ISSN 2252-732X
Pendahuluan
Kegiatan proses belajar mengajar di
sekolah merupakan usaha dalam meningkatkan
kualitas pendidikan nasional, karena sekolah
merupakan salah satu perangkat pendidikan.
Mengingat Fisika merupakan salah satu mata
pelajaran yang penting diberbagai jenjang
pendidikan, maka sudah sewajarnya mata
pelajaran Fisika dikembangkan dan diperhatikan
oleh semua pelaku pendidikan.
Fisika berusaha mengungkapkan rahasia
dan hukum semesta yang dapat diterangkan
dengan menggunakan konsep yang sederhana.
Pada kenyataanya banyak siswa yang kurang
tertarik mata pelajaran Fisika, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh
siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai mata
pelajaran Fisika yang diperoleh siswa lebih
rendah dibandingkan dengan nilai yang lain.
Kenyataan tersebut tampak dari hasil
observasi yang dilakukan di SMA UISU Medan
27
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut, antara lain
dari pihak pengajar, pihak siswa, sarana dan
prasarana serta lingkungan. Dari pihak pengajar
salah satunya adalah cara guru yang cenderung
lebih menguasai proses pembelajaran dengan
menerapkan metode ceramah, metode ini
membuat guru mendominasi kegiatan belajar
mengajar dikelas sehingga siswa menjadi pasif.
Siswa lebih banyak belajar dengan menerima,
mencatat dan menghafal pelajaran. Hal inilah
yang membuat siswa kurang senang belajar
Fisika.
Salah satu alternatif untuk menciptakan
kinerja siswa adalah dengan model pembelajaran
kooperatif yaitu: model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran atas teori bahwa siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat
saling mendiskusikan, masalah-masalah dengan
temannya, yang menekankan pentingnya kerja
sama.
Penelitian mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya seperi Gelora (2008).
Adapun judul penelitiannya: Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap
Hasil Belajar Siswa di SMA Swasta Santo
Thomas 3 Pada Materi Pokok Besaran dan
Satuan T.P. 2008/2009 diperoleh rata-rata pretes
sebesar 76,32 sedangkan pembelajaran konvensional 64,08.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut
adalah peneliti akan lebih mengoptimalkan
alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran
yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran, sehingga alokasi waktu
untuk setiap tahap pembelajaran efesien.
Berdasarkan latar belakang masalah,
maka identifikasi masalahnya adalah (1) Hasil
belajar siswa yang kurang memuaskan, (2)
Metode pengajaran yang digunakan guru masih
bersifat konvensional, (3) Guru masih kurang
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, (4) Interaksi antar siswa dalam
28
Hasil Belajar
Setiap orang yang melakukan kegiatan
belajar pasti ingin mengetahui hasil dari kegiatan
belajar yang dilakukan. Siswa dan guru merupakan orang yang terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Setelah proses pembelajaran
berlangsung, guru selalu mengadakan evaluasi
terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil
evaluasi merupakan hasil belajar siswa dalam
proses pembelajaran. Hasil belajar secara umum
dipandang sebagai perwujudan nilai-nilai yang
diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
adalah penguasaan hubungan-hubungan antara
bagian-bagian informasi yang telah diperoleh
sehingga siswa dapat menampilkan pengalaman
dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan, atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menetukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, komputer, dan lain-lain
(Joyce, 1992). Selanjutnya Joyce menyatakan
bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan
kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran merupakan bungkus
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Dengan
demikian pemilihan model yang sesuai dapat
meningkatkan hasil belajar dan pemahaman
siswa terhadap materi, serta guru akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai dengan
yang diharapkan.
29
Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dipakai guru dalam
pembelajaran salah satunya adalah metode
verbal, yakni metode ceramah. Metode ceramah
merupakan suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan dan informasi
tentang suatu pokok persoalan serta masalah
secara lisan. Dalam pembelajaran konvensional
siswa dipandang sebagai yang belum mengetahui satu apapun dan hanya menerima bahanbahan yang diberikan guru. Guru adalah orang
dewasa yang memiliki pengetahuan dan
wewenang untuk menyampaikan pengetahuan
itu kepada siswa.
Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA
Swasta UISU Jalan Turi Medan. Penelitian
dilakukan di SMA Swasta UISU Medan
Semester I T.P 2010/2011. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA UISU MEDAN pada Tahun Ajaran
Vol. 1 No. 1 Juni 2012
Sample
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
30
Pretes
T1
T1
Perlakuan
X1
X2
Postes
T2
T2
Keterangan:
X1 : Proses belajar-mengajar dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD.
X2 : Proses belajar-mengajar sdengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
T1 : Pretes diberikan kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum perlakuan.
T2 : Postes diberikan kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol setelah perlakuan.
Untuk melihat pengaruh dari model
kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen,
maka diberikan pretes kemudian diberikan
perlakuan dan setelah itu diberikan postes.
Bila data penelitian berdistribusi normal
dan homogen maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji t dengan rumus (Sudjana,
2005), yaitu:
X1 X 2
t=
1
1
S
+
n1 n2
Dimana S adalah varians gabungan yang
dihitung dengan rumus:
2
2
(
n1 1)S1 + (n 2 1)S 2
2
S =
n1 + n 2 2
Kriteria pengujian adalah: terima HO jika
t1 1 < t < t1 1 dimana t1 1 didapat dari
2
31
Pembahasan
Temuan hasil penelitian ini menggambarkan adanya pengaruh yang signifikan antara
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap hasil belajar Fisika siswa pada materi
pokok gerak lurus di kelas X SMA Swasta
UISU T.P.2010/2011. Pada awal penelitian ini
terlebih dahulu siswa diberikan pretes untuk
mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian
diberikan perlakuan untuk masing-masing sampel
dan setelah itu diadakan postes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.
Adapun nilai rata-rata pretes untuk kelas
eksperimen adalah 41,31 dan standar deviasi
9,91 sedangkan untuk kelas kontrol 40,78 dan
standar deviasi 10,16 dengan nilai tertinggi 55
dan nilai terendah 20. Begitu juga dengan ratarata nilai hasil belajar siswa (postes) pada kelas
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 69,07 dengan nilai
tertinggi 85 dan nilai terendah 50 serta nilai
standar deviasianya adalah 10,19, sedangkan
pada kelas yang menggunakan pembelajaran
konvensional diperoleh rata-rata nilai hasil
belajar siswa dalah 61,84 dengan nilai tertinggi
80 dan terendah 45 serta dengan nilai standar
deviasi adalah 9,86.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
pada menggunakan uji t diperoleh thitung = 0,230
< ttabel = 1,995, dan dinyatakan siswa dari kedua
kelompok sampel memiliki kemampuan awal
yang sama. Untuk melihat adanya pengaruh
setelah dilakukan perlakuan maka digunakan
uji t satu pihak dan diperoleh thitung = 3,138 >
ttabel = 1,667, maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara model
pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
hasil belajar Fisika siswa pada materi pokok
gerak lurus di kelas X SMA Swasta UISU
T.P.2010/2011.
Daftar Pustaka
Gelora. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran
dan Satuam di SMA SWASTA Santo
Thomas 3 T.P.2008/2009. Medan: Unimed
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya: UNS.
Joyce, B. dan Weil, M. 1980. Models of
Teaching. New Jersey: Prentice-Hall,
Englewood Clipffs.
Lie, A. 2004. Cooperative Learning. Jakarta:
Gramedia.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Prenada Media.
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi
Belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Slavin,R.E. 2008. Cooperative Learning Teori,
Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian data dan uji
statistik serta pembahasan maka dapat disimpul-
32