termasuk stress fisik. Stress yang akan saya bahas di post ini
adalah stress psikologis. Tidak asing lagi di telinga seorang
penderita penyakit autoimun mendengar komentar mengenai
pengaruh stress pada penyakitnya, apalagi di awal perjalanan
penyakitnya ketika penyakitnya belum begitu khas. Apakah
memang betul keluhan yang penderita alami adalah hanya
karena penderita mengalami stress? Apakah memang stress
mempunyai dampak yang besar pada perjalanan penyakit
penderita?
Komentar-komentar
tersebut
pada
akhirnya
orang
adalah
kemampuan
masing-masing
untuk
pemikiran
apakah
saya
ini
psikosomatis,
yaitu
Setiap
orang
pasti
menghadapi
stress
meskipun
sebuah
bagaimana
motivator.
kemampuan
Makanya
adalah
tergantung
manajemen
stress
seseorang,
yang
mulai
dipupuk
perlahan-lahan
dari
kecil
Tidak
ada
yang
salah
dengan
mengenai
jam
kerja
efektif
Diantara
waktu
kerjapun,
gunakan
waktu
atau
tertangani
dengan
baik
sehingga
terus
baru
pada
penderitanya.
Hal
ini
akan
semakin
siklus
setan
yang
semakin
lama
semakin
penderita
untuk
menghentikan
siklus
yang
yang
disarankan
untuk
membantu
seseorang
sendirinya,
yaitu
dengan
menghitung
dari
1-4
relaksasi ke spa, atau relaksasi sesuai keagamaan masingmasing seperti berzikir bagi seorang muslim. Anda sendiri
yang menentukan mana yang terbaik, mana yang anda rasakan
nyaman dan bermanfaat untuk anda. Ada tipe orang seperti
saya yang merasakan relaks setelah pergi ke pantai atau ke
puncak atau berlibur ke suatu tempat yang membuat hati
merasa damai
dan nyaman,
bisa
membantu
mengeluarkan
emosi-emosi
yang
teman-teman
terdekat,
berbelanja
ringan
atau
REFERENCE
1. Stojanovich L, Marisavljevich D. Stress as a trigger of
autoimmune disease.Autoimmunity reviews, volume 7,
issue 3. January 2008. Pages 209-213, ISSN 15689972. http://dx.doi.org/10.1016/j.autrev.2007.11.007.
Andini S. Natasari, MD, MRes
https://tentangautoimun.wordpress.com/2013/10/28/benarkah-stress/
manusia dan Hsp patogen. Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun,
fungsi sensor tidak bekerja dengan baik sehingga gagal membedakan mana
Hsp-nya sendiri dan mana Hsp lawan. Hal ini menyebabkan sistem imun
manusia justru menyerang Hsp-nya sendiri. Antigen mengandung determinan
antigenik (epitop) dan antibodi memiliki antibody combining sites (paratopes).
(Sumber gambar: Copstead and Banasik, 2000 dalam
www.sarmoko.blog.unsoed.ac.id) Autoimunitas dan Penyakit autoimun
Autoimunitas adalah gambaran keadaan ketika sistem kekebalan tubuh
(antibodi) menyerang organ atau jaringan tubuh sendiriyang bisa dipicu oleh
beberapa faktor, antara lain: genetis, infeksi dan makanan. Atau suatu
keadaan di mana sel limfosit yang secara tiba-tiba menjadi aktif dengan
sendirinya. Hal ini bisa terjadi karena tubuh gagal mengenali bagian-bagian
tubuhnya sendiri. Selanjutnya, tubuh justru memberikan respon imun terhadap
selnya sendiri (organ dan jaringan). Keberadaan autoimun hampir selalu
mengakibatkan munculnya penyakit autoimun. Walaupun autoimunitas dan
penyakit autoimun sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda. Demikian
pula Hspbila Hsp yang muncul ternyata epitopnya (area tertentu pada
molekul antigen yang mengikat antibodi) mirip dengan epitop jaringan tubuh
maka akan timbul penyakit autoimun. Pada kasus atherosklerosis,
mekanismenya diawali dengan peradangandi mana sel radang juga akan
memfagositosis jaringan lunak. Mungkin anda pernah mendengar bahwa
infeksi Streptococcus mutans di gigi bisa memicu penyakit kelainan jantung.
Hal ini terjadi karena epitop antigen Streptococcus sama dengan epitop pada
klep jantung. Pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan yang
mestinya ditujukan pada Streptococcus, ternyata juga menyerang klep
jantung. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Untuk itu masih
sangat dibutuhkan penelitian lebih lanjut; terutama mengenai autoantigens,
autoantibodi dan sel autoreaktif untuk penanganan penyakit autoimun yang
lebih terarah. Dan harus kita akui, kita sangat lebih dalam riset-riset ilmu
dasar.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/machmudyunus/mengapapenyakit-autoimun-sulit-disembuhkan_5529e3106ea834bd5f552d68
Teori leaky gut adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana asal
mula penyakit autoimun terjadi. Teori ini mengatakan bahwa penyebab
penyakit autoimun berkaitan erat dengan kebocoran system pencernaan si
pasien. Tidak semua peneliti setuju dengan teori ini akan tetapi menurut saya
bagus untuk pengetahuan.
Leaky gut secara bahasa disebut kebocoran perut, kebocoran usus atau
kebocoran sistem pencernaan. Sedangkan secara istilah sindrom Leaky Gut
adalah suatu kondisi yang juga disebut sebagai peningkatan permeabilitas
usus di mana "jaringan" dalam saluran pencernaan Anda akan rusak yang
memungkinkan protein (seperti gluten), bakteri jahat, dan partikel yang tidak
tercerna akan masuk ke dalam aliran darah Anda.
Bagaimana tahapan terjadinya penyakit autoimun berdasarkan teori "Leaky
Gut"?
Berita gembira untuk kita semua, ada solusi untuk penyembuhan Leaky Gut.
Ada empat tahap diantaranya:
1. HAPUS makanan dan faktor-faktor yang merusak usus.
2. GANTI dengan makanan penyembuhan.
3. PERBAIKI dengan suplemen tertentu.
4. SEIMBANGKAN dengan probiotik
asam fitat yang dapat mengiritasi usus yang menyebabkan Leaky Gut.
5. GMO
Organisme yang dimodifikasi secara genetik mengandung herbisida dan
pestisida yang merusak lapisan usus. Hasil penelitian dari Journal of
Environmental Science telah menemukan makanan GMO menghancurkan
probiotik dalam usus dan menyebabkan peradangan organ.
mempercepat penyembuhan.
6. Buah
Mengkonsumsi 1-2 porsi buah setiap hari baik pada diet "Leaky Gut". Anda
dapat mengukus apel dan pir untuk membuat saus apel buatan sendiri atau
saus buah. Buah paling baik dikonsumsi di pagi hari, tidak di siang hari dan
jagalah asupan buah secukupnya.
dan mendukung penyembuhan Leaky Gut. Ambil 2 tetes minyak atsiri dari
keduanya dan masukkan dalam segelas air lalu diminum. Juga campurkan 3
tetes minyak atsiri dengan minyak kelapa dan gosokkan ke perut 2x sehari.
[sumber bacaan: easy-immune-health.com, draxe.com]