Anda di halaman 1dari 23

I.

JUDUL
STUDI TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA
TAMBANG BATUBARA DI TANDUNG MAYANG PT. KITADIN
KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG, PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR

II. LATAR BELAKANG MASALAH


Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang
sangat mempengaruhi dalam kegiatan penambangan, makin cepat kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup maka kegiatan selanjutnya juga akan
semakin cepat. Sesuai dengan rencana Perusahaan untuk meningkatkan
produksi pada setiap tahunnya, maka pengupasan lapisan tanah penutup juga
selalu dilakukan sesuai dengan kemampuan produksi dari alat mekanis yang
dipakai.
Kegiatan pertambangan batubara merupakan bentuk usaha pemanfaatan
sumberdaya alam yang cukup penting, utamanya bagi perekonomian regional
maupun nasional dalam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu
peningkatan taraf hidup masyarakat. Pemanfaatan salah satu sumberdaya
alam, seperti kegiatan pertambangan batubara merupakan bentuk kebijakan
Pemerintah dalam rangka lebih memacu perkembangan Daerah.
Pembangunan sektor pertambangan pada dasarnya merupakan upaya
untuk mendayagunakan potensi sumber daya mineral sebesar-besarnya bagi
kemakmuran

rakyat

dengan

memperhatikan

pelestarian

fungsi

dan

keseimbangan lingkungan serta pembangunan yang berkelanjutan.


Batubara sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar berbasis
minyak bumi, seperti dekade ini diminati kembali terutama dalam dunia
insdustri, hal ini mengakibatkan kebutuhan batubara semakin meningkat.
Indonesia sebagai Negara yang memiliki sumberdaya batubara sangat
potensial merespon keadaan tersebut dengan memajukan keadaan batubara
sebagai sumber energi alternatif dalam dunia Industri di Indonesia.

III. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan informasi dan studi literatur, kegiatan pengupasan lapisan
tanah penutup yang telah dan sedang dilakukan oleh Perusahaan masih
terdapat beberapa kekurangan antara lain :
1. Pola kerja alat gali muat dan truck yang digunakan belum optimal
2. Efisiensi dan efektifitas alat berat yang digunakan belum mencapai seperti
yang diharapkan oleh Perusahaan
3. Metode pengupasan lapisan tanah penutup tidak sesuai dengan yang
direncanakan
IV.

BATASAN MASALAH
1.
2.
3.
4.

Dalam penelitian ini, hanya dibatasi pada permasalahan:


Metode dan pola pengupasan lapisan tanah penutup
Lokasi penelitian hanya dilakukan pada area pengupasan
Alat-alat produksi yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lapangan
Hanya mengkaji dari sisi teknis dan tidak mengkaji sisi ekonomisnya.

V. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari studi teknis pengupasan lapisan tanah penutup adalah:
1. Memperbaiki metode kerja alat-alat pengupasan, untuk tujuan tercapainya
semua produksi atau penggalian tanah penutup
VI. METODE PENELITIAN
1. Studi literatur
Dalam melaksanakan studi literatur, dilakukan dengan mencari bahanbahan pustaka yang menunjang yang diperoleh dari perusahaan terkait,
perpustakaan, peta, grafik, tabel dan spesifikasi alat.
2. Pengamatan lapangan
Dilakukan dengan melakukan peninjauan lapangan untuk melakukan
pengamatan langsung terhadap topografi daerah, vegetasi dan cuaca yang
akan diambil.
3. Pengambilan data

Data - data diambil dari pengamatan langsung di lapangan dan dari


literatur yang berhubungan dengan permasalahn yang ada.
4. Pengolahan data
Usaha untuk menyusun data dalam suatu organisasi dan diolah menurut
statistik dan mengklasifikasikannya sesuai dengan kegunaanya
5. Analisis hasil pengolahan data
Data yang telah didapat kemudian dianalisa untuk dibandingkan dengan
teori yang terdapat dalam literatur.
6. Kesimpulan
Proses ini merupakan kesimpulan yang didasarkan atas segala data yang
telah diolah dan dianalisa.

Studi Literatur
3

Observasi Lapangan
Pengambilan Data

DATA PRIMER
Jenis material.
Metode/pola pengupasan
lapisan tanah penutup.
Waktu edar dari alat muat
dan angkut.
Factor hambatan pada
pengupasan lapisan tanah
penutup.

DATA SEKUNDER
1. Peta yang berkaitan dengan
daerah penelitian.
2. Data curah hujan.
3. Spesifikasi
alat
yang
digunakan.
4. Data geologi daerah penelitian.
5. Topografi daerah penelitian.

Pengolahan data

Hasil
(evaulasi)

kesimpulan

Gambar 1. Diagram alir penelitian

VII.

DASAR TEORI
Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan
suatu lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian,
4

agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi


kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang
mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik.
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang
mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan
penambangan yang menggunakan sistim tambang terbuka. Kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target produksi.
Semakin serasi kerja alat dalam pengupasan tanah penutup maka semakin
baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode dan alat yang
mendukung pengupasan lapisan tanah penutup.
Adapun pola atau metode penggalian untuk pengupasan lapisan tanah
penutup yaitu :
a. Back filling digging method
Pada cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang batubaranya sudah
digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah Power Shovel atau Dragline.
Bila yang digunakan hanya satu buah peralatan mekanis, Power Shovel atau
Dragline saja disebut Single Stripping Shovel / Dragline dan bila
menggunakan lebih dari satu buah Power Shovel atau Dragline disebut
Tandem Stripping Shovel / Dragline. Cara Back Filling Digging Method
cocok untuk tanah penutup yang bersifat :
- tidak diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu lapis).
- material atau batuannya lunak.
- letaknya mendatar ( horizontal ).

(Sumber: Proceeding Temu Profesi Tahunan Pengembangan Sumberdaya


Mineral yang Berkelanjutan, Perhapi, 1992)
Gambar 2. Teknis Pengupasan dengan Back Falling Digging Method
b. Benching System
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (Benching)
ini yaitu pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup juga sekaligus
membuat jenjang. Sistem ini cocok untuk :
- tanah penutup yang tebal.
- bahan galian atau lapisan batubara juga tebal.

(Sumber : Proceeding Temu Profesi TahunanPengembangan Sumberdaya


Mineral yang Berkelanjutan, Perhapi, 1992).
Gambar 3. Teknik Pengupasan dengan Benching System

c. Multi Bucket Exavator System


Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah
digali batubaranya atau ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah dengan
menggunakan Bucket Wheel Exavator (BWE). Sistem ini cocok untuk tanah
penutup yang materialnya lunak dan tidak lengket.

Gambar.4. Multi Bucket Excavator System


d. Drag Scraper System
Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian
setelah tanah penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan
terlabih dahulu, kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem ini
cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas ( loose ).

Gambar.5. Drag Scraper System

e. Cara Konvensional
Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis
(alat gali, alat muat, dan alat angkut), seperti kombinasi antara Bulldozer,
Wheel Loader dan Dump Truck.
Bila material tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat
gali muat, sedangkan bila materialnya keras mungkin menggunakan ripper
atau pemboran dan peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, dan
kemudian dimuat dengan alat muat ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut
ke tempat pembuangan dengan alat angkut.

Gambar.6. Metode Konvensional


7.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pengupasan Lapisan
Tanah Penutup.
a. Material
Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik
dan kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu
merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan tanah atau penggalian suatu
lahan. Beberapa jenis tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah
yang dapat langsung digusur dalam kondisi aslinya.
Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped), digali
(dig) atau dikupas (stripped). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat
mekanis yang digunakan. Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya
diukur dengan alat Seismic Test dan satuannya adalah meter per detik,
8

yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik pada


batuan. Tanah yang banyak mengandung humus harus dipisahkan,
sehingga dikemudian hari dapat digunakan untuk menutupi tempat
penimbunan (reklamasi).
b. Alat mekanis yang digunakan.
Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat
mekanis merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan konvensional,
sehingga perlu pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat.
Pemilihan alat mekanis dapat menentukan cepat lambatnya kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup terselesaikan.
c. Efisiensi kerja
Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat
mekanis. Karena dalam keadaan normal akan didapatkan efisiensi kerja
yang maksimum. Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui
penilaian mengenai efisiensi kerja sering mengalami kesulitan. Karena
sekali ada perubahan maka kondisi dan keadaan akan berubah, sehingga
akan mempengaruhi kondisi efisiensi kerja.
Untuk menghitung efisiensi kerja dapat menggunakan persamaan:
d. Operator
Operator adalah manusia yang menjalankan alat dalam dalam kegiatan
pengupasan. Hambatan yang sering terjadi pada operator diantaranya
adalah:
- Awal kerja yaitu jam mulai kerja terlambat dari jadwal yag telah
-

ditentukan.
Waktu istirahat yaitu waktu berhenti bekerja yang lebih lama dari

waktu yang ditentukan.


Akhir kerja yaitu waktu mulai berhenti kerja lebih cepat dari jadwal

yang telah ditentukan.


Berhenti bekerja yaitu waktu berhenti bekerja untuk sementara waktu
karena kerusakan mesin dari alat-alat mekanis.

7.2 Teknis Pelaksanaan Pembersihan Lahan


9

Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan pembersihan


tempat kerja dari semak-semak, pohonpohon besar kecil, sisa pohon yang
sudah ditebang, kemudian membuang bagian tanah atau batuan yang dapat
menghalangi pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan tersebut dapat
dikerjakan sebelum pemindahan itu sendiri dilakukan, atau dikerjakan
bersama-sama.
a. Cara Pembersihan Lahan
Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan itu
tergantung dari keadaan lapangan, misalnya:
1. Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohonpohon yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong oleh
Bulldozer. Tanah yang berhumus dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi
pada waktu reklamasi.
2. Bila pohon-pohonya berdiameter antara 10 cm - 25 cm dan akarnya
kokoh, maka Bulldozer :
a). Mendorong beberapa kali pelan-pelan untuk menjatuhkan dahandahan atau cabang-cabang yang sudah kering, lalu didorong
sekaligus secara mendadak dengan sedikit mengangkat bilah sampai
pohon itu roboh.
b) Dengan dua Bulldozer yang menarik rantai baja.
3. Jika pohon-pohonnya berdiameter > 25 cm, maka caranya adalah
sebagai berikut :
a). Menggali tanah disekelilingnya dulu agar akar-akarnya putus dan
kekuatan pohon berkurang, kemudian pohon tersebut didorong
sampai roboh.
b). Kalau batang itu tidak roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang
panjang untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozer, tetapi
apabila ada dua, Bulldozer dengan arah masing-masing menyerong
agar lebih aman.
4. Bila selain semak-semak terdapat bongkah-bongkah batu besar
(boulders) yang akan menghalangi pekerjaan, maka kalau batu itu
10

sangat besar tidak boleh didorong sekaligus, karena akan melampaui


batas kemampuan dorong Bulldozer.
Di dalam pelaksanaan pembersihan lahan metode yang digunakan yaitu :
1. Metode Perimeter
Metode ini dipakai untuk membuka suatau daerah yang datar. Bila
suatu plot yag akan dibuka telah ditentukan, maka Bulldozer bergerak
mulai dari sebelah luar ke dalam berlawanan arah jarum jam
mengelilingi plot tersebut.

(Sumber:elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/indexpemindahan_tana
h_mekanis.htm, 2009)
Gambar 7. Metode Perimeter
2. Metode Out Crop
Sama seperti metode perimeter dipakai pada daerah yang datar.
Dilakukan dengan penentuan plot-plot dimana setelah plot-plot
ditentukan letak dan ukurannya, maka Bulldozer mulai membuka dari
sebelah dalam ke arah luar plot dengan gerakkan searah jarum jam.

11

(Sumber:elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/indexpemindahan_tana
h_mekanis.htm, 2009)
Gambar 8. Out Crop
3. Metode Kontur
Metode ini umumnya diterapkan pada daerah yang berbukit,
Bulldozer mulai melakukan penambangan dari atas bukit ke bawah
pada daerah dengan ketinggian yang sama.

(Sumber:elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/indexpemindahan_tana
h_mekanis.htm, 2009)
Gambar 9. Metode kontur

4. Metode zig-zag
12

Metode Zig-zag ini sama dengan meetode perimeter dan out crop
yaitu dilakukan pada daerah-daerah yang datar.

(Sumber:elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/indexpemindahan_tana
h_mekanis.htm, 2009)
Gambar 10. Metode zig-zag
5. Metode Pembakaran
Tumbuhan / tanaman dibakar dari arah lawan angin baris per baris.

(sumber:http://tambangindo.blogspot.co.id/2012/03/metodepenamban
gan-batubara.html)
Gambar 11. Metode pembakaran

6. Metode Penumpukan

13

Tumbuhan / tanaman digusur dan ditumpuk segaris dengan


arah angin untuk kemudian dibakar.

(sumber:http://tambangindo.blogspot.co.id/2012/03/metodepenamban
gan-batubara.html)
Gambar 12. Metode penumpukan
7.3 Teknis Pelaksanaan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
Hal yang perlu diperhatikan dalam teknis pelaksanaan pengoperasian
bulldozer untuk pekerjaan pengupasan lapisan penutup, yaitu :
-

Diusahakan agar kerja bulldozer pada saat mengupas dan mendorong


material penutup dengan arah menuruni lereng, hal ini dimaksudkan untuk
memenfaatkan gaya gravitasi sehingga diharapkan tenaga dorongnya akan
bertambah.

Jarak dorongnya diusahakan tidak terlalu jauh, dimana hal ini berkaitan
dengan waktu edar, apabila jarak dorong terlalu jauh maka akan dapat
mengurangi kemempuan produksinya. Jarak dorong rata-rata oleh
Bulldozer dalam pengupasan lapisan tanah penutup bisanya berkisar 50 m.

7.4 Metode Kerja Alat Mekanis Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
14

a. Metode Kerja Bulldozer


Cara kerja Bulldozer yang baik dan effisien dimana alat-alat lain tidak
dapat melakukannya yaitu :
1. Down Hill Dozing
Selalu mendorong ke bawah, jadi mengambil keuntungan dari gaya
gravitasi untuk menambah tenaga atau kecepatan.
2. High Wall Or Float Dozing
Menggali beberapa kali, dikumpulkan menjadi satu lalu didorong
ke lereng yang curam. Sebelum tanaga habis terdorong ke lereng,
bulldozer harus direm agar tidak ikut terjungkir ke lereng.
3. Trench or Slot Dozing
Menggali

melalui

jalan

yang

sama

akan

menyebabkan

terbentuknya semacam dinding sebelah kiri dan kanan bilah yang


disebut Spilages sehingga pada pendorongan tanah berikutnya tidak
ada tanah yang keluar atau tercecer ke samping bilah.
4. Side by Side Dozing
Menggali dan mendorong material dengan dua bilah Bulldozer
yang bergerak berdampingan. Cara ini lebih baik dibandingkan cara
atau metode lain karena akan mengurangi atau menghindari kehilangan
material.
b. Metode kerja Wheel Loader
Wheel Loader mempunyai gerakan yang penting yaitu menurunkan
mangkuk

di

atas

permukaan

tanah,

mendorong

ke

depan

(memuat/menggusur), mengangkat magkuk, membawa dan menumpahkan


muatan. Dengan dasar gerakan penting dari Wheel Loader, metode kerja
untuk memuat material hasil pengupasan lapisan tanah penutup ke Dump
Truck yaitu :
- Pola kerja V Shape Loading adalah pola kerja pemuatan dengan
lintasan seperti bentuk huruf V atau membentuk sudut 45, dan alat
angkut tidak ikut aktif.

15

- Pola kerja Cross Loading adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan
saling berpotongan tegak lurus, dan alat angkut juga ikut aktif.
c. Metode kerja Dump Truck
Bila alat gali yang dipakai berupa Wheel Loader maka sangat perlu untuk
memilih alat angkut dengan kapasitas yang seimbang dengan out put dari
Wheel Loader itu. Apabila penyesuaian pemilihan kapasitas alat angkut
dengan out put Wheel Loader tidak seimbang maka tidak akan mencapai
kondisi keserasian alat berat yang dipakai, ini akan mempengaruihi dalam
penanganan material dari pengupasan lapisan tanah penutup itu. Adapun
fungsi utama dari Dump Truck pada kegiatan pengupasan lapisan tanah
penutup yaitu sebagai pengangkut material yang telah digali dan dimuat oleh
Wheel Loader tadi ke tempat penimbunan material yang telah direncanakan
sebelumnya.
Ada tiga macam cara Dump Truck mengosongkan muatannya, yaitu :
- End dump or rear dump, mengosongkan muatan ke belakang
- Side dump, mengosongkan muatan ke samping
- Bottom dump, mengosongkan muatan ke arah bawah.
Jika digunakan alat gali muat dalam hal ini excevator, jenis backhoe maka
ada beberapa metode penggalian pemuatan yang dapat diterapkan antara lain :
1. Frontal Cuts
Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian
danmulai menggali ke depan dan samping alat muat. Dalam hal ini

digunakan double spotting dalam penempatan posisi truk. Alat muat


memuat pertamakali pada truk sebelah kanan sampai penuh dan berangkat,
setelah itudilanjutkan pada truk sebelah kiri (Gambar 4.7).

16

(Sumber: Pemindahan Tanah Mekanis, Yanto Indonesianto, 2013)


Gambar 13. Pola Pemuatan Frontal Cuts
2. Parallel Cut With drive-by
Alat muat bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian.Pada
metode ini, akses untuk alat angkut harus tersedia dari dua arah.Walaupun sudut
putar rata-rata lebih besar daripada frontal cut, truk tidakperlu membelakangi alat
muat dan spotting lebih mudah (Gambar 4.8).

(Sumber: Pemindahan Tanah Mekanis, Yanto Indonesianto, 2013)


Gambar 14. Pola Pemuatan Parallel Cut With drive-by

17

3. Parallel cut with turn and back


Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode, yaitu:
-

Single Spotting / Single Truck Back Up

Pada cara ini truk kedua menunggu selagi alat muat mengisi
truckpertama, setelah truck pertama berangkat, truck kedua berputar
dan mundur,saat truck kedua diisi, truck ketiga datang dan
melakukan manuver, danseterusnya (Gambar 8).
-

Double Spotting / Double Truck Back Up


Pada cara ini truck memutar dan mundur ke salah satu sisi
alat muatpada waktu alat muat mengisi truck pertama. Setelah truck
pertama berangkat,alat muat mengisi truck kedua.Ketika truck kedua
dimuati, truck ketiga datangdan langsung berputar dan mundur
kearah alat muat, begitu pula seterusnya(Gambar 9).

(Sumber: Pemindahan Tanah Mekanis, Yanto Indonesianto, 2013)


Gambar 15. .Parallel Cut With The Single Spotting of Trucks

18

(Sumber: Pemindahan Tanah Mekanis, Yanto Indonesianto, 2013)


Gambar 16. .Parallel Cut With The Double Spotting of Trucks
7.5 Produksi Alat Mekanis Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
a. Produksi Bulldozer
Untuk menghitung produksi Bulldozer, ditentukan dengan faktor-faktor
yang ada, adapun faktor-faktor tersebut adalah :
Operator
Jenis material
Faktor Dozing secara berdampingan
Efisiensi kerja
Swell faktor
Di dalam perhitungan secara teoritis yang diperhitungkan dalam perkiraan
produksi bulldozer secara berdampingan adalah sama seperti pada
perhitungan produksi bulldozer secara terpisah, hanya perbedaannya terletak
pada faktor koreksi penggunaan Blade (bilah).
Perhitungan produksi bulldozer secara terpisah :
-

Kapasitas Blade (q), BCM

Waktu edar (cycle time), menit

Banyaknya trip = waktu edar = (x) trip

60 menit

19

Produksi teoritis (PT) = kapasitas blade (q) x banyaknya trip (x).

Faktor koreksi (FK) :

Operator (op)

Material (m)

Dozing secara terpisah (dst)

Efisiensi kerja (ek)

Grade faktor (gf)

Sehingga didapatkan produksi secara nyata (PN) adalah :


PN = PT x FK
= PT x (Op x m x dst x ek x gf) BCM /jam
= BCM / jam
Perhitungan produksi Bulldozer secara berdampingan
-

Kapasitas Blade (q), BCM

Waktu edar (cycle time), menit

Banyaknya trip = waktu edar

Produksi teoritis (PT) = kapasitas blade (q) x banyaknya trip (x)

Faktor koreksi (FK) :

60 menit

= (x) trip

Operator (op)

Material (m)

Dozing secara berdampingan (dsb)

Efisiensi kerja (ek)

Grade faktor (gf)

Sehingga didapatkan produksi secara nyata (PN) adalah :


PN = PT x FK
= PT x (Op x m x dsb x ek x gf) BCM /jam
= .. BCM / jam

20

Perhitungan produksi alat muat :


- Kapasitas bucket (q), M3
- Cycle time (Ct), detik
60 menit

- Jumlah trip tiap jam = Cycle time = (x) trip


- Produksi secara teoritis (PT) = kapasitas bucket x jumlah trip per jam
- Faktor koreksi (FK) :

Faktor pengisian bucket

Effesiensi kerja

Tata laksana dan kondisi pekerjaan

- Produksi nyata (PN) = PT x FK .BCM / jam


= .. BCM / jam
Perhitungan produksi alat angkut :
- Kapasitas bak (q), M3
- Cycle time (Ct), menit
60 menit

- Jumlah trip tiap jam = Cycle time = (x) trip


- Produksi secara teoritis (PT) = kapasitas bak x jumlah trip per jam
- Faktor koreksi (FK) :

Faktor pengisian bucket

Effesiensi kerja

Tatalaksana dan kondisi pekerjaan

- Produksi nyata (PN) = PT x FK .BCM / jam


= .. BCM / jam

21

VIII. RENCANA KEGIATAN PENELITIAN TUGAS AKHIR II


No

Kegiatan

1.

Observasi Lapangan

2.

Pengambilan Data Primer & Sekunder

3.

Pengolahan dan Analisa Data

4.

Presentasi

Waktu (minggu)
2
3
4

VIII. DAFTAR PUSTAKA


22

Basic Surface Mining, 2010, Direct Dozing Method Downhill Dozer, Wedge
bestcoaltrading.blogspot.com. Yogyakarta.
Indonesianto Y, 2007, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurussan Teknik
Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta. Yogyakarta.
Santjoko O, 2008, Penggusuran Tanah Mekanis, Sekolah Tinggi Teknologi
Nasional Yogyakarta, Yogyakarta.
Setiawan A, 2008. Kajian Teknis Pengupasan Lapisan Tanah Penutup Site
BMSA

Sanga-Sanga,

Kalimantan

Timur,

Jurusan

Teknik

Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional, Yogyakarta.


................., 2009, www. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/indexpemindahan_tanah_mekanis.html.
................., 2016, www. http://tambangindo.blogspot.co.id/2012/03/metodepenambangan-batubara.html.

23

Anda mungkin juga menyukai