Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Bukit Asam


Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau dikenal dengan nama Bukit
Asam (Persero) Tbk (PTBA) didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat Bukit Asam
berlokasi di Jl. Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan dan kantor
korespondensi terletak di Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln. H.R. Rasuna Said X-5,
Kav. 2-3, Jakarta 12950.
Kantor pusat: Telp : (62-734) 451-096, 452-352 (Hunting)Fax : (62-734) 451-095, 452993
dan kantor korespondensi:
Telp : (62-21) 525-4014 (Hunting),Fax : (62-21) 525-4002

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bukit Asam


(Persero) Tbk, antara lain: Negara Republik Indonesia (65,017%) dan saham
treasuri (7,87%).Pada tahun 1993, Bukit Asam (Persero) Tbk ditunjuk oleh
Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan
Briket.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PTBA
adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan
penyelidikan

umum,

eksplorasi,

eksploitasi,

pengolahan,

pemurnian,

pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus


batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian
pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain

dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada
hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya,
dan pengembangan perkebunan.
Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I
sebanyak 173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Desember 2002.
Dewan Komisaris dan Direksi
Nama

Jabatan

Agus Suhartono

Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen

Robert Heri

Komisaris

Muhammad Said Didu

Komisaris

Seger Budiarjo

Komisaris

Leonard

Komisaris

S. Koesnaryo

Komisaris Independen

Milawarma

Direktur Utama

Achmad Sudarto

Direktur Keuangan

Heri Supriyanto

Direktur Operasi/Produksi

Anung Dri Prasetya

Direktur Pengembangan Usaha

M. Jamil

Direktur Niaga

Maizal Gazali

Direktur Umum dan SDM

SEJARAH

SEJARAH PERTAMBANGAN BATUBARA DI TANJUNG ENIM DIMULAI SEJAK


ZAMAN KOLONIAL BELANDA TAHUN 1919 DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PENAMBANGAN TERBUKA (OPEN PIT MINING) DI WILAYAH OPERASI PERTAMA,
YAITU DI TAMBANG AIR LAYA.

Selanjutnya

mulai

1923

beroperasi

dengan

metode

penambangan bawah tanah (underground mining) hingga


1940,

sedangkan

produksi

untuk

kepentingan

komersial

dimulai pada 1938.


Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di
tanah

air,

para

karyawan

Indonesia

kemudian

berjuang

menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan


nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan
pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam
(PN TABA).
Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit
Asam

(Persero)

disebut Perseroan. Dalam

Tbk,

yang
rangka

selanjutnya
meningkatkan

pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990


Pemerintah

menetapkan

penggabungan

Perum

Tambang

Batubara dengan Perseroan.


Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi
nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk
mengembangkan usaha briket batubara.Pada 23 Desember
2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di
Bursa Efek Indonesia dengan kode PTBA.

Pertambangan di Tanjung Enim dimulai pada masa pemerintahan


Kolonial Belanda di tahun 1919 dengan mengoperasikan tambang
bersistem pertambang terbuka di Air Laya.Dengan menggunakan
metode pertambangan dalam tanah, kegiatan pertama dimulai pada
tahun 1923 dan bertahan sampai tahun 1940, sementara produksi
komersil dimulai pada tahun 1938.
Ketika periode Kolonial Belanda berakhir di Indonesia, para pekerja
tambang berjuang untuk menasionalisasikan tambang. Pada tahun
1950, pemerintah Indonesia mengesahkan pembentukan Perusahaan
Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
Pada tahun 1981, PN TABA mengubah status perusahaan menjadi
perseroan tertutup dibawah nama PT Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk, yang seterusnya menjadi nama perusahaan ini. Untuk
mengembangkan perusahaan pertambangan batubara di Indonesia,
pada tahun 1990 pemerintah meleburkan Perum Tambang Batubara
dengan PTBA.
Seiring dengan program Pengamanan Energi Nasional, pada tahun
1993 PTBA ditugaskan oleh pemerintah untuk mengembangkan unit
bisnis briket.
Pada 23 Desember 2002 PTBA terdaftar sebagai perseroan terbuka di
Indonesian Stock Exchange dibawah bendera "PTBA".

VISI DAN MISI


Visi
Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan
Misi

Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yang berkesinambungan


Memberikan tingkat pengembalian yang optimal kepada pemegang saham
Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan kinerja

Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional


Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pelestarian lingkungan

Strategi
Perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan dan terkemuka di Indonesia
yang menerapkan Enam Langkah Strategis :

Fokus kepada pertumbuhan produksi/ penjualan batubara


Fokus pada proyek-proyek dengan skala kesiapan 1
Restrukturisasi korporasi
Meningkatkan kompetensi dan regenerasi SDM serta meningkatkan budaya korporasi

yang mengutamakan kinerja


Meningkatkan sistem remunerasi yang berdasarkan kinerja
Meningkatkan peringkat kinerja penataan pengelolaan lingkungan

UNIT BISNIS - PENJUALAN


Untuk menjamin berlangsungnya peningkatan penjualan dimasa-masa mendatang di tengah
kecenderungan permintaan batubara yang meningkat, Perseroan menjalankan strategi
pemasaran meliputi: Komitmen jaminan kualitas produk, Komitmen pelayanan pelanggan,
Koordinasi, Persiapan Implementasi Supply Chain Management System.
Perseroan menjual batubara ke pasar domestik maupun ekspor dengan harga yang
memberikan tingkat pengembalian terbaik. Perseroan melakukan penjualan batubara dalam
bentuk kontrak penjualan jangka panjang maupun melalui pasar spot, sedangkan harga
penjualan selalu mengacu pada harga pasar batubara thermal internasional.
Tahun 2010 Perseroan mencatat volume penjualan sebesar 12,95 juta ton, naik 3,7%
dari tingkat penjualan tahun 2009, sebesar 12,48 juta ton. Penjualan ini terdiri dari penjualan
domestik sebanyak 8,23 juta ton dan penjualan ekspor sebanyak 4,72 juta ton. Dengan
demikian, distribusi penjualan domestik menjadi 63,5% sedangkan pasar ekspor menjadi
36,5%, meningkat dari angka sebesar 35,40% di tahun sebelumnya.

PRODUKSI

Perseroan menetapkan target peningkatan produksi batubara pada 2010, agar sejalan
dengan keberhasilan program peningkatan kapasitas angkut kereta api. Untuk mencapai
target produksi tersebut, Perseroan secara konsisten menerapkan strategi produksi
terintegrasi, fokus pada peningkatan efisiensi operasional produksi, kualitas produksi
dan ketersediaan batubara dengan tetap menjaga aspek Keselamatan & Kesehatan Kerja
(K3) dan Lingkungan.
Perseroan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional
penambangan. Upaya tersebut ditujukan untuk mencapai 3 (tiga) sasaran utama yakni:
menekan biaya produksi, meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan kapasitas
produksi batubara swakelola.
Untuk menekan biaya produksi, Perseroan melaksanakan beberapa program,
diantaranya melakukan penghematan konsumsi BBM, handling batubara, suku cadang/
material serta konsumsi energi listrik; memaksimalkan produksi batubara secara swakelola
dengan mengoptimalkan penggunaan BWE system dan mengembangkan sistem
penambangan shovel & truck; optimalisasi inside dump untuk memperpendek jarak angkut.
Dengan mempertimbangkan efisiensi serta optimalisasi aset operasi, mulai tahun
2009 Perseroan melakukan persiapan pemindahan BWE sistem ke lokasi Tambang Muara
Tiga Besar Utama (MTBU) berupa 2 unit BWE dan 1 unit spreader.
Seiring dengan optimalisasi BWE sistem tersebut, Perseroan melakukan
pembangunan PLTU milik sendiri guna mendukung program operasi BWE sistem serta
program efisiensi lain secara menyeluruh dengan menggunakan bahan bakar
batubara limbah yang selama ini belum termanfaatkan.
Pelaksanaan strategi operasional membuat Perseroan berhasil kembali meningkatkan
volume produksi batubara menjadi 12,5 juta ton, naik 7,4 % dibandingkan volume produksi
tahun 2009 yang berjumlah 11,6 juta ton.
Dari keseluruhan produksi tersebut, produksi yang dilakukan secara swakelola
meningkat menjadi 5,64 juta ton, naik 11,5% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 5,05
juta ton. Secara bertahap, Perseroan berencana menaikkan kapasitas produksi swakelola.
Dengan peningkatan secara bertahap, maka kompetensi SDM Perseroan dalam mengelola
tambang secara penuh akan semakin meningkat juga.

1.2ANEKA TAMBANG

Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) (ANTM) didirikan dengan nama


"Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli 1968 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Kantor pusat Antam
berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar
Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia.
Telp : (62-21) 789-1234 (Hunting), Fax : (62-21) 789-1224.
Pemegang saham pengendali Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah
Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen (Saham Seri
A Dwiwarna) dan 65% di saham Seri B
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ANTM
adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan
usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang
berkaitan dengan galian tersebut. Saat ini, Kegiatan utama Perusahaan meliputi
bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran bijih
nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan jasa pemurnian logam mulia.
Di tahun 2014, Perusahaan akan mulai menjual komoditas baru chemical grade
alumina (CGA) seiring dengan mulai beroperasinya pabrik pengolahan CGA di
Tayan, Kalimantan Barat. Selain itu Antam juga tengah mengembangkan bisnis
pembangkit tenaga listrik.

Pada tanggal 27 Nopember 1997, ANTM memperoleh pernyataan efektif


dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ANTM
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham (Seri B) dengan nilai
nominal Rp500,- per saham dan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 27 Nopember 1997.

Dewan Komisaris dan Direksi


Nama

Jabatan

Fachrul Razi

Komisaris Utama

Bambang Gatot Ariyono

Komisaris

Prof. Robert A. Simanjuntak, Ph. D

Komisaris

Zaelani, S.E

Komisaris

Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL. M., Ph. D

Komisaris Independen

Prof. Dr. Laode M. Kamaluddin, M.Sc., M.Eng. Komisaris Independen


Ir. Tedy Badrujaman, M.M.

Direktur Utama ( Independen)

Agus Zamzam Jamaluddin

Direktur Independen

Johan N.B. Nababan

Direktur Independen

Ir. Hari Widjajanto, M.M.

Direktur Independen

Ir. I Made Surata, M.Si

Direktur Independen

Dimas Wikan Pramudhito

Direktur

BIOGRAFI
PT Aneka Tambang Tbk.adalah perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki
pemerintah dan publik dan bergerak di bidang pertambangan. Perusahaan yang didirikan
sejak 5 Juli 1968 ini memiliki kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan serta
pemasaran sumber daya mineral. Bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar

rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit adalah komoditas utama perusahaan
ini. Selain itu Antam juga melayani jasa pengolahan dan pemurnian logam mulia serta jasa
geologi.
Selain beroperasi di Indonesia, ANTAM juga memiliki pelanggan di Eropa dan Asia.
ANTAM telah membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional karena
luasnya wilayah eksplorasi berlisensi perusahaan serta sahamnya besar untuk
mengembangkan tubuh bijih geologi menjadi pertambangan yang menguntungkan.
Dalam perjalanan bisnisnya, perusahaan ini menjadi perseroan terbatas pada tahun 1968
dengan penggabungan beberapa perusahaan pertambangan komoditas tunggal. ANTAM
adalah perusahaan milik negara yang dihasilkan dari penggabungan beberapa perusahaan
pertambangan dan proyek milik negara yaitu State General Mining Company, the State
Bauxite Mining Company, the Tjikotok State Gold Mining Company, the State Precious
Metals Company, PT Nickel Indonesia, the Diamond Project dan banyak lagi proyek di
bawah Bapetamb. Perusahaan telah melakukan initial public offering (IPO) dan mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan 35% dijual oleh pemerintah kepada masyarakat pada
tahun 1997 demi mengumpulkan uang untuk ekspansi feronikel. Pada tahun 1999, Antam
mencatatkan sahamnya di Australia sebagai entitas asing dan kemudian pada tahun 2002,
perusahaan meningkatkan statusnya ke ASX Listing yang lebih ketat. Pada tanggal 14
September 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara ke perusahaan Milik
Negara (Persero) dan dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang".
Tujuan ANTAM diarahkan pada peningkatan nilai pemegang saham. Selain itu tujuan
utama perusahaan juga untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui penurunan biaya
serta secara menguntungkan memperluas operasi secara berkelanjutan
Sebagai perusahaan pertambangan, Antam menyadari operasinya memiliki dampak
langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Kelestarian lingkungan dan
pengembangan masyarakat tidak dipandang hanya sebagai bertanggung jawab secara sosial,
tetapi juga sebagai manajemen risiko. ANTAM percaya kelestarian lingkungan dan
pengembangan masyarakat proaktif diperlukan untuk suksesnya mengoperasikan tambang.
Perhatian serius terhadap upaya konservasi alam dan partisipasi proaktif dalam
pengembangan masyarakat merupakan salah satu kunci sukses untuk kegiatan penambangan.

Riwayat Singkat ANTAM

Kegiatan usaha Perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika Perseroan didirikan
sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari beberapa Perusahaan tambang dan
proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan
Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan
Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nickel Indonesia,
Proyek Intan dan Proyek-proyek Bapetamb. Perseroan didirikan dengan nama "Perusahaan
Negara (PN) Aneka Tambang" di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968. Pendirian tersebut diumumkan dalam Tambahan
No. 36, BNRI No. 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara
menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas ("Perusahaan Perseroan") dan sejak itu
dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang".
Pada tanggal 30 Desember 1974, ANTAM berubah nama menjadi Perseroan Terbatas
dengan Akta Pendirian Perseroan No. 320 tanggal 30 Desember 1974 dibuat di hadapan
Warda Sungkar Alurmei, S.H., pada waktu itu sebagai pengganti dari Abdul Latief, dahulu
notaris di Jakarta jo. Akta Perubahan No. 55 tanggal 14 Maret 1975 dibuat di hadapan Abdul
Latief, dahulu notaris di Jakarta mengenai perubahan status Perseroan dalam rangka
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang No. 9 tahun 1969
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1969
(Lembaran Negara tahun 1969 No. 16. Tambahan Lembaran Negara No. 2890) tentang
bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 1969 No. 40), Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan
Perseroan (Persero). Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 No. 21 dan Peraturan
Pemerintah No. 26 tahun 1974 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Aneka
Tambang menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 1974 nomor 33 jo.Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.
1768/MK/IV/12/1974, tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka
Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Aneka Tambang, yang telah
memperoleh pengesahan dari Menkumham dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/170/4
tanggal 21 Mei 1975 dan kedua Akta tersebut di atas telah didaftarkan dalam buku register
yang berada di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 1736 dan No.
1737 tanggal 27 Mei 1975 serta telah diumumkan dalam Tambahan No. 312 BNRI No. 52
tanggal 1 Juli 1975. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun

1997 Perseroan menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek
Indonesia. Pada tahun 1999, Perseroan mencatatkan sahamnya di Australia dengan status
foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang
memiliki ketentuan lebih ketat.
ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi
secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh
Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi,
penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronike, emas,
perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di
Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah
cadangan dan sumber daya yang dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan
dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi
tambang yang menghasilkan keuntungan.
ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati.
ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer
beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal.
Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM
menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia.
Pada tahun 1999, ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign
exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang
memiliki ketentuan lebih ketat.
Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini
dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan
keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti
nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan
pendapatan serta menurunkan biaya per unit. ANTAM berencana untuk mempertahankan
pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas
cadangan, serta peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan
mempertahankan kekuatan finansial perusahaan. Melalui perolehan kas sebanyakbanyaknya, perusahaan memastikan akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi
kewajiban, mendanai pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya,

perusahaan harus beroperasi lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas
untuk memanfaatkan adanya skala ekonomis.

Visi dan Misi


Visi ANTAM 2030:
"Menjadi korporasi global terkemuka melalui diversifikasi dan integrasi usaha berbasis
Sumber Daya Alam"

Misi ANTAM 2030:

Menghasilkan produk-produk berkualitas dengan memaksimalkan nilai tambah


melalui praktek-praktek industri terbaik dan operasional yang unggul

Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan, keselamatan


kerja dan kelestarian lingkungan

Memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan

Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan serta kemandirian masyarakat


di sekitar wilayah operasi

Arti Visi Kami:


Korporasi
Badan usaha holding yang memberi nilai tambah kepada stakeholder
Global Terkemuka

Jangkauan pemasaran di seluruh dunia

Operasional berstandar kelas dunia

Perusahaan pengolah mineral terbesar di Indonesia

Terdiversifikasi dan Terintegrasi

Terdiversifikasi, bisnis yang pruden melalui pengembangan usaha secara horizontal

Terintegrasi, bisnis yang saling terkait dari hulu ke hilir

Berbasis Sumber Daya Alam

Pengelolaan sumber daya alam yang memberikan nilai tambah pada komoditas inti
dan bisnis pendukungnya

Komoditas inti: produk berbasis nikel, bauksit, dan emas

Bisnis pendukung: energi, batubara, jasa eksplorasi, jasa


permunian, trading, engineering,O&M, transshipment, training centre, dan
perkebunan

BAB II
ANALISIS CROSS SECTIONAL

Analisis Cross-Sectional Perusahaan Aneka Tambang dan PT.Bukit


Asam
Untuk membandingkan apakah perusahaan itu layak atau tidaknya kita dapat
menghitungnya dengan memandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio yang lalu atau
dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang
sama, atau dengan cara membandingkan rasio perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dengan
perusahaan lain yang sejenis pada waktu yang sama atau dengan cara lain seperti
membandingkan rasio perusahaan dengan rasio kelompok industrinya pada waktu yang sama.
Dalam menafsirkan rasio keuangan diperlukan alat pembandingkan agar rasio itu bermakna
dan dapat digunakan untuk menilai prestasi atau posisi perusahaan dan skala industrinya
Dilihat dari hasil analisis beberapa perusahaan yaitu perusahaan PT.Bukit Asam Tbk,
PT. Perdana Karya Perkasa Tbk, PT.Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT. Samindo Resources
Tbk, PT. Bara Jaya Internasional Tbk datanya sebagai berikut :

PTBA
ROA
NILAI PASAR

PKPK

ANTM

MYOH

ATPK

14,34

-9,38

-3,52

13,71

2,92

12500,00

88,00

895,00

458,00

209,00

NILAI BUKU

529,90

200,00

100,00

200,00

ROA yang dimiliki PT.Bukit Asam Tbk

14,34%

ROA yang dimiliki PT.Perdana Karya Perkasa Tbk

-9,38%

ROA yang dimiliki PT.Aneka Tambang Tbk

-3,52%

ROA yang dimiliki PT.Samindo Resources Tbk

13,71%

ROA yang dimiliki PT.Bara Jaya Internasional Tbk

2,92%

Nilai Buku Saham(BV)PT.Bukit Asam Tbk

12500,00

Nilai Buku Saham(BV)PT.Perdana Karya Perkasa Tbk

88,00

Nilai Buku Saham(BV)PT.Aneka Tambang Tbk

895,00

Nilai Buku Saham(BV)PT.Samindo Resources Tbk

458,00

Nilai Buku Saham(BV)PT.Bara Jaya Internasional Tbk

209,00

14150,00

529,90

Nilai Pasar Saham(close*) PT.Perdana Karya Perkasa Tbk :

200,00

Nilai Pasar Saham(close*) PT.Aneka Tambang Tbk

100,00

Nilai Pasar Saham(close*).PT.Samindo Resources Tbk

200,00

Nilai Pasar Saham(close*) PT.Bara Jaya Internasional Tbk :

203,84

Rata-Rata dari nilai Buku Sahamnya(BV)

Nilai Pasar Saham(close*) PT.Bukit Asam Tbk

Rata-rata dari nilai pasar sahamnya(CLOSE*)

203,84

1233,73

Analisis cross sectional PT.Bukit Asam Tbk


Untuk menganalisis data cross sectional dari kelima perusaan diatas , kami menggunakan
perhitungan rata-rata aritmatika sehingga diproleh nilai ROA Industrinya sebesar
361%.Dilihat dari nilai ROA Perusahaan PT.Bukit Asam Tbk sebasar 14,34%,jika

dibandingkan dengan Nilai ROA dari PT.Perdana Karya Perkasa Tbk dengan Jumlah ROA
-9,38%,PT.Samindo Resources Tbk dengan jumlah ROA 13,71%,PT.Aneka Tambang dengan
jumlah ROA nya -3,52%,dan PT.Bara Jaya Internasional Tbk dengan jumlah ROA nya
2,92%.Maka jumlah ROA dari PT.Bukit Asam membuktikan bahwa kondisi perusahaan
tersebut dalam kondisi baik dibandingkan dengan keempat perusahaan tersebut,dengan
demikian jumlah ROA ke empat perusahaan tersebut dibawah ROA PT.Bukit Asam.
Dilihat dari jumlah Nilai Pasar Saham(CLOSE*) PT.Bukit Asam menunjukan kondisi bagus
yakni dengan jumlah 12500,00 jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang berada
dibawah jumlah PT.Bukit Asam
Dan jika dilihat dari Nilai Buku Saham PT.Bukit Asam jauh lebih tinggi dari perusahaan
lainnya dengan angka 529,90.Jika dibandingan dengan perusahaan lainnya PT.Bukit Asam
memiliki nilai yang baik di Pasar Saham
Analisis cross sectional PT.Aneka Tambang Tbk
Dilihat dari nilai ROA PT.Aneka Tambang memiliki jumlah ROA sebesar -3,52,jumlah
tersebut dalam kondisi kurang baik dibandingkan dengan nilai rata-rata jumlah ROA yakni
dengan jumlai nilai rata-rata 361% dan jauh dibandingkan dengan nilai ROA PT.Bukit Asam.
Dilihat Nilai Pasar Saham(CLOSE*)PT.Aneka Tambang Tbk memiliki jumlah nilai pasar
saham dengan nilai 200.000,jumlah tersebut sama dengan jumlah nilai pasar saham dari
perusahaan Samindo Resources Tbk tetapi dengan jumlah tersebut jauh dibawah perusahaan
Bukit Asam
Sedangkan Nilai Buku Saham(BV)nya 895,00 Kalau dibandingkan Nilai Pasar
Saham(CLOSE*) dengan Nilai Buku Saham(BV) hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
Aneka Tambang dinilai baik karena melebihi dari jumlah nilai perusahaan lainnya,tetapi tetap
masih dibawah jumlah nilai buku saham dari perusahaan Bukit Asam.

Anda mungkin juga menyukai