(Disritmia)
A. Definisi
Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang melipiti gangguan frekuensi
atau irama atau keduanya atau bisa di definisikan dengan menganalisa gelombang
EKG. Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme
hantaran yang terlibat. Misalnya disritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus SA)
dan frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada empat kemungkinan
tempat asal disritmia, yaitu nodus sinus, atria, nodus AV atau sambungan, dan
frentrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin dapat terjadi meliputi
bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut prematur, dan penyekat jantung (Kaplan,
2010).
Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan
oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Norman, 2011).
Disritmia adalah gangguan pembentukan dan/atau penghantaran impuls
(Norman, 2011).
B. Etiologi
Etiologi disritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1. Peradangan jantung, misalnya demam rematik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi).
2. Gangguan sirkulasi koroner (arterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia
lainnya.
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom yang mempengaruhi kerja dan
6.
7.
8.
9.
irama jantung.
Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).
Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung).
Penyebab dari aritmia jantung biasanya satu atau gabungan dari kelainan berikut ini
dalam sistem irama-konduksi jantung :
1. Irama abnormal dari pacu jantung
2. Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
1
pengobatan parasimpatolitik.
Pola EKG Takikardia Sinus adalah sebagai berikut :
Semua aspek takikardia sinus sama dengan irama sinus normal kecuali
frekeunsinya. Tekanan sinus karotis, yang dilakukan pada salah satu sisi leher,
mungkin efektif memperlambat frekuensi untuk sementara, sehingga dapat
membantu menyingkirkan disritmia lainnya. Begitu frekuensi jantung
meningkat, maka waktu pengisian diastolic menurun, mengakibatkan
2
penurunan curah jantung dan kemudian timbul gejala sinkop dan tekanan
darah rendah. Bila frekwensi tetap tinggi dan jantung tidak mampu
mengkompensasi dengan menurunkan pengisian ventrikel, pasien dapat
mengalami edema paru akut. Penanganan takikardia sinus biasanya diarahkan
untuk menghilangkan penyebabknya. Propranolol dapat dipakai untuk
menurunkan frekwensi jantung secara cepat. Propranolol menyekat efek serat
adrenergic, sehingga memperlambat frekwensi.
b) Sinus Bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrium. Gambaran yang terpenting pada
EKG adalah laju kurang dari 60 x per menit, irama teratur, gelombang P tegak
di sandapan I, II dan aVF.
Bradikardi sinus bisa disebabkan oleh : Stimulasi vagal, Intoksikasi
digitalis, Peningkatan tekanan intrakanial, Infark miokard, Olahragawan berat,
Orang yang mendapat pengobatan (propanolol, reserpin, metildopa), Pada
keadaan hipoendokrin (miksedema, penyakit adison, panhipopituitarisme),
Pada anoreksia nervosa, pada hipotermia, Setelah kerusakan bedah Nodus SA.
Berikut adalah karakteristik bradikardi :
diakibatkan oleh stimulasi vagal (stimulasi saraf vagul) seperti jongkok saat
buang air besar atau buang air kecil, penatalaksanaan harus diusahakan untuk
mencegah stimulasi vagal lebih lanjut. Bila pasien mengalami intoksikasi
digitalis, maka digitalis harus dihentikan. Obat pilihan untuk menangani
bradikardia adalah atropine. Atropine akan menghambat stimulasi vagal,
sehingga memungkinkan untuk terjadinya frekuensi normal.
2. Disritmia Atrium
a) Kontraksi Prematur Atrium
Impuls listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus
menyebabkan kompleks atrium prematur, timbulnya sebelum denyut sinus
berikutnya. Gambaran EKG menunjukkan irama tidak teratur, terlihat
gelombang P yang berbeda bentuknya dengan gelombang P berikutnya.
Penyebab : Iritabilitas otot atrium karena kafein, alcohol, nikotin.
Miokardium teregang seperti pada gagal jantung kongestif , Stress atau
kecemasan, Hipokalemia, Cedera, Infark, dan Keadaaan hipermetabolik.
Karakteristik PAC :
c) Fluter Atrium
Terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap irama jantung
dan membuat impuls antara 250 sampai 400 kali permenit. Karakter penting
pada disritmia ini adalah terjadinya penyekat tetapi terhadap nodus AV, yang
mencegah penghantaran beberapa impuls. Penghantaran impuls melalui
jantung sebenarnya masih normal, sehingga kompleks QRS tak terpengaruh.
Inilah tanda penting dari disritmia tipe ini, karena hantaran 1:1 impuls atrium
yang dilepaskan 250 400 kali permenit akan mengakibatkan fibrilasi
ventrikel, suatu disritmia yang mengancam nyawa.
Kelainan ini karena re-entri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium
cepat dan gambarannya terlihat terbalik di sandapan II, III dan aVF seperti
gambaran gigi gergaji.
Karakteristik :
6
Frekwensi : frekwensi atrium antara 250 sampai 400 kali denyut per
menit.
Irama : Reguler atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya (misalnya
normal.
Gelombang T : Ada namun bisa tertutup oleh gelombang flutter.
Penanganan yang sesuai sampai saat ini untuk flutter atriuma dalah sediaan
digitalis. Obat ini akan menguatkan penyekat nodus AV, sehingga
memperlambat frekwensinya. Quinidin juga dapat diberikan untuk menekan
tempat atrium ektopik.penggunaan digitalis bersama dengan quinidin biasanya
bisa merubah disritmia ini menjadi irama sinus. Terapi medis lain yang
berguna adalah penyekat kanal kalsium dan penyekat beta adrenergic. Bila
terapi medis tidak berhasil, fluter atrium sering berespons terhadap kardioversi
listrik.
d) Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan
tidak terkoordinasi) biasanya berhubungan dengan penyakit jantung
aterosklerotik, penyakit katup jantung, gagal jantung kongestif, tirotoksikosis,
cor pulmonale, atau penyakit jantung congenital.
Fibrilasi atrium bisa timbul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah
re-entri multiple. Aktivitas atrium sangat cepat, sindrom sinus sakit.
Karakteristik :
Penanganan
diarahkan
untuk
mengurangi
iritabilitas
atrium
dan
ventrikel.
Kompleks QRS : Biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0, 10
detik. Mungkin berasal dari satu focus yang sama dalam ventrikel; atau
mungkin memiliki berbagai bentuk konfigurasi bila terjadi dari multi
focus di ventrikel.
Hantaran : Terkadang retrograde melalui jaringan penyambung dan
atrium.
Irama : Ireguler bila terjadi denyut premature.
atrium.
Irama : Ireguler
Bila terjadi denyut ektopik pada setiap denyut ketiga maka disebut
trigemini, tiap denyut keempat, quadrigemini. Penanganan bigemini ventrikel
adalah sama dengan PVC karena penyebab yang sering mendasari adalah
intoksikasi digitalis, sehingga penyebab ini harus disingkirkan atau diobati bila
ada. Bigemini ventrikel akibat intoksikasi digitalis diobati dengan fenitoin
(dilantin).
c) Takikardi Ventrikel
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti
PVC. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan
terjadi sebelum fibrilasi ventrikel. Takikardia ventrikel sangat berbahaya dan
10
harus dianggap sebagai keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan
adanya irama cepat ini dan sangat cemas.
Irama ventrikuler yang dipercepat dan takikardia ventrikel mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
Terapi yang akan diberikan dtentukan oleh dapat atau tidaknya pasien
bertoleransi terhadap irama yang cepat ini. Penyebab iritabilitas miokard harus
dicari dan dikoreksi segera. Obat antidisritmia dapat digunakan. Kardioversi
perlu dilakukan bila terdapat tanda-tanda penurunan curah jantung.
d) Fibrilasi Ventrikel
Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak efektif.
Pada disritmia ini denyut jatung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada
respirasi. Polanya sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe
lainnya. Karena tidak ada koordinasi antivitas jantung, maka dapat terjadi
henti jantung dan kematian bila fibrilasi ventrikel tidak segera dikoreksi.
Karateristik :
11
kontraksi ventrikel.
Irama : Sangat ireguler dan tidak terkordinasi, tanpa pola yang khusus.
D. Pathway
12
E. Manifestasi Klinis
Kebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak
disadari, sehingga
terdeteksi pada saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebar-debar, palpitasi, atau
13
adanya denyut jantung yang berturut-turut bertambah serta adanya irama denyut yang
tidak teratur. Keadaan ini tidak terlalu membahayakan, jika tidak terjadi gangguan
hemodinamik. Tetapi manifestasi klinik pada klien dengan disritmia yang berbahaya
adalah klien merasakan nyeri dada, pusing, bahkan keadaan yang lebih serius
kemungkinan klien ditemukan meninggal mendadak. Hal itu dikarenakan pasokan
darah yang mengandung nutrient dan oksigen yang dibutuhkan ke jaringan tubuh
tidak mencukupi sehingga aktivitas/kegiatan metabolisme jaringan terganggu. Adapun
penampilan klinis klien sebagai berikut:
a.
anxietas
b.
gelisah
c.
d.
palpitasi
e.
nyeri dada
f.
vertigo, syncope
g.
h.
tanda hipoperfusi
F. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holder : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan di mana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif
(di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevalusasi fungsi pacu
jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada : dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup.
4. Scan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan
dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stress latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : dapat menyebabkan toksisitas abat jantung, adanya obat
jalanan, atau dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin, dll.
8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan/meningkatkan disritmia.
14
15
a. Prioritas Keperawatan
b. Tujuan Pemulangan
16
Rasional
penurunan
katekolamin,
yang
rangsang
dan
penghilangan
menyebabkan/meningkatkan
stress
disritmia
akibat
dan
pacu
sementara
mungkin
perlu
untuk
neningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Norman. 2011. Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I Jakarta: EGC.
Kaplan. 2010. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: EGC.
20