Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur
bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan
kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati
atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan
pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang
cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alamu terhadap
kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan
kelainan kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir
rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya.(1)
Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira
20%

meninggal

dalam

minggu

pertama

kehidupannya. Disamping

pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose


kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/ante natal kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu
misalnya pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah
janin.
Kelaianan kelainan bawaan pada uterus dan kedua tuba adalah
kelainan yang timbul pada pertumbuhan duktus mulleri berupa tidak
terbentuknya satu atau kedua duktus,gangguan dalam kedua duktus,dan
gangguan dalam kanalisasi setelah fusi .Kelainana kelainan tersebut sering
disertai oleh kelainan pada traktus urinarius,sedangkan ovarium sendiri
biasanya normal.
Ada sebagian wanita yang memiliki rahim abnormal sehingga
mengalami gangguan kesehatan reproduksi.Anda tidak perlu terlalu kawatir
karena angka kejadian rahim tidak normal sangat jarang,hanya sekitar 0,1 %
dari populasi, namun tidak ada salahnya jika anda mengetahui kasus ini
lebih detail.
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat
merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft,

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 1

atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan
abdomen dari epithelium ovarium.
Kanker merupakan penyebab kematian no. 6 di Indonesia (Depkes,
2003) dan diperkirakan terdapat 100.000 penduduk setiap tahunnya di dunia
diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker dan 84 juta orang akan
meninggal hingga 10 tahun kedepan, (WHO, 2005). Jenis kanker yang
sering ditemukan di Indonesia secara umum adalah kanker leher rahim,
payudara, hati, paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, usus besar dan
lain-lain. WHO menyatakan sepertiga sampai setengah dari semua jenis
kanker dapat di cegah 1/3 dapat disembuhkan bila di temukan pada tahap
permulaan atau stadium dini sisanya dapat diringankan penderitanya
Pada perempuan hamil dengan kelainan atau penyakit yang
membutuhkan pemeriksaan atau tindakan bedah harus dipertimbangkan
perubahan anatomic, metabolic, dan psikologik. Disamping itu juga
dipikirkan keselamatan janin.
Pada awal kehamilan, yaitu waktu organogenesis fetus sedapat
mungkin dihindarI pemeriksaan dengan sinar rontgen. Pemberian obatobatan juga sedapat mungkin dihindari untuk mengurangi resiko kelainan
bawaan pada bayinya. Tindakan pembedahan edapat mungkin tidak
dilakukan sewaktu hamil muda untuk mengurangi resiko abortus, partus
premature, cacat bawaan, dan pengaruh karsinogen.
Berhubung dengan tumpang tindih antara system anatomi, diagnosis
banding juga sering tumpang tindih.
Kelainan atau penyakit di usus, peritoneum, retroperitoneum yang
terletak di dalam panggul dapat menjalar mengenai alat kelamin. Sebaliknya
kelainan atau penyakit pada alat kelamin dapat mengenai alat dan struktur di
sekitarnya.
Infeksi di alat kelamin yang akut maupun kronik, keganasan, dan
kelainan lain dapat menyebabkan gambaran klinik yang menuntut
pengetahuan anatomi topografik yang memadai.
2

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anomalia ovarium ?
2. Apa pengertian dari anomalia uterus?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengidentifikasi pengertian anomalia ovarium

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 2

2. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis anomalia ovarium


3. Untuk mengidentifikasi patofisiologi anomalia ovarium
4. Untuk mengidentifikasi gambaran klinis anomalia ovarium
5. Untuk mengidentifikasi prosedur pemeriksaan anomalia ovarium
6. Untuk mengidentifikasi deteksi dini anomalia ovarium
7. Untuk mengidentifikasi tanda gejala anomalia ovarium
8. Untuk mengidentifikasi penanganan anomalia ovarium
9. Untuk mengidentifikasi pengertian anomalia uterus
10. Untuk mengidentifikasi penyebab anomalia uterus
11. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis anomalia uterus
12. Untuk mengidentifikasi gejala anomalia uterus
13. Untuk mengidentifikasi diagnosa anomalia uterus
14. Untuk mengidentifikasi penanganan anomalia uterus
15. Untuk mengidentifikasi prognosa anomalia uterus
4

Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami
tentang anomalia ovarium dan anomalia uterus.
2 Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup


Dalam pembuatan makalah ini penulis membatasi pembahasan tentang
anomalia ovarium dan anomalia uterus
1.6 Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode
studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku atau literatur yang
berkaitan dengan anomalia ovarium dan anomalia uterus
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I

: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,


manfaat penulisan, Ruang lingkup, metode penulisan,dan
sistematika penulisan.

BAB II

: Tinjauan teoritis pada anomalia ovarium

BAB III

: Tinjauan teoritis pada anomalia uterus

BAB IV

: Kesimpulan dan saran

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 3

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 4

BAB II
PEMBAHASAN
(ANOMALI OVARIUM)
2.1 Definisi kelainan ovarium
Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi penyimpangan
pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada
ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena
penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium
yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan
infeksi khususnya infeksi virus.
2.2 Jenis-jenis kelainan ovarium
1. Salpingitis akut : salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi
oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis.
a. Etiologi :
Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh
staphylococ, streptococ dan bacteri tbc.
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
- Naik dari kavum uteri
- Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari apendik yang
-

meradang
Haematogen terutama salpingitis tuberkulosa salpingitis biasanya

bilateral.
b. Gejala :
- Demam tinggi dan menggigil, pasien sakit keras
- Nyeri perut di bagian bawah kanan dan kiri terutama kalau ditekan
- Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi
-

perangsangan peritoneum
Toucher : nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri uterus kiri dan
kanan, kadang-kadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat
tidak dapat diraba.

2. Menorrhagi dan Dysmenorrhoe


Sekunder biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih
sering disebut adnexitis.. Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan
usus yang dapat diraba sebagai tumor. Jadi tumor ini merupakantumor
radang dan disebut adnex tumor. Tumor dari ovarium sendiri disebut
Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 5

tumor ovarium. Kadang-kadang terjadi pyosalpinx dan pyovarium dan


setelah pus diabsorpsi terjadi hydrosalpinx.
Kalau tekanan dalam hydrosalpinx cukup besar maka cairan dapat
mencari jalan ke dalam cavum uteri, maka sekonyong-konyong keluar
cairan dari genitalia penderita (hydrops tubae prfluens).
Kejadian ini dapat berulang. kalau nanah masuk ke dalam rongga
perut melalui ostium tubae abdominale maka terjadilah pelveoperitonitis
atau Douglas abses. Douglas abses dan peritonitis kadang-kadang terjadi
karena pyoslapinx pecah walaupun ini jarang terjadi.
Peritonitis gonorrhoica mempunyai tendens
terlokalisasi

tidak

menjadi

peritonitis

umum.

untuk

Pada

tetap

salpingitis

gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum Douglasi dan
menimbulkan retroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada toucher
cavum Douglasi nyeri tekan dan juga pada coitus penderita mengalami
perasaan nyeri (dyspareunia).
Diagnosa dini :
1. Kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak meninggi
dan lekositose tidak seberapa. Kalau tes kehamilan positif (Galli
Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negatif
keduanya mungkin.
2. Appendicitis : tempat nyeri tekan lebih tinggi (Mc. Burney)
Terapi :
- Istirahat, broad spectrum antibiotica dan corticosteroid.
- Usus harus kosong

3. Adnexitis Kronis
Adnexitis kronis terjadi :
Sebagai lanjutan dari adnexitis akut.
Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa
a. Gejala- gejala
Anamnetis telah menderita adnexitis akut
Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan
sewaktu haid. Kadang-kadang nyeri di pinggang atau waktu
buang air besar
Dysmenorrhoe
Menorrhagi (darah menstruasi terlalu banyak)
Infertilitas
Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 6

b. Diagnosa
Dengan toucher (sentuhan) dapat teraba adnex tumor. Adnex
tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena
perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya.
LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica
nodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica
berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada
seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis
tuberculosa
c. Diagnosa dini:
Kalau adnex tumor bilateral maka diagnosa boleh dikatakan pasti.
Adnex tumor yang unilateral harus dibedakan dari :
Appendicitis chronic
Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair)
d. Terapi :
Antibiotika dan istirahat
UKG
Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif.

4. Tumor ovarium
Berbagai jenis tumor ovarium pada komplikasi kehamilan.
Insidensi tumor pada kelainan sel yang terjadi pada kelompok beberapa
usia diketahui melalui pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan.
Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan tahun 1983 menemukan
rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan. Whitecar dan
asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan tumor
dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada
satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea.
Kebanyakan tumor ovarium dan gangguan sel Whitecar dan
asosiasi (1999) menjelaskan 130 masa adneksal diagnosa selama
kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous or mucinous
cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya.
a. Manajemen
Di awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan
suspeksi pada neoplasma. Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 7

dari bentuk corpus lotium. Thornton and Wells (1987) melaporkan


dari hasil USG pendekatan konservatif pada manajemen gangguan
ovarium dapat berdasarkan pada karakteristik USG. Mereka
merekomendasikan penelitian pada kehamilan diameternya meningkat
10 cm karena meningkatnya bahaya pada kanker dan membesarnya
sel-sel pembesaran sel 5 cm atau kurang dapat dikesampingkan sendiri
pembesaran sel harus diketahui jika memiliki pendekatan pada
pembesaran sel sederhana. Whiccer dan rekan kerja perhatian karena
setengah dari 41 wanita dengan pembesaran sel sederhana memiliki
neoplasma.
5. Salphingitis
Salpingitis ialah karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester
1 kehamilan, akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai
endosalpink. Begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga
menyumbat total kavum uteri alam trimester 2, lintasan untuk
penyebaran bakteri yang asenderen ini melalui mukosa uterus akan
terputus. Dengan demikian inflamasi akut primer pada tuba dan ovarium
jarang terjadi sekalipun abses tubo-ovarium dapat terbentuk dalm
struktur yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan itu. Organisme
penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba falopii dan ovarium
yang sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah.
2.3 Patofisiologis pada kelainan ovarium
Tumor ovarium merupakan entititas patologik yang sangat beragam.
Keberagaman ini disebabkan oleh adanya tiga jenis sel yang membentuk
ovarium normal: epitel penutup (coelomic) permukaan yang multipoten, sel
germinativum totipoten, dan sel stroma/ genjel seks yang multipoten.
Disgerminoma merupakan tumor yang berasal dari germ cell, dapat
menghasilkan alfa feto protein. Tumor ovarium kesan ganas ini dicurigai
disgerminoma jika pada makroskopisnya tampak tumor berwarna putih
keabuan dengan konsistensi pada seperti daging disertai area nekrosis dan
perdarahan.
Disgerminoma ciri mikroskopisnya pada perbesaran lemah, tampak
potongan jaringan tumor dengan sel2 yang tersusun dalam lobulus/ sarang2/
lembaran2, dipisahkan trabekulai jaringan ikat. Pada jaringan ikat ini
Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 8

terdapat infiltrasi sel limfosit matang. Kemudian tampak sel tumor yang
besar, uniform, sitoplasma jernih dan luas karena mengandung bahan
glikogen, inti bulat dan besar, anak inti jelas.
Mucinous Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya
tampak tumor berbentuk kista berwarna putih keabuan dengan permukaan
luar yang halus dan multilokuler
Mucinous Cystadenoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak struktur
dinding kista yang dilapisi sel epitel silindris, dengan inti terletak di basal,
sitoplasma luas di atas (karena terdistensi bahan musin). Tampak pula lumen
kelanjar berisi bahan amorf yang eosinofilik (kemerahan).
Serous Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tumor
tampak berbentuk kista berwarna putih keabuan dengan permukaan luar
dalam yang halus, berdinding tipis dan transparan.
Serous
Cystadenocarcinoma
Ovary
dicurigai

jika

pada

makroskopisnya tampak jaringan ovarium yang kistik,unilokuler, putih


keabuan, permukaan dalam/luar halus, dinding tipis dan transparan.
Serous Cystadenocarcinoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak sel
anaplastik dengan bentukan papil yang tumbuh invasiv ke dalam stroma
dinding kista.
(Benign) Mature Cystic Teratoma Ovarii atau Kista Dermoid
merupakan tumor yang berasal dari diferensiasi ectodermal dari sel yang
totipoten. Kista dermoid sering diderita pada wanita selama masa reproduksi
dengan keluhan benjolan di regio iliaca dekstra sebesar telur angsa, mobile,
kenyal, dan tidak nyeri.
Kista Dermoid dicurigai apabila pada makroskopis tampak bentukan
kista(berongga), terdapat dermal plaque, terdapat rambut, lemak, dan
jaringan lain.
Mature Cystic Teratoma ciri mikroskopisnya tampak tumor cystic,
dinding dilapisi epitel squamous, di bawahnya ada lapisan kulit (gld.
Sebacea, rambut, sel lemak, dsb). Kadang-kadang ada struktur lain
(cartilage, tulang, epitel squamous, folikel rambut, jaringan ikat) dengan
komponen ektoderm yang dominan.
2.4 Gambaran klinis dari kelainan pada ovarium
Salah satu gambaran klinik dari tumor ovarium. Kebanyakan tumor
ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda. Sebagian besar gejala dan

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 9

tanda yang ditemukan adalah, aktivitas hormonal, atau komplikasi tumor


tersebut. Gejala dan tanda tersebut berupa benjolan di perut, mengkin ada
keluhan rasa berat, gangguan atau kesulitan dbut menghasilkan hormone
defekasi karena desekan, oedema tungkai karena pada pembuluh balik atau
limfe dan rasa sesak karena desakan diafragma ke kranial. Bila tumor
tersebut kadang ada gangguan hormonal berupa gangguan haid. Mungkin
timbul komplikasi berupa asites atau gejala sindrom perut akut akibatnya
putaran tangkai tumor atau gangguan peredaran darah karena penyebab lain.
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah oleh uterus,
dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik. Pada kista
besar perbedaan dengan asites dapat dipastikan dengan tanda pekak geser,
yaitu kepekaan pada perkusi pindah dari sisi satu ke sisi yang lain. Jika
penderita membalikkan diri. Pemeriksaan penunjang yang tepat adalah
ultrasonografi dan laparoskopi. Perubahan pada kista ovarium harus
menimbulkan kecurigaan akan proses keganasan. Diagnosis banding kista
besar berupa tumor abdomen lain, asistes, kehamilan, atau retensi urin.
2.5 Prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium
1. Anamnesis
- Gangguan perdarahan uterus
- Benjolan perut bagian bawah
- Nyeri perut bagian bawah
- Gangguan penekanan (ureter, vu, rectum)
- Infertilitas dan abrtus (habitualis)
2. Pemeriksaan fisik
Pada palpasi teraba massa padat pada perut bagian bawah (biasanta
dimedial) dan pada pemeriksaan bimanual (VT) serviks ikut bergerak
bila masa digerakkan.
3. Pemeriksaan penunjang
- Sondase (untuk mengetahui besarnya uterus)
- Kuretase (untuk menyingkirkan karsinoma endometrium)
- Histeroskopi
- Ultrasonografi
- BNO IVP pada mioma uteri yang besar /dengan perlekatan.
2.6 Deteksi dini kelainan pada ovarium
Menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit dalam masyarakat
melalui deteksi dini dan pengobatan pada keadaan belum terdapat simtom
atau gejala. Skrining merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan
Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 10

reproduksi wanita sepanjang daur kehidupannya meliputi sejarah,


perkembangan wanita dalam aspek biologis, psikososial dan social spiritual,
kesehatan reproduksi dalam perspektif gender, permasalahannya serta
indicator status kesehatan wanita.
Peran perawat skrinning untuk keganasan dan penyakit sistemik :
1. Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya
melakukan langkah skrinning.
2. Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi
dapat dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki.
3. Membantu dalam pengembalian penyakit infeksi melalui proses
identifikasi karir penyakit di komunitas.
2.7 Tanda dan gejala kelainan pada ovarium
1. Sakit kepala dan sering merasa lelah
2. .Tidak nafsu makan dan sulit untuk makan
3. Sering kali muntah dan buang air besar
4. Kembung terus menerus
5. Sering merasa terlalu kenyang
6. Sering merasa nyeri pada perut
7. Berat badan turun drastic
8. Ukuran perut bertambah besar
9. Perdarahan pada vagina.
2.8 Penanganan kelainan pada ovarium
Pada prinsipnya tumor ovarium memerlukan pembedahan tetapi ada
beberapa kista benigna yang umumnya tidak memerlukan pembedahan
seperti kista folikel de graaf kista korpus luteum dan kista endometrium.
1. Non operatif
- Radiokastrasi (radiasi pada ovarium, diharapkan terjadi menopause
-

precox sehingga produksi estrogen berhenti)


GnTH (diberikan pra bedah untuk mengurangi perdarahan dan

mengecilkan volume tumor)


2. Operatif
Dapat dilakukan dengan laparatomi vaginal atau laparascopic assisted
-

vaginal trysterectomi, meliputi :


Miomektomi
Histerektomi
total
+

salpingooofarektomi

(Bunga rampai Obs. Gin II FK Undip Semarang).

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 11

unilateral

BAB III
PEMBAHASAN
(ANOMALI UTERUS)
3.1 Pengertian
Anomali uterus kongenital adalah kelainan rahim yang berkembang
selama hidup embrio. Kelainan rahim kongenital terjadi dalam waktu kurang

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 12

dari 5% dari semua wanita, tetapi telah dicatat dalam hingga 25% dari wanita
yang telah mengalami keguguran dan / atau pengiriman bayi prematur. Ketika
seorang wanita di dalam rahim ibunya, rahimnya berkembang sebagai dua
bagian terpisah yang sekering bersama sebelum wanita itu lahir. Gambar di
bawah menggambarkan rahim normal dan abnormal divisualisasikan oleh
hysterosalpingogram
3.2 Penyebab Kelainan Kongenital pada Uterus
Dalam sebagian besar kasus, penyebab anomali uterus kongenital tidak
diketahui. Kebanyakan wanita dengan malformasi ini (lebih dari 90%)
memiliki sejumlah kromosom normal, 46 XX. Antara 1938 dan 1971,
beberapa wanita hamil diobati dengan dietilstilbestrol (DES) untuk membantu
mencegah keguguran dan kelahiran prematur. Wanita yang terkena DES
sementara di dalam rahim ibu mereka berada pada peningkatan risiko untuk
memiliki anomali kongenital rahim. Pada saat ini, ada faktor-faktor risiko
tidak mapan untuk pengembangan anomali kongenital uterus, dan tidak ada
cara untuk mencegah pengembangan rahim bawaan anomali.

3.3 Jenis kelainan rahim bawaan , meliputi :


1) Uterus unicornis
Uterus unicornis dikenal juga dengan nama single horned uterus, yaitu
uterus yang hanya mempunyai satu "tanduk" sehingga bentuknya seperti
pisang.
Sekitar 65% wanita memiliki kelainan uterus unicornis yang mempunyai
semacam tanduk kedua lebih kecil.
Terkadang "tanduk" kecil ini berhubungan dengan uterus dan vagina,
tetapi yang sering terjadi adalah terisolasi dan tidak berhubungan dengan
keduanya.
2) Uterus didelphis
Uterus didelphis adalah kelainan uterus yang memiliki "dua leher rahim".
Sebagian besar kasus ini mempunyai dinding yang memisahkan vagina
menjadi dua bagian. Wanita dengan kelainan ini tidak mengalami gejala
apapun.
Namun sebagian mengalami sakit ketika haid yang disebabkan karena
adanya dinding penyekat yang memisahkan vagina menjadi dua bagian.
Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 13

3) Uterus bikornis
Uterus bikornis adalah kelainan bentuk uterus seperti bentuk hati,
mempunyai dinding di bagian dalamnya dan terbagi dua di bagian luarnya.
Jika hamil, wanita yang memiliki bentuk rahim ini akan mengalami
kelainan letak, yaitu janin sering dalam keadaan melintang atau sungsang.
Namun, wanita yang mempunyai kelainan ini masih mempunyai
kesempatan melahirkan anak, walaupun risiko tinggi untuk mengalami
inkompetensia serviks keadaan leher rahim yang lemah sehingga mudah
terbuka
4) Uterus Septus
Septate uterus adalah kelainan uterus yang sebagian atau seluruh
dindingnya terbelah seolah-olah mempunyai sekat menjadi dua bagian.
Padahal bagian luar terlihat normal.
Kelainan ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan dalam, tetapi
terkadang tidak diketahui sampai wanita tersebut mengalami gangguan
kehamilan seperti sulit hamil atau sering keguguran berulang
5) Uterus Arkuata
Arcuate uterus ini mempunyai rongga uterus tunggal dengan fundus uteri
cembung atau flat. Bentuk ini sering dianggap sebagai varian normal
karena tidak meningkatkan risiko keguguran dan komplikasi lain
6) Kelainan DES
Pejanan in utero terhadap dietilstilbestrol (DES) terjadi pada individu yang
lahir pada tahun 1940-1972 yang ibunya diberi estrogen sintetis untuk
mencegah keguguran. DES kemudian terbukti menyebabkan kelainan
kongenital pada wanita, dan pada derajat yang lebih rendah, juga pada
pria.Kelainan pada wanita yang paling sering adalah bentuk serviks yang
abnormal. Serviks ini digambarkan seperti mangkuk, peci, atau hipoplasia.
Susunan otot-otot uterus juga mengalami kelainan pada wanita yang
terpajan DES seperti rongga uterus berbentuk T pada histerosalpingografi.
DES tampaknya menyebabkan kelainan ini melalui aktivasi yang tidak
sesuai pada gen yang tergantung estrogen yang terlibat saat diferensiasi
serviks dan sepertiga bagian atas vagina bagian bawah. Keadaan ini tidak
hanya menyebabkan kelainan struktural pada serviks dan uterus, namun
juga menyebabkan menetapnya epitel kelenjar serviks pada vagina
(adenosis vagina).

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 14

3.4 Gejala
Meskipun kelainan rahim kongenital yang hadir pada saat lahir,
malformasi ini biasanya tanpa gejala. Beberapa wanita mungkin mengalami
nyeri dengan periode menstruasi mereka. Anomali kongenital rahim biasanya
tidak menyebabkan seorang wanita mengalami kesulitan hamil. Namun,
malformasi ini sering ditemukan selama evaluasi untuk infertilitas atau
keguguran.
3.5 Diagnosa
Sebuah riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik dapat
menyebabkan seorang dokter kandungan dan ginekolog untuk menduga
bahwa rahim bawaan anomali hadir. Namun, studi pencitraan, seperti
hysterosalpingogram dan USG, atau MRI diperlukan untuk memvisualisasikan
rahim dan mengkonfirmasi bahwa rahim bawaan anomali hadir.

3.6 Penanganan
Tidak ada perawatan non-bedah untuk kelainan rahim kongenital.
Rekomendasi untuk perawatan bedah anomali kongenital rahim tergantung
pada anomali tertentu dan riwayat reproduksi wanita. Dari rahim septate
didiagnosis selama evaluasi untuk infertilitas dan / atau keguguran,
pengobatan bedah biasanya disarankan. Bikornu, bikornu dan rahim didelphic
jarang memerlukan perawatan bedah.
3.7 Prognosa
Banyak wanita dengan rahim bawaan anomali tidak memiliki masalah
medis atau reproduksi. Anomali uterus kongenital dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa seorang wanita akan memiliki keguguran atau kelahiran
prematur. Jika seorang wanita memiliki rahim septate dan telah mengalami
keguguran, perawatan bedah akan meningkatkan peluangnya untuk kehamilan
yang sukses.

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 15

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
OVARITIS pada KEHAMILAN TM III
4.1 Data Subyektif
1. Identitas
Nama Pasien

: Ny. T

Nama Suami : Tn. S

Umur

:26 tahun

Umur

: 39 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Suku

: Jawa

Pendidikan : SMP

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan : IRT

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

Alamat

: Sutorejo, Surabaya

:Sutorejo, Surabaya

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sering pusing dan lelah, merasakan sakit pada perut
bagian bawah, perut terasa semakin membesar, nyeri punggung sampai
menjalar ke kaki, dan nyeri saat buang air besar dan kecil. Ibu mengalami
demam hingga menggigil.
3. Riwayat KB

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 16

Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi dalam rahim seperti


IUD, selama 8 tahun, dan telah di lepas sejak 2 tahun yang lalu.
4.Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan 1 minggu keputihan, agak gatal, berbau khas, warna
bening kadang campur darah. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
jantung, asma, hipertensi dan HIV/AIDS).

5. Riwayat kesehatan keluarga dan kesehatan sekarang


Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti asma, penyakit
menurun seperti kencing manis dan darah tinggi, serta penyakit menahun
seperti : jantung. Dan didalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
menular, menahun dan keturunan
6. Riwayat Menstruasi

Menarche
Siklus menstruasi
Lama mentruasi
Jumlah

: 11 tahun
: tidak teratur
: 3-15 hari
: Tidak menentu, terkadang banyak

terkadang sedikit
Keluhan saat menstruasi : Merasakan nyeri pada waktu menstruasi
Dismenorhoe
: ya
HPHT
:7. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan

: Menikah

Lama pernikahan

: 10 tahun

Usia menikah

: 16 tahun

8. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 17

Ibu mengatakan sudah 3 kali mengalami keguguran dan belum pernah


melahirkan.
4.2 Data Objektif
a. Tanda-tanda vital
TD

: 110/80 mmHg

Suhu : 400C

Nadi

: 84x/menit

RR

: 20x/menit

b. Pemeriksaan
Keadaan umum : baik
Kesadaranl : compos mentis
Tinggi badan : 153 cm
Berat badan: 47 kg
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Ibu kadang-kadang merasa kepala nyeri. Tidak ada benjolan
di kepala maupun tanda kelainan
2) Rambut : Kulit kepala tidak berketombe, rambut tidak mudah
rontok dan rambut tidak merah
3) Mata
: Bentuk mata kanan dan kiri simetris, fungsi penglihatan
baik, konjungtiva merah muda, sclera putih tidak ikterik.
4) Hidung : Tidak terdapat polip dan tanda kelainan dan fungsi
penciuman baik
5) Muka
:Pada daerah muka tidak ada chloasma gravidarum
6) Telinga :Tidak terdapat serumen, peradangan pada lubang telinga,
fungsi pendengaran baik
7) Mulut dan gigi :Tidak ada kelainan kongenital seperti bibir sumbing,
tidak terdapat caries pada gigi, fungsi pengecapan baik, tidak ada
pembesaran tonsil.
8) Leher
: Kelenjar thyroid : tidak terdapat pembesaran ataupun
kelainan
a) Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembesaran dan tanda
kebiruan
b) Vena jugularis : tidak ada pembesaran
9) Dada : Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan tidak
ada kelainan.
a) Jantung
: Bunyi jantung normal, tidak terdengar murmur

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 18

b) Paru

: Bunyi paru normal, tidak terdengar wheezing atau

ronchi
c) Payudara

: putting menonjol, bentuk payudara simetris, tidak

ada benjolan dan rasa nyeri.


10) Ekstremitas
a) Atas : bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, serta tidak ada
kelainan
b) Bawah : bentuk simetris, tidak ada ketegangan, varises dan refleks
patela baik.
11) Genetalian eksternal :Bagian vulva tidak ada oedema, terlihat kotor,
terdapat keputihan yang banyak dan berbau berwarna bening bercampur
darah
12) Abdomen : Terdapat massa dan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri
goyang porsio
4.3 Pemeriksaan Laboratorium
USG Abdomen tanggal 5-4-08
Hepar : ukuran tidak membesar, tetapi tajam parenkim hiperekoik, tidak
tampak pelebaran vena porta dan vena hepatica
Duktus billiaris : intra dan ekstra hepatal tidak melebar
Vesika kelas : ukuran tak membesar, ekogenitas normal, tidak tampak
pelebaran vena ilenalis
Pancreas : ukuran dan parenkim normal, tidak tampak klasifikasi
Ginjal ka-ki : ukuran dan bentuk normal, tidak tampak penipisan
parenkim, parenkim normal, bats kortiko meduler baik, tidak tampak batu,

tampak pelebaran pcs dan ureter proximal.


Aorta : tidak tampak pembesaran limfonodi para aorta
Vesika urianria : dinding tidak menebal, tidak tampak batu/massa
Uterus : ukuran normal, tidak tampak masa
Kesan : stealiosis dan tidak nampak metastasis pada organ intra abdomen
Kadar Hb : 10,8 gr%

4.4 Interprestasi Data Dasar, diagnosa, masalah, dan Kebutuhan


Diagnosa : Ny. T umur 26 tahun, dengan OOVARITIS.
Masalah

Ibu merasa cemas atas penyakit yang dideritanya.


Gangguan pola istirahat dan gangguan rasa nyaman

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 19

Kebutuhan :

Dukungan dari keluarga


KIE tentang personal hygien dan pola hidup sehat
Pemeriksaan Biopsi
Rujukan
Terapi

4.5 Intervensi
Dx : Ny T Umur 26 tahun dengan Oovaritis
Tujuan : Setelah melakukan asuhan kebidanan 7x 24 jam diharapkan
mengetahui hasil biopsi dan memperlambat penyebaran penyakit,
dengan kriteri hasil :
KU : Baik
TTV dalam batas normal
Hasil lab tidak menunjukkan karsinoma serviks
Ibu tabah saat mengetahui penyakitnya dan tetap bersemangat hidup
Ibu dan keluarga mau bekerjasama untuk melaksanakan terapi atau
tindakan petugas kesehatan.

4.6 Rencana Asuhan


1. Lakukan pendekatan antara pasien, keluarga dan petugas kesehatan
R/ Pendekatan yang baik menimbulkan rasa saling percaya antara pasien
dan petugas
2. Lakukan pengawasan TTV dan keadaan umum ibu
R/ Mengetahui keadaan ibu dan mendeteksi dini kelainan dari batas
normal.

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 20

3.

Lakukan Pemeriksaan Ginekologi dan Biopsi


R/ Mengetahui keadaan genetalia ibu dan mengambil spesimen untuk

pemeriksaan di lab.
4. Lakukan Konseling
R/ Pasien dan keluarga dapat mengetahui keadaan penyakit sebenarnya
dan Menjelaskan untuk menunggu hasil lab
5. Berikan dukungan emosional kepada pasien
R/ Memberi semangat kepada pasien dan menyarankan untuk lebih
bersabar dan mendekatkan diri kepada Allah.
6. Lakukan kolaborasi dengan Lab
R/ Mengetahui dan menegakkan diagnosa lab dari pemeriksaan tersebut.

4.7 IMPLEMENTASI
No Tanggal Pelaksanaan:
Waktu Pelaksanaan:
1. Melakukan pendekatan yang baik pada Ibu dengan cara :
a. Menyapa Ibu dengan senyum, salam, sapa, ramah, dan sopan.
b. Mendengarkan keluhan klien
c. Merespon pertanyaan dari klien
2. Melakukan pemeriksaan Ginekologi yaitu dengan menyiapkan semua
peralatan instrument yang dibutuhkan dan memposisikan pasien
3. Melakukan pemeriksaaan ginekologi yaitu : dengan mengambil jaringan
yang masih aktif (tidak necrosis) untuk diperiksa ke lab
4. Melakukan konseling, bahwa tampak ada necrosis, adanya dungkul pada
porsio dan perdarahan dari persio serta menyuruh ibu untuk bersabar
menunggu hasil lab
5. Memberikan dukungan emosional pada Pasien yaitu dengan membesarkan
hati px bahwa Allah tidak akan memberikan masalah diluar kemampuan
6.

kita sendiri, memberikan semangat untuk menjalani hidup.


Melakukan kolaborasi dengan lab, yaitu dengan mengirim specimen ke
lab dan melaporkan segera tentang hasil pemeriksaaannya.

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 21

4.8 EVALUASI
Tanggal :
Jam :
S : Ibu mengatakan masih sakit pada perut bagian bawah tembus ke
punggungnya, dan mengatakan keluar darah di alat kelaminnya setelah
dilakukan pemeriksaan.
O:
Kesadaran : Composmetis
Ibu tampak cemas dengan keadaanya
Tampak keluar darah dari genetalia ibu terlihat dari celana dalamnya
A : Ny T Umur 26 tahun dengan oophoritis
P : Terapi Obat :

Asam mefenamat 31
Amoxillin 31
Konseling Personal hygiene.
Kontrol satu minggu lagi atau sewaktu-watu bila ada keluhan

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kelainan pada

ovarium

merupakan

manifestasi

penyimpangan

pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada ovarium

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 22

tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan


kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur,
kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya
infeksi virus. Salpingitis akut : salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga
terjadi oophoritis.
a. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis. Paling sering
disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococ,
streptococ dan bacteri tbc.
b. Menorrhagi dan Dysmenorrhoe
Sekunder biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih
sering disebut adnexitis.. Karena adnexitis, terjadi perlekatan
dengan usus yang dapat diraba sebagai tumor. Jadi tumor ini
merupakantumor radang dan disebut adnex tumor. Tumor dari
ovarium sendiri disebut tumor ovarium. Kadang-kadang terjadi
pyosalpinx dan pyovarium dan setelah pus diabsorpsi terjadi
hydrosalpinx
Salah satu gambaran klinik dari tumor ovarium. Kebanyakan tumor ovarium
tidak menunjukkan gejala dan tanda. Sebagian besar gejala dan tanda yang
ditemukan adalah, aktivitas hormonal, atau komplikasi tumor tersebut.
Anomali uterus kongenital adalah kelainan rahim yang berkembang
selama hidup embrio. Kelainan rahim kongenital terjadi dalam waktu kurang
dari 5% dari semua wanita, tetapi telah dicatat dalam hingga 25% dari wanita
yang telah mengalami keguguran dan / atau pengiriman bayi prematur. Ketika
seorang wanita di dalam rahim ibunya, rahimnya berkembang sebagai dua
bagian terpisah yang sekering bersama sebelum wanita itu lahir. Gambar di
bawah menggambarkan rahim normal dan abnormal divisualisasikan oleh
hysterosalpingogram
Dalam sebagian besar kasus, penyebab anomali uterus kongenital tidak
diketahui. Kebanyakan wanita dengan malformasi ini (lebih dari 90%)
memiliki sejumlah kromosom normal, 46 XX. Antara 1938 dan 1971,
beberapa wanita hamil diobati dengan dietilstilbestrol (DES) untuk membantu
mencegah keguguran dan kelahiran prematur. Wanita yang terkena DES
sementara di dalam rahim ibu mereka berada pada peningkatan risiko untuk
Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 23

memiliki anomali kongenital rahim. Pada saat ini, ada faktor-faktor risiko
tidak mapan untuk pengembangan anomali kongenital uterus, dan tidak ada
cara untuk mencegah pengembangan rahim bawaan anomali.
Meskipun kelainan rahim kongenital yang hadir pada saat lahir,
malformasi ini biasanya tanpa gejala. Beberapa wanita mungkin mengalami
nyeri dengan periode menstruasi mereka. Anomali kongenital rahim biasanya
tidak menyebabkan seorang wanita mengalami kesulitan hamil. Namun,
malformasi ini sering ditemukan selama evaluasi untuk infertilitas atau
keguguran.

5.2 Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengenal tanda tanda dari anomalia
ovarium dan anomalia uterus dengan gejala Demam tinggi dan menggigil, pasien
sakit keras Nyeri perut di bagian bawah kanan dan kiri terutama kalau ditekan
serta nyeri dengan periode menstruasi dan dapat memberikan penanganan pada
klien yang mengalami anomalia ovarium dan anomalia uterus

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.EGC. Jakarta
2. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta
3. Varney, Helen. 2000. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta
4. Winkjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. 2006. YBPSP. Jakarta

Anomalia Ovarium & Anomalia Uterus Page 24

Anda mungkin juga menyukai