Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

Keberhasilan suatu perancangan ditentukan dengan keberhasilan arsitek itu


sendiri dalam mendesain dan menata bagian-bagian dari bangunan yang
direncanakan sesuai dengan perilaku dengan perilaku manusia itu sendiri.Selain
desain, analisa ruang dan site sangat diperlukan untuk menemukan tingkat
kenyamanan dan kebutuhan yang sesuai dari pengunjung maupun penggunna
bangunan yang akan menikmati bangunan tersebut beserta fasilitasnya .berikut ini
dijelaskan lebih rinci dalam proses analisa ruang dan site bangunan.

4.1. Analisa Site


Analisa site mempunyai peranan penting dalam melakukan sebuah
perancangan, dengan melihat dan menganalisa kondisi lahan secara nyata.
Sehingga dapat dilakukan penentun zoning, entreance site, dan arah hadap
banguna terhadap matahari, serta tampilan bangunan yang dapat menyesuaikan
kondisi sekitar.
4.1.1. Analisa Aksesbilitas
Analisa ini menguraikan tentang proses pencapaian (aksesbilitas) yang
menentukan letak pintu masuk yang cocok untuk bangunan dengan meilhat proses
pencapaian ditentukan oleh beberapa faktor seperti tingkat kepadatan lalu lintas,
kondisi eksisting luas lahan, lebar jalan sekitar site, arah transpotasi dan lain-lain.
Sehingga terjadi penentuan Main Entrance( ME) Main Entrance dan side
Entrance (SE) pada site.

79

C
A

u
Gambar4.1. Titik Pemilihan Entrance
(Sumber:Analisa Penulis 2014)

Keterangan : A B C : Titik pemilihan Entrance


: Arus Kendaraan 1 Arah
: Arus Kendaraa 2 Arah

Pada lokasi perancangan, sirkulasi disekitar tapak mennggunakan jalan


Raya Ngagel ,merupakan Jalan akses utama dengan Arus sirkulasi kendaraan
berlawanan

2 arah dengan kepadatan tinggi di waktu jam jam tertentu .

Sedangkan pada sebelah jalan Kalibokor 1 merupakan jalan akses dengan arus
kendaraan 1 arah sebagai jalur sekunder dengan kepadatan sedang.
Dalam pertimbangan perletakan ME dan SE sebaiknya dibuat terpisah
agar tidak menimbulkan kemacetan baik di dalam maupun diluar site. Agar
mengetahit letak main entrance dan site entrance diperlukan penilaian terlebih
dahulu dengan melihat aksesbilitas pengunjung yang datang. Penilaian diambil
dari akses Beberapa aspek yang dijelaskan oleh tabel 4.1.

80

Tabel 4.1. Penilaian Pemilihan Entrance


N
o

Titik A dan B

Pertimbangan
pemilihan

potensi sebagai
titik pandang
pengamat
pengunjung

Mudahdijangkau
pejalan kaki

Mudah dijangkau
kendaraan

Bangunan mudah
dikenali dariarah
sebelah barat jl. Raya
Ngagel

Titik C

Titik D

Bangunan mudah
dikenali dari arah
sebelah Selatan jl.
Kalibokor 1

Dapat dikenali
dari arah Selatan jl.
Kenari pada Arah
Sebelah barat pada jl.
Simpang Dukuh

Terdapat pedestrian
untuk pejalan kaki di
sekitar site pada arah
barat.

Belum ada
pedestrian untuk
pejalan kaki.
Namun kondisi
jalan bagus.

Belum ada pedestrian


untuk pejalan kaki
namun dekat dengan
pemukiman warga.

Mudah dijangkau
dari arah jl. Raya
Ngagel yang
memiliki arus yang
padat baik kendaraan
pribadi, maupun
angkutan Umum
umum
3

Mudah Di
jangkau dari arah
jl. Raya Ngagel
memiliki arus
yang sedang

Mudah dijangkau
dari arah jl.pucang
menuju jl. Kalibokor
1

TOTAL
(Sumber: Analisa Penulis 2014)

Keterangan :
3

: Baik

: Sedang

: Kurang

81

Berdasarkan penilaian diatas maka letak entrance pada titik A dan B yang
sesuai pada titik A sebagai Main Entrance (ME) sedangkan pada titik B sebagai
Site entrance (SE) Dilihat dari arah pandang dan potensi keamanan untuk pejalan
kaki dan arus kepadatan yang sering dilalaui oleh kendaraan. Guna
menanggulangi kemacetan pada titik D digunakan sebagai sirkulasi kendaraan
sepeda motor (SE).

A (ME)

C (SE)
D (SE)

B (SE)

u
Gambar 4.2. Analisa Aksesbilitas
(Sumber: Analisa Penulis 2014)

Keterangan :

: Entrance
: Arus Kendaraan 1 Arah
: Arus Kendaraa 2 Arah (Arus Bolak- Balik)
: Site

4.1.2. Analisa Iklim


Analisa terhadap kondisi iklim yang berbeda dilokasi perancangan
meliputi arah gerak matahari, arah angin, curah hujan sebagai pertimbangan

82

dalam perancangan obyek perancang. Dalam penganalisaan iklim ada beberapa


bahasan yang terkait dengan perancangan obyek perancangan antara lain :
4.1.2.1. Orientasi Matahari
Lokasi dari site merupakan wilayah berikliim tropiss. Sementara arah
hadap dari site , pada jalan utama (Jalan Raya Ngagel ) menghadap ke barat.

u
Gambar 4.3. Orientasi Matahari Terhadap Site
(Sumber: Analisa Penulis 2014)

Pada gambar 4.2 di atas Pada arah datangnya sinar matahari pada
umumnya terletak pada arah barat dan timur, namun kemungkinan dapat terjadi
pada arah utara dan selatan.pada garis edar orientasi pada surabaya. Pada bulan
oktober- maret matahari berada di posisi lintang selatan sekitar 03.03 0-23.500.
Pada bulan april hingga september matahari berada di posisi lintang utara sekitar
04.400-23.500 sedangkan pada tanggal 21 maret dan 21 september matahari berada
di posisi 00 .Pada pagi hari sinar matahari di daerah timur pada jam 7-10 dan pada
siang hari sinar matahari di daerah barat pada jam 10-3 sore.

83

Untuk penyelesain bangunan terhadap Radiasi matahari dengan memberikan


tanaman perdu yang yang mengelilingi site dengan bertujuan mengurangi radiasi
matahari. Pada arah barat merupakan letak main entrance sehingga di berikan kisi
kisi shading device guna menanggulangi panas.
4.1.2.2. Analisa Angin
Pada analisa angin ,lokasi site dipengaruhi oleh angin lokal, hal ini
disebabkan disekitar site arah anginnya dipengaruhi oleh bangunan bertingkat
misal Gedung Futsal Ole-Ole, dealer sun motor, pemukiman yang padat, dan lainlain.

u
Gambar 4.4. Orientasi Angin
(Sumber: Analisa Penulis 2014)

Keterangan Angin Lokal :

: Barat laut ke tenggara (Desember - april)


: Timur ke barat ( Mei- november)

Angin lokal pada wilayah Surabaya Pusat. terjadi pada bulan desember
sampai april berhembus dari Barat laut ke Tenggara. Sedangkan pada bulan mei
november berhembus dari arah timur menuju barat.

84

Hembusan angin pada sekitar site :

Arah Utara ,angin terhambat akan pemukiman, dealer suns motor ,


dan lain-lain sehingga di perlukan jarak yang cukup luas untuk

sirkulasi angin
Arah barat , Arah angin leluasa tidak ada bangunan tinggi namun
terdapat pemukiman yang padat , namun angin bisa leluasa karena

lebarnya jarak antara pemukiman dengan bangunan sangat jauh.


Arah Timur, angin bebas oleh karena terdapat lahan kosong

,sehingga tidak ada kendala


Arah Selatan, sedikit menghambat gerak angin

karena terdapat

bangunan futsal ole-ole sehingga pada tapak akan memberikan jarak


yang cukup untuk sirkulasi angin
Untuk mengurangi kecepatan angin yang terlalu tinggi ,diperlukan sebuah
penghambat angin

dengan memberikan poho-pohon yang menanggulangi

kecepatan angin. Memberikan jarak bangunan dengan lingkungan sekitar dan


memberikan bentuk lengkungan sebagai sirkulasi angin yang masuk dalam site.
4.1.2.2. Analisa Curah Hujan
Untuk menanggulangi Curah hujan , maka atap bangunanan dibuat
miring,. Site memiliki kontur tanah yang datar karena site memilki kemiringan
lahan antara 0% - 2%. Kemiringan lahan ini dapat dimanfaatkan untuk
mengalirkan air hujan keluar site. Pada arah sebelah barat site telah terdapat
saluran di tepi jalan tunjungan dengan kondisi tertutup dan , sehingga pada arah
lahan site sebelah selatan dan barat diberikan saluran pada tepi jalan kemudian
dihubungkan pada saluran tepi jalan pada arah barat. Memberikan elevasi pada
site guna menanggulangi genangan air. Kemudian disalurkan ke riol kota (sungai
kalimas)

85

u
Gambar 4.5. Analisa Curah Hujan
(Sumber: Analisa Penulis 2014)

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar


Wilayah perancangan berada pada dibagian Surabaya selatan dekat dengan
suarabaya pusat dimana pada bagian ini, diperuntukan sebagai wilayah
pengembangan perdagangan jasa dan komersial . Lingkungan sekitar site
sangat berpengaruh terhadap rancangan sehingga pemaksimalan lingkungan
dengan cukup baik didalam maupun diluar proyek menghasilkan suatu
rancangan yang berkesinambungan terhadap kondisi sekitar. Potensi site
berada pada kawasan pengembangan perdagangan komersil dan jasa , seperti
adanya pertokoan bakery-dinoyo, , Gedung Dealer Suns Motor , gedung
futsal Ole-Ole Surabaya,AJBS, Ruko Bungtomo, Ngagel. Potensi lainnya
berada di bantaran sungai kalimas ,fasilitas pemerintahan, dan aksesbilitas
yang mudah dijangkau.
ang memiliki kebisingan tinggi.
4.1.3.1. View
View pada site dimanfaatkan sebagai orientasi pemandangan bagi
pengguna gedung pertunjukan Seni Tari Tradisional Jawa Timur berada pada arah
barat .Arah barat merupakan jalan raya ngagel (jalan utama) bantaran dari sungai
kalimas , disekitar jalan ini banyak bangunan komersil dan jasa seperti misalnya
Gedung Futsal Ole-ole, ajbs, carefour, toko donoyo bakery dan lain-lain. Sehingga

86

pada arah barat akan dibuat view yang semenarik mungkin untuk menarik
pengunjung

yang

datang

dengan

pemberian

publik space.

Dealer Suns Motor


pemukiman
(Sumber: Dokumentasi Penulis 2014) (Sumber: Dokumentasi Penulis 2014)

++++
++++

+
+
+
+
+
+++
+ ++++
+
++++

Sungai Kalimas Surabaya


(Sumber: Dokumentasi Penulis 2014)

Pemukiman jl. Kalibokor I


(Sumber: Dokumentasi Penulis 2014)

+++
+++
+++
+

Gambar 4.6.
Lahan Kosong
Analisa
View

(Sumber: Dokumentasi Penulis 2014)

(Sumber: Analisa Penulis 2014)


Gedung Keuangan Negara
(Sumber: Dokumentasi Penulis 2014)

Gedung terbengkalai, dan gedung AJBS


(Sumber: Dokumentasi Penulis 2014)
Gedung Futsal Ole-Ole
(Sumber: Dokumentasi Penulis 2014)

Keterangan

++++
++++
+++

: baik

: Sedang
: Kurang

87

4.1.3.2. Analisa Kebisingan


Faktor kebisingan yang terjadi disekitar site memiliki tingkat kebisingan
yang relatif tinggi dan sedang. Hal ini terlihat dari tingkat kepadatan arus lalu
lintas yang ada disekitar site. Pada jalan Raya Ngagel (arah sebelah barat) dengan
lebar jalan 10 meter memiliki tingkat kepadatan tinggi pada arus lalu lintas.
Sedangkan pada arah selatan jalan Kalibokor 1 memiliki kepadatan yang sedang
dengan lebar jalan 8 meter.

SE
(ME)

(SE)

Gambar 4.7. Analisa Kebisingan


(Sumber: Analisa Penulis 2014)

Keterangan :
: Kebisingan Sedang

: Kebisingan Rendah

: Kebisingan Tinggi

Guna menanggulangi kebisingan maka diberikan vegetasi sebagai penyaringa


kebisingan pada luas site, terutama pada jalan utama (jalan Raya Ngagel y
4.1.4. Analisa Zoning
88

Pada penentuan zoning atau pengelompokan ruang ruang bangunan


terdapat 4 zoning yang disesuaikan dengan fungsi ruang bangunan tersebut yaitu
antara lain :

privat

: Sebagai tempat ruang pengelola , Ruang seniman dimana

membutuhkan tempat yang pribadi membutuhkan area yang tenang dan

privasi
semi Privat

: pada zona semi privat di fungsikan sebagai pertunjukan

indoor dan out door fasilitas utama , fasilitas pendukung seperti cafe,

souvenir.
public

:sebagai tempat umum yang boleh diakses oleh setiap

pengunjung sebagai sarana fasilitas misalnya tempat parkir, lobby,

mushollah
Service

: sebagai tempat yang bersifat service guna mendukung

suatu bangunan misalnya letak mechanikal electrikal, loading dock.

u
Gambar 4.8. Penentuan zoning pada Site
(Sumber: Analisa Penulis 2014)

Public
Semi Privat
Service
Privat

4.2. Analisa Ruang

89

Analisa ruang menjelaskan akan organisasi ruang yang ada beserta pola
hubungan dan sirkulasi bangunan.
Merupakan pengelompokan ruang-ruang yang terdapat didalam obyek
perancangan. Pengelompokan ruang-ruang inin terbagi atas beberapa kelompok
ruang seperti terihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2. Nama Ruang Berdasarkan Pembagian Area dan Fasilitas
No
1

Fasilitas
Area Fasilitas Utama

Nama Ruang
Area Penerima tamu
-

Hall
Lobby
loket
R. Reseptionis
Toilet

Area pertunjukan indoor


-

Panggung indoor
Tribun indoor
Ruang ganti indoor
Ruang Rias indoor
Ruang persiapan indoor
Toilet pemain
Toilet pengunjung
R.alat music gamelan
R. staf panggung
R. Kontrol

Area Pertunjukan Out door


-

Panggung outdoor
Tribun outdoor
Ruang ganti out door
Ruang Rias Out door
Ruang persiapan Outdoor
Toilet pemain
Toilet pengunjung
R.alat music gamelan

Area Penunjang Seniman / Peserta


Tari
-

Ruang Ganti dan Rias


90

Area Pendukung

Ruang sharing

Kantor pengelola
-

R. Manager
R. Rapat
R.. Staff
R. Arsip
Dapur
Toilet
Gudang

Cafe
-

Kasir
R. Makan
R. Saji
Dapur
Gudang
Toilet

Souvenir shop
-

Kios
Ruang penyimpanan
Toilet

Mushollah

Area Service

Tempat wudhu
R.sholat
Gudang
Toilet
teras
Ruang mechanical Electrical
Loading dock
Toilet
Parkir

(sumber : Analisa Penulis 2014)

4.2.1. Organisasi Ruang


Pembagian kebutuhan ruang didalam obyek perancangan yang membentuk
sebuah alur antar fasilitas satu dengan yang lain . Didalam pengorganisasian
fasilitas ini dapat terlihat hubungan antara fasilitas yang satu dengan yang lain
Entrance

91

Fasilitas Utama

Area Penerima Tamu

Fasilitas Pendukung

Fasilitas service

Kantor Pengelola

Loading dock

Cafe

Area Pertunjukan
Indoor

Area Pertunjukan
Out door

Mechanikal
Elektrikal

Gift Shop

Toilet
Parkir

Area Penunjang tari

Mushollah

Gambar 4.9. Diagram Organisasi Antar Fasilitas


(Sumber: Analisa Penulis 2014)

4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi


Hubungan ruang dan sirkulasi pada obyek rancangan Gedung Pertunjukan
Seni Tari Tradisional Jawa Timur di Surabaya antara lain :
4.2.2.1. Hubungan antar Ruang dan fasilitas
Merupakan suatu keterkaitan antar ruang yang satu dengan yang lain
sehingga memberikan kemudahan sirkulasi didalam obyek rancangan. Dalam hal
ini penilaian hubungan ruang terbagi menjadi tiga yaitu :

Hubungan dekat secara langsung.


Hubungan sedang secara tidak langsung.
Hubungan jauh yaitu tidak berhubungan sama sekali.

4.2.2.1.1.Hubungan antar Fasilitas (Makro)


n
o

Fasilitas

92

1 Area penerima tamu


2 Pertunjukan Indoor
3 Pertujukan Outdoor
4 Area Penunjang Tari
l5 Kantor pengelola
6 souvenir
7 Cafe
8 Mushollah
No Area
9 Mechanikal Electrikal
1
Fasilitas
Utamadock
:
1 Loading
1.a Area Penerima Tamu
0
11 Toilet
1 Parkir
1. Area Pertunjukan indoor
2

Nama Ruang

hall
lobby
Loket
R.Reseption
Panggung indoor

1.c

Area Pertunjukan Outdoor

1.
d

Area Seniman/Peserta tari

2
2.a

Fasilitas Pendukung:
Kantor Pengelola

2.
b

Caf

2.c

Shouvenir shop

2.
d

Mushollah

Area service

Tribun indoor
R.Ganti (indoor)
R.rias (indoor)
R.Persiapan
R. Juri
Toilet pemain
Toilet pengunjung
Panggung (outdoor)
Tribun (outdoor)
R.Ganti (outdoor)
R.rias (outdoor)
R.Persiapan
Toilet pemain
Toilet pengunjung
R.ganti dan rias

Hubungan dekat
Hubungan sedang
Hubungan jauh

Gambar 4.10. Hubungan


Antar Ruang (Makro)
(Sumber: Analisa Penulis
2014)

4.2.2.1.2.Hubungan
antar Fasilitas (mikro)

R.sharing
R. Manager
R. Rapat
R.Staf
R.Arsip
Dapur
R.staf Panggung
R.Control
Kasir
R.Makan
R.Saji
Dapur
Kios
R.Penyimpanan
Tempat wudhu
R.Shalat
Teras
Loading dock
Parkir
Toilet
Mechanical electrikal

93

Gambar 4.11. Hubungan Antar Ruang (mikro)


(Sumber: Analisa Penulis 2014)

4.1.4. Sirkulasi antar Ruang


Sirkulasi ruang merupakan akses bagi pengguna atau pemakai kebutuhan
kebutuhan ruangHubungan
yang adadekat
di dalam obyek perancangan. Disini Sirkulasi ruang
dibedakan menurut
penggunanya,
Hubungan
sedang untuk kemudian direncanakan selaras sehingga
menciptakan aksesbilitas
Hubunganantar
jauh ruang yang baik.
Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan sirkulasi antar ruang
berdasarkan pengguna yang berbeda-beda.

Pada sirkulasi ruang terdapat tangga sebagai sirkulasi menuju lantai 1,2
dan 3. Sirkulasi dibedakan dengan fungsi dan kebutuhan ruang penggunan

bangunan.
Pada sirkulasi hubungan ruang terdapat tiga pengguna yaitu :
o Sirkulasi pengunjung
Sirkulasi pengunjung diarahkan menuju ke fasilitas pendukung
yang bersifat semi privat dengan hall sebagai titik pusatnya misalnya
area cafe, Souvenir, dan lain - lain
o Sirkulasi Seniman
Sirkulasi Seniman meliputi baik koreografer, seniman tari,
pengiring musik gamelan.di buatkan jalur sirkulasi sendiri pada pintu
masuknya. Seniman di arahkan menuju area menuju

pentas

( pertunjukan yang meliputi ruang ganti, ruang rias, ruang siap)

94

o Sirkulasi pengelola
Sirkulasi pengelola ditujukan bisa menjangkau fasilitas utama,
Pendukung maupun service , disesuikan dengan fungsi kegiatan yang
dilakukan oleh pengelola sendiri, sebagai pengelola gedung.

Parkir Bus

Parkir Sepeda
motor

Entrance
Lobby

Loading dock
Entrance
Penari
Mechanikal
Electrikal

Loket

R.Reception
R.Ganti

Tangga
Cafe

Tangga
Toilet
Hall

R.pengelola
R.Rias

Toilet
R.alat Musik

Souvenir

R.persiapan

Tangga
R.Reception

Pertunjukan outdoor

Loket

Lobby
95

Parkir mobil

Entrance

Keterangan
-

Sirkulasi
pengunjung
Sirkulasi
seniman

Gambar 4.12. Diagram Sirkulasi ruang lantai 1


(Sumber: analisa Penulis 2014)

Mushollah

Tangga

R. Istirahat

Tangga

Cafe

R. rias dan
ganti

R.Istirahat
Koreografer dan
seniman Tari

Toilet

Toilet
R. Istirahat

Souvenir

R.Sharing
R.Persiapan

Tangga

Keterangan
-

Sirkulasi pengunjung

Sirkulasi seniman

Sirkulasi pengelola

Gambar 4.13. Diagram Sirkulasi lantai 2


(Sumber: analisa Penulis 2014)

96

R.Persiapan

Pertunjukan Indoor

Tangga
R. rias

Toilet
Tangga

R.Receptionis

R. ganti

Keterangan
-

Sirkulasi pengunjung

Sirkulasi seniman

Sirkulasi pengelola

Gambar 4.14. Diagram Sirkulasi lantai 3


(Sumber: analisa Penulis 2014)

4.2.3. Diagram Abstrak

97

Merupakan gambaran rancangan penataan ruang-ruang yang ada didalam


obyek perancangan, baik penataan ruang secara horizontal maupun vertikal.

Pada Lantai 1

dimanfaatkan untuk area depan

fasilitas publik

seperti hall, loket area, Ruang Reception , dan fasilitas pendukung


lainnya seperti caf, souvenir. Pada fasilitas semi private digunakan
sebagai area pertunjukan outdoor, sedangkan untuk area privat seperti

gedung pengelola.
Pada lantai 2 terdapat tempat khusus seniman istitrahat, sharing, dan
lain-lain baik penari, koreografer, maupun pengiring music yang
sirkulasinya bebrbeda dengan sirkulasi pengunjung.Dengan terdapat
pembatas dinding sebagai pemisah area privat dengan area
pendukung. Lantai 2 juga merupakan lanjutan dari lantai 1 sebagai

area pendukung seperti souvenir dan caf ( dibuat 2 lantai)


Pada lantai 3 dikhususkan sebagai area pertunjukan indoor seb agai
puncak kegiatan fasilitas utama.

Berikut ini gambar diagram abstrak secara vertikal

98

Gambar 4.15. Diagram Abstrak Lantai 1


(Sumber: analisa Penulis 2014)

99

Gambar 4.16. Diagram Abstrak Lantai 2


(Sumber: analisa Penulis 2014)

Gambar 4.17. Diagram Abstrak Lantai 3


(Sumber: analisa Penulis 2014)

Gambar 4.18. Diagram Abstrak Lantai 1,2,3 secara Horizontal


(Sumber: analisa Penulis 2014)

100

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan


4.3.1. Analisa Bentuk massa bangunan
Analisa bentuk massa bangunan menggambarkan tentang komposisi bentuk
geometri dasar dari hasil analisa ruang yang dibutuhkan. Permainan bentuk massa
massa di pengaruhi akan garis

bentuk geometri persegi empat yang dibuat

melengkung menyesuaiakan alur lingkungan site dengan penggabungan bentuk


lengkung yang dibuat patah-patah (garis kaku) dengan dengan bentuk atap
mengambil dari posisi salah satu gerak tari treadisional yang diambil dari
beberapa fakta dan issue .Penambanhan pengurangan pengulangan ,pengulangan
bentuk lengkungan memberikan kesan unique terhadap bentuk site.

Gambar 4.19. Analisa bentuk massa bangunan pada Site


(Sumber: Analisa Penulis 2014)

Pada gambar di atas penggabungan antara bentuk massa bangunan yang


menyesuaikan dengan bentuk site. Bentuk site merupakan suatu potensi dalam
lingkungan sekitar ngagel yang mengikuti bantaran sungai kalimas sehingga
diolah sedemikian rupa ,dengan penggabungan bentuk kaku dan tegas merupakan
salah satu ciri-ciri dari tari tradisional jawa timur.
Perletakan pintu masuk pada bangunan pada arah barat menyesuaikan akan
letak main entrance dan site entrance terdapat di beberapa titik arah barat dan
utara

yang didasarkan atas pertimbangan antara aksesibilitas, yang dengan

mudah langsung pada area parkir. Namun tidak menghalangi tamu undangan

101

yang dengan mudah menuju area parkiran dan pintu masuk utama bangunan
pada arah barat (jalan Raya Ngagel).

4.3.2. Analisa Tampilan


Pada Gedung Pertunjukan Seni Tari Tradisioanal Jawa Timur di Surabaya
merupakan satu massa bangunan yang berfungsi sebagai sarana fasilitas
perdagangan dan jasa dalam hiburan, yang menampilkan pertunjukan seni tari
Tradisional Jawa Timur, maka untuk tampilan bangunan di buat semenarik
mungkin .Tampilan lebih menggambarkan elemen-elemen dari tari tradisional
jawa timur denga menyesuaikan lingkungan yang berada di kawasan genteng
dimana banyak terdapat bangunan bersejarah bangunan kolonial belanda dengan
menggabungkan unsur tradisional budaya
kolonial

jawa timur. Contoh dari bangunan

Seperti hotel majapahit, museum Pers Surabaya

agar orang yang

melintas pada jalan utama (jalan tunjungan) dapat menikmati dan memperhatikan
bangunan, penggunaaan material alam yang Memberikan Gedung pertunjukan ini
mencoba menghasilkan sebuah bangunan yang komunikatif yang sesuai dengan
fungsi bangunan.

Gambar 4.20. Aula Barat ITB


(sumber: http://aribfarraswahdan.blogspot.com)

102

Tampilan perancangan bangunan Gedung Pertunjukan ini mengadopsi dari


bentuk Aula Kampus ITB. Merupakan tampilan bangunan yang bergaya
perpaduan antara arsitektur kolonial dengan Arsitektur Tradisional minangkabau.
dengan menggunakan material batu bata dengan kayu.
Untuk tampilan lebih rinci bangunan dirancang akan menggunakan konsep hybrid
seperti yang di atas menggunakan material dinding kaca,batu bata, yang mampu
menunjukkan aktifitas yan gada dalam bangunan memberikan perbedaan elevasi
ketika menuju main entrance.
Pada tampilan bangunan ke dalam konsep rancangan yang diharapkan
sesuai dengan aula Kampus ITB dengan mengunakan bentuk yang menonjolkan
penggabungan arsitektur kolonial dengan arsitektur jawa , dimana mengambil
bentuk dasar dari

denah simetri ,dengan pengulangan bentuk atap runcing

( bentuk segitiga yang diberikan pengulangan-pengulangan yang memberikan


irama pada fasade bangunan dan memberikan penambahan bentuk sesuai dengan
fungsi ruang didalamnya. Sehingga menghasilkan tampilan berupa bentuk
Tampilan hybrid perpaduan antara kolonial dengan tradisional dengan tampilan
lebih modern.

103

Anda mungkin juga menyukai