Anda di halaman 1dari 22

COST CONCEPT AND BEHAVIOR

A. KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya tugas manajemen terpusat pada (1)
perencanaan, yang meliputi penentuan tujuan dan penegasan cara untuk mencapai tujuan
tersebut dan (2) pengendalian yang meliputi langkah untuk memastikan bahwa tujuan telah
tercapai. Agar dapat menjalankan tanggungjawab tersebut, manajemen membutuhkan
informasi mengenai organisasi. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen adalah
informasi-informasi yang berkaitan dengan biaya (cost) suatu organisasi.
1.

Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran


Penggerak (Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)
Dalam Akuntansi Manajemen, dipelajari secara mendalam mengenai arti dan
terminologi yang berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya atas produk, jasa,
pelanggan dan obyek yang lain merupakan kepentingan manajemen merupakan salah
satu tujuan dasar dari Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Peningkatan keakuratan
pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih berkualitas tinggi, yang kemudian
dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik oleh manajemen.
a. Biaya
Dalam arti umum biaya adalah sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai
tujuan tertentu. Atau kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk memperoleh
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan
datang bagi organisasi. ( Hansen & Mowen, Akuntansi Manajemen, buku 1, hal 40).
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat dimasa depan. Pada perusahaan yang
berorientasi laba, manfaat masa depan berarti pendapatan. Ketika biaya telah dihabiskan
dalam proses menghasilkan pendapatan, biaya tersebut dinyatakan kadaluarsa (expire).
Biaya yang kadaluarsa disebut beban (expenses).
b. Obyek Biaya
Sistem

Informasi

Akuntansi

Manajemen

dibuat

untuk

mengukur

dan

membebankan biaya kepada entitas, yang disebut sebagai obyek biaya. Obyek biaya
dapat berupa produk, pelanggan, departemen, proyek atau yang yang lain yang diukur
biayanya dan dibebankan. Pada perkembangannya aktivitas diakui sebagai obyek biaya
yang penting. Aktivitas adalah unit dasar kerja yang dilakukan dalam organisasi.
Misalnya pembelian komponen, memasang peralatan untuk produksi.

c. Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat dan wajar kepada obyek biaya sangat penting.
Keakuratan adalah suatu konsep yang wajar dan logis terhadap metode pembebanan
biaya yang bertujuan mengukur dan membebankan biaya dari sumber biaya yang
dikonsumsi sebaik mungkin. Ketertelusuran (traceability) dilakukan untuk melihat
hubungan antara obyek dan biaya berkaitan dengan pembebanan biaya. Biaya dapat
secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan obyek biaya.
1. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan
akurat dilacak sebagai obyek biaya.
2. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dilacak dan ditelusur
sebagai obyek biaya.
Jadi ketertelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke obyek biaya
dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat.
d. Metode Penelusuran (Proses Pembebanan Biaya)
Ketertelusuran berarti biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat,
sedangkan penelusuran (tracing) berarti pembebanan actual biaya pada objek biaya
dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumberdaya yang dikonsumsi oleh
objek biaya. Penelusuran biaya dapat terjadi melalui cara berikut:
1. Penelusuran langsung (direct tracing) adalah suatu proses pengidentifikasian dan
pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu obyek.
Dilakukan melalui pengamatan fisik.
2. Penelurusan

penggerak (driver

tracing) adalah

penggunaan

penggerak

untuk

membebani biaya ke obyek biaya. Dalam konteks pembebanan biaya, penggerak


adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber
daya obyek biaya. Contoh: Diana dan Eka makan siang bersama. Mereka berdua
sepakat untuk berbagi makan siang bersama. Mereka memesan pizza ukuran sedang
(terbagi menjadi sepuluh potong). Biaya yang dibebankan per orang ditelusuri dengan
metode penggerak, dengan penggeraknya adalah potongan pizza. Jika harga pizza
$90, Diana memakan 6 potong dan sisanya dimakan eka. Maka pembebanan biayanya
dapat dihitung dengan menghitung tarif per unit sumber dayanya terlebih dahulu
yaitu: $9 ($90/10), kemudian penelusuran penggeraknya untuk Diana $9 x 6 potong =
$54 dan untuk Eka $9 x 4 = 36

3. Alokasi adalah pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya. Biaya tidak
langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada objek-objek biaya,
baik dengan dengan menggunakan penelusuran langsung atau penggerak.
2. Harga Pokok Produk (Biaya yang Berbeda untuk Tujuan yang Berbeda) dan
Pelaporan Eksternal
Harga pokok produk (product cost) adalah pembebanan biaya yang mendukung
tujuan manajerial yang spesifik. Harga pokok produk bergantung pada tujuan manajerial
yang sedang berusaha dicapai. Prinsip manajemen biaya mengilustrasikan biaya yang
berbeda untuk tujuan yang berbeda. Contoh definisi harga pokok produk untuk tujuan
yang berbeda:
Definisi Harga
Pokok Produk

Rantai Nilai
Harga Pokok
Produk
Penelitian & pengembangan

Harga Pokok
Produk Oprasional

Harga Pokok
Produk Tradisional

Produksi

Produksi

Pemasaran

Pemasaran

Layanan Pelanggan

Produksi

Layanan Pelanggan
Tujuan
Manajerial

Keputusan Penetapan Harga


Keputusan Bauran Produk

Keputusan desain strategis


Analisis Tingkat Laba Takttis

Analisis Tingkat Laba


Strategis

Pelaporan
Keuangan
Eksternal

a. Klasifikasi Biaya
Dalam menghitung harga pokok produk biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan
khusus atau fungsi yang hendak dicapai. Berdasarkan kategori fungsional utama biaya
dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan nonproduksi.
1. Biaya Produksi (manufacturing cost)
Merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan jasa mulai dari
pembelian bahan baku / bahan mentah (raw material) menjadi barang jadi dengan
menggunakan fasilitas produksi dan tenaga kerja, sehingga komponen harga pokok
produksi suatu produk terdiri dari :

a. Biaya bahan baku langsung.


Merupakan bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang
sedang diproduksi. Contoh: besi pada mobil, kain pada jeans dan kayu pada
perabotan.
b. Biaya tenaga kerja langsung.
Tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang
sedang diproduksi. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau
menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.
c. Biaya overhead pabrik.
Merupakan semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung
dikelompokkan dalam satu kategori.
2. Biaya Non Produksi (non manufacturing cost)
Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan, yang tidak secara langsung berkaitan dengan
proses produksi. Terdiri dari :
a. Biaya pemasaran.
b. Biaya administrasi.
Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi disebut biaya
yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode. Biaya yang tidak dapat
diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu terjadinya. Selain klasifikasi biaya
diatas, ada beberapa biaya lain yaitu:
1. Biaya utama (prime cost)
Adalah gabungan biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung.
2. Biaya konversi (conversion cost)
Adalah gabungan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja langsung dan overhead.
b. Laporan Keuangan Eksternal
Untuk

memenuhi

kebutuhan

pelaporan

eksternal

biaya-biaya

harus

diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Pada waktu menyusun laporan laba rugi biaya
produksi akan dipisahkan dengan biaya pemasaran dan administrasi. Hal tersebut
dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai biaya produk dan biaya pemasaran
dan aministrasi dipandang sebagi biaya periode. Biaya produksi yang melekat pada produk

yang terjual diakui sebagai beban (biaya penjualan) pada laporan laba rugi. Sementara
biaya produk yang belum terjual akan dilaporkan sebagai persediaan di neraca.
1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur.
Pada laporan laba rugi perusahaan manufaktur pemasukan yang dihitung
berdasarkan klasifikasi fungsional disebut perhitungan biaya absorbsi (full costing)
karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk. Berdasarkan pendekatan
penghitungan biaya absorbsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangi
dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Untuk pemahaman lebih
lanjut, disajikan contoh berikut ini :
Organisasi Manufaktur
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember XXXX
Penjualan
Dikurangi: Harga pokok produksi

Xxx
xxx

Laba kotor
Dikurangi : Beban operasi

xxx

Biaya penelitian dan pengembangan

xxx

Biaya penjualan

xxx

Biaya administrasi
Laba sebelum pajak

xxx

xxx
xxx

( Hansen & Mowen, Akuntansi Manajemen).


2. Harga Pokok Produksi.
Mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan.
Biaya yang hanya dibebankan ke barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur
bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Barang dalam proses terdiri dari
semua unit yang telah diselesaikan sebagaian dalam produksi pada titik waktu tertentu.

Organisasi Manufaktur

Laporan Harga Pokok Produksi


Berakhir 31 Desember XXXX
Bahan baku langsung
Persediaan awal

xxx

Ditambah : pembelian

xxx

Bahan baku yang tersedia

xxx

Dikurangi : persediaan akhir

xxx

Bahan baku langsung yang terpakai


Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik

xxx
xxx

Tenaga kerja tidak langsung

xxx

Depresiasi

xxx

Sewa

xxx

Listrik, air dll

xxx

Pajak properti

xxx

Pemeliharaan

xxx

Total tambahan biaya manufaktur


Ditambah : Barang dalam proses awal
Total biaya manufaktur
Dikurangi : Barang dalam proses akhir
Harga pokok produksi
( Hansen & Mowen, Akuntansi Manajemen).

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

3. Harga Pokok Penjualan


Laporan harga pokok penjualan berbeda dengan laporan harga pokok produksi.
Harga pokok penjualan adalah biaya dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung
dan biaya lain-lain yang terkait dengan unit penjualan. Untuk dapat menghitung harga
pokok penjualan harus dihitung lebih dulu harga pokok produksi.

Laporan Harga Pokok Penjualan


Untuk Tahun Berakhir 31 Desember XXXX

Harga pokok produksi

xxx

Ditambah : Persediaan awal barang jadi


Barang yang tersedia untuk dijual
Dikurangi : Persediaan akhir barang jadi
Harga pokok penjualan

xxx
xxx
(xxx)
Xxx

( Hansen & Mowen, Akuntansi Manajemen).


4. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
Penghitungan jasa yang terjual berbeda dengan yang disajikan dalam laporan laba
rugi perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang awal
atau akhir barang jadi, namun mungkin memiliki persediaan barang dalam proses, bagi
produk jasa yang dihasilkan. Misal seorang dokter gigi memiliki pasien yang dalam
masa perawatan.

Organisasi Jasa
Laporan Laba Rugi

Berakhir 31 Desember XXXX


Penjualan
Dikurangi biaya :

Xxx

Harga pokok penjualan jasa :


Barang dalam proses awal

xxx

Biaya jasa yang ditambahkan :


Bahan baku langsung

xxx

Tenaga kerja langsung

xxx

Overhead

xxx
xxx
Xxx
Xxx
Xxx

Total
Dikurangi : barang dalam proses akhir
Laba kotor
Dikurangi : biaya operasi
Biaya penjualan

xxx

Biaya administrasi

xxx

Laba sebelum pajak

Xxx
Xxx

3. Sistem Akuntansi Manajemen


Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (Management Accounting Information
System) adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan
menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan khusus manajemen. Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara
umum sebagai sistem berdasarkan fungsi FBM (Functional Based Management) dan
sistem berdasarkan aktivitas ABM (Activity Based Management). Contoh ABM ditemukan
dalam industri medis (seperti rumah sakit dan laboratorium medis), industri keuangan
(Bank dan Bursa Saham), industri transportasi, bahkan dalam berbagai jenis manufaktur
seperti perusahaan elektronik.
Elemen utama dari model FBM (Functional Based Management) adalah fungsi,
sedangkan elemen utama dari model ABM (Activity Based Management) adalah aktivitas.
Fungsi biasanya dikelompokan dalam unit-unit organisasional, seperti departemen dan
pabrik (contohnya : teknik, pengendalian kualitas, dan perakitan adalah fungsi-fungsi yang
diatur dalam departemen). Sedangkan aktivitas dikelompokan dalam suatu bentuk proses.

Misalkan pembelian barang, penerimaan barang, dan pembayaran barang yang diterima
dimana ketiganya merupakan aktivitas yang menggambarkan proses pengadaan
persediaan.
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen memiliki tiga tujuan yaitu :
a. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa,
produk dan tujuan lain yang diinginkan perusahaan. (Normatif: tujuan perusahaan
adalah memperoleh laba)
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer perlu memiliki akses dan pemahaman
atas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Karena informasi tersebut akan membantu
manajer

untuk

mengidentifikasi

suatu

masalah,

menyelesaikan

masalah

dan

mengevaluasinya dalam rangka memastikan pencapaian tujuan perusahaan. Dengan


demikian Sistem Informasi Akuntansi Manajemen akan dibutuhkan dalam setiap lingkup
proses manajemen : Planning, Organizing, Actuating dan Controlling.
a. Sistem Akuntansi FBM
1. Tinjauan biaya FBM
Biaya-biaya sumber daya dibebankan pada unit-unit yang berfungsi, kemudian pada
produk. Penelusuran penggerak dalam sistem FBM hanya menggunakan penggerak
produksi yang merupakan pengukuran konsumsi yang sangat berkorelasi dengan
keluaran produksi. Pendekatan pembebanan biaya ini dianggap sebagai perhitungan
biaya berdasarkan produksi atau fungsi (FCB).
2. Tinjauan efisiensi operasional FBM
Pendekatan manajemen berdasarkan fungsi untuk pengendalian membebankan biaya
pada unit organisasional, kemudian menuntut tanggung jawab menajer unit
organisasional untuk mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja diukur dengan
membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang dianggarkan.
Penekanannya adalah ukuran keuangan dari kinerja.
b. Sistem Akuntansi FBM
1. Tinjauan biaya ABM
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC), biaya ditelusuri hingga
aktivitas, kemudian produk. Pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan

pada penelusuran alokasi; bahkan, bisa disebut sebagai penelusuran yang intensif.
Perhitungan harga pokok produk berdasarkan aktivitas cenderung fleksibel. Definisi
perhitungan harga pokok produk yang lebih komprehensif ditekankan untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambialan keputusan yang lebih baik.
2. Tinjauan efisiensi operasional ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas dengan tujuan
memperbaiki nilai yang diterima pelanggan dan laba yang diterima dengan
menyediakan nilai ini. Tinjauan proses berkaitan dengan identifikasi faktor-faktor
penyebab biaya suatu aktivitas, pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan,
serta evaluasi kinerja pekerjaan dan hasil yang dicapai.
c. Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang
signifikan. Bagi banyak perusahaan, manfaat perpindahan sistem FBM menjadi sistem
ABM melebihi biayanya. Jadi, penggunaan ABC dan ABM semakin meluas. Perhatian
terhadap akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas pun menjadi tinggi.
B. PERILAKU BIAYA AKTIVITAS
1. Dasar-dasar Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan
penggunaan aktivitas atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk
menggambarkan bagaimana perubahan biaya seiring dengan perubahan output. Biayabiaya bereaksi pada perubahan keluaran dengan berbagai cara. sehubungan dengan
perubahan output, biaya-biaya dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Biaya Tetap
Biaya yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah disebut biaya tetap
(fixed cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi
perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu. Perlu
diperhatikan bahwa jumlah biaya tetap tidak bergantung pada ukuran keluaran. Meskipun
jumlah biaya tetap tidak berubah saat keluaran meningkat, biaya tetap per unit akan
berubah karena biaya tetap disebar ke lebih banyak keluaran.

b. Biaya Variabel
Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan
bervariasi secara proporsional terhadap perubahan keluaran atau biaya yang secara total
bervariasi dalam proporsi langsung dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
Jadi, biaya variabel naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun.
Sedangkan biaya per unit barang yang diproduksi adalah konstan. Biaya variabel dapat
juga dinyatakan dengan persamaan linier. Jumlah biaya variabel bergantung pada tingkat
penggerak. Hubungan ini dapat dideskripsikan :
Jumlah biaya variabel = biaya variabel per unit x jumlah unit

c. Biaya Campuran
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen yang tetap dan variabel.
Persamaan linier untuk biaya campuran :
Jumlah biaya = Biaya tetap + Jumlah biaya variabel

2. Mengklasifikasikan Biaya Sesuai dengan Perilaku


Dalam pengklasifikasian biaya menurut perilakunya akan dibahas mengenai
beberapa factor penting untuk menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap
atau variabel. Mengklasifikasikan biaya atas dasar perilakuknya diperlukan berbagai
pertimbangan atas dasar:

a. Batasan Waktu
Penentuan suatu biaya merupakan biaya tetap atau variabel bergantung pada
batasan waktu. Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang semua biaya adalah
variabel. Dalam jangka pendek paling tidak satu biaya adalah tetap.
Contoh :
perbedaan perspektif manajemen terhadap biaya tenaga kerja, ada yang memandang
sebagai biaya variabel karena dapat memberhentikan dan mempekerjakan karyawan
sesuai dengan kenaikan atau penurunan output. Tetapi ada juga yang dipandang sebagai
biaya tetap karena adanya kontrak yang membuat pihak manajemen tidak bisa seenaknya
memberhentikan karyawan.
Lama dari periode jangka pendek bergantung pada pertimbangan subjektif manajemen
dan tujuan dilakukannya perkiraan perilaku biaya tersebut.
b. Sumber Daya dan Ukuran Keluaran

Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugas yang harus
dilakukan. Sumber daya dapat meliputi bahan baku, energi atau bahan bakar, tenaga
kerja, dan modal. Masukan-masukan ini digabungkan untuk memproduksi suatu
keluaran. Istilah lain untuk ukuran keluaran adalah penggerak. Penggerak aktivitas
merupakan faktor-faktor penyebab yang dapat diamati yang mengukur jumlah sumber
daya yang digunakan objek biaya. Penggerak aktivitas menjelaskan perubahan dalam
biaya aktivitas dengan mengukur perubahan dalam penggunaan aktivitas atau keluaran.
Jadi untuk memahami perilaku biaya, pertama-tama tentukan aktivitas yang dilakukan
dan penggerak terkait yang berfungsi sebagai pengukur kapasitas dan penggunaan
aktivitas. Penggerak aktivitas dibagi menjadi 2 kategori umum yaitu :
1. Penggerak produksi (tingkat unit)
Penggerak produksi menjelaskan perubahan dalam biaya ketika unit yang diproduksi
berubah. Jumlah bahan baku langsung, jam-kilowatt yang digunakan untuk
menjalankan mesin produksi, dan jumlah jam tenaga kerja langsung adalah contohcontoh penggerak produksi. Dengan kata lain, keluaran juga meningkat saat jumlah
pemakaian bahan baku, jam-kilowatt, dan jumlah jam tenaga kerja langsung
meningkat.
2. Penggerak tingkat non unit.
Penggerak tingkat nonunit menjelaskan perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor
lain berubah. Dalam sistem biaya berdasarkan fungsi perilaku biaya diasumsikan
hanya didiskripsikan oleh penggerak tingkat unit. Sistem berdasarkan aktivitas
menggunakan penggerak tingkat unit dan nonunit. Contoh: biaya penyusutan mesin.
c. Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya
Perilaku biaya jangka panjang dan jangka pendek berhubungan dengan aktivitas
dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya. Kapasitas adalah kemampuan
aktual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Jadi dalam pembahasan mengenai
kapasitas suatu aktivitas hal yang didiskripsikan adalah jumlah aktivitas yang dapat
dilakukan perusahaan. Kapasitas yang diperlukan berhubungan dengan tingkat dimana
aktivitas dikerjakan secara efisien. Tingkat yang efisien atas kinerja aktivitas disebut
kapasitas praktis. Untuk mengetahui bagaimana hal tersebut terjadi dan bagaimana hal
itu dapat mempengaruhi perilaku biaya, penting untuk mengetahui sumber daya yang
fleksibel dan terikat.
1. Sumber Daya Fleksibel

Suatu perusahaan akan sangat baik jika hanya membeli sumber daya yang diperlukan
tepat saat sumber daya tersebut diperlukan. Misalnya bahan baku langsung dibeli saat
dibutuhkan dan dengan jumlah yang sesuai kebutuhan. Jenis sumber daya ini disebut
sumber daya fleksibel. Sumber daya ini di pasok dan digunakan saat dibutuhkan.
Contohnya adalah bahan baku dan energy. Tidak terdapat kapasitas yang tidak
digunakan untuk kategori sumber daya ini karena jumlah sumber daya yang
digunakan sama dengan jumlah yang dibeli. Karena biaya sumber daya yang dipasok
ketika diperlukan sama dengan biaya sumber daya yang digunakan, jumlah sumber
daya naik ketika permintaan untuk sumber daya tersebut naik. Oleh karena itu, biaya
sumber daya fleksibel merupakan biaya variabel.
2. Sumber Daya Terikat
Adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan, mereka di dapat dengan
menggunakan terikat dapat memiliki kapasitas yang kontrak eksplisit atau implicit
untuk memperoleh jumlah sumber daya tertentu tanpa memandang apakah jumlah
sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh atau tidak. Sumber daya terikat
dapat memiliki kapasitas yang tidak terpakai karena kapasitas yang tersedia lebih
banyak dari pada yang digunakan. Sumber daya terikat untuk jangka yang lebih
pendek ini disebut sebagai biaya tetap diskresi. Biaya ini adalah biaya yang terjadi
karena perolehan kapasitas aktivitas jangka pendek.
3. Perilaku Biaya Bertahap
Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang keluaran
tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya lebih tinggi dimana biaya tersebut
tidak berubah untuk rentang keluaran yang sama. Hal-hal yang menunjukkan perilaku
biaya bertahap harus dibeli dalam jumlah tertentu. Lebar setiap tahap menunjukkan
rentang keluaran yang mengharuskan diperolehnya sumber daya dalam jumlah tertentu.
Ada dua jenis biaya bertahap yaitu:
a. Biaya Variabel Bertahap (Step-Variable Cost)
Biaya vaiabel bertahap adalah biaya yang naik secara tidak proposional dengan
kenaikan volume produksi tetapi naik secara bertahap. Dalam biaya variabel bertahap,
lebar tahapan sempit atau kecil dan biaya sumber daya berubah sebagai akibat
perubahan kecil dalam penggunaan sumber daya.

b. Biaya Tetap Bertahap (Step-Fixed Cost)


Biaya tetap bertahap merupakan biaya yang mengikuti perilaku biaya dengan step
atau tahap-tahap yang lebar . Kebanyakan biaya tetap bertahap bersifat tetap selama
rentang operasi normal perusahaan. Biaya tetap bertahap dikategorikan sebagai biaya
tetap.
Total Fixed Cost
Step Fixed Cost
Norma operating
Range

Production

Untuk menghitung biaya tetap per unit tariff aktivitas tetap perlu dihitung lebih
dahulu.
Tarif aktivitas tetap = jumlah biaya terikat : jumlah kapasitas yang tersedia.
Tarif aktivitas variabel = jumlah biaya sumber daya flaksibel : kapasitas yang
digunakan
Sistem penghitungan biaya berdasarkan fungsi umumnya hanya menyediakan
informasi tentang biaya sumber daya yang dibeli. Dilain pihak sistem manajemen
berdasarkan aktivitas memberikan informasi tentang banyaknya aktivitas yang
digunakan dan biaya penggunaannya.
4. Implikasi-implikasi untuk Pengendalian dan Pengambilan Keputusan
Sistem pengendalian operasional mendorong para manajer untuk lebih
memperhatikan pengendalian atas penggunaan dan pengeluaran sumber daya. Kelebihan

kapasitas dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah dan jenis produk sehingga
pendapatan dapat meningkat tanpa meningkatkan pengeluaran. Model penggunaan
sumber daya berdasarkan aktivitas juga memungkinkan para manajer untuk menghitung
perubahan pasokan dan permintaan sumber daya yang disebabkan oleh implementasi
keputusan untuk membuat atau membeli peralatan, menerima atau menolak pesanan
khusus, dan mempertahankan atau menghilangkan lini produk.
5. Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran Menjadi Komponen Tetap dan
Variabel.
Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran
menjadi komponen tetap dan variable, yaitu metode tinggi rendah, metode scatterplot,
dan metode kuadrat terkecil. Masing-masing metode menggunakan asumsi hubungan
biaya linier. Oleh sebab itu, sebelum metode-metode tersbut dibahas lebih mendalam,
konsep linearitas perlu ditinjau kembali.
Asumsi Linearitas
Definisi biaya variable mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktivitas dan
penggerak aktivitas yang terkait. Sebagai contoh, star company memproduksi computer
pribadi. Setiap computer menggunakan satu floppy disk drive yang memerlukan biaya
$40. Total biaya variabel disk drives dapat dinyatakan
Total biya variabel = $40 x unit yang diproduksi
Jika 100 komputer diproduksi, total biaya floppy disk driveadalah $4.000 ($40 x
100). Jika 200 komputer diproduksi, total biaya floppy disk drive adalah $8.000 ($40 x
200). Dengan kata lain, biaya akan meningkat secara proporsional dengan jumlah unit
yang diproduksi.
Ahli ekonomi biasanya mengatakan bahwa biaya variabel meningkat dengan laju
yang menurun sampai pada volume tertentu, dan mulai dari titik itu biaya tersebut naik
dengan laju yang meningkat. Contohnya pemasok listrik yang pada awalnya memiliki
kapasitas besar mungkin menetapkan harga per kilowatt jam yang menurun untuk
mendorong pemakaian listrik lebih banyak; akan tetapi, pada saat kapasitas pabrik listrik
habis terpakai, tambahan permintaan akan mengakibatkan kenaikan harga. Hal ini karena
listrik sekarang menjadi sumber daya langka harus dibagi kepada para pengguna listrik.
Jika asumsi hubungan linear digunakan, maka masalah utamanya adalah seberapa
baik asumsi memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Ingatlah bahwa rentang
yang relevan adalah rentang keluaran dimana hubungan biaya yang diasumsikan adalah

valid. Dalam hal ini, validitas mengacu pada seberapa dekat fungsi biaya linear
memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Perhatikan bahwa untuk unit penggerak
aktivitas yang melebihi X1, fungsi biaya linear tidak dapat menggambarkan fungsi dasar
ynag mendasarinya. Berikut persaman untuk garis lurus
Jumlah biaya = biaya tetap+ (n biaya variabel per unit x keluaran). Persamaan
tersebut adalah rumus biaya.
Jumlah biaya adalah variabel terikat (dependent variable) yang merupakan biaya
yang akan diperkirakan. Dalam persamaan tersebut, jumlah biaya hanya bergantung pada
satu variabel, yaitu keluaran. Keluaran adalah ukuran aktivitas; keluaran adalah variabel
bebas (independent variable). Biaya tetap adalah parameter perpotongan ( intersept
parameter) dan bagian biaya tetap dari jumlah biaya. Akhirnya, biaya variabel per unit
adalah biaya tiap unit aktivitas.
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai dari variabel
lain. Sedangkan variabel bebas adalah yang mengukur keluaran dan menjelaskan
perubahan dalam biaya. Variabel bebas adalah penggerak aktivitas. Pilihan suatu variabel
bebas berhubungan dengan kemungkinan nilai ekonominya. Oleh karena itu, manajer
akan berusaha menemukan variabel bebas yang menyebabkan atau berhubungan dengan
variabel terikat secara dekat. Parameter perpotongan berhubungan dengan biaya tetap
secara grafis parameter perpotongan adalah titik dimana garis biaya campuran memotong
atau memotong sumbu biaya (vertical). Parameter kemiringan berhubungan dengan biaya
varibel per unit aktivitas. Secara grafis, parameter kemiringan menunjukkan kemiringan
garis biaya campuran.
Karena catatan akuntansi, hanya mengungkapkan jumlah keluaran aktivtas dan
jumlah biaya, nilai-nilai tersebut harus digunkan untuk memperkirakan parameter
perpotongan dan kemiringan (jumlah biaya dan biaya variabel). Dengan memperkirakan
biaya tetap dan biaya variabel per unit, komponen tetap variabel dapat diperkirakan.
Perilaku biaya campuranpun dapat diprediksi ketika penggunaan aktivitas berubah.
Metode-metode yang digunakan untuk memperkirakan biaya tetap dan biaya
variabel per unit yaitu:
1. Metode Tinggi Rendah
Metode tinggi rendah (high low method) adalah metode untuk menentukan
persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan
rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter perpotongan dan kemiringan.

Titik tinggi didefinisikan sebagai titik dengan tingkat keluaran atau aktivitas tertinggi.
Titik terendah didefinisikan sebagai titik dengan tingkat keluaran atau aktivitas terendah.
Persamaan untuk menentukan biaya variabel per unit dan biaya tetap :
Biaya variabel per unit = perubahan biaya/perubahan keluaran
Biaya variabel per unit = (biaya tinggi-biaya rendah)/(keluaran tinggi-keluaran
rendah)
Dan

Biaya tetap = jumlah biaya titik tinggi-(biaya variabel per unit x keluaran tinggi)
Atau
Biaya tetap = jumlah biaya titik rendah-(biaya variabel per unit x keluaran rendah)
Keunggulan

metode

tinggi

rendah

adalah objektivitas. Dua

orang

yang

menggunakan metode tinggi rendah pada suatu data tertentu akan menghasilkan jawaban
yang sama. Selain itu, metode tinggi rendah memungkinkan manajer untuk mendapatkan
ketetapan yang cepat mengenai hubungan biaya dengan hanya menggunakan dua titik.
Kekurangan metode tinggi rendah yaitu biasanya tidak seakurat metode-metode
lain karena pertama, titik tinggi dan rendah mungkin merupakan outliner (berada diluar
jalur). Outliner menunjukkan biaya aktivitas yang tidak umum terjadi. Sehingga rumus
biaya biaya yang dihitung dengan menggunakan dua titik ini tidak akan mencerminkan
apa

yang

biasanya

terjadi.

Kedua,

meskipun

titik-titik

tersebut

bukan

merupakan outliner, pasangan titik lainnya mungkin lebih dapat mewakili.


2. Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan
menggambarkan data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode
scatterplot adalah menggambarkan titik-titik data sehingga hubungan antara biaya
penyetelan dan tingkat aktivitas dapat terlihat. Sumbu vertikal adalah jumlah biaya
penyetelan sedangkan sumbu horizontal adalah jumlah waktu penyetelan. Tujuan
grafik scatter adalah melihat apakah asumsi hubungan linear wajar atau tidak. Selain itu,
beberapa titik yang tampaknya tidak cocok dalam pola umum perilaku biaya mungkin
terungkap dengan mengamati grafik scatter.
Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan tentang hubungan
antara biaya dan pengggunaan aktivitas. Bahkan, grafik scatter memungkinkan

seseorang untuk menyesuaikan suatu garis secara visual dengan titik-titik dalam
grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya garis yang paling
sesuai dengan titik-titik tersebut.
Keunggulan dari metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk melihat
data secara visual. Kelemahan dari metode scatterplot adalah tidak ada kriteria objektif
untuk memilih garis terbaik. Kualitas rumus biaya bergantung pada kualitas subjektif
dari analisis. Metode scatterplot dan metode tinggi rendah menghasillkan persamaan
dengan perbedaan yang besar dalam komponen biaya tetap dan variabel.
Contoh grafik scatter:

3. Metode Kuadrat Terkecil


Kedekatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari
garis. Jarak vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang
diprediksi oleh garis. Untuk titik 5, biaya yang diprediksi adalah 5*, dan deviasinya
adalah jarak antara titik 5 dan 5* (jarak dari titik ke garis).
Metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan
kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan
keseluruhan. Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh
bauran angka positif dan negatif. Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi
kuadrat titik-titik dari garis, maka semakin kecil ukurannya, semakin baik garisnya. Garis
yang lebih mendekati titik dibanding garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik, yaitu
garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil.
Penggunaan Program Regresi

Langkah pertama dalam penggunaan computer untuk menghitung koefisien regresi adalah
memasukkan data. Selanjutkan jalankan regresi, dalam Excel fungsi regresi terdapat dalam
menu tools, kemudian pilih add in dan tambahkan data analysis klik dan pilih
regression. Ketika layar regression muncul, kita dapat memberitahu letak variabel terikat
dan bebas. Terakhir beri perintah pada computer di mana meletakkan output.
Keandalan Rumus Biaya
Kegunaan utama yaitu terletak pada kemampuannya menginformasikan seberapa jauh rumus
biaya yang diperkirakan dapat diandalkan.
R Kuadrat Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel terikat yang
dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit.
Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin bak garisnya. Karena
koefisien determinasi tersebut merupakan persentase variabilitas yang dijelaskan, nilainya
berkisar antara 0-1. Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi yang baik dan
buruk. Yang pasti, semakin dekat R kuadrat ke-1, semakin baik garisnya.

Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodnessof fit adalah koefisien korelasi, yaitu akardari koefisien
determinasi. Karena akar dapat bernilai negatif, nilai koefisien korelasinya dapat berkisar
antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya positif , maka kedua variabelnya(pada contoh ini,
biaya dan aktivitas) bergerak menuju arah yang samadan terdapat korelasi positif. Korelasi
positif sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Dilain pihak, jika
koefisiennya negative, maka kedua variabel bergerak menuju arah yang dapat diprediksi,
tetapi berlawanan arah. Korelasi negative sempurna akan menghasilkan koefisien korelasi
sebesar -1. Nilai koefisien korelasi yang mendekati nol mengidentifikasi tidak adanya
korelasi. Dengan kata lain, mengetahuipergerakan satu variabeltidak memberikan petunjuk
pergerakan variabel lainnya.
Regresi Berganda

Jika kuadrat terkecil digunakan untuk membuatsuatu persamaan yang melibatkan dua atau
lebih

variabel

penjelas,

metodenya

disebut

sebagai

regresi

berganda(multipleregression). Oleh karena perhitungan yang diperlukan unutk regresi


berganda sangat kompleks, penggunaan komputer dibutuhkan.
Sebagai contoh, anggaplah bahwa akuntan suatu pabrik yang memproduksi printer laser
phoenix, Arizona, sedang menganalisis biaya utilitas pabrik. Akuntan tahu bahwa listrik
digunakan untuk menjalankan mesin dan menduga bahwa jam mesin dapat menjadi
penggerak yang baik selain itu, utilitas juga digunakan untuk menjalankan pendingin
ruangan, dan biaya utilitas di musim panas meningkat secara signifikan untuk alasan ini. Oleh
karena itu, biaya utilitas dijelaskan oleh lebih dari satu variabel dan menghasilkan persamaan
biaya yang lebih kompleks.
Biaya utilitas = biaya tetap + (b1 x jam mesin) + (b2 x musim panas)
Peranan regresi berganda dapat memberikan variabel tambahan ke dalam persamaan sehingga
dapat meningkatkan kemampuan persamaan tersebut dalam memprediks biaya aktivitas serta
member pemahaman mengenai cara pengelolaan biaya aktivitas.
Penilaian Manajerial
Pertimbangan manajerial merupakan metode paling luas yang digunakan. Banyak manajerial
yang menggunakan pengalaman dan obsevasi terhadap hubungan biaya pada masa lampau
untuk menentukanbiaya tetap dan variabel. Metode ini memiliki banyak bentuk. Secara
sederhana beberapa manajer menentukan biaya aktiviitas tertentu menjadi kategori tetap dan
lainnya menjadi kategori variabel, tanpamenghirukan kemungkinan biaya campuran.
Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan membagi biayabiaya ini dalam komponen tetap dan variabel. Dalam hal ini manajer menggunakan
pengalamannya untuk menentukan sejumlah biaya tertentu adalah tetap dan sisanya adalah
variabel.
Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan pengalaman dan pertimbangan
mereka untuk memperbaiki hasil estimasi statistik. Manajer yang berpengalaman mungkin
dapat meneliti data dan membuang beberapa titik yang sangat tidak umum terjadi atau
mungkin merevisi hasil estimasi untuk memasukkan perubahan yang diproyeksikan dalam
struktur biaya atau teknologi. Teknik statistik sangat akurat dalam menggambarkan masa lalu
tetapi teknik tersebut tidak mampu melihat masa depan yang tentunya merupakan keinginan
manajemen yang sebenarnya.

Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan
variabel terletak pada kesederhanaannya. Saat manajer memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang
baik. Akan tetapi kesalahan akan terjadi jika manajer tidak memiliki pertimbangan yang baik.
Oleh karena itu, mempertimbangkan pengalaman manajer, potensi kesalahan, dan pengaruh
pertimbangan yang salah terhadap keputusan yang terkait merupakan hal yang penting.

Anda mungkin juga menyukai