ton r =
( H 2H 1 ) M
v=
Beban pendinginan
D. Panas yg dilepaskan
H 2H 1 Kondensor
Qc = v (H3 H1)
E. Panas yg diserap refrigeran di Evaporator
Qe = v (H2
H1)
F. Kerja
pada Kompresor
CairJenuh
P3 = P2
T3 < T2
Qw =
v (H 3H 2)
Gas
P2 >
P1
T2 >
T1
Kondensor
Katup
Ekspansi
Keterangan :
Kompresor
Cair-gas
P4 < P3
T4 <
T3
Evaporator
Suhu rendah, harus mampu
nyerap kalor/menguap pada
suhu rendah
Gas Jenuh
P1 = P4
T1 = T4
COP =
( H 2H 1)
( H 3H 2)
P=
Q = m Cp
Q = jumlah panas yg dihilangkan (Joule
t BTU)
atau
(H 2H 1) M
Kerja utkCOP
proses pendinginan (dlm satuan
BTU/jam
ton):
P=
( ton r ) (12000)
COP
Bila dinyatakan dlm unit horse power (HP) :
HP
ton r
I.
4,715
COP
Berat refrigeran =
10
L=
[T 250]
z
A. Prinsip
Proses termal dirancang untuk :
- Menghasilkan produk yang steril
Perhitungan proses termal :
a. Metode Umum
-> metode yg paling teliti dalam
perhitungan letalitas proses termal karena
data suhu bahan hasil pengukuran dalam
percobaan secara langsung digunakan dlm
perhitungan tanpa asumsi & prediksi
berdasarkan persamaan hubungan suhu dgn
waktu.
-> tidak digunakan utk merancang proses
termal
-> digunakan utk evaluasi proses termal
pada proses yg sedang berjalan di industri
pengalengan.
b. Metode Formula
12 D reduksi mikroba 12 siklus log atau
reduksi dari 1 menjadi 10-12 .
Nilai D waktu pemanasan pada suhu
tertentu untuk reduksi mikroorganisme
sebanyak 90% atau menjadi 1/10
(t 2t 1)
log alogb
Z =
(T 2T 1)
log D 1log D 2
Fo = L t
Fo = Ekuivalen letalitas proses termal dgn
waktu pemanasan pada suhu 250F
B. Metode Formula
Utk perhitungan proses termal data
penetrasi panas diolah shngga diperoleh
karakteristik penetrasi panas dlm pangan (fh,
fc, jh, jc)
a. Parameter respon suhu (fh, fc)
menunjukan
laju penetrasi panas ke
dalam produk dlm wadah.
fc = waktu yg diperlukan kurva penetrasi
panas melewati
1 siklus log pada fase pendinginan
fh = waktu yg diperlukan kurva penetrasi
panas melewati
1 siklus log pada fase pemanasan
b. Lag factor (jh , jc)
menggambarkan waktu lag (kelambatan)
sebelum laku penetrasi mencapai fh dan fc.
Persamaan :
10
t
)
fh
Atau
t
fh
Keterangan :
T = waktu proses
T = suhu produk (pada titik terdingin)
Tr = suhu retort saat proses
Ti = suhu awal produk
fh = waktu yang diperlukan kurva penetrasi
panas melewati 1 siklus log
Menurut Ball Nilai sterilitas porsi pemanasan
dari proses termal merupakan fungsi dari slope
tb = (fh) log (
Jh . Ih
g
tb = waktu proses
log Jh =
log (TrTpih)
(TrTi)
BAB 14 . Pengeringan
A. PRINSIP
Pengeringan Metode untuk
mengeluarkan / menghilangkan sebagian air
dari suatu bahan pangan dengan cara
menguapkannya sehingga, kadar air =
kondisi udara normal = nilai Aw yang aman
dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis,
kimiawi.
Jenis pengeringan berdasar sumbernya :
Pengeringan alami pake sinar
matahari
Pengeringan buatan pake sumber
panas artifisial
Tipe alat pengering berdasarkan jenis bahan
& tujuan proses :
Bahan pangan padat pengering kabinet
(tray dryer) dan fluidized bed dryer
Bahan pangan cair drum dryer & spray
dryer.
Tipe alat pengering berdasarkan tekanan :
Tekanan atmosfir tray dryer, fluidized
bed dryer
Mekanisme : Panas yg diperlukan utk
penguapan ditransfer dgn aliran udara yg
Rc = -
dX
dt
Xo = berat padatan
X = berat air
Rc = Konstanta laju
penguapan air
Pengeringan satu falling rate
Kurva laju pengeringan (ada di buku)
( XoXc )
Rc
Xc
Rc
ln
Xc
X
t=
( XoXc )
Rc
Xc
Rc
ln
Xc
X
Psychrometric Chart
Kurva psikrometrik
a. Hubungan sifat2 fisik dari udara kering,
uap air, dan campuran udara dan uap air.
b. Kelembaban udara sebagai fungsi dari
suhu pada berbagai tingkat kejenuhan
Cara penggunaan kurva psikrometrik lihat
dibuku