PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur
bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan
kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati
atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan
pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang
cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alamu terhadap
kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan
kelainan kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir
rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya.(1)
Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira
20%
meninggal
dalam
minggu
pertama
kehidupannya. Disamping
atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
abdomen dari epithelium ovarium.
Kanker merupakan penyebab kematian no. 6 di Indonesia (Depkes,
2003) dan diperkirakan terdapat 100.000 penduduk setiap tahunnya di dunia
diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker dan 84 juta orang akan
meninggal hingga 10 tahun kedepan, (WHO, 2005). Jenis kanker yang
sering ditemukan di Indonesia secara umum adalah kanker leher rahim,
payudara, hati, paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, usus besar dan
lain-lain. WHO menyatakan sepertiga sampai setengah dari semua jenis
kanker dapat di cegah 1/3 dapat disembuhkan bila di temukan pada tahap
permulaan atau stadium dini sisanya dapat diringankan penderitanya
Pada perempuan hamil dengan kelainan atau penyakit yang
membutuhkan pemeriksaan atau tindakan bedah harus dipertimbangkan
perubahan anatomic, metabolic, dan psikologik. Disamping itu juga
dipikirkan keselamatan janin.
Pada awal kehamilan, yaitu waktu organogenesis fetus sedapat
mungkin dihindarI pemeriksaan dengan sinar rontgen. Pemberian obatobatan juga sedapat mungkin dihindari untuk mengurangi resiko kelainan
bawaan pada bayinya. Tindakan pembedahan edapat mungkin tidak
dilakukan sewaktu hamil muda untuk mengurangi resiko abortus, partus
premature, cacat bawaan, dan pengaruh karsinogen.
Berhubung dengan tumpang tindih antara system anatomi, diagnosis
banding juga sering tumpang tindih.
Kelainan atau penyakit di usus, peritoneum, retroperitoneum yang
terletak di dalam panggul dapat menjalar mengenai alat kelamin. Sebaliknya
kelainan atau penyakit pada alat kelamin dapat mengenai alat dan struktur di
sekitarnya.
Infeksi di alat kelamin yang akut maupun kronik, keganasan, dan
kelainan lain dapat menyebabkan gambaran klinik yang menuntut
pengetahuan anatomi topografik yang memadai.
2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anomalia ovarium ?
2. Apa pengertian dari anomalia uterus?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengidentifikasi pengertian anomalia ovarium
Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami
tentang anomalia ovarium dan anomalia uterus.
2 Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan.
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB II
PEMBAHASAN
(ANOMALI OVARIUM)
2.1 Definisi kelainan ovarium
Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi penyimpangan
pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada
ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena
penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium
yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan
infeksi khususnya infeksi virus.
2.2 Jenis-jenis kelainan ovarium
1. Salpingitis akut : salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi
oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis.
a. Etiologi :
Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh
staphylococ, streptococ dan bacteri tbc.
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
- Naik dari kavum uteri
- Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari apendik yang
-
meradang
Haematogen terutama salpingitis tuberkulosa salpingitis biasanya
bilateral.
b. Gejala :
- Demam tinggi dan menggigil, pasien sakit keras
- Nyeri perut di bagian bawah kanan dan kiri terutama kalau ditekan
- Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi
-
perangsangan peritoneum
Toucher : nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri uterus kiri dan
kanan, kadang-kadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat
tidak dapat diraba.
tidak
menjadi
peritonitis
umum.
untuk
Pada
tetap
salpingitis
gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum Douglasi dan
menimbulkan retroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada toucher
cavum Douglasi nyeri tekan dan juga pada coitus penderita mengalami
perasaan nyeri (dyspareunia).
Diagnosa dini :
1. Kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak meninggi
dan lekositose tidak seberapa. Kalau tes kehamilan positif (Galli
Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negatif
keduanya mungkin.
2. Appendicitis : tempat nyeri tekan lebih tinggi (Mc. Burney)
Terapi :
- Istirahat, broad spectrum antibiotica dan corticosteroid.
- Usus harus kosong
3. Adnexitis Kronis
Adnexitis kronis terjadi :
Sebagai lanjutan dari adnexitis akut.
Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa
a. Gejala- gejala
Anamnetis telah menderita adnexitis akut
Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan
sewaktu haid. Kadang-kadang nyeri di pinggang atau waktu
buang air besar
Dysmenorrhoe
Menorrhagi (darah menstruasi terlalu banyak)
Infertilitas
Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 6
b. Diagnosa
Dengan toucher (sentuhan) dapat teraba adnex tumor. Adnex
tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena
perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya.
LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica
nodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica
berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada
seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis
tuberculosa
c. Diagnosa dini:
Kalau adnex tumor bilateral maka diagnosa boleh dikatakan pasti.
Adnex tumor yang unilateral harus dibedakan dari :
Appendicitis chronic
Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair)
d. Terapi :
Antibiotika dan istirahat
UKG
Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif.
4. Tumor ovarium
Berbagai jenis tumor ovarium pada komplikasi kehamilan.
Insidensi tumor pada kelainan sel yang terjadi pada kelompok beberapa
usia diketahui melalui pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan.
Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan tahun 1983 menemukan
rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan. Whitecar dan
asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan tumor
dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada
satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea.
Kebanyakan tumor ovarium dan gangguan sel Whitecar dan
asosiasi (1999) menjelaskan 130 masa adneksal diagnosa selama
kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous or mucinous
cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya.
a. Manajemen
Di awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan
suspeksi pada neoplasma. Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan
terdapat infiltrasi sel limfosit matang. Kemudian tampak sel tumor yang
besar, uniform, sitoplasma jernih dan luas karena mengandung bahan
glikogen, inti bulat dan besar, anak inti jelas.
Mucinous Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya
tampak tumor berbentuk kista berwarna putih keabuan dengan permukaan
luar yang halus dan multilokuler
Mucinous Cystadenoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak struktur
dinding kista yang dilapisi sel epitel silindris, dengan inti terletak di basal,
sitoplasma luas di atas (karena terdistensi bahan musin). Tampak pula lumen
kelanjar berisi bahan amorf yang eosinofilik (kemerahan).
Serous Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tumor
tampak berbentuk kista berwarna putih keabuan dengan permukaan luar
dalam yang halus, berdinding tipis dan transparan.
Serous
Cystadenocarcinoma
Ovary
dicurigai
jika
pada
salpingooofarektomi
unilateral
BAB III
PEMBAHASAN
(ANOMALI UTERUS)
3.1 Pengertian
Anomali uterus kongenital adalah kelainan rahim yang berkembang
selama hidup embrio. Kelainan rahim kongenital terjadi dalam waktu kurang
dari 5% dari semua wanita, tetapi telah dicatat dalam hingga 25% dari wanita
yang telah mengalami keguguran dan / atau pengiriman bayi prematur. Ketika
seorang wanita di dalam rahim ibunya, rahimnya berkembang sebagai dua
bagian terpisah yang sekering bersama sebelum wanita itu lahir. Gambar di
bawah menggambarkan rahim normal dan abnormal divisualisasikan oleh
hysterosalpingogram
3.2 Penyebab Kelainan Kongenital pada Uterus
Dalam sebagian besar kasus, penyebab anomali uterus kongenital tidak
diketahui. Kebanyakan wanita dengan malformasi ini (lebih dari 90%)
memiliki sejumlah kromosom normal, 46 XX. Antara 1938 dan 1971,
beberapa wanita hamil diobati dengan dietilstilbestrol (DES) untuk membantu
mencegah keguguran dan kelahiran prematur. Wanita yang terkena DES
sementara di dalam rahim ibu mereka berada pada peningkatan risiko untuk
memiliki anomali kongenital rahim. Pada saat ini, ada faktor-faktor risiko
tidak mapan untuk pengembangan anomali kongenital uterus, dan tidak ada
cara untuk mencegah pengembangan rahim bawaan anomali.
3) Uterus bikornis
Uterus bikornis adalah kelainan bentuk uterus seperti bentuk hati,
mempunyai dinding di bagian dalamnya dan terbagi dua di bagian luarnya.
Jika hamil, wanita yang memiliki bentuk rahim ini akan mengalami
kelainan letak, yaitu janin sering dalam keadaan melintang atau sungsang.
Namun, wanita yang mempunyai kelainan ini masih mempunyai
kesempatan melahirkan anak, walaupun risiko tinggi untuk mengalami
inkompetensia serviks keadaan leher rahim yang lemah sehingga mudah
terbuka
4) Uterus Septus
Septate uterus adalah kelainan uterus yang sebagian atau seluruh
dindingnya terbelah seolah-olah mempunyai sekat menjadi dua bagian.
Padahal bagian luar terlihat normal.
Kelainan ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan dalam, tetapi
terkadang tidak diketahui sampai wanita tersebut mengalami gangguan
kehamilan seperti sulit hamil atau sering keguguran berulang
5) Uterus Arkuata
Arcuate uterus ini mempunyai rongga uterus tunggal dengan fundus uteri
cembung atau flat. Bentuk ini sering dianggap sebagai varian normal
karena tidak meningkatkan risiko keguguran dan komplikasi lain
6) Kelainan DES
Pejanan in utero terhadap dietilstilbestrol (DES) terjadi pada individu yang
lahir pada tahun 1940-1972 yang ibunya diberi estrogen sintetis untuk
mencegah keguguran. DES kemudian terbukti menyebabkan kelainan
kongenital pada wanita, dan pada derajat yang lebih rendah, juga pada
pria.Kelainan pada wanita yang paling sering adalah bentuk serviks yang
abnormal. Serviks ini digambarkan seperti mangkuk, peci, atau hipoplasia.
Susunan otot-otot uterus juga mengalami kelainan pada wanita yang
terpajan DES seperti rongga uterus berbentuk T pada histerosalpingografi.
DES tampaknya menyebabkan kelainan ini melalui aktivasi yang tidak
sesuai pada gen yang tergantung estrogen yang terlibat saat diferensiasi
serviks dan sepertiga bagian atas vagina bagian bawah. Keadaan ini tidak
hanya menyebabkan kelainan struktural pada serviks dan uterus, namun
juga menyebabkan menetapnya epitel kelenjar serviks pada vagina
(adenosis vagina).
3.4 Gejala
Meskipun kelainan rahim kongenital yang hadir pada saat lahir,
malformasi ini biasanya tanpa gejala. Beberapa wanita mungkin mengalami
nyeri dengan periode menstruasi mereka. Anomali kongenital rahim biasanya
tidak menyebabkan seorang wanita mengalami kesulitan hamil. Namun,
malformasi ini sering ditemukan selama evaluasi untuk infertilitas atau
keguguran.
3.5 Diagnosa
Sebuah riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik dapat
menyebabkan seorang dokter kandungan dan ginekolog untuk menduga
bahwa rahim bawaan anomali hadir. Namun, studi pencitraan, seperti
hysterosalpingogram dan USG, atau MRI diperlukan untuk memvisualisasikan
rahim dan mengkonfirmasi bahwa rahim bawaan anomali hadir.
3.6 Penanganan
Tidak ada perawatan non-bedah untuk kelainan rahim kongenital.
Rekomendasi untuk perawatan bedah anomali kongenital rahim tergantung
pada anomali tertentu dan riwayat reproduksi wanita. Dari rahim septate
didiagnosis selama evaluasi untuk infertilitas dan / atau keguguran,
pengobatan bedah biasanya disarankan. Bikornu, bikornu dan rahim didelphic
jarang memerlukan perawatan bedah.
3.7 Prognosa
Banyak wanita dengan rahim bawaan anomali tidak memiliki masalah
medis atau reproduksi. Anomali uterus kongenital dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa seorang wanita akan memiliki keguguran atau kelahiran
prematur. Jika seorang wanita memiliki rahim septate dan telah mengalami
keguguran, perawatan bedah akan meningkatkan peluangnya untuk kehamilan
yang sukses.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
OVARITIS pada KEHAMILAN TM III
4.1 Data Subyektif
1. Identitas
Nama Pasien
: Ny. T
Umur
:26 tahun
Umur
: 39 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Pendidikan : SMP
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
Alamat
: Sutorejo, Surabaya
:Sutorejo, Surabaya
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sering pusing dan lelah, merasakan sakit pada perut
bagian bawah, perut terasa semakin membesar, nyeri punggung sampai
menjalar ke kaki, dan nyeri saat buang air besar dan kecil. Ibu mengalami
demam hingga menggigil.
3. Riwayat KB
Menarche
Siklus menstruasi
Lama mentruasi
Jumlah
: 11 tahun
: tidak teratur
: 3-15 hari
: Tidak menentu, terkadang banyak
terkadang sedikit
Keluhan saat menstruasi : Merasakan nyeri pada waktu menstruasi
Dismenorhoe
: ya
HPHT
:7. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan
: Menikah
Lama pernikahan
: 10 tahun
Usia menikah
: 16 tahun
: 110/80 mmHg
Suhu : 400C
Nadi
: 84x/menit
RR
: 20x/menit
b. Pemeriksaan
Keadaan umum : baik
Kesadaranl : compos mentis
Tinggi badan : 153 cm
Berat badan: 47 kg
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Ibu kadang-kadang merasa kepala nyeri. Tidak ada benjolan
di kepala maupun tanda kelainan
2) Rambut : Kulit kepala tidak berketombe, rambut tidak mudah
rontok dan rambut tidak merah
3) Mata
: Bentuk mata kanan dan kiri simetris, fungsi penglihatan
baik, konjungtiva merah muda, sclera putih tidak ikterik.
4) Hidung : Tidak terdapat polip dan tanda kelainan dan fungsi
penciuman baik
5) Muka
:Pada daerah muka tidak ada chloasma gravidarum
6) Telinga :Tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga,
fungsi pendengaran baik
7) Mulut dan gigi :Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing,
tidak terdapat caries pada gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada
pembesaran tonsil.
8) Leher
: Kelenjar thyroid : tidak terdapat pembesaran ataupun
kelainan
a) Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembesaran dan tanda
kebiruan
b) Vena jugularis : tidak ada pembesaran
9) Dada : Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan tidak
ada kelainan.
a) Jantung
: Bunyi jantung normal, tidak terdengar murmur
b) Paru
ronchi
c) Payudara
Kebutuhan :
4.5 Intervensi
Dx : Ny T Umur 26 tahun dengan Oovaritis
Tujuan : Setelah melakukan asuhan kebidanan 7x 24 jam diharapkan
mengetahui hasil biopsi dan memperlambat penyebaran penyakit,
dengan kriteri hasil :
KU : Baik
TTV dalam batas normal
Hasil lab tidak menunjukkan karsinoma serviks
Ibu tabah saat mengetahui penyakitnya dan tetap bersemangat hidup
Ibu dan keluarga mau bekerjasama untuk melaksanakan terapi atau
tindakan petugas kesehatan.
3.
pemeriksaan di lab.
4. Lakukan Konseling
R/ Pasien dan keluarga dapat mengetahui keadaan penyakit sebenarnya
dan Menjelaskan untuk menunggu hasil lab
5. Berikan dukungan emosional kepada pasien
R/ Memberi semangat kepada pasien dan menyarankan untuk lebih
bersabar dan mendekatkan diri kepada Allah.
6. Lakukan kolaborasi dengan Lab
R/ Mengetahui dan menegakkan diagnosa lab dari pemeriksaan tersebut.
4.7 IMPLEMENTASI
No Tanggal Pelaksanaan:
Waktu Pelaksanaan:
1. Melakukan pendekatan yang baik pada Ibu dengan cara :
a. Menyapa Ibu dengan senyum, salam, sapa, ramah, dan sopan.
b. Mendengarkan keluhan klien
c. Merespon pertanyaan dari klien
2. Melakukan pemeriksaan Ginekologi yaitu dengan menyiapkan semua
peralatan instrument yang dibutuhkan dan memposisikan pasien
3. Melakukan pemeriksaaan ginekologi yaitu : dengan mengambil jaringan
yang masih aktif (tidak necrosis) untuk diperiksa ke lab
4. Melakukan konseling, bahwa tampak ada necrosis, adanya dungkul pada
porsio dan perdarahan dari persio serta menyuruh ibu untuk bersabar
menunggu hasil lab
5. Memberikan dukungan emosional pada Pasien yaitu dengan membesarkan
hati px bahwa Allah tidak akan memberikan masalah diluar kemampuan
6.
4.8 EVALUASI
Tanggal :
Jam :
S : Ibu mengatakan masih sakit pada perut bagian bawah tembus ke
punggungnya, dan mengatakan keluar darah di alat kelaminnya setelah
dilakukan pemeriksaan.
O:
Kesadaran : Composmetis
Ibu tampak cemas dengan keadaanya
Tampak keluar darah dari genetalia ibu terlihat dari celana dalamnya
A : Ny T Umur 26 tahun dengan oophoritis
P : Terapi Obat :
Asam mefenamat 31
Amoxillin 31
Konseling Personal hygiene.
Kontrol satu minggu lagi atau sewaktu-watu bila ada keluhan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kelainan pada
ovarium
merupakan
manifestasi
penyimpangan
memiliki anomali kongenital rahim. Pada saat ini, ada faktor-faktor risiko
tidak mapan untuk pengembangan anomali kongenital uterus, dan tidak ada
cara untuk mencegah pengembangan rahim bawaan anomali.
Meskipun kelainan rahim kongenital yang hadir pada saat lahir,
malformasi ini biasanya tanpa gejala. Beberapa wanita mungkin mengalami
nyeri dengan periode menstruasi mereka. Anomali kongenital rahim biasanya
tidak menyebabkan seorang wanita mengalami kesulitan hamil. Namun,
malformasi ini sering ditemukan selama evaluasi untuk infertilitas atau
keguguran.
5.2 Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengenal tanda tanda dari anomalia
ovarium dan anomalia uterus dengan gejala Demam tinggi dan menggigil, pasien
sakit keras Nyeri perut di bagian bawah kanan dan kiri terutama kalau ditekan
serta nyeri dengan periode menstruasi dan dapat memberikan penanganan pada
klien yang mengalami anomalia ovarium dan anomalia uterus
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.EGC. Jakarta
2. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta
3. Varney, Helen. 2000. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta
4. Winkjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. 2006. YBPSP. Jakarta