Anda di halaman 1dari 9

TEMUAN KASUS BANGSAL

SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 6 BULAN DENGAN


CANDIDIASIS ORAL

Disusun Oleh:
Farchan Azzumar
G99151007
Periode: 23 Oktober 6 November 2015
Pembimbing:
Vita Nirmala, drg, Sp.Pros., Sp. KG

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2015
KASUS BANGSAL RS DR. MOEWARDI

I.

IDENTITAS PASIEN

Nama
Umur
Agama
Pekerjaan

: An. R
: 6 bulan
: Islam
:-

Alamat

: Nambangan, Grogol, Weru, Sukoharjo, Jateng

Tanggal masuk
: 18 November 2015
Tanggal pemeriksaan : 26 November 2015
No RM
: 013197xx
II.

ANAMNESIS

1. Keluhan Utama
Bercak putih di mulut yang terasa nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh batuk +/- 1 bulan sebelum masuk rumah sakit,
dahak (-), ngikil (+), demam (-), pilek (-) BAB/BAK tidak ada kelainan.
Pasien dibawa ke puskesmas mendapat obat namun tidak membaik. +/- 2
minggu sebelum masuk rumah sakit batuk semakin parah, demam (-),
berat badan semakin menurun. Pasien dibawa ke rs sukoharjo
mendapatkan terapi namun tidak membaik . saat masuk rumah sakit
pasien mengeluh batuk (+) demam (+) sejak semalam kejang (-).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
BB lahir 3kg , lahir 9 bulan, lahir spontan, Ibu B20 (+), pasien B20 (+)
tidak pernah control ARV (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu B20 (+) mendapat ARV (+)
Ayah B20 (-)
Kakak B20 (+) , ARV (-)
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berobat dengan BPJS.
III.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

: tampak sakit sedang, gizi buruk

Kesadaran

: GCS 4/5/6

Vital sign

Tekanan darah : - mmHg Nadi : 118/menit


RR

: 40x/menit

Suhu : 36,30C

Kulit

: putih, turgor menurun (-), ikterik(-),

Kepala

: Ubun-ubun belakan cekung (+), old man face (+)

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata


cowong (+), air mata (+)

Telinga

: Sekret (-), nyeri tekan tragus (-), darah (-)

Hidung

: Epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-), sekret (-)

Mulut

: Sianosis (-), Bibir pecah-pecah (-), Bibir hiperpigmentasi


(-), krusta (-), mukosa basah (+), Candidiasis oral (+)

Leher

: Trakhea

di

tengah;

simetris;

massa/pembesaran

limfonodi (+) kanan kiri multiple, diametar :0,5 cm,


terfiksasi, tidak nyeri tekan; JVP tidak meningkat
Thoraks

: Retraksi dinding dada (-), Iga Gambung (+)

Cor

: Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis teraba di SIC IV linea


midclavicularis, tidak kuat angkat

Perkusi

: Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi

: BJ I-II int normal, reguler, bising (-)

Pulmo : Inspeksi

: Pengembangan dada kanan=kiri

Palpasi

: Fremitus raba kanan=kiri, krepitasi (-/-)

Perkusi

: Sonor/sonor

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler (+/+) lemah, suara


tambahan (-/-),

Abdomen

: Dinding perut // dinding dada, supel, timpani, hepar dan


lien tidak teraba

Ekstremitas

: Oedem

- Akral Dingin

IV.

ORAL STATUS

Ekstra Oral
Maxilla
Mandibula
Lips

Intra Oral

: tak tampak kelainan


: tak tampak kelainan
: tak tampak kelainan

Palatum

: tampak bercak warna putih

Lingua

: tampak bercak warna putih

Upper Gingiva

: tampak bercak warna putih

Lower Gingiva

: tampak bercak warna putih

Left Bucal

: tampak bercak warna putih

Right Bucal

: tampak bercak warna putih

Gigi

: unerupted

Oral Hygiene

: buruk

Foto: Kondisi gigi dan mulut pasien

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
3

Pemeriksaan laboratorium tanggal 21 November 2015


Nilai

Satuan

Rujukan

Hematologi Rutin
Haemoglobin

7.5

g/dL

11.1-14.1

Hematokrit

24

31-41

Leukosit

12.7

ribu/uL

5.0-19.5

Trombosit

581

ribu/uL

150-450

Eritrosit

2.79

ribu/uL

3.90-5.50

Indeks Eritrosit
MCV

86.5

/um

80.0-96.0

MCH

26.9

pg

28.0-33.0

MCHC

31.1

g/dl

33.0-36.0

RDW

16.5

11.4-14.6

MPV

8.3

fl

7.2-11.1

Hitung Jenis
Eosinofil

0.10

0.00-4.00

Basofil

1.00

0.00-1.00

Netrofil

53.40

18.00-74.00

Limfosit

38.40

60.00-66.00

Monosit

7.10

0.00-6.00

Golongan darah

Kimia Klinik
GDS

91

mg/dl

50-80

Albumin

3.1

g/dl

3.8-5.4

Elektrolit
Natrium Darah

134

mmol/L

129-147

Kalium Darah

4.3

mmol/L

3.6-6.1

Kalsium Ion

1.23

mmol/L

1.17-1.29

V.

ASSESSMENT

1. Diagnosa
B20 dengan candidiasis oral
2. Tatalaksana
O2 nasal 2 lpm
Nystatin drop 3x2 cc po
Cotrimoxsazole syr 3x1/2 cth po
3. Prognosa
Ad vitam
: dubia ad malam
Ad sanam
: dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
VI.

PEMBAHASAN

Pada kasus bangsal kali ini diketahui bahwa pasien bernama An. R,
usia 6 bulan. Mengeluhkan lidahnya terdapat bercak-bercak putih yang
nyeri, dan mengakibatkan gangguan menelan. Pada pemeriksaan intraoral
ditemukan adanya bercak bercak putih dibagian lingual, palatal serta
mucosal bucal kanan dan kiri. Bercak bercak dapat terkelupas ketika
diangkat.

Hal

ini

menunjukkan

kecurigaan

pada

candidiasis

pseudomembranous akut, karena salah satu tanda khas dari candidiasis


pseudomembranous akut adalah bercak putih yang dapat diangkat.
Kecurigaan ini didukung dengan riwayat penyakit yang sedang diderita
pasien yaitu HIV/AIDS.
Pada orang dengan HIV/AIDS akan terjadi imunocompromise, yaitu
menurunnya sistem imunitas pada tubuh. Hal ini mengakibatkan infeksi
oportunistik seperti candidiasis oral mudah terjadi. Pemeriksaan klinis
dilakukan untuk melihat gambaran klinis lesi yang terdapat pada rongga
mulut. Untuk gambaran bercak candidiasis pada pseudomembranous akut
yaitu seperti plak mukosa putih atau kuning seperti cheesy material.
Pemeriksaan

penunjang

untuk

pasien

dengan

candidiasis

yaitu

pemeriksaan sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi hal ini
berkaitan dengan diagnosis dan terapi yang tepat untuk pasien.
Bagan patofisiologi HIV menyebabkan candidiasis oral
Th 17 dan CD4 membentuk
IL-17, IL-21, IL-22 untuk
5
menekan virulensi HIV

Pasien
HIV/AIDS

Sistem imunitas
tubuh melemah

Produksi saliva menurun,


mikroflora berkembang pesat
(Candida albicans) pada mukosa
labial, bukal, lidah, dan palatum

Candida albicans berubah bentuk


dari ragi menjadi hifa dan
memproduksi enzim hidrolitik
(aspartyl proteinase) serta
mebentuk lapisan biofilm

Di oral terbentuk mekanisme


protektif oleh saliva (lactoperoxidase,
lysozyme, thrombospondin, mucins,
proline-rich proteins, defensins,
secretory leukocyte protease inhibitor
(SLPI), dan gp340)

Sistem imun oral gagal


membendung replikasi virus HIV

Terbentuk plak/ pseudomembran


berwarna putih atau kuning yang
terdiri dari sel epitel, deskuamasi,
fibrin, dan hifa jamur pada
mukosa labial, bukal, palatum,
lidah, jaringan periodontal, dan
orofaring

Terapi utama yang diberikan pada pasien dengan candidiasis oral


adalah terapi anti jamur. Terapi yang dipakai adalah obat oral, tetes, dan
kumur.
1. Floconazole
Fluconazole adalah generasi baru antijamur triazole yang
memiliki aktivitas yang poten dan spesifik dalam menghambat sintesa
sterol sel jamur. Absorpsi peroral sangat baik, dengan kadar serum
(dan bioavailabilitas sistemik) mencapai lebih dari 90%, absorpsi

peroral tidak dipengaruhi oleh makanan. Kadar puncak plasma dalam


keadaan puasa tercapai dalam 1 hingga 2 jam dengan waktu paruh
eliminasi kurang lebih 30 jam. Waktu-paruh fluconazole yang panjang
ini memungkinkan untuk mempertahankan kadar yang memadai dari
obat di dalam plasma untuk waktu yang cukup lama sehingga dapat
diberikan dosis sekali sehari. Fluconazole dinilai efektif untuk
pengobatan candidiasis oral dengan HIV.
2. Nystatin drop
Untuk obat tetes, dipilih Nystatin drop. Nystatin adalah agen
fungistatik dan fungisidal in vitro pada beberapa jenis ragi dan jamur.
Nystatin berikatan dengan sterol dalam membral sel dari spesies
Candidal yang sensitif sehingga mengakibatkan perubahan pada
permabilitas membra dan selanjudnya menimbulkan kehilangan
komponen intraseluler tidak berkembang selama terapi. Nystatin tidak
menunjukan aktivitas perlawanan pada bakteri, protozoa, atau virus.
3. Chlorhexidine gluconate
Denture plaque sering mengandung spesies candida. Untuk
mecegah denture-induced stomatitis dan mencegah perburukan dari
candidiasis oral perlu dilakukan bilas mulut dengan menggunakan
4.

Chlorhexidine gluconate (oral rinse).


Vitamin B12
Pada pasien candidiasis oral sering disertai dengan defisiensi
vitamin B12, oleh karena itu pada pasien ini perlu diberikan
suplementasi vitamin B12.

VII.

KESIMPULAN

Candidiasis merupakan penyakit infeksi oral yang disebabkan oleh

jamur Candida
Pasien mengeluh sulit menelan, penurunan nafsu makan, dan sulit

berbicara karena nyeri akibat lesi di seluruh mulut


Faktor risiko dari pasien ialah keadaan immunocompromised sehingga

mengakibatkan infeksi oportunistik candidiasis oral.


Dalam penegakkan diagnosis candidiasis oral, perlu dilakukan
pemeriksaan yang cermat pada pasien.

Terapi candidiasis oral dapat diberikan secara oral, tetes dan kumur,
dan suplementasi vitamin B12.

Anda mungkin juga menyukai