Anda di halaman 1dari 4

Tipe-tipe adiposera

Tipe adiposera:
1. Segar dan lama
Adiposera segar memiliki gambaran lembut dan basah, gambaran seperti pasta lembut dan
warna keabu-abuan, menghasilkan bau khas yang kuat, yang dapat dideteksi oleh anjing yang
terlatih untuk mendeteksi mayat sisa-sisa manusia. Ini adalah proses dekomposisi awal yang
berarti bahwaasam lemak dipecah dan telah terikat dengan ion natrium atau kalium. Ketika
adiposera menjadi lama (tua) itu akan berubah menjadi lebih kering, rapuh, seperti zat sabun
dengan warna keputihan. Ketika pemecahan asam lemak terjadi, ion natrium dan ion kalium
dengan ion kalsium atau magnesium. Ini biasanya lebih umum terjadi pada individu dengan
kandungan lemak tinggi, khususnya pada wanita dan anak-anak.
2. Tipikal dan atipikal
Nushida dkk. membagi jenis adiposera yaitu, tipikal dan atipikal. Adiposera tipikal terbentuk
dalam tubuh di kuburan basah, kubah basah dan tubuh direndam dalam air sementara adiposera
atipikal terbentuk dalam tubuh disimpan di tempat yang kering.Dalam hal ini yang dimaksud
adalah sebuah wadah yang kedap air, yang ditutupi dengan kantong plastik. Adiposera atipikal
mengandung asam 10-hydroxyoctadecanoic yang juga hadir dalam adiposera tipikal, tetapi juga
asam cis-12 octadecenoic. Senyawa terakhir ini tidak ada dalam adiposera tipikal. Jumlah asam
cis-12-octadecenoic hampir sama dengan hilangnya asam linoleat, yang dapat disimpulkan
bahwa di bawah penyembunyian kering asam linoleat dapat dihidrogenasi menjadi asam cis-12
octadecenoic. Seperti telah disebutkan, adiposera atipikal bukan tidak mengandung asam 10hydroxyoctadecanoic tapi konsentrasinya jauh lebih rendah daripada adiposera tipikal. Nushida
dkk. juga menarik kesimpulan bahwa pembentukan adiposera atipikal lebih dari 10 kali lebih
lambat dari pembentukanadiposeratipikal.
Kondisi Optimal
Kondisi optimal untuk pembentukan adiposera adalah keadaan yang hangat, cukup air,
kondisi anaerobik dan adanya bakteri anaerob. Pada kondisi optimal, kelebihan air sangat

mendukung, tetapi studi terbaru menunjukkan, hal tersebut bukan persyaratan terjadinya
adiposera dan akan dibahas lebih rinci nanti.
Seperti yang sudah disebutkan secara umum bahwa untuk waktu yang lama pembentukan
adiposera membutuhkan perendaman dalam air atau ketika terkubur dalam tanah dimana kondisi
pemakaman tergenang air. Tapi studi terbaru, seperti Forbes et al. (2005), dan Nushida dkk.
(2007) telah menunjukkan bahwa air yang diperlukan untuk menghidrolisis dapat diturunkan
terutama dari jaringan tubuh. Hal ini berarti bahwa pembentukan adiposera mungkin terjadi pada
lingkungan tanah kering, karena tubuh itu sendiri mengandung air yang cukup untuk
menginduksi proses tersebut.
Pada studi Nushida dkk. pembentukan adiposera telah terjadi pada hampir seluruh tubuh
dari wanita berusia 77 tahun, yang telah dibungkus dalam wadah air yang rapat selama 4 tahun
dengan penyebab kematian belum diketahui. Meskipun telah kelebihan air tidak diperlukan
untuk pembentukan adiposera, namun pada penelitian air selalu ditambahkan ke lingkungan
untuk menghindari faktor pembatas dan menjamin pembentukan adiposera.
Deteksi pertama pembentukan adiposera
Ada kontradiksi di dalam literatur saat adiposera dapat dideteksi untuk pertama kalinya.
Periode waktu yang diperlukan untuk pembentukan adiposera disebutkan bahwa berkisar dari
beberapa hari sampai beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Hal ini tentunya tergantung
pada kondisi fisik seseorang seperti pada waktu kematian, penyebab kematian, tetapi lebih
kepada faktor lingkungan, terutama jika tubuh dimakamkan di tanah atau terendam dalam air.
a. Terendam dalam air
Kumar et al. menggambarkan kasus di mana pembentukan adiposera terdeteksi dalam mayat
tenggelam setelah 3 hari kematian. Dalam penelitian tersebut bahwa jenazah seseorang yang
sudah meninggal lalu tenggelam di air rawa ditemukan tubuh jenazah mengambang setelah 6566 jam. Mereka melaporkan bahwa tubuh menunjukkan perubahan adiposerous secara luas
dengan luka tembak yang masih terlihat dengan baik, dan hal itu membantu untuk menetapkan
penyebab kematian. Mereka menggambarkan perubahan adiposera sebagai daerah yang memiliki
warna putih kekuningan, lembut dan berminyak dan memiliki bau yang kuat seperti itu amonia.
Daerah ini ada di pipi, tubuh bagian depan dan punggung serta ekstremitas atas. Mereka tidak
menyebutkan bahwa adiposera dapat diidentifikasi dengan teknik seperti GC-MS selain
pemeriksaan secara visual. Dengan kata lain, faktor lingkungan merupakan peran utama dalam

pembentukan adiposera secara cepat. Dalam wilayah geografis, penentuan suhu bervariasi dari
30 sampai 35 derajat selsius dengan kelembaban 80-90% di bulan Oktober. Menggabungkan
suhu dan kelembaban yang tinggi ini dalam kasus tubuh yang terendam di kolam berawa dapat
menjelaskan pembentukan adiposera dengan cepat.
b. Terkubur di dalam tanah
Telah dilaporkan oleh Powell tahun 1917 bahwa waktu terpendek untuk pembentukan adiposera
dalam tubuh yang terkubur dalam tanah adalah kurang dari 4 hari. Tubuh di makamkan di tempat
hangat, tropis, lingkungan yang lembab, merupakan kemungkinan besar alasan untuk terjadi
perubahan adiposerasecara cepat di dalam tanah.
Pada suhu lingkungan, pembentukan tercepat adiposera dalam tubuh yang terkubur dalam tanah
adalah 22 hari. Hal ini jauh lebih cepat dari jangka waktu 3 sampai 6 bulan dari waktu yang
biasanya diperlukan untuk pembentukan adiposera di dalam tanah. Kasus ini di laporkan oleh
Simonsen tahun 1977, hal ini terjadi karena pada saat itu sedang terjadi musim panas yang luar
biasa.
Degradasi adiposera
Frnd dan Schoenen (2009) meneliti tentang degradasi adiposera dan mencatat bahwa
faktor yang paling penting untuk degradasi adiposera adalah oksigen yang cukup dan air dan
keadaan mikroorganisme, khususnya bakteri gram positif, seperti Bacillus spp, Cellulomonasspp
dan Nocardia spp. Berlawanan dengan bakteri gram-negatif, yang dapat menyebabkan
pembentukan adiposera, bakteri gram positif mampu melipolisis adiposeradengan demikian
dapat memberikan kontribusi untuk dekomposisi.
Frnd dan Schoenen menyatakan bahwa waktu yang diperlukan untuk terjadinya
dekomposisi lengkap pada mayat sepenuhnya dikonversi menjadi adiposera dapat diharapkan
setelah oksigenasi dalam rentang waktu kurang dari 10 tahun. Waktu yang diperlukan untuk
penguraian 50% dari adiposera dalam kondisi anaerob, berkisar antara 11 sampai 82 tahun. Hasil
dari penelitian yang diperoleh sesuai dengan pengamatan secara umum dimana terjadinya
adiposera disebabkan kondisi pasokan oksigen yang terbatas, seperti penguburan dalam tanah
dan didalam peti mati.
Tetapi ada juga yang menyebutkan seperti yang disebutkan oleh Pfeiffer et al. (1998),
dimana adiposera akan bertahan bahkan setelah 120 tahun didalam peti mati yang terletak di
bawah permukaan air. Fakta bahwa peti mati yang berisi sebagian besar adiposera yang terletak

di bawah permukaan air akan menciptakan lingkungan yang anaerobik, yang dimana merupakan
faktor yang sangat penting untuk pembentukan dan kurangnya degradasi adiposera. Pfeiffer et al.
menjelaskan kegigihan panjang pembentukan adiposera mengakibatkan besarnya massa
adiposera dan keberadaan bakteri gram negative yang kemungkin dapat menjadi penghambat
bakteri gram positif, dimana cara ini akan mengurangi degradasi adiposera.
Contoh lain dari pelestarian jenazah manusia jangka panjang adalah kasus yang
dilaporkan oleh Fiedler et al. pada tahun 2009. Mereka menemukan kerangka anak-anak yang
dirawat secara baik, yang kemungkinan besar dimakamkan pada abad ke-4 dibatu sarkofagus
yang menunjukkan tanda-tanda adiposera. Sarkofagus dimakamkan di tingkat air tanah (2,9 m di
bawah permukaan) yang berarti sarkofagus lebih sering terkena air yang akan menyebabkan
lingkungan yang anaerobik. Tulang tertutup bahan yang

keras seperti kerak semen, yang

diasumsikan sebagai adiposera oleh Fiedler et al. (4).


Kerak yang menutupi tulang pada anak-anak, berisi asam lemak yang menunjukan
kekhasan dari adiposera, tapi ada juga parameter lain yang mendukung asumsi bahwa kerak
sebenarnya adiposera (4). Hal ini berarti bahwa sisa-sisa pada jasad anak yang diawetkan setelah
1600 tahun sudah luar biasa, tetapi ada kasus bahkan sisa-sisa jasad yang lebih tua
pernah diawetkan dengan adiposera. Dalam artikel mereka, Fiedler dkk. juga menggambarkan
kasus tanah pemakaman India, di Florida di mana sisa-sisa sekitar 200 orang yang ditemukan,
yang tinggal di daerah tersebut pada 7000 tahun sebelumnya. Jenazah yang dikuburkan di lahan
gambut, mengandung adiposera dan jenazah awet dengan sanagat baik, termasuk otak. Kasus ini
telah dilaporkan pertama kali oleh Doran et al. pada tahun 1986.
Contoh lain yang banyak dikenali adalah Mummy tzi Ice Itali dan Mummy Kwday
Dn Ts'nch Kanada, keduanya merupakan contoh dari jasad yang telah diawetkan
denganadiposera , mumifikasi dan suhu di bawah titik beku. Jenis pembentukan adiposera telah
ditemukan beberapa kali dalam kondisi beku , tetapi mereka hanya akan diawetkan selama
mereka tetap beku . tzi telah mati sekitar 5300 dan 5200 tahun yang lalu, sementara Kwday
Dan Ts'nch diyakini sekitar 500 tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai