x/menit
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
S: 36,5
tidak ada.
SpO2: 95%
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
Hasil TTNA
kanan, Venektasi pada leher
Akademis: hapusan Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
TTNA hanya
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
terdiri dari sel-sel
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
darah merah dan
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
sedikit sel-sel
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
radang. Tidak
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
ditemukan sel-sel
tidak ada.

500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole 20 mg/12
jam/oral
N-ace/12jam/inhalasi
Rencana Diagnostik:
TTNA besok pagi
Monitoring progresifitas keluhan

Terapi
Diet biasa
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/12jam/iv/
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)

N-ace/12jam/inhalasi
Terapi:
Rencana radiasi Paliatif 10 x
3 grey
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
Tunggu jadwal radioterapi
Terapi:
Elevasi kepala 30
O2 4 L/menit nasal kanul
Conecta
Methylprednisolon 125
mg/12jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole
20mg/12jam/oral
N-ace/12jam/inhalasi
Rencana Diagnostik:

ganas pada sediaan

08.30
Pulmo

10.30
Onkologi Radiasi

Monitoring progresifitas keluhan


A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

A:
Sindroma Vena Cava Superior

Terapi
Diet biasa
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/12jam/iv/
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
N-ace/12jam/inhalasi
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Terapi:
Rencana radiasi Paliatif 10 x
3 grey
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral

Tunggu jadwal radioterapi


11.00
A:
Terapi:
Gizi Klinik
Status Gizi Kurang
Diet 2200kkal/hari
Kebutuhan cairan 2200ml/24
jam
28-4-2015
Perawatan Hari 22-24:
Terapi:
06.30
S : Sesak napas, batuk masih ada kadang-kadang,
Elevasi kepala 30
Interna
suara serak, demam tidak ada, nyeri dada tidak
O2 4 L/menit nasal kanul
TD: 120/70 mmHg ada
Conecta
N: 96x/menit
Methylprednisolon 125
R: 26x/menit
O : SS/GC/CM
mg/12jam/intravena
S: 36,5
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
Salbutamol sulfate
SpO2: 98%
tidak ada.
2,5mg/12jam/inhalasi
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
Fentanyl Patch 25mcg/3
Hb : 16,2
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
hari
Wbc : 15.210
kanan, Venektasi pada leher
Paracetamol
Plt : 207.000
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
500mg/8jam/oral (kalau
Na : 132
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
perlu)
K : 4,3
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi

Omeprazole
Cl : 97
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
20mg/12jam/oral
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
N-ace/12jam/inhalasi
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
Rencana
Diagnostik:
tidak ada.
Monitoring progresifitas keluhan

08.30
Pulmo

A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma
dd pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

10.00
Gizi Klinik

A:
Status gizi kurang

11.30
Onkologi Radiasi

A:
Sindroma Vena Cava Superior

01-5-2015
06.30
Interna
TTV:
TD:130/80mmHg
N:88x/menit
R:22x/menit
S:36,70C
SaO2:98%

Perawatan Hari 25-26:

Terapi
Diet biasa
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/12jam/iv
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
N-ace/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Terapi:
Diet 2200kkal/hari
Kebutuhan cairan 2200ml/24
jam
Terapi:
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
Radioterapi pertama hari ini

Terapi:
Elevasi kepala 30
S : Sesak napas berkurang, batuk kadang-kadang,
O2 3 L/menit nasal kanul
suara serak, demam tidak ada, nyeri dada tidak
Conecta
ada
Methylprednisolon 125
mg/12jam/intravena
O : SS/GC/CM
Salbutamol sulfate
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
2,5mg/12jam/inhalasi
tidak ada.
Fentanyl Patch 25mcg/3
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
hari
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
Paracetamol
kanan, Venektasi pada leher berkurang
500mg/8jam/oral (kalau
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal,
perlu)
venektasi pada dada berkurang, pekak di

N-ace/12jam/inhalasi
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII posterior, bunyi pernapasan: bronchial, Rencana Diagnostik:
menurun pada hemithorax dextra setinggi ICS Monitoring progresifitas keluhan
II-IV dan ICS VIII, ronkhi dan wheezing tidak
ada, stridor tidak ada.

07.30
Pulmo

A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

08.30
Gizi Klinik

A:
Status Gizi Kurang

10.00
Onkologi Radiasi

A:
Sindroma Vena Cava Superior

04-5-2015
05.30
Interna
TTV:
TD:130/80mmHg
N:84x/menit
P:20x/menit
S:36,50C
SpO2:99%

Perawatan Hari 28-30:

Terapi
Diet biasa
O2 3 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/12jam/iv
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
N-ace/12jam/inhalasi
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Terapi:
Diet 1400 kkal
Kebutuhan cairan 2200
ml/24jam
Vit B.com 1tablet/8jam/oral
Terapi:
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
Radioterapi hari keempat

Terapi:
Elevasi kepala 30
S :Sesak napas berkurang, batuk kadang-kadang,
O2 3 L/menit nasal kanul
suara serak, demam tidak ada, nyeri dada tidak
Conecta
ada
Methylprednisolon 125
mg/12jam/intravena
O : SS/GC/CM
Salbutamol sulfate
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
2,5mg/12jam/inhalasi
tidak ada.
Fentanyl Patch 25mcg/3
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
hari
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
Paracetamol
kanan, Venektasi pada leher berkurang
500mg/8jam/oral (kalau
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal,
perlu)
venektasi berkurang, pekak di hemithorax dextra

N-ace/12jam/inhalasi
setinggi ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada Rencana Diagnostik:
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS Monitoring progresifitas keluhan
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.
A:

07.00
Pulmo

- Sindrom vena cava superior


- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

08.00
Gizi Klinik

A:
Status gizi kurang

11.30
Onkologi Radiasi

A:
Sindroma Vena Cava Superior

07-5-2015
06.30
Interna
TTV:
TD:120/80mmHg
N:88x/menit
R:22x/menit
S:36,70C
SpO2:99%

Terapi
Diet biasa
O2 3 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/12jam/iv/
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
N-ace/12jam/inhalasi
Terapi
Diet 2000 kkal/hari
Kebutuhan cairan
2200ml/24jam
Zink 20mg/24jam/oral
Vit b.com 1tablet/8jam/oral
Terapi:
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
Radioterapi hari kelima

Perawatan Hari 31:


Terapi:
S : Tidak ada sesak napas, batuk kadang-kadang,
Elevasi kepala 30
suara serak, demam tidak ada, nyeri dad tidak
O2 3 L/menit nasal kanul
ada
Conecta
Methylprednisolon 125
O : SS/GC/CM
mg/12jam/intravena
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
Codein 10mg/12jam/oral
tidak ada.
Salbutamol sulfate
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
2,5mg/12jam/inhalasi
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
Fentanyl Patch 25mcg/3
kanan, Venektasi pada leher berkurang
hari
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal,

Paracetamol
venektasi berkurang, pekak di hemithorax dextra
500mg/8jam/oral (kalau
setinggi ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
perlu)
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
Rencana
Diagnostik:
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
Monitoring
progresifitas keluhan
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.
A:
- Sindrom vena cava superior

07.00
Pulmo

- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd


pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

07.30
Gizi Klinik

A:
Status Gizi Kurang

09.00

A:
Sindroma Vena Cava Superior

08-5-2015
06.30
Interna
TTV:
TD:110/70mmHg
N:96x/menit
R:26x/menit
S:36,70C
SaO2:94%
VAS: 1/10

Perawatan Hari 32:


S : Tidak ada sesak, batuk kadang-kadang, suara
serak, demam tidak ada, nyeri dada tidak ada
O : SS/GC/CM
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
tidak ada.
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
kanan, Venektasi pada leher
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal, tampak
venektasi, pekak di hemithorax dextra setinggi
ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.
A:
- Sindrom vena cava superior
- Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd

Terapi
Diet biasa
O2 3 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/12jam/iv/
Codein
10mg/12jam/oral
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Terapi:
Diet 2000 kkal/hari
Kebutuhan cairan
2200ml/24jam
Zink 20mg/24jam/oral
Vit b.com 1tablet/8jam/oral
Terapi:
Albumin 1 sachet/24jam/oral
Beta glucan
250mg/12jam/oral
Radioterapi hari kedelapan
Terapi:
Elevasi kepala 30
O2 4 L/menit nasal kanul
Conecta
Methylprednisolon 125
mg/24jam/intravena
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Codein 10mg/12jam/oral
Rencana Diagnostik:
Monitoring progresifitas keluhan

A:
-

07.00
Pulmo

pancoast tumor
Efusi pleura dextra
Cancer pain (perbaikan)

Sindrom vena cava superior


Tumor Mediastinum suspek Thymoma dd
pancoast tumor
- Efusi pleura dextra
- Cancer pain (perbaikan)

08.00
Gizi Klinik

A:
Status Gizi Kurang

13.50
Interna

S: tiba-tiba pasien sesak nafas, nyeri dada ada

TD: 120/60mmHg
N: 122x/menit
P: 32x/menit
S: 36,5
SpO2: 70%56%
VAS: 4/10

14.10

Tgl
Lab
Hb

O: SS/GC/CM
Ptosis +/-, konjngtiva pucat tidak ada, Ikterus
tidak ada.
DVS R+3cmH2O (leher kiri), deviasi trakea ke
sisi kiri, ada pembesaran KGB supraclavicula
kanan, venektasi pada leher berkurang
Pergerakan hemithorax dextra tertinggal,
venektasi berkurang, pekak di hemithorax dextra
setinggi ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi
pernapasan:
bronchial,
menurun
pada
hemithorax dextra setinggi ICS II-IV dan ICS
VIII, ronkhi dan wheezing tidak ada, stridor
tidak ada.
S: pasien apneu, nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak terukur
O: pupil midrisis +/+
TD: N: P: -

07-04-15
14,4

09-04-15

22-04-15
15,7

24-04-15

Terapi
Diet biasa
O2 4 L/menit via nasal
kanul
Methylprednisolone
125mg/24jam/iv
Codein
10mg/12jam/oral
Omeprazole
20mg/12jam/oral
Salbutamol sulfate
2,5mg/12jam/inhalasi
Fentanyl Patch 25mcg/3
hari
Paracetamol
500mg/8jam/oral (kalau
perlu)
Terapi:
Diet 2000 kkal/hari
Kebutuhan cairan
2200ml/24jam
Zink 20mg/24jam/ngt
Vit b.com 1tablet/8jam/ngt
Terapi:

Elevasi kepala 300

O2 11 L/menit via NRM


(pasien menolak)

AGD cito tidak berhasil


diambil

EKG

Pasang monitor

Konsul cito perawatan ICU

Lapor ICU: tidak ada bed


kosong dengan ventilator

RJP 5 siklus tidak berespon


Pasien dinyatakan meninggal

28-04-15

04-05-15

08-05-15

16,2

16,5

18,2()

Ht
Mcv
Mch
Wbc
Plt
Neut
Na
K
Cl
Ur/Cr
Alb
AFP
- Hcg
Fibrinogen
D-dimer
PT
APTT
INR
pH
PCO2
SO2
PO2
HCO3
BE
Kesan

42,8
84,9
28,6
6750
398000
69,2

44,7
81,0
28,4
11730()
284000
80,4

46,1
81,3
28,6
9210
207000
60,3
132
4,3
97

140
4,2
104

45,8
79,4
28,6
7160
127000()
71,8

52,4
79,3
27,5
14640()
55000()
93,9 ()
116()
5,2
87()

36/0,8
4,4

3,3()
6,32
< 2,00
479 ()
3300()
14,0
28,7
1,15
7,644
44,7
97,7%
94,7
32,4
8,5
Alkalosis
metabolik

Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan sputum BTA 3x (9-4-2015):
1. Pewarnaan BTA sputum 3x: negatif
2. Pewarnaan gram: ditemukan gambaran bakteri berbentuk basil gram negatif dan coccus gram
positif.
Pemeriksaan MSCT Scan Thoraks tanpa kontras (10-4-2015):
Kesan : massa mediastinum anterior, efusi pleura dextra, tidak tampak udara bebas post pungsi.
Pemeriksaan TTNA Pulmo dextra (RS Akademis,11-4-2015):
Kesan : hapusan asal TTNA hanya terdiri dari sel-sel darah merah sehingga tidak dapat dinilai.
Pemeriksaan TTNA Pulmo dextra (RSUH, 11-4-2015):
Kesan : Sediaan apusan hanya terdiri dari eritrosit, tidak ditemukan sel-sel epitel. Sediaan tidak dapat
di evaluasi.
Pemeriksaaan kultur sputum (13-4-2015):
Kesimpulan : ditemukan koloni bakteri coccus gram positif yang teridentifikasi sebagai bakteri
Streptococcus sp yang sensitif terhadap beberapa jenis antibiotik yang diujikan.
Pemeriksaan Echo Cardiography (13-4-2015):
Kesimpulan : fungsi sistolik LV dan RV baik, disfungsi diastolik LV.

Pemeriksaan Spirometri (14-4-2015):


Spirometri FEV1/FVC = 33%. Kesan: restriktif berat

Pemeriksaan MSCT scan thorkas tanpa kontras (22-4-2015):


Kesan: massa mediastum anterior, efusi pleura dextra, tidak tampak udara post pungsi.
Pemeriksaan TTNA Pulmo dextra (RS Akademis, 22-4-2015):
Kesan : hapusan asal TTNA hanya terdiri dari sel-sel darah merah dan sedikit sel-sel radang. Tidak
ditemukan sel-sel ganas pada sediaan.
Pemeriksaan TTNA Pulmo dextra (RSUH, 23-4-2015):
Kesan : sediaan hapusan mengandung sel-sel ganas asal epithelial.
Pemeriksaan MSCT scan kepala tanpa dan dengan kontras (23-4-2015):
Kesan : tidak tampak kelainan pada MSCT scan kepala ini.

Pemeriksaan MSCT scan leher tanpa dan dengan kontras (23-4-2015):


Kesan : massa mediastinum sugestif lymphoma, tidak tampak massa pada regio cervical.

AGD (24-4-2015)
pH
:7.645
pCO2 :44.7 mmHg
SO2
:97.7%
PO2
:94,7 mmHg
HCO3 :32,4 mmol/L
BE
:8,5 mmol/L
Kesan :Alkalosis metabolik
RESUME

Laki-laki, 57 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan dispneu sejak 2 bulan
sebelum masuk rumah sakit, memberat 2 hari terakhir, ada ortopneu, lebih nyaman dengan
posisi setengah duduk. Ada batuk berlendir warna kuning sejak 1 minggu, ada penurunan
berat badan. Benjolan pada leher kanan, bahu kanan sampai leher bagian belakang kanan,
nyeri bila batuk. Ada ptosis okuli dekstra dan suara parau yang kemudian suara menjadi
hilang. Ada riwayat bengkak pada wajah sisi kanan sampai dengan leher kanan dan lengan
kanan. Riwayat demam naik turun dalam satu bulan terakhir, nafsu makan dirasakan
menurun, berat badan menurun dalam beberapa bulan terakhir tetapi tidak diketahui besar
penurunannya. Ada riwayat merokok sejak SMA sebanyak 2 bungkus/hari
Dari pemeriksaan fisis didapatkan pasien sakit berat, gizi cukup, sadar, dengan IMT
18,77 kg/m2. Tanda vital saat tiba di RS, T:120/80 mmHg, N:94x/mnt, P:28x/mnt, S: 37,0 oC.
Pada mata ptosis dextra. Pada leher DVS R+3 cmH 2O, trakea terdorong ke kiri, tampak
venektasi, tampak massa mulai dari colli dextra, supraclavicula dextra, pundak belakang
kanan, warna sama dengan sekitarnya, palpasi konsistensi lunak, mobile, tidak ikut gerak
menelan, ukuran 10cm x 5cm x 1,5cm. Pada thoraks pergerakannya asimetris, tampak
venektasi, taktil fremitus menurun di hemithoraks dextra, pekak pada hemithoraks dextra

setinggi ICS II-IV dan ICS VIII posterior, bunyi pernafasan bronkial, kesan menurun di
hemithoraks dextra setinggi ICS II-IV dan ICS VIII posterior, ronki regio apeks dan medial
paru kanan.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan LED I/II: 20/58 mm/jam, CEA: 96,2
ng/mL. MSCT scan thorax tanpa kontras kesan massa mediastinum anterior sugestif
thymoma, pneumonia dextra, efusi pleura dextra.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan penunjang, maka disimpulkan
beberapa diagnosis pada pasien ini yaitu sindrom vena kava superior, tumor mediastinum dd/
thymoma stage IV B, Pneumonia komunitas, efusi pleura dextra dan cancer pain . Terapi
yang diberikan oksigenasi, antibiotik, steroid, mukolitik, anti nyeri, usul radioterapi. Dalam
32 hari perawatan kondisi pasien membaik setelah radioterapi ketiga dan tiba-tiba memburuk
setelah radioterapi kedelapan dimana pasien tiba-tiba sesak dan akhirnya meninggal dunia.
DISKUSI

Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas. Keluhan sesak napas bisa
disebabkan oleh kelainan pada paru-paru dan ekstra paru (jantung, metabolik). Pada pasien
ini keluhan sesak napas yang tidak dipengaruhi aktivitas maupun cuaca, sesak disertai batuk,
ada riwayat bengkak pada wajah, leher dan lengan kanan, ada penurunan berat badan, ada
suara parau dan riwayat perokok berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ptosis oculi dextra.
Pada leher trakea terdorong ke kiri, tampak venektasi, tampak benjolan difuse mulai dari colli
dextra, supraclavicular dextra sampai pundak belakang kanan, warna sama dengan
sekitarnya, palpasi batas tidak tegas, konsistensi lunak, mobile, tidak ikut gerak menelan,
ukuran 10cm x 5cm x 1,5cm. Pada thoraks pergerakannya asimetris kesan tertinggal pada
hemithoraks dextra, tampak venektasi, taktil fremitus menurun di hemithoraks dextra, pekak
pada hemithoraks dextra setinggi ICS II-IV, bunyi pernafasan bronkial, kesan menurun di
hemithoraks dextra setinggi ICS II-IV ronki pada regio apeks dan medial paru kanan.
Pemeriksaan MSCT scan thorax tanpa kontras kesan massa mediastinum anterior sugestif
thymoma, pneumonia dextra, efusi pleura dextra. Dari hasil pemeriksaan ini, pasien di
diagnosa menderita tumor mediastinum. Sehingga sesak dipikirkan berasal dari tumor
mediastinum yang diperberat oleh pneumonia dan efusi pleura kanan.
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga
di antara paru kanan dan kiri. Rongga mediastinum ini sempit dan tidak dapat diperluas,
maka pembesaran tumor dapat menekan organ didekatnya dan dapat menimbulkan

kegawatan yang mengancam jiwa. Kebanyakan tumor mediastinum tumbuh lambat sehingga
pasien sering datang setelah tumor cukup besar disertai keluhan dan tanda akibat penekanan
tumor ke organ sekitarnya. Tumor mediastinum sebagian besar adalah metastasis dari tempat
yang lain (yang paling sering karsinoma bronkogenik), kemudian limfoma, sebagian kecil
lagi tumor neurogenik, teratoma, thymoma dan lipoma. Pada orang dewasa lokasi tumor
banyak di temukan di mediastinum anterior dengan jenis limfoma atau thymoma. Jenis tumor
di rongga mediastinum dapat berupa tumor jinak dan tumor ganas dengan penatalaksanaan
dan prognosis yang berbeda. Gejala klinis penyakit mediastinum bervariasi tergantung dari
diagnosis spesifik dan sistem sekitarnya yang terlibat. Secara umum, lesi jinak umumnya
asimptomatik. Lesi ganas cenderung simptomatik dan dapat asimptomatik. Batuk, sesak atau
stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi pada trakea dan atau bronkus utama.
Disfagia muncul apabila terjadi tekanan atau infasi ke esofagus. Suara serak muncul bila
nervus laringeal terlibat. Nyeri muncul bila terjadi penekanan sistem saraf. Kemungkinan
tumor mediastinum dapat dipikirkan atau dikaitkan dengan beberapa keadaan klinis lain,
misalnya penekanan nervus (seperti ptosis) mungkin menandakan thymoma, limfadenopati
mungkin menandakan limfoma. Investigasi suatu massa mediastinum dimulai dengan foto
thorax, kemudian CT-scan thoraks diperlukan untuk menentukan apakah lesi tersebut bersifat
kistik atau tidak dan menentukan lesi berasal dari vaskuler atau bukan vaskuler.
Histopatologis spesimen didapatkan secara FNA dengan panduan CT atau ultrasonografi
membantu menentukan rencana pembedahan yang pasti dan memberikan nilai diagnostik
75%.1
Tumor mediastiunum juga dapat menyebabkan efusi pleura akibat invasi dari
vaskularisasi paru dengan embolisasi dari sel-sel tumor ke pleura visceralis atau metastasis
jauh hematogen dari tumor ke pleura parietalis. Pada pasien ini didapatkan sesak napas
selama 2 bulan dan memberat 2 hari terakhir, nyaman berbaring dengan posisi setengah
duduk, pasien masih nyaman berbaring ke sebelah kanan maupun kiri dan MSCT scan thorax
ada efusi pleura kanan, sehingga kami memikirkan efusi pleura dextra pada pasien ini tidak
massif sehingga tidak dilakukan evakuasi cairan pleura. 1,2
Secara umum tumor ganas mediastinum seperti thymoma berespon baik terhadap
terapi yang dilakukan secara agresif yang mencakup perawatan, radiasi dan kemoterapi.
Empat komplikasi terberat dari penyakit mediastinum adalah obstruksi trakea, sindrom vena
cava superior, invasi vascular, dan ruptur esophagus. Pada pasien ini juga ditemukan adanya
distensi vena pada leher, dinding dada dan riwayat edema pada wajah dan ekstremitas

superior kanan sehingga dipikirkan suatu sindrom vena kava superior sebagai salah satu
komplikasi yang timbul akibat dari tumor mediastinum.1
Sindrom vena kava superior merupakan suatu kondisi dimana aliran vena kava
superior terhambat oleh penekanan dari luar, infiltrasi ataupun trombosis. Penekanan oleh
keganasan (85-95 %) di daerah leher, mediastinum dan paru, aneurisma dan infeksi. Efek
sumbatan karena penekanan atau infiltrasi terhadap vena kava superior oleh massa di bagian
superior mediastinum mengakibatkan gejala klinis yang khas berupa pelebaran vena kolateral
di dada bagian atas, leher, edema wajah, konjungtiva dan sakit kepala serta gangguan
penglihatan dan perubahan kesadaran. Penekanan ke arah esophagus dan trakea
menyebabkan sulit menelan dan gangguan bernapas.1
Pemeriksaan yang invasif dengan risiko perdarahan seperti bronkoskopi, esofagoskopi
dan mediastinoskopi untuk melakukan pengambilan jaringan/ biopsy adalah kontraindikasi
pada sindrom vena kava superior ini. Suatu tindakan diagnostik pengambilan jaringan harus
didahului radioterapi atau kemoterapi untuk mengecilkan massa tumor dan mengurangi
risiko. Pemberian terapi konservatif pada vena kava superior ini meliputi elevasi kepala,
oksigenasi untuk mengurangi cardiac output dan tekanan hidrostatik venosa, penggunaan
diuretik untuk menurunkan tekanan vena kava superior karena kemampuannya menurunkan
aliran darah vena ke jantung dengan cara menurunkan preload. Serta pemberian
kortikosteroid dapat mengurangi inflamasi yang ditimbulkan oleh invasi tumor, edema di
sekitar massa tumor dan atau tindakan radiasi dengan cara menekan migrasi dari lekosit PMN
dan menurunkan kembali permeabilitas kapiler yang meningkat. Pada pasien ini kami
melakukan konsul radioterapi ke onkologi radiasi dan radioterapi direncanakan dilakukan
sebanyak 10 x 3 gray.1
Pada pasien ini juga didapatkan keluhan berupa batuk berlendir warna kuning, sesak
nafas, riwayat demam hilang timbul dalam satu minggu terakhir, serta didapatkan ronkhi
pada regio apeks dan medial paru dextra dan pada pemeriksaan MSCT scan thoraks tanpa
kontras didapatkan kesan pneumonia dextra. Pada pasien ini pneumonia terjadi melalui
infeksi diluar rumah sakit sehingga dimungkinkan suatu pneumonia komunitas. Faktor risiko
penderita pneumonia adalah keganasan aktif, PPOK, diabetes melitus, gagal ginjal, gagal
jantung kongestif, penyakit arteri koroner, penyakit neurologis kronis, dan penyakit hati
kronis. Dalam perawatan, dilakukan pemeriksaan sputum dengan hasil kultur berupa kuman
Streptococcus sp dan mendapat terapi sesuai hasil kultur. Dalam beberapa hari perawatan,
keluhan batuk sudah berkurang dan tidak didapatkan ronkhi pada pemeriksaan auskultasi
thoraks.

Dalam perjalanan penyakitnya pasien dilakukan radioterapi sebanyak 8 kali dari total
seharusnya 10 kali. Selama dilakukan radioterapi, keluhan sesak serta venektasi pada dada
dan perut atas berkurang sehingga kami berpikir bahwa pasien ini berespon dengan
radioterapi. Dilakukan skrining untuk tromboemboli karena pada pasien ini memiliki risiko
tromboemboli, yaitu: usia lebih dari 40 tahun, keganasan, sedang mendapat radioterapi dan
imobilisasi dengan memeriksakan kontrol darah rutin, D-dimer, fibrinogen, PT/APTT. Tetapi
hasilnya baru didapatkan setelah pasien meninggal. Pada hari terakhir perawatan, pasien tibatiba mengeluh sesak nafas yang semakin bertambah berat, sangat gelisah dan berkeringat
banyak dan pada saat itu kami rencanakan untuk pemeriksaan GDS cito, EKG dan AGD serta
konsul perawatan ICU. Hasil GDS 112 mg/dl tetapi pemeriksaan lain belum berhasil
dilakukan karena pasien sudah meninggal. Setelah pasien meninggal, hasil laboratorium
didapatkan WBC 14.640 , RBC 66,1 x 10 6, HGB 18,2 , PLT 55.000 , Fibrinogen 479 , DDimer 3300 sehingga kami memikirkan kemungkinan terjadi emboli paru.
Penyebab utama emboli paru adalah tromboemboli vena. Trombosis terjadi karena
ketidakseimbangan 3 hal (Triad Virchow) yaitu: kelainan aliran darah, kelainan dinding
pembuluh darah dan kelainan komponen darah. Untuk menilai faktor risiko terjadinya emboli
paru, digunakan Wells Score, yang terdiri dari:
- Gejala atau tanda-tanda trombosis vena dalam

- Diagnosa alternatif kurang mendukung emboli paru

- Heart rate >100 kali/menit

1,5

- Imobilisasi atau pembedahan dalam 4 minggu

1,5

- Riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru

1,5

- Hemoptisis

- Kanker dalam waktu 6 bulan atau metastasis

Dengan interpretasi:
- Probabilitas tinggi, poin > 4
- Probabilitas rendah, poin 4
Berdasarkan wells score, pasien ini termasuk dalam probabilitas rendah (poin 3,5)
untuk risiko terjadinya emboli paru. Namun menurut faktor risikonya, pasien termasuk faktor
risiko sedang kejadian emboli paru karena adanya keganasan dan radioterapi.
Bila trombus vena terlepas dari tempat terbentuknya, emboli akan mengikuti aliran
sistem vena yang seterusnya akan melewati sirkulasi arteri pulmonalis. Tidak jarang
pembuluh darah paru tersumbat karenanya. Keadaan ini akan meningkatkan penyumbatan

arteri pulmonalis, yang akan melepaskan senyawa-senyawa vasokonstriktor seperti serotonin,


refleks vasokonstriksi arteri pulmonalis, dan hipoksemia yang pada akhirnya mengakibatkan
hiperteni pulmonalis. Peningkatan arteri pulmonalis yang tiba-tiba akan meningkatkan
tekanan ventrikel kanan dengan konsekuensi dilatasi dan disfungsi ventrikel kanan yang pada
gilirannya akan menimbulkan septum interventrikuler tertekan kesisi kiri dengan dampak
terjadinya terganggunya pengisian ventrikel dan penurunan distensi diastolik. Dengan
berkurangnya pengisian ventikel kiri maka curah jantung sistemik akan menurun yang akan
mengurangi perfusi koroner dan akan menyebabkan iskemik miokard. Peninggian tekanan
dinding ventrikel kanan yang diikuti adanya emboli paru masif akan menurunkan aliran
koroner kanan dan menyebabkan iskemik dan kardiogenik syok sehingga terjadi kolaps
sirkulasi dan kematian. Gejala klasik emboli paru dapat berupa sesak dengan atau tanpa
disertai nyeri dada pleuritik atau hemoptisis, takipneu, takikardi, dan banyak berkeringat.
Tanda ini sering tidak spesifik sehingga harus dipikirkan diagnosis banding atau
kemungkinan lain. Gambaran klasik pada EKG seperti : gelombang S1Q3T3 dan P Pulmonal,
RBBB yang baru, deviasi aksis ke kanan. Pemeriksaan AGD dapat menunjukan penurunan
PO2 dan PCO2yang disertai alkalosis. Pemeriksaan Ventilation Perfusioan (V/Q) Lung
scanning merupakan cara baru untuk mendiagnosis emboli paru.
Penyebab kematian pada pasien ini diduga dengan adanya faktor risiko berupa
keganasan aktif dan hiperkoagulobilitas serta keluhan sesak nafas hebat, gelisah, keringat
banyak, saturasi oksigen yang cepat menurun, kemungkinan pasien terjadi emboli paru yang
langsung dapat menyebabkan henti jantung sehingga pasien meninggal dunia. Disisi lain
akibat adanya kompresi trakea dan bronkus utama menyebabkan terjadinya obstruksi jalan
napas sehingga menyebabkan gagal napas dan akhirnya meninggal dunia.

KERANGKA KONSEP

Tumor
Immunocompromised

Mediastinum

keganasan+radioterapi+

Sindrom
vena cava
superior

imobilisasi+
Anamnesis:

peningkatan D-dimer

1. Sesak
nafas

Kompresi
trakea dan
bronkus
utama

Obstruks
i airway

Gagal
nafas

Tromboemb
Tromboemb
oli
oli vena
vena

2. Suara
serak

Pemeriksaa
n Fisis:
1.Ptosis OD
2.Benjolan
pada leher
kanan
3. Venektasi
regio colli
dan thorax

Meningg
al

Pneumon
ia

Pemeriksaan
Penunjang:
MSCT thorax:
massa
mediastinum
anterior
sugestif
thymoma,
pneumonia (D)

Cardiac
arrest

Emboli
Paru

DAFTAR PUSTAKA

1. Amin Zulkifli. Penyakit Mediastinum. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor
Siti setiati, Idrus Alwi dkk. Edisi VI. InternaPublishing, Jakarta, 2014 : 1625-8
2. Tatalaksana kegawadaruratan dibidang Ilmu Penyakit Dalam.PAPDI, Editor
Cosphiadi Irawan.Tri Edi Tarigan.Maruhum Marbun.FKUI. 2014 : 16
3. Lynn D. Wilson, M.D., M.P.H., Frank C. Detterbeck, M.D., and Joachim Yahalom,
M.D.N Engl J Med 2007. From URL : http://www.nejm.org.com/ Diakses tanggal
2 juni 2015.
4. Joseph Loscalzo, Mark A. Creager. Arterial Disease of the Extremities in
Harrisons Principle of Internal Medicine. 19th Edition. United States of America:
Mc Graw Hill. 2015. P 1643-50
5. Pulmonary Embolism. http://vascularcures.org/about-vascular-disease/2011-0505-02-02-59/pilmonary-embolism. 2011

Anda mungkin juga menyukai