Anda di halaman 1dari 5

Clinical Efficacy of Oral Ganciclovir for

Prophylaxis and Treatment of


Recurrent Herpes Simplex Keratitis
Judul Jurnal

Efikasi Penggunaan Ganciclovier Oral Secara Klinis


untuk

Profilaksis dan Pengobatan Keratitis Herpes

Simplek yang Berulang


Latar Belakang

Keratitis Herpes Simpleks (KHS) disebabkan oleh Herpes


Simplex Virus 1 (HSV-1), memiliki tingkat kekambuhan
yang tinggi dan menyebabkan kebutaan yang parah,
merupakan penyebab utama kebutaan yang menular di
dunia. Banyak penelitian yang telah membuktikan
bahwa

HSV dorman

pada

Nervus

Trigeminal

atau

Ganglia Sensorik lainnya, dan dapat menyebabkan


infeksi berulang pada satu atau kedua mata. Meskipun
terapi antivirus topikal dapat menghambat replikasi
HSV-1 dan berkembang menjadi KHS, obat topikal tidak
bisa sepenuhnya menumpas virus yang berdiam di
Nervus Trigeminal. Imunitas tubuh yang turun dapat
menyebabkan kekambuhan KSH. Karenanya, kunci dari
pencegahan

KHS

berulang

adalah

terapi

antivirus

sistemik dan imunitas yang baik. Menurut penelitian


yang

lalu,

tidak

didapatkan

perbedaan

efisiensi

pengobatan acyclovir (ACV) dengan plasebo, tetapi


penelitian yang lain mengungkapkan kegunaan ACV
dosis

kecil

jangka

panjang

dapat

mencegah

kekambuhan KHS dan herpes pada mulut. Meskipun


demikian,

Gancyclovir

(GCV)

merupakan

antivirus

dengan aktifitas yang lebih tinggi, waktu paruh yang


lebih lama, resistensi lebih rendah dari pada ACV.

Tujuan

Tujuannya

adalah

untuk

menyelidiki

kemanjuran

pemberian

oral

gansiklovir (GCV) dalam pencegahan KHS berulang.


Metodologi

Sebuah penelitian yang multicenter, prospektif, acak,


single-blind, dan uji klinis terkontrol dilakukan dari bulan
April 2010 sampai Juni 2013. Seratus tujuh puluh tiga
pasien (173 mata terlibat) yang didiagnosis pasti
sebagai KHS berulang, termasuk stroma keratitis dan
endotheliitis kornea, dibagi menjadi tiga kelompok
secara

acak:

diberikan

kelompok

kontrol

negatif

(placebo)

GCV topikal gel mata0,15%, 4 kali per hari

dan tetes mata fluorometholone 0,1%, 3 kali per hari


sampai resolusi KHS; kelompok kontrol positif asiklovir
(ACV) topikal diberika gel dan mata tetes mata yang
sama dan tambahan oral ACV 400 mg 5 kali sehari
selama 10 minggu dan diikuti 400 mg 2 kali per hari
untuk 6 bulan; uji GCV kelompok topikal mengadopsi
perlakuan

yang

sama

seperti

kelompok kontrol negatif dan ditambah GCV oral 1000


mg 3 kali per hari selama 8 minggu. Gejala dan tandatanda yang dievaluasi sebelum dan sesudah terapi

minggu

pertama,

minggu

kedua

dan

kemudian

ditindaklanjuti setiap 2 minggu sampai pemulihan.


Selain itu, kami mengamati kekambuhan KHS setiap 3
bulan setelah pemulihan dan kemudian menilai waktu
penyembuhan, tingkat kekambuhan dan reaksi yang
merugikan.

Hasil

Seratus tujuh puluh tiga pasien diobservasi selama 7-48


bulan (rata-rata 32,1 12,3 bulan), tetapi 34 pasien
gagal untuk diobservasi. Waktu penyembuhan adalah
12,1 4.3, 11.9 4.0minggu pada kelompok negatif
kontrol (plasebo) dan kelompok ACV kontrol positif
masing-masing (P=0,991), yang lebih lama dari pada tes
pada kelompok GCV (8.62.8 minggu) dan ada adalah
perbedaan yang signifikan antara kelompok uji GCV dan
kelompok
kontrol

kontrol

ACV

negatif

positif

(placebo)

(P=0.000).

atau

Selain

kelompok

itu,

tingkat

kekambuhan yang lebih tinggi di kelompok kontrol


negatif (placebo) (47,3%) dibandingkan pada kelompok
kontrol positif ACV (26,7%) dan kelompok uji GCV
(17,2%), dan ada perbedaan yang signifikan besar di
antara tiga kelompok

(P=0,007),

tetapi tidak ada

perbedaan yang signifikan antara positif kelompok


kontrol ACV dan kelompok uji GCV (P=0,358). Selain itu,
tidak ada reaksi merugikan yang jelas kecuali adanya
neutropenia (hanya satu pasien dalam kelompok uji
GCV).
Kesimpulan

Penggunaan oral GCV jangka pendek bisa


menyembuhkan HSK berulang dan endotheliitis,
mempersingkat masa penyembuhan, mengurangi

kejadian KHS berulang dan aman untuk digunakan.

Rangkuman

dari Akhir-akhir ini angka kejadian KHS meningkat semakin tajam dan

Hasil

banyak dilaporkan terjadinya kekambuhan. Data statik negara

Pembelajaran

berkembang lebih sedikit dibanding negara maju, tetapi prevalensi dan


angka

kejadiannya

pada

negara

berkembang

lebih

banyak

dibandingkan negara maju, dan ada kecenderungan berkembang


menjadi KHS pada populasi muda. Banyak pasien datang dengan KHS
berulang dan berkepanjangan yang membuat kesusahan tenaga medis.
Di China selain trauma KHS menjadi penyebab terjadinya perforasi
kornea.
Menurut penelitian keratitis pada stroma menjadi faktor resiko
terjadinya KHS berulang. KHS berulang sering dimanifestasikan oleh
stroma keratitis atau keratitis ulseratif. Peradangannya diinduksi oleh
respon imun terhadap keratocyte-mediated menyebabkan
neovaskularisasi,

edema,

kerusakan

jaringan,

dan

kebutaan.
ACV merupakan tindakan yang efektif untuk KHS namun
didapatkan fakta resistensi ACV menjadi faktor penting
terjadinya KHS berulang.
GCV menginhibisi replikasi HSV secara selektif melalui
beberapa proses dan membuat imunitas inang lebih
kebal terhadap virus sehingga memperbaiki jaringan
yang rusak dan mencegah perkembangan gejala klinis.
GCV 5x lebih aktif dibanding ACV. Efek GCV pada sel
yang terinfeksi 60x lebih kuar dari ACV dan konsentrasi
GCV dipertahankan lebih lama dari pada ACV. GCV telah
menjadi obat antivirus berspektrum luas dan lebih kuat.
Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan yang
signifikan antara kelompok plasebo dengan kelompok

ACV yang menunjukkan ketidak efektifan ACV terhadap


KHS, sama seperti penelitian sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai