Anda di halaman 1dari 154

BADMINTON TRAINING CENTRE

(HIGH TECH)

LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh:
HELMY FUAD
03 0406 058

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

BADMINTON TRAINING CENTRE


(HIGH TECH)

LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh:
HELMY FUAD
03 0406 058

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

LEMBAR PENGESAHAN

BADMINTON TRAINING CENTRE


(HIGH TECH)

DISUSUN OLEH :
HELMY FUAD
03 0406 058

Medan,

Maret 2009

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

IR SRI GUNANA MT.

YULESTA PUTRA ST, MT

Koordinator TGA 490

IR. DWI LINDARTO H, MT


(NIP : 132 206 820)
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR


( SHP2A )
Nama

Helmy Fuad

NIM

03 0406 058

Judul Proyek Akhir

Badminton Training Centre

Tema Proyek Akhir

Expressionist

Rekapitulasi Nilai:
Nilai Akhir

B+

C+

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:


No

Status

Waktu

Paraf

Paraf

Koordinator

Pengumpulan Pembimbing Pembimbing TGA 490


Laporan
1

II

LULUS
LANGSUNG

LULUS
MELENGKAPI

PERBAIKAN
TANPA
SIDANG

PERBAIKAN
DENGAN
SIDANG

TIDAK LULUS

Medan,

Maret 2009

Ketua Departemen

Koordinator TGA - 490

IR. DWI LINDARTO H, MT

IR. DWI LINDARTO H. MT

(NIP : 132 206 820)

(NIP : 132 206 820)

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat dan ridha
yang selalu dilimpahkanNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Akhir saya dengan baik. Kemudian salawat serta salam saya haturkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammmad SAW karena berkat beliau lah kita berada di alam
terang benderang ini
Saya menyadari masih banyak kekurangan yang saya lakukan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun saya tetap bersyukur jika skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang
yang membacanya.

Banyak hal yang dirasakan setelah satu semester melalui proses Tugas Akhir ini, dan
saya tidak melaluinya sendiri, karena ALLAH SWT menyediakan orang-orang yang
mendukung saya untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya ini. Karena itu saya
mengucapkan terimakasih saya kepada :

Keluarga besar Almarhum Hasroel Noer beserta kedua abang saya dan ketiga
kakak saya yang telah membesarkan saya dan juga selalu memberikan support
dan dukungan baik materiel maupun spiritual. Juga kepada keponakankeponakan saya yang selalu memberikan keceriaan dirumah.

Dan tak luupa pula kepada Syarifah Laila Khasmi yang selalu memberikan
nasehat dan semangat yang menggebu-gebu dan selalu mendoakan anaknya
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Keluarga besar Wahab Abdul Gani yang sudah bersedia memberikan waktu
dan tempatnya kepada saya sehingga saya dapat berada di tempat seperti ini

Ibu Ir. Sri Gunana, MT sebagai Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan,
semangat, dukungan,waktu

juga buat setiap masukan dan apresiasi yang

diberikan kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam mengerjakan


Tugas Akhir saya ini.

Bapak Yulesta Putra, ST, MSc sebagai Dosen Pembimbing II atas segala
dukungan, waktu, saran dan masukan yang sangat berarti buat saya dalam
mengerjakan Tugas Akhir saya ini.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Ibu Ir. Nurlisa Ginting, MT, Ibu Ir. Dwira N Aulia, MT dan Ibu Lisa
Suryani, ST, MT sebagai Dosen Penguji saya atas segala saran dan masukan
dan dukungan dalam pengerjaan Tugas Akhir saya ini.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT sebagai Ketua Jurusan Departemen


Arsitektur dan Koordinator Tugas Akhir.

Para Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Arsitektur Fakultas Teknik

Sahabat-sahabat ajaibku Brell, Novira, Liak, Qiqi, Eka, Zumie, Dilot, Muti,
kak Eno. Terimakasih buat support dan waktu yang telah kalian berikan ketika
aku membutuhkan kalian dan atas traktiran kalian semua hehe.

Harianto Simanjuntak dan Andry P Tondang, yang selalu menemaniku dan


memberikan semangat. Aku bersyukur telah diberikan kesempatan untuk
menjadi sahabat dihati kalian berdua, meskipun dalam segala keterbatasan
yang ada diantara kita.

Teman-teman satu kelompok sidang Tugas Akhir (Adam, Ruth, Rivanti,


Ostovia, Kartika), terimakasih buat kebersamaan, semangat serta suasana
Tugas Akhir yang menyenangkan dalam kelompok kita.

Teman-teman

peserta

Tugas

Akhir

angkatan

XXVI

Semester

T.A.2008/2009, buat suasana studio Tugas Akhir yang menyenangkan,


menegangkan dlsb semuanya meninggalkan kesan yang tak terlupakan.

Teman-teman anarkotig, buat Panal, Bangun, Yono, Aol, Brajat, Gaga, Togap,
Deek Emm, Maghel, Cimek, Tungken, Adhit, Ompiung, Medot, Nyonyong,
Via kecik, Nopa, Una, Vicka, dan semuanya yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, terimakasih untuk segala bantuan dan dukungan yang diberikan,
juga buat Surya yang telah membantu dalam pengerjaan maket saya.

Adik-adikku tersayang, buat Deny, Suria. Thanks atas supportnya dan


bantuannya selama Tugas akhir ini dan juga buat Dewi yang selalu siap
mengabari kedatangan buk nana. Thanks for All

Teman-teman alumni Smunlie angkatan 03 juga makasih atas kebersamaan


waktunya diantara kita semua.

Buat teman-teman di KISS FM juga thx atas diizinkannya aku menjadi bagian
pada diri kalian selama beberapa tahun terakhir ini terutama pada bang Anca,
bang Iie, bang Randy. Thx bang.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Buat semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Terimakasih untuk semua dukungannya.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya
khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur.
Medan, Maret 2009
Penulis,

(Helmy Fuad)
NIM. 030406058

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............i
Daftar Isi...................ii
Daftar Gambar............iii

BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Maksud dan Tujuan....3
1.2.1 Maksud perancangan ................................3
1.2.2 Tujuan perancangan .....................4
1.3. Permasalahan perancangan.................4
1.4 Pendekatan..............................5
1.5. Lingkup Batasan Proyek.....5
1.6 Kerangka berfikir .......................................................................................6
1.7. Sistematika laporan........7

BAB. II. DESKRIPSI PROYEK


2.1. Terminologi Judul..................8
2.2. Tinjauan Kasus Proyek..............8
2.2.1. Gedung Bulutangkis..................................... ..8
2.2.2. Sejarah Bulutangkis ....................................... 9
2.2.3. Bulutangkis di Indonesia...............................11
2.3. Tinjauan Kelayakan Proyek.................................................12
2.3.1. Kelayakan Funsional.................................12
2.3.2. Kelayakan proyek......................................13
2.3.3. Kelayakan lokasi.......................................14
2.4. Lokasi...........................................15
2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi...........................................................15
2.4.2. Analisa pemilihan lokasi...........................................................18
2.4.3. Analisis penetapan lokasi..........................................................24
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

2.4.4. Deskripsi kondisi lokasi............................................................24


2.4.5. Lokasi proyek terhadap Kota Medan........................................25
2.5. Tinjauan fungsi.........................................................................................25
2.5.1. Deskripsi pelaku dan kegiatan...................................................25
2.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang....26
2.5.3 Kebutuhan Ruang......................................................................30
2.5.4. Deskripsi persyaratan lapangan futsal dan tribun.37
2.6.

Studi banding proyek sejenis................................................................44


2.6.1 Saitama Super Arena................................................................44
2.6.2 Cez Arena.................................................................................48
2.6.3 Staples Centre...........................................................................50

BAB. III. ELABORASI TEMA


3.1. Arsitektur High Tech ...........................................52
3.1.1 Tinjauan Khusus ....................................52
3.2. Interprestasi tema ....................................................................................60
3.3. Studi banding tema sajenis.......................................................................61
3.3.1. Warehouse and distribution center ..........................................61
3.3.2 The great court of british museum ...........................................62
3.3.3. Commerzbank tower ...............................................................63

BAB.IV. ANALISA PERANCANGAN


4.1. Analisis Fisik / Tapak...........................67
4.1.1. Analisa Lokasi..........................................................................67
4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan.........................................................69
4.1.3. Intensitas Pembangunan...........................................................70
4.1.4. Analisa Sirkulasi.......................................................................72
4.1.4.1.Analisa Sirkulasi Kendaraan........................................72
4.1.4.2. Sirkulasi Pejalan Kaki.................................................75
4.1.5. Analisa Pencapaian...................................................................76
4.1.6. Analisa Vegetasi.......................................................................77
4.1.7. Analisa Matahari......................................................................78
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

4.1.8. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara......................................80


4.1.9. Analisa Utilitas.........................................................................81
4.1.9.1.

Pola-pola Penerangan.......................................81

4.1.9.2.

Jalur Utilitas.....................................................82

4.1.10. Analisa View............................................................................83


4.1.10.1.

View dari Luar ke Dalam.................................83

4.1.10.2.

View dari Dalam ke Luar.................................84

4.2. Analisis Non Fisik / Fungsional...................................86


4.2.1. Pelaku dan Aktifitas.................................................................86
4.2.2. Program Ruang.........................................................................94

BAB. V. KONSEP PERANCANGAN


5.1. Konsep Perancangan Tapak...................................................................104
5.1.1. Zooning dan Tata Ruang Luar................................................104
5.1.2. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi...........................................105
5.1.3. Konsep Parkir.........................................................................108
5.2. Konsep Perancangan Bangunan.............................................................109
5.2.1 Zoning Ruang Dalam.............................................................109
5.3. Konsep Massa Bangunan.......................................................................112
5.4. Konsep Perancangan Utilitas..................................................................113

BAB.VI. HASIL PERANCANGAN


6.1. Hasil Perancangan Gambar....................................................................115
6.2. Foto Maket............................................................................................128

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................x

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

DAFTAR GAMBAR

BAB I
Gambar 1.1.

Kerangka Berfikir ...............................................................................6

BAB II
Gambar 2.1

Alternatif Lokasi 1.............................................................................18

Gambar 2.2

Alternatif Lokasi 2.............................................................................18

Gambar 2.3

Alternatif Lokasi 3.............................................................................19

Gambar 2.4.

Alternatif Lokasi 4.............................................................................19

Gambar 2.5.

Lapangan Bulutangkis.......................................................................38

Gambar 2.6.

Net.....................................................................................................39

Gambar 2.7.

Shuttlecock........................................................................................40

Gambar 2.8.

PB DJARUM.....................................................................................44

Gambar 2.9.

Pelatihan PB Djarum.........................................................................45

Gambar 2.10.

Pendidikan PB Djarum......................................................................46

Gambar 2.11.

Lee Badminton Training Centre....48

Gambar 2.12.

Interior untuk Indoor Lee Badminton Training Centre.....................49

BAB III
Gambar 3.1.

Bangunan dengan finishing kaca transparan.....................................58

Gambar 3.2.

Ekspos detail struktur bangunan.......................................................58

Gambar 3.3

Interior Llyoids Building mengekspos jalur sirkulasi......................59

Gambar 3.4.

Millenium Dome menggunakan warna oranye cerah pada struktur..59

Gambar 3.5.

Penggunaan kabel ringan sebagai struktur........................................59

Gambar 3.6.

Penggunaan sistem struktur lama dengan desain baru menampilkan


kesan scientific..................................................................................60

Gambar 3.7.

Site Plan Warehouse and Distribution Center for Renault................61

Gambar 3.8.

Interior Warehouse and Distribution Center for Renault..................61

Gambar 3.9.

Sistem struktur Warehouse and Distribution Center for Renault.....62

Gambar 3.10.

Eksterior Warehouse and distribution Center for renault ................62

Gambar 3.11.

Great court........................................................................................62

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Gambar 3.12.

British museum..................................................................................63

Gambar 3.13.

Tampak atas Great court ...................................................................63

Gambar 3.14.

Prinsip ekologi pada great court .......................................................63

Gambar 3.15.

Commerzbank tower .....................64

Gambar 3.16.

Denah Commerzbank tower .....64

Gambar 3.17.

Taman pada Commerzbank tower.....................................................64

Gambar 3.18.

Sirkulasi udara pada Commerzbank tower ...................64

Gambar 3.19.

Interior bangunan...65

Gambar 3.20.

Potongan bangunan...65

BAB IV
Gambar 4.1.

Key Plan dan Lokasi Proyek............................................................67

Gambar 4.2.

Peta Lokasi Proyek............................................................................68

Gambar 4.3.

Peta land use......................................................................................69

Gambar 4.4.

Peta intensitas pembangunan.............................................................70

Gambar 4.5.

Analisa sirkulasi kenderaan...............................................................73

Gambar 4.6.

Analisa sirkulasi kenderaan...............................................................73

Gambar 4.7.

Analisa sirkulasi pejalan kaki...........................................................75

Gambar 4.8.

Analisa Pencapaian............................................................................76

Gambar 4.9.

Analisa Vegetasi...............................................................................77

Gambar 4.10.

Analisa Matahari...............................................................................78

Gambar 4.11.

Analisa Matahari .............................................................................79

Gambar 4.12.

Analisa kebisingan dan polusi udara................................................80

Gambar 4.13.

Pola Penerangan................................................................................81

Gambar 4.14.

Jalur Utilitas......................................................................................82

Gambar 4.15.

Analisa View dari Luar ke Dalam.....................................................83

Gambar 4.16.

Analisa View dari Dalam ke Luar....................................................85

Gambar 4.17.

Skema Aktifitas Pengelola................................................................88

Gambar 4.18.

Skema Aktifitas Pengunjung dan Pengelola.....................................88

Gambar 4.19.

Skema Aktifitas Servis......................................................................88

Gambar 4.20.

Skema Organisasi Ruang Pemain, Ofisial, Wasit.............................89

Gambar 4.21.

Skema Organisasi Ruang Pemain......................................................89

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Gambar 4.22.

Skema Sirkulasi Masuk Pengunjung................................................90

Gambar 4.23.

Skema Organisasi Ruang VIP..........................................................90

Gambar 4.24.

Skema Organisasi Ruang Restoran...................................................90

Gambar 4.25.

Skema Organisasi Ruang Pertemuan.................................................91

Gambar 4.26.

Skema Organisasi Ruang Kebugaran................................................91

Gambar 4.27.

Skema Organisasi Ruang Retail........................................................91

Gambar 4.28.

Skema Organisasi Ruang Pengelola.................................................92

BAB V
Gambar 5.1.

Konsep Zoning Ruang Luar...........................................................104

Gambar 5.2.

Sirkulasi Pejalan Kaki....................................................................105

Gambar 5.3.

Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan.............106

Gambar 5.4.

Sirkulasi Kendaraan Bermotor........................................................107

Gambar 5.5.

Konsep Parkir..................................................................................108

Gambar 5.6.

Konsep Zoning Ruang Dalam lt.1.................................................109

Gambar 5.7.

Konsep Zoning Ruang Dalam lt.2..................................................110

Gambar 5.8.

Konsep Zoning Ruang Dalam lt.3..................................................111

Gambar 5.9.

Konsep Massa Bangunan................................................................112

Gambar 5.10.

Skema Perancangan Utilitas............................................................113

Gambar 5.11.

Skema Sistem Pengelolaan Limbah................................................113

Gambar 5.12.

Skema Sistem Penanggulangan Kebakaran.....................................114

Gambar 5.13.

Skema Sistem Pendingin Ruangan.................................................114

Gambar 5.14.

Skema Sistem Elektrikal ................................................................114

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB I
PENDAHULUAN

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan
kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis
manusia guna mengembangkan ketahanan yang bersifat menyeluruh, pembentukan
ketrampilan hidup, ketrampilan sosial, ketrampilan berfikir, pembentukan prestasi,
penghayatan nilai-nilai sportifitas, nilai-nilai moral dan estetika.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 olahraga terbagi atas :


-

Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang


dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan
untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, kesehatan, dan
kebugaran jasmani.

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan


kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran,
dan kegembiraan.

Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan


olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui
kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan.

Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau
kegemaran berolahraga.

Olahraga profesional adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh


pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas
kemahiran berolahraga.

Olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai


dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseoarang

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Berbicara mengenai olahraga Berprestasi, cabang olahraga yang dapat membuat


harum nama bangsa Indonesia adalah cabang olahraga Bulutangkis. Di Indonesia,
cabang Olahraga bulutangkis merupakan suatu olahraga rakyat yang sangat digemari
oleh berbagai macam usia. Sampai dengan saat ini, perkembangan olahraga
Bulutangkis sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Walaupun pusat kekuatan
Bulutangkis terpusat di Pulau Jawa, akan tetapi ada beberapa atlet yang berasal dari
luar pulau Jawa yang berlatih di Pelatnas cipayung dan membawa harum nama bangsa
Indonesia. Salah satunya adalah atlet yang berasal dari Sumatera utara yang mengikuti
kejuaran dunia yakni Millicent yang memperkuat Indonesia di kelompok umur 16
tahun
Di Medan, perserikatan bulutangkis didirikan dalam rapat pengurus klub pada
tanggal 27 Februari 1951 dengan nama Ikatan Persatuan Olahraga Bulutangkis
(IPOB) yang diketuai M Nurdin Datuk Besar, dengan sekretaris Amirsjam Pulungan
dan Tengku Lutfi. Salah satu keputusan organisasi ini adalah mengadakan kompetisi,
yang secara simbolis ditandai dengan pertandingan eksibisi pada tanggal 11 Maret
1951 di lapangan Balai Prajurit yang diikuti oleh pemain dari 28 perkumpulan
termasuk luar kota Medan seperti Besitang dan Pangkalan Brandan. Pemain-pemain
kenamaan seperti juara tak terkalahkan Impun, Amir Ketjik, dan Tan, Yap juga ikut
serta. IPOB inilah yang mengirimkan pemainnya ke Bandung, dan setelah resmi PBSI
berdiri berubah nama menjadi PBSI Cabang Medan (Sumatra Timur).
Perkembangan bulutangkis di sumatera utara terutama di medan berjalan dengan
baik. Sejak zaman Hindia Belanda perkembangan cabang olahraga bulutangkis cukup
baik di Medan. Pada perayaan PON ke 3 Oei nan nio dan Rosnida nasution/Oei nan
nio mendapatkan medali perak dari cabang tunggal puteri dan ganda puteri. Pada Pon
ke 4 di Makassar Oei Lian Nio dan Oie Lian Nio/rosnida mendapatkan medali emas
di cabang ganda puteri dan tunggal puteri. Pada Pon ke 5 di bandung Rosnida/bangun
Siregar mendapatkan medali perak di cabang ganda campuran.
Pada akhir tahun 1991 kota Medan memiliki Gedung Olahraga Bulutangkis PBSI
yang dibangun diatas tanah seluas 2.327 m2 yang memuat 1500 orang dengan
menelan biaya 1,2 Milyard. Kemudian juga pada tahun 1991 ketua KONI saat itu
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

meresmikan pembukaan Pusdiklat Sepha Smith Medan pada tanggal 5 agustus 1991
yang terdiri dari 18 atlit junior yang berlokasi di GOR Kodam 1 Bukit Barisan di jalan
Gaperta Medan dengan Bapak angkat perusahaan PT.Mandala Sepha Smith. Hasil
terakhir yakni pada PON terakhir di KALTIM atlit sumut berhasil mendapatkan
medali perunggu di tangan Indra Bagas yang mengalahkan Ari yuli dari DKI
JAKARTA. Hal ini dapat memperlihatkan bahwa di Sumatera terdapat salah satu
gudang atlet bulutangkis baru setelah era atlet legendaris bulutangkis Sumatera Utara
yakni Impun nasution, Oei Lian Nio, serta pemerhati bulutangkis setia HM Soedjadi
telah berakhir.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem
keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan
prasarana olahraga. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet
atlet Bulutangkis yang terdapat di Indonesia pada umumnya dan Medan pada
khususnya diperlukan suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat pelatihan
Bulutangkis baru mengingat kondisi terakhir bangunan yang menjadi Gedung
Olahraga Bulutangkis itu atapnya sudah bocor dan butuh tempat pelatihan yang baru

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud Perancangan


Maksud dari perancangan Badminton Training Centre ini adalah:
-

merancang fasilitas publik yang dapat mewadahi pertunjukan olahraga


bulutangkis dan kegiatan apresiasi.

Menciptakan fasilitas yang saling mendukung sebagai Badminton Training


Centre, yaitu asrama atlet, fasilitas komersial seperti Minimarket, ritel, dll,
serta fasilitas penunjang.

Menciptakan suatu gubahan ruang yang tidak hanya mendukung


optimalisasi fungsi-fungsi dalamnya, tetapi menarik juga dari segi estetis,
serta mampu memenuhi persyaratan teknis

Mampu

menghasilkan atlet-atlet bulutangkis berbakat

yang akan

membantu Sumatera Utara untuk meraih hasil maksimal pada kejuaraan


yang berhubungan dengan bulutangkis umumnya dan negara khususnya
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

1.2.2 Tujuan Perancangan


-

memberikan image baru bagi kota dengan aktivitas kegiatan olahraga


bulutangkis.

Menjadikan kawasan tersebut sebagai suatu pusat komunitas dan rekreasi


dimana masyarakat penggemar bulutangkis dapat saling bersosialisasi dan
berinteraksi.

Menciptakan suatu karya bangunan arsitek yang mampu menjawab


tantangan perkembangan dan persaingan dengan negara lain dalam bidang
olahraga umumnya dan bulutangkis khususnya

Menyediakan tempat tinggal yang nyaman berupa wisma bagi atlet dan
pelatih khususnya yang berasal dari kota Medan dan sekitarnya

1.3

PERMASALAHAN PERANCANGAN
-

Bagaimana agar citra bangunan Badminton Training Centre ini bentuk dan
penampilannya dapat menarik minat anak-anak muda untuk masuk ke
dalam bangunan tersebut dan dapat mencerminkan kegiatan di dalamnya.

Bagaimana memanfaatkan lahan yang ada untuk seluruh bangunan serta


fasilitas-fasilitas yang direncanakan.

Bagaimana agar keberadaan bangunan tersebut dapat memberikan


sumbangan terhadap urban design.

Bagaimana mendesain sebuah Badminton Training Centre yang memenuhi


standart Internasional baik dari segi kualitas bangunan dan fasilitasnya dan
menjadi suatu wadah yang dapat memfasilitasi semua kebutuhan
penggunanya

Bagaimana mendesain Badminton Training Centre yang didalamnya


memiliki sirkulasi udara yang baik namun tidak boleh sampai mengganggu
lajunya shuttelcock karena pertandingan Bulutangkis menuntut kecepatan
angin yang stabil dan rendah

Bagaimana mendesain Badminton Training Centre yang memiliki sistem


pencahayaan yang baik dari segi warna, terang dan penempatan lampu
tersebut agar tidak mengganggu pemain yang bertanding

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

1.4

PENDEKATAN
Pendekatan yang dilakukan selama proses pengembangan konsep perencanaan
dan perancangan adalah :

Studi pustaka dan studi literature yang berkaitan dengan kasus maupun
judul yang diangkat dalam proyek ini.

Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan


poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari
proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan.

Studi lapangan mencakup survey dan wawancara dengan instansi yang


terkait sehubungan dengan kasus proyek.

Pendekatan perancangan yang akan dipakai pada Badminton Training


Centre adalah metode pendekatan metafora intangible, yaitu suatu usaha
pendekatan yang diambil dari suatu / beberapa kata yang masih abstrak
untuk diterapkan ke dalam desain bangunan menggunakan bahasa desain.
Dalam kasus ini yang menjadi kata kunci adalah power, endurance dan
speed

1.5

LINGKUP BATASAN PROYEK

Lingkup batasan proyek ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain
dan perancangan sebuah Pelatihan Bulutangkis yang dapat memfasilitasi berbagai
macam kegiatan olahraga bulutangkis yang sesuai dengan standard nasional maupun
internasional tanpa menutup kemungkinan dilaksanakannya olahraga lain seperti
basket,voli dan olahraga dalam ruangan lainnya

Fasilitas pendukung lain juga dimasukkan kedalam fungsi tambahan dari


pelatihan bulutangkis ini sebagai prospek yang merupakan isu yang berkembang pada
saat ini berupa fasilitas hiburan, asrama atlet dan pelatih serta rekreasi. Penggabungan
berbagai fungsi ini dimaksudkan dapat menjadi alternative hiburan bagi masyarakat
selain sebagai sumber bisnis baru baik bagi manajemen terkait maupun pemerintah
daerah.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

1.6 KERANGKA BERPIKIR


Latar Belakang Judul

Latar Belakang Tema

Judul : Badminton Training centre


Tema : Arsitektur High Tech

Maksud dan Tujuan

Sasaran

Identifikasi Masalah

Kriteria
Perancangan

Pengumpulan Data

Studi Lapangan
Studi Pustaka

Peraturan

F
E
E
D
B
A
C
K

Lingkup Kajian

Wawancara

Standarisasi

F
E
E
D
B
A
C
K

Analisa

Masalah

Pendekatan Desain

Potensi

Konsep Perancangan

Pra-rancangan

Desain Akhir
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN
Gambar, maket, laporan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Prospek

Pendekatan Desain

Alternatif

BAB I

PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan,
pendekatan, lingkup dan batasan, dan sistematika laporan.

BAB II

DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang tinjauan tentang Terminologi Judul, Tinjauan kasus
proyek, Tinjauan Kelayakan Proyek, Lokasi, Tinjauan Fungsi

BAB III

ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interprestasi tema,
keterkaitan Tema dengan Judul, studi Banding arsitektur yang
mempunyai tema sejenis

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap kondisi tapak dan lingkungan,
analisis fungsional, Analisis Teknologi, Analisis dan penerapan Tema,
dan kesimpulan.

BAB V

KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema
lingkungan kajian

BAB VI

HASIL RANCANGAN
Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan,
rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses
perencanaan dan perancangan kasus proyek

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB II
DESKRIPSI PROYEK

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB II
DESKRIPSI PROYEK

2.1. TERMINOLOGI JUDUL

Judul proyek yang direncanakan adalah Badminton Training Centre.


Pengertian kata demi kata dari judul proyek :
Badminton
kok

: Permainan yang dimainkan dengan menggunakan raket dan


yang dipukul melampaui jaring di tengah lapangan (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan 1990)


Training

: Pelatihan.

Centre

: Pusat

Badminton Trainning Centre di Medan ini merupakan sebuah sarana untuk


bermain bulutangkis dan untuk membentuk atlet-atlet handal yang nantinya akan
berguna yang dimana pada dekade ini perkembangannya sangat cepat. Menanggapi
hal ini maka sangat dibutuhkan sebuah pelatihan bulutangkis dengan standard
international yang dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang telah ada yang bergerak di
bidang pelayanan atau jasa. Gedung ini juga menggunakan standart yang telah diakui
oleh BWF (Batminton World federation)

TINJAUAN KASUS PROYEK


2.2.1 Gedung Bulutangkis

Pada umumnya merupakan sebuah bangunan dengan sekelilingnya terdapat


bangku penonton. Gedung bulutangkis sering juga disebut sebagai gelanggang
olahraga atau arena. Gedung yang telah ada pada saat ini berupa gedung tertutup.
Desain gedung bulutangkis pada masa sekarang tidak hanya dirancang khusus untuk
tempat olahraga saja tetapi sudah memiliki banyak fungsi seperti penambahan fasilitas
lain seperti pusat perbelanjaan, restoran bahkan tempat penginapan seperti beberapa
gedung bulutangkis di China dan Amerika .

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

2.2.2 Sejarah Bulutangkis


Nenek moyang terdininya oalhraga Bulutangkis ini

diperkirakan ialah sebuah

permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alihalih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk
menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan
tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut
Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan
memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok
tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk
menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Pinch
mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan
Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan
segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka. Olah raga
kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada
abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara
bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan
tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac
Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new
game" ("Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan
tersebut

dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House),

estate di

Gloucestershire, Inggris. Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub


Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan
kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
kejuaraan All England Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia,
terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga
ini, dan di negara-negara Skandinavia

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Badminton pun dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru negara itu. Tahun 1930an permainan itu makin terkenal dengan kepulangan pelajar-pelajar yang menuntut
ilmu di Inggris. Tahun 1937 mereka sudah mengadakan Kejuaraan Terbuka Malaya
dan tahun itu juga mereka bergabung dengan IBF. Ketika kejuaraan beregu Piala
Thomas pertama kali diselenggarakan tahun 1948 Malayalah yang pertama
merebutnya. Pemain Malaya yang pertama menjadi juara di All England adalah Wong
Peng Soon pada tahun 1950.
Piala Thomas sendiri adalah sumbangan Sir George Thomas pada tahun 1939 setelah
IBF menyepakati adanya sebuah kompetisi beregu putra. Sayangnya Perang Dunia II
menghalangi pelaksanaan kejuaraan itu dan baru bisa berlangsung tahun 1948. Pada
final di Queen's Hall di Preston tiga peserta bertarung: Denmark yang juara zona
Eropa (menundukkan Inggris 8-1), Amerika Serikat yang juara zona Amerika
(mengalahkan Kanada 8-1). Dan Malaya yang langsung ke final mewakili zona
Pasifik mengalahkan AS 6-3 dan bertemu Denmark di final. Malaya menang 8-1.
Mulailah dominasi Asia di cabang olahraga ini. Dalam sejarahnya yang sudah 22 kali
dilangsungkan, tak sekali pun negara di luar Asia yang merebut Piala Thomas.
Indonesia menjadi perebut terbanyak yaitu 13 kali diikuti Malaya/Malaysia lima kali
dan Cina enam kali.
Ini berbeda dengan yang terjadi di kejuaraan beregu putri Piala Uber. Pada kompetisi
untuk berebut piala dari Betty Uber yang mulai dilaksanakan tahun 1956 ini, Amerika
Serikat menjadi juara tiga kali-tiga kali pertama kejuaraan itu. Selebihnya, 16 kali,
negara-negara Asialah yang meraihnya. Cina paling banyak dengan tujuh kali, Jepang
lima kali, dan Indonesia tiga kali.
Dalam percaturan di luar arena perlandingan, badan dunia bulutangkis sempat
terpecah menjadi dua, IBF dan World Badminton Federation (WBF). Ini terjadi pada
saat memuncaknya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam
pertarungan organisasi bulutangkis dunia, Blok Timur yang dipelopori Republik
Rakyat Cina (RRC), membentuk WBF sebagai saingan IBF. Indonesia, meski berada
di kawasan Timur lebih condong ke Blok Barat meski tidak memutuskan hubungan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

dengan Blok Timur. Indonesia bahkan aktif dalam usaha mempersatukan kembali
kedua organisasi itu. Tahun 1981 disepakati WBF melebur menjadi satu dengan IBF.
Persatuan inilah yang memungkinkan bulutangkis maju ketingkat yang lebih tinggi :
Olimpiade. Meski sempat menjadi olahraga eksibisi di olimpiade Muenchen tahun
1972 (Indonesia antara lain diwakili Rudy Hartono), tetapi baru tahun 1992 dijadikan
cabang resmi Olimpiade. Hasilnya: Di Olimpiade Barcelona itu Indonesia
mengantongi dua medali olimpiade. Inilah emas pertama Indonesia di arena akbar
olahraga sejak keikutsertaan di Olimpiade Helsinki tahun 1948.
Arena pertandingan tingkat dunia lain perlu mendapat catatan tersendiri. Kejuaraan
beregu campuran (putra-putri) yang mulai diselenggarakan tahun 1989 memakai nama
Bapak Bulutangkis Indonesia, Sudirman. Ketika pertama kali dipertandingkan di
Jakarta tahun 1989 itu, Indonesialah yang merebutnya. Sesudah itu Cina empat kali
membawanya pulang dan Korea tiga kali.
Untuk kejuaraan perseorangan, kejuaraan dunia IBF menyelenggarakan pertama kali
tahun 1977 dengan tuan rumah Swedia. Pada kejuaraan di Malmoe ini Indonesia
hanya merebut satu gelar yaitu ganda putra. Baru pada tahun 1980 ketika kejuaraan
berlangsung di Jakarta, Indonesia membuat catatan tersendiri: merebut seluruh lima
nomor yang dipertandingkan. Pada kejuaraan dunia tidak resmi All England,
Indonesia juga mencatatkan salah seorang pemainnya sebagai pemegang rekor, Rudy
Hartono merebut gelar delapan kali, dengan tujuh kali berturut-turut pada tahun 1968
sampai 1976. Ia gagal mencetak delapan kali berturut-turut tahun 1975 karena di final
kalah dari SvenPri dari Denmark.
2.2.3 Bulutangkis di Indonesia
Olahraga

bulutangkis

merupakan

satu-satunya

olahraga

yang

dapat

mengharumkan nama bangsa kita di berbagai event terutama di event terbesar


olahraga yakni Olimpiade. Dimulai oleh Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma dengan
medali emas pada olimpiade 1992 di Barcelona dan terakhir pada tahun 2008 di China
oleh ganda putra nomor 1 dunia markis kido dan hendra setiawan. Pada saat-saat
sekarang ini, pemerintah terlalu menuntut banyak terhadap cabang olahraga

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Bulutangkis akan tetapi mereka tidak memberi sumbangsih yang cukup berarti bagi
perkembangan bulutangkis itu sendiri.

Mereka hanya teringat pada masa jaya Bulutangkis kita pada era tahun 1980an
dimana olahraga bulutangkis begitu mendominasi di Indonesia dan banyak lapanganlapangan Bulutangkis terdapat di setiap daerah. Masih teringat beberapa bulan yang
lalu Ketua PBSI Sutiyoso mengeluhkan adanya kekurangan dana untuk mengirimkan
pemain pelatnas mengikuti turnamen di luar negeri sehingga hanya nama-nama itu
saja yang dikirim dan tidak salah apabila pada pergelaran Piala Thomas tahun 2008 di
Istora senayan kita kalah melawan Korea dengan skor telak 3-0 karena kita tidak
mempunyai stok pemain yang mencukupi akibat kekurangan dana dan ketidak
pedulian pemerintah

Pada saat-saat sekarang ini sangat susah menemukan para remaja dan anakanak untuk bermain bulutangkis. Hal ini diakibatkan berkurangnya lahan untuk
bermain bulutangkis dan pengelolaan klub-klub bulutangkis kebanyakan diserahkan
kepada pihak swasta sehingga pemerintah daerah tidak terlalu peduli dengan hal itu.
Mereka lebih memperhatikan olahraga Sepakbola yang notabene cabang Olahraga
tersebut prestasinya kurang menggembirakan akhir-akhir ini dan tidak membawa
nama harum bangsa Indonesia. MENPORA Adhiaksa Dault sempat mengatakan
bahwa generasi muda di Indonesia sangat bobrok karena mereka hanya mengenal
Mall dan permainan Play Station serta nongkrong di tempat makanan junk food.
Generasi Muda tidak mau banyak bergerak terutama berolahraga sehingga
perkembangan olahraga di Indonesia jauh menurun terutama pada cabang bulutangkis
dimana kita sudah tertinggal jauh dari CHINA dimana pada tahun 1990an CHINA
tidak ada apa-apanya apabila melawan Indonesia

2.3.

TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK

2.3.1. Kelayakan fungsional


Perkembangan bulutangkis di kota Medan pada saat sekarang ini sudah kembali
marak terjadi. Hal ini terbukti dengan turnamen-turnamen maupun kegiatan
bulutangkis yang dilakukan sangat banyak muncul diberbagai pelosok kota Medan,
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

membuat peminat-peminat bulutangkis menjadi bertambah walaupun butuh usaha


berat untuk mengajak mereka mengikuti olahraga tersebut. Adapun turnamen yang
sering dilakukan ialah: Kejuaraan nasional PBSI, Kejuaraan Bulutangkis antar pelajar
SMP dan SMU se Sumatera Utara, Kejuaraan Bulutangkis perseorangan Daerah
sumatera Utara dan Liga Bulutangkis Indonesia.
Untuk mengakomodasi peminat bulutangkis tersebut, sangat menjanjikan untuk
membuat suatu bidang komersil di bidang olahraga ini. Belum adanya suatu bangunan
yang

dapat

mengakomodasi

kegiatan-kegiatan

diatas

maka

perlu

dirancang/direncanakan suatu bangunan yang nantinya dapat menampung bakat-bakat


masyarakat Sumatera Utara khususnya di bidang olahraga bulutangkis yang nantinya
dapat menciptakan atlet-atlet SUMUT khususnya Medan agar dapat menuai prestasi
di kancah nasional maupun internasional.
Kegiatan ataupun fasilitas yang terdapat pada Badminton Training Centre
tersebut yaitu berupa :

Sebagai wadah atau tempat untuk melaksanakan turnamen-turnamen


bulutangkis di kota Medan, nasional, maupun internasional.

Dapat menjadi tempat yang lebih baik/kondusif bagi klub-klub bulutangkis di


Medan,

Penyediaan fasilitas pendukung dan retail yang berkaitan dengan penjualan


alat olahraga,.

Sebagai tempat pusat pelatihan olahraga bulutangkis bagi atlet-atlet


bulutangkis Sumatera Utara.

Pengelolaan Badminton Training Centre yang akan dirancang melibatkan


kerjasama dengan pihak swasta terutama dalam hal pembinaan atlit, termasuk
pencarian bibit-bibit atlit berbakat untuk dibina menjadi atlit bulutangkis nasional.

2.3.2. Kelayakan proyek


Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang
sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

prasarana olahraga. Hal tersebut merupakan dasar dalam perencanaan Badminton


Training Centre yang akan menampung kegiatan olahraga Bulutangkis. Dengan
memanfaatkan momentum tersebut maka perlu pembangunan sarana dan prasarana di
bidang olahraga Bulutangkis yang sangat berarti bagi masyarakat Kota Medan.

Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah
Badminton Training centre di kota Medan adalah:

Olahraga Bulutangkis merupakan olahraga prestasi bagi negara Indonesia


sehingga setiap daerah yang menghasilkan atlet bulutangkis untuk pelatnas ke
cipayung harus melalui proses pembinaan dan pengembangan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan

Sudah dimulainnya Liga Bulutangkis Nasional yang dilakukan oleh PBSI


secara rutin..

Memajukan serta memasyarakatkan olahraga bulutangkis di Sumatera Utara


dalam rangka menciptakan atlit-atlit profesional yang berprestasi di kancah
nasional maupun internasional.

Semakin sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga di bidang


bulutangkis di perkotaan termasuk kota Medan.

2.3.3. Kelayakan lokasi


Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam menempatkan
sebuah Badminton training Centre di Kota Medan. Dikarenakan Bangunan ini harus
dapat memberikan peran yang sangat penting bagi masyarakat Sumatera Utara. Hal
yang dijadikan pemilihan lokasi antara lain :

Berada di daerah yang sesuai dengan peruntukan site dan strategis baik dalam
pencapaian dan prasarana.

Berada di kawasan perumahan, pusat pendidikan, rekreasi ataupun


perkantoran yang dapat menarik konsumen sebanyak mungkin.

Dapat mengakomodasi kegiatan olahraga bulutangkis baik indoor maupun


outdoor,

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Memiliki luas tapak yang dapat dikembangkan kearah vertikal maupun


horizontal.
Dengan adanya fasilitas Badminton Training Centre dikawasan tersebut,

diharapkan dapat mengembangkan aktifitas positif dan mendorong pertumbuhan


kawasan menjadi lebih baik.

2.4.

Lokasi

2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi


Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat
distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa
kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam
pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan
menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP),
dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor
atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :

Tabel 2.2. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan


Wilayah

Cakupan

Wilayah Pusat

Pembangunan Adm Kecamatan

WPP A

Pengembangan

Kegiatan
Utama

Kec.

Medan Pusat

Belawan,

Medan Pengembangan : Terminal,

Marelan,

Medan Belawan

Labuhan

Pelabuhan,

Industri,

Pergudangan, Orientasi
Pelabuhan, Perumahan,
Konservasi

Kec. Medan Deli


WPP B

Pusat

Perumahan,

Pengembangan : Perdagangan,
Tanjung Mulia

Perkebunan,
Indoor

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Rekreasi

Kec. Medan timur, Pusat

Perumahan,

Industri,

Medan Perjuangan, Pengembangan : Terminal


WPP C

WPP D

Medan Area, Medan Aksara

barang/pergudangan,

Denai,

Berorientasi

Medan

Amplas

konsumen

Kec. Medan Baru, Pusat

Pusat

Medan
Medan

bisnis

Maimoon, Pengembangan : Pusat


Polonia, di Inti Kota

Medan Kota, Medan

ke

(CBD),

Pemerintahan,

Perumahan,

Hutan

Kota, Pusat Pendidikan

Johor
Kec. Medan Barat, Pusat
Medan
WPP E

Perumahan,

Petisah, Pengembangan : Perkantoran,

Medan

Sunggal, Sei Sikambing

Konservasi,

Medan

Helvetia,

Lapangan

Medan Tuntungan,

Rekreasi,
Golf

dan

Hutan Kota

Medan Selayang

Berikut merupakan kriteria pemilihan lokasi menurut RUTRK Kota Medan


a. Tinjauan terhadap Struktur Kota
b. Berdasarkan

pembagian wilayah pembangunan kotamadya Medan menurut

RUTRK tahun 2005, kriteria untuk site adalah berada di WPP D dan E, yaitu
lokasi site berada di kawasan perumahan penduduk,pusat pendidikan dan rekreasi.
c. Pencapaian
Site harus dapat dicapai dengan mudah, baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan
kaki. Site juga harus sudah memiliki jaringan jalan dengan kondisi yang baik,
cukup lebar, nyaman, dan dilalui oleh angkutan umum.
d. Area Pelayanan
Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota
adalah antara 2-3 km. Adapun kriteria untuk area pelayanannya yaitu merupakan
lingkungan permukiman dan banyak terdapat kompleks perumahan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

e. Keadaan Lahan
Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang
pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi
perluasan klub latihan ( > 2 ha). Kondisi sebaiknya lahan kosong dan tidak
berkontur.
f. Jarak ke pusat kota
Fungsi bangunan adalah sebagai tempat pelatihan Bulutangkis maupun tempat
pertandingan Bulutangkis. Dengan keberadaaan bangunan ini maka akan
meningkatkan tingkat kepadatan kenderaan maupun pejalan kaki. Maka dari itu
lokasi di pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan jalan yang tidak tinggi
cocok sebagai starat pemilihan lokasi.
g. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi
pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif seperti keamanan dan
kenyamanan sangat mendukung kegiatan Badminton training Centre yang akan
dirancang. Manfaat yang didapat di lingkungan sekitar apabila Badminton
Training Centre dilokasi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan dan
meningkatkan daya jual tanah di lingkungan sekitar bangunan. Sedangkan efek
yang didapat pada masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut adalah
menghadirkan sarana latihan dan hiburan bagi masyarakat untuk dapat turut
menyaksikan jalannya pertandingan olahraga Bulutangkis dan meningkatkan
minat dan kecintaan masyarakat akan olahraga Bulutangkis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

2.4.2 Analisa pemilihan lokasi


a. Alternatif lokasi

Lokasi A
Jln Karya Jasa, Kec. Medan Johor

Lokasi B

Gambar. Alternative lokasi 1


Sumber : data pribadi

Jln Gatot Subroto, Kec. Medan Helvetia

. Alternative lokasi 2
Sumber: data pribadi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Lokasi C
Jln Jamin Ginting (simp. Selayang), Kec. Medan Tuntungan

. Alternative lokasi 3
Sumber: data pribadi

Lokasi D
Jln Ngumban Surbakti, Kec. Medan Selayang

b. Penilaian terhadap alternative lokasi


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

. Alternative lokasi 4
Sumber: data Pribadi

Table 2.3. Kriteria pemilihan lokasi


No Parameter

Perincian unsur nilai

Keterangan

Peruntukan

Sesuai dengan struktur Pendidikan

site

kota

dan

Keterangan

Keterangan

Perdagangan

Perumahan

pusat dan komersil

olahraga

Keadaan

Lokasi

Lahan

Kondisi lahan saat ini

Dipinggiran

Diperbatasan

Di

kota Medan

kota Medan

Kota

pusat

Lahan kosong Ada beberapa Ada kantor

Luasan lahan

Sangat

bangunan

pemerintah

pada lahan

pada lahan

luas Cukup

(diatas 2 Ha)

Luas Sempit

(2 Ha )

(kurang dari
2 Ha )

Harga lahan /m2

Murah

Cukup mahal

(dibawah

1 ( 1juta)

Sangat
mahal

juta)

(diatas
juta)

Jarak antar bangunan

Status

Jarang

kepemilikan Hak milik

lahan

Bangunan tinggi

Pencapaian

Kemudahan
angkutan

Sedang

Jauh

Hak

Rapat

guna Milik

bangunan

Negara

Sedang

Dekat

sarana Jumlah trayek Jumlah trayek Tidak


umum

ke angkot

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

yang angkot

yang dilewati

lokasi

lewat

cukup lewat

banyak

Sirkulasi

Waktu

tempuh

tidak angkot

banyak

dari < 30 menit

< 45 menit

< 1 jam

pusat kota

Kendaraan

Lebar,

ada Lebar,

pulau jalan

ada

tidak Sempit
pulau

jalan

Pedestrian

Masalah kemacetan

Tersedia,

Tersedia,

Tidak

kondisi baik

kondisi buruk

tersedia

Tidak pernah

Waktu

Sering

tertentu

Lingkungan/ Keamanan

Sangat aman

Cukup aman

prasarana

Rawan
kejahatan

Kedekatan

dengan Dekat dengan Dekat dengan Jauh

fasilitas umum

Utilitas

Jarak

dengan

banyak

sedikit

fasilitas

fasilitas

fasilitas

umum

umum

umum

Tersedia,

Tersedia,

Belum

kondisi baik

kondisi buruk

tersedia

Sedang

Dekat

fungsi Jauh

sejenis

Penilaian terhadap lokasi


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

dari

No

Parameter

Perincian unsure nilai

Peruntukan

Sesuai dengan struktur Pendidik

site

kota

Keadaan

Lokasi A Lokasi B

Lokasi C

Lokasi D

Pendidika

Pendidika

dan n dan

n dan

n dan

pusat

pusat

pusat

pusat

olahrag

olahraga

olahraga

olahraga

Dipinggir

Dipinggira Dipinggira Dipinggira

an

kota

n kota

kota

kota

Medan

Medan

Medan

Medan

Lahan

Ada

Ada

Lahan

kosong

beberapa

beberapa

kosong

bangunan

bangunan

an

Lokasi

Lahan

Kondisi lahan saat ini

Pendidika

pada lahan pada lahan

Luasan lahan

Sangat

Cukup

Sangat

Sangat

luas

Luas

luas

luas

(diatas 2

(2 Ha )

(diatas 2

(diatas 2

Ha)

Ha)

Ha)

Harga lahan /m2

Jarak antar bangunan

Status

Cukup

Cukup

Murah

Murah

mahal

mahal

(dibawah

(dibawah

( 1juta)

( 1juta)

1 juta)

1 juta)

Sedang

Sedang

Sedang

Jarang

Hak milik

Hak milik

Hak milik

Sedang

Jauh

Jauh

kepemilikan Hak

lahan

milik

Bangunan tinggi

Jauh

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Pencapaian

Kemudahan
angkutan

sarana Jumlah
umum

lokasi

Sirkulasi

Waktu

tempuh

Jumlah

Jumlah

Jumlah

ke trayek

trayek

trayek

trayek

angkot

angkot

angkot

angkot

yang

yang

yang

yang

lewat

lewat

lewat

lewat

cukup

cukup

cukup

tidak

banyak

banyak

banyak

banyak

dari < 45 mnt

< 30 menit < 45 menit < 45 menit

pusat kota

Kendaraan

Lebar,

Lebar,

Lebar,

Lebar,

ada pulau ada pulau ada pulau ada pulau


jalan

jalan

jalan

jalan

Tersedia,

Tersedia,

Tersedia,

Tersedia,

kondisi

kondisi

kondisi

kondisi

buruk

baik

buruk

buruk

Waktu

Waktu

Tidak

Tidak

tertentu

tertentu

pernah

pernah

Lingkungan/ Keamanan

Sangat

Sangat

Sangat

Sangat

prasarana

aman

aman

aman

aman

dengan Dekat

Dekat

Dekat

Dekat

dengan

dengan

dengan

dengan

banyak

banyak

banyak

banyak

fasilitas

fasilitas

fasilitas

fasilitas

umum

umum

umum

umum

Tersedia,

Tersedia,

Tersedia,

Tersedia,

kondisi

kondisi

kondisi

kondisi

baik

baik

baik

baik

Pedestrian

Masalah kemacetan

Kedekatan
fasilitas umum

Utilitas

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Jarak

dengan

fungsi Jauh

Jauh

Jauh

sejenis

2.4.3. Analisis penetapan lokasi


Dari hasil penilaian terhadap alternative lokasi diperoleh lokasi D atau Kec. Medan
Selayang memenuhi persyaratan yang baik sebagai lokasi peroyek ini. Hal ini
disebabkan karena di Jalan Ngumban Surbakti merupakan lokasi Pendidikan dan
pusat olahraga. Lokasi ini terletak dipinggiran kota Medan, Lokasi ini juga berupa
Lahan kosong yang Sangat luas (diatas 2 Ha). Harga tanah yang terdapat di kawasan
tersebut juga Murah yakni (dibawah 1 juta). Kemudian juga jarak antar bangunannya
juga jarang. Status kepemilikan lahan juga merupakan Hak milik. Pencapaian yang
dilalui angkot juga tidak banyak. Waktu tempuh yang dicapai dari pusat kota < 45
menit. Jalur sirkulasi kendaraan juga lebar, dan terdapat pulau jalan. Masalah
kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut juga tidak pernah. Keamanan yang
terdapat di lokasi tersebut juga sangat aman. Kemudian juga dekat dengan banyak
fasilitas umum. Jaringan Utilitas yang tersedia juga dalam kondisi baik

2.4.4. Deskripsi kondisi lokasi

Kasus proyek

: Badminton Training Centre

Status proyek

: fiktif

Pemilik proyek

: Pemerintah kota Medan dan pihak swasta

Batas Administrasi Lahan

: Kecamatan Medan Selayang, Medan.

Kawasan

:Permukiman,

perkantoran,

konservasi, rekreasi, lapangan golf dan hutan kota.

Ketinggian Bangunan

:1-4 lantai

Luas lahan

: 25.000 m

KDB

: 80%

Batas-batas Lahan
Utara

: Jl Ngumban Surbakti

Selatan

: Jl Flamboyan

Timur

: Rumah Penduduk

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

perdagangan,

Jauh

Barat

: Jl Ngumban Surbakti

Eksisting

: Tanah Kosong

Topografi

: Relatif datar

Vegetasi

: Asri

Utilitas

: PLN, PDAM, Saluran Kota.

Pemilihan lahan tersebut memiliki beberapa keuntungan / potensi lahan antara


lain

Keuntungan / potensi lokasi :


Aksesebilitas yang mudah karena site berada di jalan utama pusat kota.
Kelengkapan sarana dan prasarana, daerah jalan Ngumban Surbakti memiliki
sarana dan prasarana berupa lajur jalan yang cukup lebar, sarana air bersih,
listrik, sanitasi, saluran telepon.
Lahan di sekitar site masih kosong dan luas
Tidak jauh dari pusat pendidikan dan perumahan

2.5. Tinjauan fungsi


2.5.1 Deskripsi pelaku dan kegiatan
a. Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari:

Pengunjung

Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas:


-

Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan

Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta
penonton pertandingan.

Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.

Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari
hiburan.

Pengelola.

b. Kegiatan

Kegiatan utama

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

1. Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding.
2. Rekreatif
Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis
3. Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik

Kegiatan pendukung

1. Souvenir dan retail shop


Menjual barang-barang olahraga
2. Restoran dan kafe
Tempat yang menyediakan makanan dan minuman.
3. Ruang pertemuan
tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan
wartawan
4. Pusat kebugaran
Menampung kegiatan berolahraga dan kebugaran yang menggunakan alat olah
raga.
5. Museum olahraga
Tempat memamerkan prestasi olahraga Sumut khususnya di bidang
bulutangkis.
6. Klinik kesehatan
Tempat untuk memeriksakan kesehatan bagi setiap atlet yang berlatih di
Badminton Training Centre ini

2.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang


Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam
bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan fungsi yang
tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu
fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi utama yang
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen bangunan ini sedangkan fasilitas


pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang diperhitungkan akan
mampu menyokong keberhasilan fungsi utama.
Badmintoin Training Centre ini memiliki fasilitas sebagai berikut:
a. Lapangan utama
Lapangan yang digunakan berstandard internasional sesuai dengan standard
IBF sebagai induk organisasi futsal ini.
b. Ruang utama
-

ruang ganti pemain dengan toilet

ruang ganti pelatih dan wasit


Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan staf harus privat, area terlindungi dan
dapat diakses mudah dengan bus pemain. Terpisah dari penonton, media, dan
orang yang tidak berkepentingan.

ruang pijat

ruang kesehatan
Ruang kesehatan diletakkan dekat dengan ruang ganti serta diusahakan dekat
dengan lapangan dan mudah akses keluar stadion.

ruang pemeriksaan obat terlarang


Posisinya harus dekat dengan ruang ganti pemain dan tidak terjangkau media
dan public.

ruang pemanasan

ruang latihan

tribun penonton biasa


Area penonton harus di bagi dalam beberapa sector dan masing-masing harus
memiliki akses tersendiri.

tribun penonton vip


Diletakkan di tengah tribun sisis terpanjang dimana ruang ganti pemain
diletakkan, pada posisi di atas area permainan dan terpisah dari tempat duduk
public.

toilet penonton

kantor pengelola

ruang pertemuan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

gudang

ruang panel

ruang mesin

ruang pos keamanan

tiket box

ruang pers
Untuk ruang media ada sebuah pintu masuk special dengan meja tulis atau
ruang tempat kemasa informasi media dikumpulkan.

tempat parkir

studio televise

ruang komentator

fasilitas untuk fotografer

mushola

c. Ruang pendukung

Restoran
Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton

saat pertandingan berlangsung.


Kebutuhan ruang:
-

banquet

bar

gudang

km/wc

kasir

dapur

ruang pegawai

sirkulasi

Ruang pertemuan
Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan para pejabat olahraga, temu pers

dan penjamuan.
Kebutuhan ruang;
-

ruang pertemuan

ruang pengelola

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

ruang peralatan

ruang tunggu

ruang sound system

ruang raoat

dapur

janitor

toilet

Pusat kebugaran
Fasilitas ini disediakan untuk para atlit maupun masyarakat umum.

Kebutuhan ruang:

ruang penerima

ruang latihan

janitor

kasir

ruang pegawai

ruang instruktur

ruang reparasi

km/wc

loker

Ruang pameran
Tempat penyimpanan, memelihara dan memajang berbagai prestasi

dan

informasi Bulutangkis
Kebutuhan ruang:

ruang pameran

ruang pengelola

ruang penyimpanan

Souvenir shop dan retail


Menyajikan dan menjual barang yang berhubungan dengan olahraga dan makanan

ringan. Ruang-ruang dalam retail adalah display, kasir, gudang.


D Asrama atlet dan pelatih
Menyediakan tempat tinggal bagi atlet dan peltih yang berlatih dan bermain di
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Badminton Training Centre imi

2.5.3. Kebutuhan ruang


Bangunan utama
Kebutuhan ruang

Pemakai

Kegiatan

Suasana

Tribun vip

Penonton

Menonton pertandingan

Meriah
Santai
Nyaman

Tribun biasa

Penonton

Menonton pertandingan

Gemuruh
Meriah
spontan

Ruang ganti atlit

Atlit

Istirahat

Informal

Ganti pakaian

Nyaman

Mandi

Privat

Ruang ganti pelatih Pelatih

Istirahat

Informal

/ ofisial

Ganti pakaian

Nyaman

Mandi

Privat

Istirahat

Informal

Ganti pakaian

Nyaman

Mandi

Privat

Memeriksa kesehatan

Nyaman

Ofisial

Ruang ganti wasit

Wasit

Ruang pemeriksaan Atlit


kesehatan

Wasit

Ruang pemanasan

Atlit

Ruang

pertemuan Atlit

teknis
Ruang

Pelatih
delegasi Atlit

Bersih
Melakukan pemanasan

Santai

Mengatur strategi

Tenang

Memberi pengarahan

Serius

Menerima

undangan,

tamu Serius

pertandingan

Wasit

penting

Santai

Ruang pijat

Atlit

Memijat pemain

Sopan
Nyaman
Privat

Ruang P3K

Atlit

Pengobatan untuk penonton

Nyaman
Bersih

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Ruang

pers

dan Wartawan

Meliput pertandingan

media

Sibuk
Serius
Santai

Gudang

Alat olahraga

Menyimpan peralatan

Tertutup
Terlindungi

Ruang keamanan

Ruang mesin

Petugas

Menjaga

keamanan

dan Tenang

keamanan

ketertiban

Formal

Mesin

Merawat mesin

Formal

Teknisi

Memberi kontribusi tenaga

Sibuk
Ribut

Loket

Pegawai

Menjual dan membeli tiket

Penonton

Serius
Santai

Lapangan tambahan
Kebutuhan ruang

Pemakai

Kegiatan

Suasana

Tribun biasa

Penonton

Menonton pertandingan

Gemuruh
Meriah
spontan

Ruang ganti atlit

Istirahat

Informal

Ganti pakaian

Nyaman

Mandi

Privat

Ruang ganti pelatih Pelatih

Istirahat

Informal

/ ofisial

Ganti pakaian

Nyaman

Mandi

Privat

Istirahat

Informal

Ganti pakaian

Nyaman

Mandi

Privat

Ruang ganti wasit

Atlit

Ofisial

Wasit

Ruang pendukung
-Restoran

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Jenis ruang

Pemakai

Kegiatan

Banquet

-Pengunjung

Menikmati hidangan, mengantar Santai

-Pelayan

hidangan

-Pelayan bar

Memesan

-Pengunjung

menyediakan

Bar counter

Suasana

Nyaman
snack&minuman, Santai
pesanan, Nyaman

menikmati pesanan
R.Penyimpanan

Toilet pria

penyimpanan

Informal

Bahan-bahan

Tempat

bahan- Tertutup

mentah

bahan makanan

-Pengunjung

Buang air,membersihkan wc

Privat

Buang air,membersihkan wc

Privat

-Pegawai
-Pengelola
Toilet wanita

-Pengunjung
-Pegawai
-Pengelola

Kasir

-Kasir

Membayar

makanan,melayani Informal

pembayaran
-Pengunjung
Dapur

Gudang

-Pelayan

Memasak, menyiapkan pesanan, Sibuk

-Pegawai

mencuci

Bersih

Alat-alat

Menyimpan alat-alat

Tertutup

Istirahat, ganti pakaian

Formal

Persiapan

Formal

Kegiatan

Suasana

kebersihan
R.Pegawai

-Pegawai

-Pengelola
R.operator acara

-Pegawai
-Teknisi

-Ruang pertemuan/serbaguna

Jenis ruang

Pemakai

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Ruang

-Pengelola

Rapat, pertemuan antar klub dan Formal

pertemuan/serbagu

-Pegawai

organisasi, konfrensi pers, acara Nyaman

na

-Manager

formal

-Atlit
-Wartawan
-Staff ofisial
Ruang

Tunggu -Staff ofisial

/lobby

Menunggu

Formal

-Wartawan

Nyaman

-Pengguna
gedung
Ruang pengelola

Pegawai

Pengelolaan

bangunan, Privat

kegiatatan administrasi

Tenang
Formal

Ruang peralatan

Alat-alat

Pemyimpanan alat

Tertutup

Ruang rapat

-offisial

Rapat

Formal

-pengelola

Tenang

-organisasi
Dapur

-Pelayan

Menyiapkan makanan

-Pegawai

Toilet

-Pengunjung

Bersih
Informal

Buang air, membersihkan wc

-Pegawai

Privat
Bersih

-Pengelola

-Pusat kebugaran

Jenis ruang

Pemakai

Kegiatan

Suasana

Ruang

-Pengunjung

Menunggu

Formal

penerima/lobby

-Atlit
-Pegawai

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Nyaman

Ruang latihan

-Pengunjung

Berlatih

Formal

-Atlit

Tenang

-Pegawai

Nyaman

-Instruktur
-Reseptionis
Ruang ganti

-Pengunjung

Berganti

pakaian, Privat

-Pegawai

mandi,menyimoan pakaian di Informal

-Cleaning

loker

service
Ruang pengelola

Pegawai

Mengurus administrasi

Privat

pengelola

Tenang
Formal

Ruang instruktur

Instruktur

Istirahat,

persiapan,

ganti Formal

pakaian

Tenang
Nyaman

Ruang reperasi dan Alat-alat

Memperbaiki alat-alat fitness

Informal

Buang air, membersihkan wc

Privat

peralatan
Toilet

-Pengunjung
-Cleaning

Bersih

service
-Pegawai
pengelola

-Ruang pameran/museum prestasi

Jenis ruang

Pemakai

Kegiatan

Ruang display

-Pengunjung

Menyimpan penghargaan dan Santai

-Pegawai

piala, informasi tenteng sejarah Informal

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Suasana

Ruang pengelola

Pegawai

dan aktivitas olahraga sumut

Nyaman

Mengurus administrasi

Privat

pengelola

Tenang
Formal

Ruang

Peralatan

Tempat penyimpanan peralatan

penyimpanan
Toilet

Informal
Terutup

-Pengunjung

Buang air, membersihkan wc

-Cleaning

Privat
Bersih

service
-Pegawai
pengelola

-Retail shop

Jenis ruang

Pemakai

Kegiatan

Suasana

Ruang display

Penyewa

Berjualan

Nyaman
Menarik

-Souvenir shop

Jenis ruang

Pemakai

Kegiatan

Suasana

Ruang display

Penyewa

Berjualan

Nyaman
Menarik

-Ruang pengelola gedung

Jenis ruang

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan
ruang

Ruang kerja

-Staff ofisial

Bekerja

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Formal

-Pegawai
Ruang manager

Manager

Santai
Manajemen

maintenance Privat

bangunan
Ruang

Ass Asistan

Manajemen

Formal
maintenance Privat

manager

manager

bangunan

Formal

Ruang Karyawan

Pegawai

Bekerja

Formal
Tenang

Ruang Ganti

Pegawai

Istirahat, berganti pakaian

Privat
Informal

Ruang tunggu

-Tamu

Menunggu

Nyaman

-Pegawai
Ruang

Peralatan

Formal
Tempat penyimpanan peralatan

penyimpanan
Toilet

Tertutup
Informal

-Pengunjung

Buang air, membersihkan wc

Privat

-Cleaning

Bersih

service
-Pegawai
pengelola

-Ruang pelayanan teknis

Jenis ruang

Pemakai

Kegiatan

Suasana

Ruang operator

-Teknisi

Pemberian informasi

Formal

-Pegawai
Ruang PABX dan -Teknisi
sound system

-Operator

Ruang CCTV

-Teknisi

Tenang
Pengoperasian dan reperasi alat

Privat
Pengawasan

Formal

-Operator
Pompa dan ground Teknisi

Formal

Privat
Pengoperasian dan reperasi alat

Formal

reservoir
Tempat

Pengumpulan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

sampah

dan Tertutup

pembuangan

pemindahan sampah

sampah

2.5.4. Deskripsi persyaratan lapangan bulutangkis


a. PERATURAN BULUTANGKIS
Partai
Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah:
1. Tunggal putra
2. Tunggal putri
3. Ganda putra
4. Ganda putri
5. Ganda campuran
Sejak 1 Februari 2006, seluruh partai memakai sistem "pemenang dua dari tiga set"
(best of three) yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin secara rally point.
Memainkan bulutangkis
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi jaring di atas
wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai sebagaimana diperlihatkan di
diagram.Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket,
melompati jaring ke wilayah di seputar batasan/aras tertanda sebelum pemain atau
pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh
regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis (peladen) mencetak skor satu
poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus
menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin.
Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, tiada poin dicetak
oleh mereka tetapi ada pergantian penyervis. Dalam permainan ganda, seorang
peladen memulai permainan, dan setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu
lawan. Dari waktu itu ke depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

(meladen) sebelum servis kembali berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi
servis tangan kanan selalu memulai servis
Gelanggang badminton
Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis
untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis
untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya.
Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net,
yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari
jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
Lapangan

Ukuran lapangan bulutangkis ; (13,40 x 6,10)


meter

Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat


dengan garis 40 mm

Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih


atau kuning

Jarak lapangan yang satu dengan yang lain


minimal 2,5 meter. Jarak dengan TV court
minimal 4 meter.

Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5


meter

Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah


15 meter, sedangkan untuk yang tepi minimal 12
meter

(diasumsikan

memakai

atap

lengkung/miring)

Lantai

tidak

boleh

keras

untuk

mencegah

terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki


rongga. Jadi lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain
yang bisa digunakan adalah karpet yang terbuat dari karet namun elastis.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Net

Tiang net (posts) harus setinggi 1,55 m


terhitung dari permukaan lapoangan dan
harus tetap vertikal sewaktu net ditarik
tegang

Tiang net harus diletakkan di atas garis


samping untuk ganda terlepas apakah
tunggal atau ganda yang akan dimainkan

Net

harus

terbuat

dari tali

halus

berwarna gelap memiliki ketebalan yang


sama dengan jaring tidak kurang dari 15
mm dan tidak boleh lebih dari 20 mm

Lebar net harus 760 mm dan panjang 6,10 meter.

Puncak (topi net harus diberi batasan pita putih sleebar 75 mm secara rangkap
diatas tali atau kabel yang berada di dalam pita tersebut. Pita harus bergantung
pada tali atau kabel tersebut

Tali atau kabel tersebut harus direntangkan secara kokoh sama tinggi puncak
tiang

Puncak net dari permukaan lapangan harus


1.524 meter di tengah lapangan dan 1,55
meter di atas garis samping untuk ganda

Tidak boleh ada jarak antara ujung net dan


tiang. Bila diperlukan harus diikat ujungnya
selebar net

Shuttlecock

Kok harus memiliki 16 buah bulu.

Semua bulu harus memiliki panjang yang


sama yaitu antara 62 mm dan 70 mm.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Ujung dari bulu-bulu harus membentuk lingkaran dengan panjang diameter


antara 58 mm dan 68 mm.

Semua bulu harus tergabung menjadi satu kesatuan yang kuat.

Pangkal kok yang berbentuk setengah bola harus memiliki panjang diameter
antara 25 mm dan 28 mm.

Berat kok seluruhnya harus antara 4,47 gram dan 5,50 gram.

Shuttlecock dapat dibuat dari bahan alamiah dan atau sintetis. Dari bahan
apapun juga shuttlecock dibuat, karakteristik terbang secara umum harus mirip
dengan shuttle cock yang dibuat dari bulu angsa dengan gabus (cork base)
yang ditutup selapis kulit tipis

Shuttle cock bukan dari bulu

Merupakan tiruan dari bulu imitasi dari bahan sintesis menggantikan bulu
alamiah. Gabus yang dipakai seperti yang dijelaskan pada peraturan
kelima

Ukuran dan berat seperti pada perturan kedua, ketiga, keempat dan
keenam. Bagaimanapun juga disebabkan oleh perbedaan massa jenis dan
sifat-sifat dari bahan sintetis dibandingkan dnegan bulu, variasi sampai 10
% dapat diterima

Sehubungan dengan tidak adanya variasi pada desain umum, kecepatan


dan terbang dari shuttle, modifikasi dari spesifikasi seperti tersebut diatas
diperkenankan

dengan

persetujuan

Persatuan

Bulutangkis

yang

bersangkutan untuk hal-hal tersebut ditempat tempat, dimana kondisi


atmosfir dikarenakan oleh ketinggian atau iklim membuat shuttle standart
menjadi tidak cocok dan jika terjadi keadaan memaksa dimana situasi
mengharuskan demi kepentingan bulutangkis itu sendiri
Uji kecepatan Shuttle

Untuk menguji shuttle, pergunakan pukulan bawah secara penuh (full


underhand stroke), yang menyentuh shuttle pada saat berada di atas garis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

belakang (back boundary line). Shuttle harus dipukul secara melengkung


ke atas dengan arah parallel terhadap garis samping (side line)

Shuttle yang mempunyai kecepatan yang benar akan mendarat tidak


kurang dari 530 mm dan tidak lebih dari 990 mm terhitung dari garis
belakang (back boundary line) lainnya.

Raket
Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik
gagang maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dari
bahan grafit, meskipun masih ada yang dibuat dari bahan aluminium atau besi ringan.
Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002
adalah yang umumnya dipakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka
semakin enteng dan kuat raket itu.
Raket ini memiliki jaring yang dibuat dari senar (string), berupa tali plastik
sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencang kencangnya
tetapi tidak mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan
kencang atau cepat. Raket ini biasanya dibungkus dalam tas raket yang dapat memuat
sampai kirakira enam buah raket.
Bagian-bagian raket digambarkan pada peraturan-peraturan dibawah ini :

Bagian-bagian rket yang utama disebut pegangan / gagang (handle),


area yang disenari (stringed area), kepala (Head), batang (Shaft), leher
(throat) dan kerangka (frame)

Pegangan / gagang adalah bagian raket yang dipegang pemain

Area yang disenari adalah bagian raket dimana dengannya pemain


memukul shuttle

Kepala membatasi area yang disenari

Batang menghubungkan pegangan / gagang dengan kepala

Leher (bila ada) menghubungkan batang dengn kepala

Kerangka adalah nama yang diberikan untuk kepala, leher, batang dan
pegangan raket secara keseluruhan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Kerangka raket panjang keseluruhannya tidak boleh melebihi 680 mm


dan lebar keseluruhan tidak boleh melebihi 230 mm

Area yang disenari :

Area yang disenari harus datar dan

berpola senar yang saling

bersilangan secara terjalin atau terikat di tempat persilangan. Pola


peyenaran harus beragam dan terutama di tengah tidak boleh kurang
kepadatannya daripada area lainnya. Panjnag keseluruhan area yang
disenari tidak boleh melebihi 280 mm dan lebar keseluruhan tidak
boleh melebihi 220 mm. Walaupun begitu, senar boleh melewati area
yang semestinya menjadi leher dengan syarat lebar dari penambahan
area yang disenari tidak melebihi 35 mm dari panjang keseluruhan dari
area yang disenari tidak melebihi 330 mm

Raket harus bebas dari benda-benda yang ditempelkan dan tonjolantonjolan keluar, kecuali yang dipergunakan semata-mata dan secara
khusus untuk membatasi atau melindungi dari kerusakan, atau gerakan
atau untuk menambah berat, atau untuk mengamankan pegangan /
gagang dengan tali ke tangan pemain dimana kesemuanya itu harus
memadai ukuran dan tempatnya. Selain itu, raket juga harus bebas dari
peralatan yang memungkinkan seorang pemain secar potensial
merubah bentuk

Sepatu dan Pakaian


Seperti atlet lain pada umumnya, setiap pemain bulutangkis memiliki
perlengkapan utama dan tambahan ketika tampil di sebuah permainan atau
pertandingan. Baju, celana, sepatu tergolong asesori utama, sedang ikat tangan, ikat
kepala, pengaman lutut bisa disebut tambahan. Sepatu bulutangkis haruslah enteng,
namun menggigit bila dipakai di lapangan agar pemain dapat bergerak, balk maju
maupun mundur tanpa terpeleset. Karet sol yang menggigit dibutuhkan karena
frekuensi gerakan maju dan mundur di bulutangkis berlangsung tinggi, dalam tempo

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

cepat. Sepatu bulutangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang


warnanya bervariasi.
Kaus kaki tidak wajib namun sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan
agak tebal supaya empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat
pergesekan kulit dengan sepatu.
Celana pendek atau kaus bulutangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional
banyak dipakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat.
Terkadang pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga lutut,
balk untuk keperluan esensial maupun sekedar untuk menambah ramai penampilan.
Peraturan Pertandingan
Secara sederhana, permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukkan kok ke
bidang permainan lawan, tanpa kok itu tidak bisa dikembalikan. Ada berbagai cara
melakukannya, seperti memasukkan kok ke bidang yang tidak terjaga lawan, atau
memasukkan kok dengan cepat, sehingga tidak sempat dikuasai atau dikejar lawan.
Sebelum pertandingan kedua pemain menjalani undian yang dilakukan wasit,
biasanya dengan tos menggunakan mata uang logam. Pemenang boleh memilih
lapangan dan melakukan servis pertama kali. Untuk ganda, setelah undian hanya satu
orang yang melakukan servis dan begitu gaga! mendapat angka, maka servis pun
berpindah ke lawan.
Angka diperoleh si pelaku servis, sehingga bila dia gagal, servis berpindah, tidak
menggunakan rally point seperti di tenis meja atau bola voli. Bila kok tidak bisa
dikembalikan lawan, dia akan mendapat angka.
Dalam melakukan servis, prinsip yang harus dipegang adalah kepala raket tidak boleh
Iebih tinggi dari pinggang, kok dalam keadaan dipegang, dan kaki tidak bergerak
mendahului gerakan memukul kok. Sedang penerima servis mengalami fault bila
bergerak sebelum lawan melakukan servis.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Bola kok juga menjadi mati bila terpukul dua kali, gagal melewati net, mendarat di
luar garis, raket melewati atas net atau menyentuh net, kaki melewati batas garis
bidang.
Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI
2.6. Studi banding proyek sejenis
STUDI BANDING PROYEK SEJENIS

SEJARAH PB DJARUM

Didorong kecintaan Budi Hartono (CEO PT


Djarum)

pada

bulutangkis

serta

tingginya

kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan


berlatih pada olah raga yang sama. Maka pada tahun
1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di
jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi)
No. 35 - Kudus pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulutangkis di
bawah nama komunitas Kudus.
Berawal dari situ, lahirlah atlit muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi
demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius
mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.
MISI
Membantu persatuan Indonesia dan mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi
di bidang perbulutangkisan dunia.

VISI
Menjadi klub terbaik Indonesia yang penuh dengan pemain-pemain bulutangkis top
dunia asal Indonesia.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

PROFIL PELATIHAN
PELATIHAN

Atlit harus berusaha keras, jika tak ada usaha maka tak ada pula gelar juara yang
datang dengan mudah (dikutip dari CEO PT. Djarum, Budi Hartono).
Ungkapan di atas ada benarnya, lebih lagi bagi mereka para atlit yang ikut tergabung
di pelatihan klub PB Djarum. Maka untuk bergabung di klub PB Djarum menjadi atlit,
sebelumnya para calon atlit diwajibkan mengikuti tahapan seleksi.
Seleksi awal untuk para calon atlit yang akan dibina meliputi
faktor umur, tinggi badan, bakat, kemampuan intelektual,
keseimbangan psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta
sampai sejauh mana dukungan yang diperoleh dari orang tua.
Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlit ini sudah bisa
diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di klub PB Djarum. Setelah itu, untuk
setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti dalam hal kemampuan
bertanding. Apabila kemampuan bertanding dari atlit bersangkutan tidak pernah
meningkat, maka dengan berat hati PB Djarum akan memulangkannya.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Hal diatas dilakukan mengingat PB Djarum memberlakukan sistem promosidegradasi dalam tahapan pelatihan para calon-calon atlitnya. Sistem demikian dianut
oleh PB Djarum, karena untuk meningkatkan iklim kompetitif di kalangan atlit.
Sehingga dengan kegagalannya, atlit bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki diri
ataupun mengembangkan karirnya di bidang lain.
Sedangkan mengenai pemulangan atlit, PB Djarum juga telah menetapkan klausalnya
secara tertulis, sehingga setiap orang tua atlit di PB Djarum juga akan mengetahui hal
tersebut dari awal

PROFIL PENDIDIKAN
PENDIDIKAN

PB Djarum sejak dini telah menanamkan visi kepada seluruh atlitnya, agar mereka
tidak mencetak keberhasilan di arena pertandingan saja, tapi juga mencetak
keberhasilan di bangku sekolah.
Membagi kegiatan antara latihan bulutangkis dengan
sekolah, memang bukan tugas yang mudah bagi para atlit
PB Djarum, terlebih lagi mereka-mereka ini yang
kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD,
SMP, dan SMA. Namun, untuk menyelaraskan dua
kegiatan

tersebut,

PB

Djarum

mengambil

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

langkah

bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud).


Sehingga, kegiatan antara latihan bulutangkis dengan sekolah yang dijalani oleh para
atlit bisa berjalan baik, dan tidak mengganggu satu sama lain.
Kerjasama yang dilakukan antara PB Djarum dengan
Depdikbud adalah dengan pemberian dispensasi waktu di
sekolah untuk para atlit. Atlit diberikan ijin untuk
memulai waktu belajarnya di sekolah tidak seperti siswa
lain pada umumnya. Mereka juga diberi kemudahan
memperoleh ijin meninggalkan sekolah pada saat mereka
harus mengikuti kejuaraan.
S

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

2. LEE BADMINTON TRAINING CENTRE


Lee Badminton Training Centre ini didirikan pertama dari 1995. Bangunan ini pada
awalnya mempunyai luasan 3,500 square. Saat itu bangunan ini hanya mempunyai 2
lapangan bulutangkis. Setelah perkembangan selama 6 tahun yakni tepatnya
November 2001, Bangunan Lee Badminton Training Centre ini mempunyai luasan
8,500 square.Saat ini Lee Badminton Training Centre mempunyai 8 lapangan
bulutangkis yang berstandart Internasional yang berpegang teguh dengan peraturanperaturan BWF. Di Lee Badminton Training Centre juga diajarkan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan bulutangkis.

Lee Badminton Training Centre mempunyai sistem


pelatihan profesional yang terbaik yang terdapat di
propinsi Ontario Canada. Banyak juara-juara propinsi
dan nasional yang diproduksi oleh Lee Badminton
Trainig Centre ini. Pemain pemain hasil didikan
Lee

Badminton

Training

Centre

ini

yang

mempresentasikan Canada di dalam turnamen-turnamen bulutangkis internasional


Karena alasan ini, Lee Badminton Training Centre ini dikenal oleh Ontario Asosiasi
bulu tangkis sebagai salah satu pusat pelatihan bulu tangkis terbaik yang terdapat di
Canada

Struktur kepengurusan Lee Badminton Training Centre

Pemilik

: Jennifer Lee

Koordinator : .. Cherry Ching Ng

Pelatih

: Meiluawati
Charatpong Mungwatana
Ronny Tranggono
Huang Zhi Qiang
Sun Jun
Hin cheng (pelatih Junior)
Dan lain sebagainya

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Fasilitas-fasilitas di Lee Badminton Training Centre

Ruang fitnes

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Perlengkapan Olahraga

3. PB Jayaraya,
Berbicara tentang perkembangan bulutangkis di Indonesia, rasanya sulit dipisahkan
dari Gedung Bulutangkis Rudi Hartono, yang letaknya berseberangan dengan
kawasan Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karena dari
gedung yang merupakan markas klub Jaya Raya itu, kerap kali lahir talenta-talenta
muda berbakat yang selanjutnya akan dimatangkan dalam pelatnas di Cipayung.
Sejak didirikan 26 Juli 1976, klub ini memang telah banyak melahirkan sederet
pemain top nasional. Adapun gagasan pendirian salah satu klub bulutangkis tertua di
Jakarta ini, datang dari Ali Sadikin yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur
DKI Jakarta dan Ir Ciputra yang merupakan Ketua Yayasan Jaya Raya. Belum genap
satu tahun berdiri, Jaya Raya telah dapat melahirkan pebulutangkis sekelas Kurnia Hu
dan Maria Fransiska. Kedua pemain asal Jawa Timur tersebut mencuat ke permukaan
setelah ditemukan ayah Rudi Hartono yang kala itu menjabat sebagai pencari bakat
bagi klub Jaya Raya.
Selain karena memiliki pemain yang berbakat, kala itu Jaya Raya masih dilatih
beberapa mantan pemain nasional yang telah banyak mengukir prestasi internasional
seperti Maestro dan legenda Bulutangkis Rudi Hartono, Retno Kustiah dan Utami
Dewi.Seiring berjalannya waktu, Jaya Raya memang tak pernah berhenti mencetak
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

bibit-bibit potensial untuk menjadi juara. Sederet pemain ternama pun pernah
merasakan kerasnya persaingan dan ketatnya kedisiplinan di Jaya Raya. Ternyata pola
pelatihan seperti itu pula yang membuat Kurnia Hu, Edi Kurniawan, Maria Fransisca,
Yanti Kusmiarti, Rosiana Tandean, Lani Tedjo, Tony Gunawan, Bambang Suprianto,
Mia Audina serta Susi Susanti. Dapat merasakan nikmatnya sejumlah gelar juara di
kancah nasional, regional maupun internasional.
Dengan dukungan Ciputra, Jaya Raya praktis tak pernah mengalami krisis keuangan.
Klub kami sama sekali tidak profit oriented. Sebab justru kami yang menanggung
semua biaya untuk pemain binaan kami, mulai dari makan dan uang saku serta
memberikan biaya siswa, tandas Retno.Hal itu yang membuat, Jaya Raya tak pernah
berhenti dalam melahirkan pebulutangkis potensial yang akan disalurkan ke Pelatnas
Cipayung. Wajarlah, jika Jaya Raya mengklaim dirinya sebagai klub yang paling
banyak memasok pemain ke tim pelatnas. Tercatat sekitar 19 orang pebulutangkis
asal Jaya Raya, tahun ini masuk dalam Pelatnas Pratama.Bagi Retno Kustiah, yang
juga salah seorang pendiri Klub Jaya Raya, segudang prestasi memang pernah
dibukukan anak asuhnya.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB III
ELABORASI TEMA

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB III
ELABORASI TEMA

III. Arsitektur High Tech


III.I Pengertian arsitektur high tech
Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada tahun 70-an yang
digunakan para arsitek untuk menyatakan teknologi alternatif. Sejalan dengan waktu
istilah tersebut semakin lazim digunakan, namun arsitek-arsitek sendiri lebih memilih
untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius.
Arsitektur High Tech mempunyai makna yang berbeda dari industri High Tech.
Dimana dalam industri bermakna alat elektronik, computer, silicon chip, robot, dan
sejenisnya, sedangkan dalam arsitektur bermakna langgam bangunan.

Di Amerika Serikat, istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian


langgam, sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada
hubungannya dengan High Technology, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya
dengan Goths (salah satu suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang
dari Batic sampai ke Laut Hitam dan abad ke-3 Masehi menyerang

Kekaisaran

Romawi).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian Arsitektur High Tech adalah
Arsitektur yang mempunyai karakteristik material sintesis seperti kaca, metal,
dan plastik.
Pada pokoknya mengikuti ekspresi kejujuran suatu bangunan (seperti pada
aliran modernisme Mies Van der Rohe).
Biasanya membubuhkan tentang produk industri.
Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan, tetapi
juga sebagai sumber imajinasi. Meletakkan fleksibilitas penggunaan sebagai
prioritas.

Berbagai elemen bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti :


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Kekuatan struktur baja

Keluwesan permukaan yang menakjubkan

Pipa-pipa penghawaan yang diekspose.

Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya

Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan


kegunaan bangunannya

Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak
pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech

Sebagai alternatif, pengertian Arsitektur High Tech bisa didapat mendalam dari
apa yang sudah diterapkan pada bangunan-bangunan yang dirancang dalam 20 tahun
terakhir oleh para arsitek yang beraliran High Tech, seperti :

Richard Rogers

Norman Foster

Michael Hopkins

Nicholas Grimshaw

Ada beberapa lagi exposen High Tech, dan tidak semua dari mereka orang
Inggris, namun keempat orang ini adalah pemimpin dari gerakan ini.
Tidak ada suatu konferensi atau pernyataan, namun hampir semua anggotanya
mempunyai latar belakang pendidikan yang sama dan mengenal pribadi satu sama
lain. Mereka telah bekerja di kantor masing-masing dan saling tukar-menukar ide,
kadang bekerja sama, namun kadang juga bersaing.
Fungsi dan Representasi
Exposen High Tech seperti pionir-pionir modernisme pada tahun 1920-an
percaya bahwa ada sesuatu semangat di abad ini dan arsitektur mempunyai tanggung
jawab moral untuk mengekspresikan semangat itu. Semangat abad ini, menurut
Arsitektur High Tech sejalan dengan kemajuan teknologi.
Arsitektur harus berperan di dalamnya dan menggunakan teknologi itu termasuk
teknologi industri, transportasi, komunikasi, penerbangan, dan perjalanan luar
angkasa. Bahkan ada yang bertanya, haruskah ada bangunan berbeda dari artefak
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

budaya industri. Mengapa kita tetap saja membangun bangunan yang kurang memiliki
ketepatan, kacau, yang tidak praktis seperti batu bata, mortar, beton, dan kayu, disaat
kita bisa membuat bangunan dengan menggunakan komponen bangunan yang penuh
ketepatan, seperti material dan kaca yang dapat dipabrikasi dapat cepat dirakit di
lokasi.
Arsitektur High Tech melihat arsitektur sebagai sebuah cabang teknologi
industri. Tidak ada penerapan artistik dan sosial. Dimana bangunan-bangunan yang
dibuat akan menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti
alat-alat kehidupan sehari-hari. Dimana bangunan yang diciptakan haruslah
fungsional dan efisiensi, tidak artistik dan simbolik.
Namun ada hal yang bertolak belakang di sini, arsitektur tidak akan pernah
kelihatan benar-benar murni fungsional, bagaimanapun kerasnya usaha yang
dilakukan. Tipikal bangunan Arsitektur High Tech lebih melambangkan dan
menonjolkan teknologi daripada menggunakan secara sederhana dan dengan cara
yang mungkin lebih efisien.
Mungkin lebih murah dan lebih cepat untuk membangun dinding pembatas yang
berat dari batu bata, namun Arsitektur High Tech akan lebih memilih bingkai baja dan
panel metal yang ringan, karena ini sebuah teknologi yang lebih sesuai dengan
semangat abad ini. Mereka setuju kepada pendapat bahwa bangunan harus selalu
selaras dengan kejuan teknologi dalam hal ini simbolisme dan penonjolan telah
menjadi sesuatu bagian terpenting.
Motif High Tech struktur baja yang diekspose, saluran penghawaan yang
ditonjolkan dan tidak pernah menjadi solusi ekonomis.
Arsitektur High Tech dengan begitu tidaklah dapat murni dikatakan fungsional
dan tidak murni representasional. Ada sebuah artikel tentang Arsitektur High Tech
yang mengatakan bahwa ada sesuatu pembatasan fungsional untuk sebuah rancangan
sebagai salah satu contoh struktur tarik Arena Es di Oxford oleh Nicholas Grimshaws.
Di sini terlihat ketegasan, dimana bangunan kotak menjadi dinamis,
menonjolkan diri sendiri dan sepintas dapat dikenali sebagai karya arsitektur yang
membawa khayalan pada sebuah kapal layar. Sebuah efek yang sama dapat timbul
dari aplikasi sepasang tiang semu sebagai struktur sebagai portal biasa.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Tetapi arsitek High Tech sebenarnya tidak akan pernah untuk berbuat demikian.
Struktur haruslah nyata dan dalam batas-batas fungsional tertentu. Dalam kasus ini
pembatasannya adalah tanah dengan daya dukung rendah.
Dari semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah ini, dipilih struktur
tarik bagaimanapun itu bukanlah pemecahan yang ekonomis namun lebih
melambangkan kekuatan.
Le Corbusier menggambarkan rumah sebagai sebuah mesin untuk ditinggali,
namun dia membangun rumah-rumah dengan teknologi yang primitif sama dan sama
sekali tidak menunjukkan sebagai sebuah mesin.
Bangunan High Tech memang kelihatan seperti sebuah mesin, dimana mesin
adalah :

Lebih dari sekedar metafora

Sebuah sumber teknologi dan imajinasi

Mesin biasanya digunakan untuk produksi massal

Bergerak atau dapat dipindah-pindahkan

Terbuat dari material sintesis, seperti metal, kaca, dan plastik

Karakteristik ini menjadi sebagai sebuah referensi dari Arsitektur High Tech.
Bangunan bisa diproduksi massal atau setidaknya banyak memperlihatkan
perulangan. Bangunan-bangunan itu mungkin tidak bergerak seperti mobil, atau dapat
dipindah-pindahkan seperti televisi, tetapi mereka biasanya dibuat dari komponenkomponen yang berbeda, dan biasanya muncul dengan mengambang beberapa inci
dari permukaan tanah, mungkin suatu hari nanti bangunan-bangunan itu dapat
dipindah ataupun bergerak. Namun begitu, bangunan tersebut dari teknologi
konstruksi sejauh mana bisa memberikan kesan seperti mesin.
Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki
keseimbangan antara fungsi dan simbolisme

Struktur dan Zona Servis Kejayaan Teknologi

Struktur yang diekspose dan zona servis yang diekspose adalah dua penampakan
yang membanggakan dari Arsitektur High Tech, meskipun tidak semua Arsitektur
High Tech mengekspose struktur dan servis bangunannya. Hal ini dapat dilihat pada
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

perbedaan gaya dua arsitek High Tech Inggris terkenal yaitu Norman Foster dan
Richard Rogers :

Rogers sangat suka meletakkan pipa-pipa saluran di seluruh fasade

bangunan, meskipun mengakibatkan setiap orang harus berpisah-pisah, terlindung


dari elemen-elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Jadi tetap ada suatu
pembatasan yang fungsional. Di samping itu juga mengambil efek-efek pictureque
dimana permainan bayangan dan cahaya sama pentingnya.

Foster sebaliknya hampir tidak pernah mengekspose saluran-saluran servis

tepat tidak di luar bangunan. Ia lebih memilih untuk menempatkannya pada langitlangit gantung atau lantai yang ditinggikan.
Namun karya keduanya tetap ditandai sebagai struktur yang kuat dan ekspresif
khususnya struktur baja. Baja adalah satu dari banyak material bangunan yang tahan
tarikan. Memberikan Arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi
teknologi dari elemen bangunan. Tidak mengejutkan baja tarik dapat memberikan
berbagai macam keuntungan.
Ruang dan Fleksibilitas
Berbagai elemen dari bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti:

Kekuatan struktur baja

Keluwesan permukaan yang menakjubkan

Pipa-pipa penghawaan yang diekspose.

Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya

Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan

kegunaan bangunannya

Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak

pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech

Isu tentang ruang telah digantikan tentang teknologi untuk fleksibilitas (dalam
Arsitektur High Tech). Apa yang kita bicarakan kata Arsitektur High Tech bukanlah
soal permukaan sebuah ruang atau hall atau ruang-ruang antara, tapi sebuah zona
servis di luar atau di dalam. Kemungkinan penggunaan dari zona ini adalah

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

memaksimalkan pemanfaatan berbagai jenis fasilitas seperti udara, panas, cahaya,


energi, dan elemen pelengkap, seperti partisi dan sebuah grid biasa.
Hal yang dapat dipelajari :
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona servis, dan utilitas
yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas
maksimal.

Arsitektur High Tech dan Kota


Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyods
Building, dan Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah
menyatakan bahwa konteks perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain
mereka. Meskipun demikian adalah benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota,
seperti manipulasi ruang, tidak merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High
Tech.
Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama
dalam filosofi High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen
utama filosofi High Tech dan itu berhubungan erat dengan masa, yaitu :
High Tech melihat ke depan
Arsitektur yang optimistik
Pengaturan sementara daripada ruang permanen
Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan
lingkungan
High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan
tradisi kesinambungan dan sejarah
Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner
bukan tradisional.
Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan
kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah.
Kesimpulan
Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service, dan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

utilitas yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki
fleksibilitas maksimal.
Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Salah satu ciri bangunan High Tech adalah mengambang di permukaan tanah.

Dalam tulisan Charles Jenks mengenai arsitektur High-Tech, The Battle of


High Tech Great Buildings with Great Faults, dua bangunan High-Tech yang
sangat penting dalam abad ini adalah Hong Kong Bank (yang merupakan salah satu
karya masterpiece Norman Foster) dan Lloyds Building, London (Richard Rogers).
Karya arsitektur yang besar namun banyak dipertanyakan, hasil yang memuaskan
namun seperti boneka, ruang-ruang yang menakjubkan namun satu kegunaan,
ekspresi struktur yang jujur dan mengagumkan namun sangat mahal. Ia juga
menuliskan beberapa hal dasar mengenai High-Tech Building.
(Farmer, Ben & Hentie Low, 1993)

Menurut Charles Jenks, ada 6 karakteristik Arsitektur High Tech:


Karakteristik Arsitektur High Tech
Karakteristik arsitektur High Tech adalah 1:
1.

Inside-out
Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan
penggunaan material penutup yang transparan,
seperti

kaca.

tertutup/ditutupi

Fungsi-fungsi
terkadang

yang

umumnya

ditonjolkan

keluar,

seperti fungsi servis dan utilitas.

2.

Gbr 3.1. Bangunan


dengan finishing kaca
transparan

Celebration of process
Penekanan

terhadap

pemahaman

mengenai

konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari


suatu bangunan, di antaranya hubungan dari
struktur, paku, dan pipa-pipa saluran sehingga
1

Collin Davies, High Tech Architecture

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Gbr 3.2. Ekspos detail


struktur bangunan

timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan.
Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster,
yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat
mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun yaitu dalam
penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu
rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan
tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.

3.

Transparansi, pergerakan dan pelapisan.


Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu
ditonjolkan tanpa terkecuali. Pelapisan dari pipapipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan
pada escalator dan lift merupakan karakteristik
dari bangunan high tech.
Gbr 3.3. Interior Llyoids
Building mengekspos jalur
sirkulasi

4.

Pewarnaan yang cerah


Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan
yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas,
sehingga memahami penggunaanya secara efektif.
Contohnya adalah pada bangunan Millenium
Dome dimana struktur penopang bangunannya yang
berupa space truss baja dicat dengan warna oranye
cerah seolah untuk menonjolkan struktur tersebut.

5.

Gbr 3.4. Millenium Dome


menggunakan warna
oranye cerah pada struktur
Sumber: Millenium
Architecture

Komponen-komponen penopang yang ringan


Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric
dari high tech building. Sekelompok kabel-kabel
baja penopang dapat membuat mereka lebih
ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran
gaya-gaya pada struktur.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Gbr 3.5. Penggunaan kabel ringan


sebagai struktur
Sumber: Sir Norman Foster

6.

Optimisme dalam Kultur Scientific di Masa Depan


Bangunan yang dapat mewakili kebudayaan/peradaban
masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu
tetap bisa dipakai/tidak ketinggalan zaman.

Gbr 3.6. Penggunaan sistem struktur


lama dengan desain baru menampilkan
kesan scientific
Sumber: Sir Norman Foster

III. 2. Interprestasi tema


Badminton Training Centre merupakan pusat pelatihan Bulutangkis yang di
dalamnya terdapat berbagai lapangan bulutangkis yang digunakan untuk pelatihan dan
fasilitas-fasilitas lainnya.. Untuk menciptakan sebuah Badminton Training Centre
dengan beberapa ruangan yang menuntut fleksibelitas ruangannya maka diambillah
tema arsitektur High Tech yang dapat menciptakan fleksibelitas sebuah ruangan
dengan pengunaan sistem struktur bentang lebar.

Dari sisi lain bisa dilihat dengan berkembangnya bulutangkis di seluruh dunia
dan sistem pelatihannya memakai teknologi modern, maka berkembang pula
teknologi sebagai akibat ilmu terapannya, sehingga wadah yang memperkenalkan
sistem pelatihan Bulutangkis itu sendiri dapat menggambarkan fungsinya dalam
bentuk bangunan serta struktur yang dipakainya yaitu konsep arsitektur High Tech.

Arsitektur High Tech sangat tepat diterapkan pada Badminton Training Centre
tersebut, dimana kebutuhan akan sistem mekanikal, sistem elektrikal, proteksi
kebakaran, akustik, dan pengkondisian udara yang efisien, fleksibel, tepat guna, dan
berkelanjutan dapat diwujudkan dengan menerapkannya pada disain bangunan. Hal
ini juga sesuai dengan perkembangan bulutangkis yang terus berkembang akan
semakin memerlukan fasilitas-fasilitas yang fleksibel.

Arsitektur High Tech yang identik dan sarat dengan teknologi terbaru dan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

memakai unsur material baja, logam, dan kaca yang sudah menjadi ciri khasnya,
sangat tepat penggunaannya jika dilihat dari efisiensi waktu dan biaya. Selain itu,
material

tersebut

juga dapat dimanfaatkan untuk menjadikan suatu bangunan

menjadi suatu tampilan yang mempunyai nilai dan karakter dan berteknologi tinggi.

III. 3. Studi Banding Tema Sejenis


3.1 Warehouse and Distributon Center for Renault, UK
Warehouse and Distributio Center for Renault adalah bangunan yang berfungsi
sebagai gudang dan distribusi bagi kendaraan Renault di swindon. Bangunan ini
berdiri diatas area seluas 6.5 hectar, dengan menggunakan modul pada bangunan
untuk mengintegrasikan program dan site sehingga dapat diisi/ditambah untuk
pertumbuhan bangunan selanjutnya. Penggunaan modul menyebabkan denah menjadi
pesegi walaupun pada satu sisi tapak tidak persegi, ini disesuaikan dengan konsep
fungsional yang tidak harus terikat dengan bentukan tapak.

Gambar 3.7. Site Plan Warehouse and


Distributon Center for Renault

Gambar 3.8.. Interior ruang pameran


Warehouse and Distributon Center for
Renault

Bangunan ini menggunakan struktur


rangka baja yang ditopang dengan kabel baja sehingga menimbulkan ekspresi
bangunan yang kokoh. Pewarnaan pada struktur ini menjadi cirri khas bangunan
untuk membedakan struktut, tangga, dan utilitas.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Gambar 3.10. Eksterior Warehouse and


Distributon Center for Renault

Gambar 3.9. .Sistem Struktur


Warehouse and Distributon Center for
Renault

Untuk envelope bangunan menggunakan material kaca dan almunium. Pada


bagian sisi dengan visual kedalam yang maximal menggunakan bahan kaca untuk
menunjukkan fungsi atau kegiatan didalam bangunan. sedangkan pada sisi yang
dominant untuk egiatan servis menggunaan material penutup dari bahan almunium
yang berwarna perak. Sedangkan tangga diletakkan pada bagian luar bangunan. Pada
bagian atap terdapat skylight yang berada dipertemuan kolom dengan balok rangka
atap.

2. THE GREAT COURT OF BRITISH MUSEUM (1997 2004)

British museum adalah bangunan tua dimana pada bangunan ini Norman Foster
menambahkan ruang lagi yang disebut dengan Great Court. Bangunan ini juga
dirancang dengan prinsip ekologis dimana pada bangunan ini terdapat ventilasi dan

pencahayaan alami. (www.architectureweek.com)

GAMBAR 3.11. Tampak samping great court


Sumber : Internet
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

GAMBAR 3.12. British museum

GAMBAR 3.13. Tampak atas great court

Sumber : Internet

Sumber : Internet

GAMBAR 3.14. Prinsip ekologi pada great court


Sumber : Internet

3. COMMERZBANK TOWER, FRANKFURT, GERMANY (1991 1997)


Bangunan ini merupakan bangunan tertinggi di Eropa dan bangunan tinggi ekologi
pertama. Pada bangunan ini terdapat taman taman yang dapat mengalirkan udara
dan memberikan cahaya ke dalam bangunan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Bangunan ini berlantai 56, memiliki tinggi 259 meter, menara lampu di bagian atas
bangunan memberikan bangunan ini ketinggian tambahan menjadi 300,1 meter.
(Jodido, Philip. Sir Norman Foster, 1997)

GAMBAR 3.15. Commerzbank tower

GAMBAR 3.16. Denah Commerzbank tower

Sumber : Internet

Sumber : Internet

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

GAMBAR 3.17. Taman pada


Commerzbank tower
Sumber : Internet

GAMBAR 3.18. Sirkulasi udara pada


Commerzbank Tower
Sumber : Internet

4. Faculty of Law, University Of Cambridge, Cambrridgeshire, UK

Gambar 3.19. Interior bangunan

Gambar 3.20. Potongan bangunan


Sumber : Internet

Sumber : Internet

Berlokasi di Sidqwick Avenue Camous tepat disebelah James Stirling`s 1967


perpustakaan fakultas sejarah. Bangunan rancangan Foster ini paduan rancangan
modern yang mahir dan menghargai lingkungan yang ada. Bangunan ini terdiri dari
perpustakaan hukum, 5 auditorium, ruang seminar, kantor administrasi. Bangunan ini
berupa lekukan kaca. Pada bangunan ini dirancang meminimalkan penggunan energi
listrik dengan hanya pada bagian bawah ruangan kuliah diberi AC. Perhitungan yang
hati-hati terhadap sudut matahari sehingga pada musim panas pun keadaan ruangan
sangat menyenangkan. Bangunan ini menyerupai potongan suatu bentuk denganpintu
masuk dan ruang resepsionis pada sisi yang terpotong tersebut, timbunan buku yang
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

menumpuk dipadukan dengan ruang yang fleksibel dan area-area belajar yang
memasukan cahaya alami

Atap yang dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengkung ke
bawah hingga lantai dasar di sisi taman, akan memberikan view yang mengagumkan
dari padang rumput dan pepohonan-pepohonan alami.

Penganalisaan dari struktur bangunan yaitu rangka pipa dapat menjadi suatu netting
untuk penglihatan arah ke view utama. Desain Fakultas Hukum akan menjadi
landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan
tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik.

Pada konstruksi bangunan yang berupa rangka pipa besi berpilin menjadi struktur
utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai
dengan kantilever yang berundak-undak, pada interior memperlihatkan jalinan rangka
pipa besi pada dinding luar netting arah pandang keluar bangunan, deretan tempat
duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB IV
ANALISA

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB IV
ANALISA PERANCANGAN

4.1.

ANALISA FISIK/TAPAK

4.1.1. Analisa Lokasi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Posisi site terhadap Kota Medan


Site berada di perbatasan kota Medan
yang

terletak

pada

distrik

perumahan, pendidikan dan rekreasi


yang sangat mendukung fungsi dari
Gambar 4.1 Key plan dan lokasi proyek

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

proyek ini.

Posisi site terhadap lingkungan


Di sekitar site terdapat bangunan
dimana fungsi di sekitar lingkungan
berupa area perumahan, pendidikan
dan pertokoan

Gambar 4.2. Peta lokasi proyek

Site berada pada persimpangan Jl.Ngumban Surbakti dengan


Jl. Flamboyan, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang.

Tanggapan
Posisi site terhadap Kota, Kawasan dan Lingkungan sangat strategis untuk fungsi bangunan
yang akan didirikan di dalamnya yaitu Badminton Training Centre. Lokasi tidak berada di
pusat kota dan bukan jalur sirkulasi padat namun lancar. Lokasi site yang berada pada
persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan membuat pencapaian ke dalam
bangunan lebih mudah.

Rekomendasi
Didalam site akan dibangun Badminton Training centre

yang berfungsi sebagai tempat

penyelenggaraan pertandingan dan pelatihan Bulutangkis nasional maupun internasional juga


sebagai tempat untuk memasyarakatkan Bulutangkis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

4.1.2. Analisa tata guna lahan

Peruntukan Lahan

Didalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan) lokasi yang
berada di persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel.
Sempakata, Kec. Medan Selayang, termasuk dalam WPP E dengan Sei Sikambing
sebagai pusat pengembangan. Peruntukan lahan untuk daerah ini merupakan untuk
kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan
sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan.

Sebagai kawasan permukiman, rekreasi dan komersial, lokasi ini sangat potensial
untuk dibangunnya bangunan dengan fungsi sebagai tempat yang mewadahi
kegiatan rekreasi olahraga di tambah fasilitas pendukung yang bergerak di bidang
komersil. Hal ini diperkuat dengan 4 unsur potensial dari lokasi, yaitu:

Terletak dipinggiran kota dengan lahan kosong yang tersedia luas

Berada pada kawasan permukiman, rekreasi dan pendidikan

Transportasi yang lancar dan baik

Luas site yang mendukung 2,5 Ha

Lahan di sekitar site masih luas

Pada kawasan ini, bangunan rata-rata memiliki ketinggian yang cukup rendah,
yaitu antara 2-3 lantai

Gambar 4.3. Peta land use


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Legenda
Site
Perkantoran
Permukiman
Perdagangan

Berdasarkan land use pada Kecamatan


Medan Selayang terdapat beberapa fungsi
yaitu :
Permukiman
Perkantoran
Perdagangan
Konservasi
Rekreasi
Lapangan golf
Hutan kota

4.1.3. Intensitas pembangunan

GSB (Garis Sempadan Bangunan)

Jl. Ngumban Surbakti


: 11 meter

Jl. Flamboyan
: 5 meter

GSB dapat dipergunakan sebagai :

Parkir

Akses untuk pejalan kaki dan


kendaraan

Gambar 4.4. Peta intensitas pembangunan

Luas site : 2,5 Ha = 25.000 m


KDB (Bulk) di kawasan sekitar = 80 % x L. Lahan
KDB = 80 % x 25.000 m
= 20.000 m

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Rekomendasi:
Pembangunan ini nantinya akan di bangun dengan ketinggian 2-3 lantai dengan
memperhatikan ketinggian bangunan di sekitar site
Dengan KDB 80 %, maka diharapkan akan tercipta ruang luar yang akan digunakan
untuk pejalan kaki agar lebih aman dan nyaman

Tanggapan
Existing site merupakan lahan kosong yang luas sehingga pengolahan bangunan
akan lebih mudah dan dapat diusahakan suasana yang nyaman bagi pejalan kaki

Rekomendasi
Bangunan diletakkan lebih kedalam site dengan tujuan memberikan ruang luar
bagi pejalan kaki.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

4.1.4. Analisa Sirkulasi

4.1.4.1.

Analisa Sirkulasi Kenderaan


Penyebab kepadatan tinggi pada beberapa ruas
jalan menuju site disebabkan antara lain:

Terdapat simpang yang


bernama
simp.
Pemda
dimana kepadatan cukup
tinggi

Dengan adanya bangunan berfungsi


stadion maka jl ngumban surbakti dan jl
flamboyan akan menjadi padat

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Simpang pos yang


cukup padat akibat
ada pajak dan
stasiun kenderaan
umum

Jalan Ngumban Surbakti


Jalan Setia Budi

Gambar 4.5. Analisa sirkulasi kenderaan

Jalan Flamboyan

Jalan Jamin Ginting

Gambar 4.6. Analisa sirkulasi kenderaan


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Jalan Karya Jasa

Jl. Setia Budi


-

jalur sirkulasi untuk kenderaan umum, mobil, roda dua, dll.

Lebar jalan 13 meter

Intensitas kepadatan cukup tinggi dimana titik kepadatan terdapat pada daerah
persimpangan perumahan tasbih namun pada waktu tertentu saja.

Jl. Jamin Ginting


-

jalur sirkulasi dua arah untuk kenderaan umum yang sangat macet akibat
tignkat kepadatan kenderaan yang tinggi

lebar jalan 15 meter

intensitas kenderaan yang tinggi mengakibatkan macet pada pagi hingga sore.
Hal ini juga diakibatkan ada pajak dan stasiun borneo, sutra dan sinabung jaya.

Jl. Ngumban Surbakti


-

merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan


sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.

Lebar jalan 20 meter

Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan Karya
Jasa

Jl. Flamboyan
-

jalur sirkulasi dua arah, dilalui semua jenis kenderaan

lebar jalan 10 meter

intensitas kenderaan kecil atau sedang

Jl. Karya Jasa


-

merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan


sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Lebar jalan 20 meter

Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan

jl Jamin ginting dan

Ngumban surbakti.

4.1.4.2 Sirkulasi Pejalan kaki

Pedestrian bagi
pejalan kaki

Tanggapan
Pada daerah ini
ih
diki

Gambar 4.7. Analisa sirkulasi pejalan kaki

Tanggapan
Pada daerah ini masih sedikit pejalan kaki. Ini dikarenakan daerah ini baru dikembangkan.
Diharapkan nantinya daerah ini akan berkembang dengan pesat setelah adanya
pembangunan proyek ini.
Pada jalan Flamboyan tidak terdapat pedestrian sehingga pejalan kaki kurang nyaman untuk
berjalan disekitar site.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Rekomendasi
Parit yang ada dipinggir jalan ini ditutup untuk dijadikan pedestrian bagi pejalan kaki
yang melewati jalan ini. Baik pada jln ngumban surbakti maupun jl flamboyan nanti
akan dibuat pederstrian yang baik karena kondisi sekarang belum baik.

4.1.5. Analisa Pencapaian

Sarana Pencapaian :

Mobil Pribadi
Angkutan Umum
Sepeda Motor
Taxi
Becak Bermotor
Sepeda
Gambar 4.8. Analisa pencapaian

Tanggapan

Lalu lintas di sekitar tapak merupakan lalu lintas dengan intensitas kendaraan
relatif sedang.

Jl. Ngumban surbakti merupakan jalur dua arah dengan intensitas kendaraan
sedang

Jl. Flamboyan

merupakan jalan dua arah dengan intensitas kendaraan padat-

lancar.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Rekomendasi

Jalan utama merupakan Jl. Ngumban surbakti dan memiliki kemudahan dalam hal akses
ke bangunan, hal ini menjadi pertimbangan peletakkan entrance utama di jalan ini.

Untuk menanggapi proses masuk maka entance utama diberi coakan untuk memberi ruang
lebih bagi kendaraan yang masuk serta menghindari kemacetan karena antrian.

Side entrance (Gerbang Keluar) diletakkan pada Jl. Flamboyan untuk memudahkan
sirkulasi dalam site.

Untuk entrance servis akan di buat enterance khusus untuk akses menuju area servis
bangunan.

4.1.6. Analisa Vegetasi

Gambar 4.9. Analisa vegetasi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Tanggapan

Vegetasi yang ada disekitar site termasuk vegetasi yang baik dimana dapat
memberikan kesejukan pada saat siang hari. Pohon-pohon besar masih berdiri di
sepanjang jalan terutama pada Jl. Ngumban Surbakti. Vegetasi ini dimanfaatkan untuk
peneduh jalan dan pedestrian sehingga suasana menjadi asri dan sejuk.

Terdapat tempat bagi pejalan kaki yang cukup nyaman dan baik

Rekomendasi

Vegetasi berupa pohon yang rindang disepanjang Jl.Ngumban Surbakti tetap


dipertahankan sebagai peneduh untuk jalan dan area pedestrian.

Perlu ditambahkan taman disekitar pinggir jalan terutama di jalan flamboyant yang
jumlah vegetasinya masih kurang.

Pola pedestrian harus lebih dibaguskan.

4.1.7. Analisa Matahari


a. Lapangan pertandingan

Tanggapan :
Posisi arah matahari ini sebenarnya tidak
mempengaruhi

orientasi

dari

lapangan

pertandingan. Walaupun sebenarnya pada


bangunan

arah

matahari

mempengaruhi

orientasi bangunan. Hal ini disebabkan karena


bangunan ini adalah bangunan tertutup.

Gambar 4.10. Analisa matahari

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

b. fasilitas pendukung
Area yang stabil dan normal karena tidak terkena
panas matahari langsung atau tidak terkena panas
matahri sore hari yang menyengat dan tidak sehat

Area yang stabil atau normal.


tidak terlalu panas dan
menyengat

Area yang cukup panas


karena matahari sore yang
panas dan menyengat

Area yang Panas, terkena


Matahari Pagi, namun tidak
menyengat dan sehat.

Area yang stabil dan normal karena


tidak terkena panas matahari langsung
atau tidak terkena panas matahri sore
hari yang menyengat dan tidak sehat

Gambar 4.11. Analisa matahari

Tanggapan

Pada fasade timur, panas yang diterima berasal dari matahari pagi. Kondisi panas ini
tidak berdampak pada pemakaian AC yang banyak, karena panas yang dihasilkan
tidak menyengat.

Pada fasad barat kondisi site sangat panas karena matahari sore yang sangat
menyengat sehingga berakibat pada besarnya beban AC pada bangunan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Rekomendasi

Pada fasad sebelah timur, bukaan dimaksimalkan untuk memasukkan matahari pagi
yang sehat kedalam bangunan.

Sebelah barat site sangat panas sehingga selain menggunakan AC juga diatasi
dengan minim bukaan dan shading pada fasade

Barier dapat berupa tanaman atau vegetasi juga diletakkan untuk shading matahari

4.1.8. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara


Tanggapan
Sumber kebisingan dari arah Jl.
Ngumban

Surbakti

dan

Jl.

Flamboyan. Kebisingan dan polusi


ditimbulkan

oleh

banyaknya

aktifitas kendaraan yang melalui


jalan ini.
Rekomendasi
Untuk mengurangi kebisingan dari
arah jalan ini, maka perlu dibuat jarak
yang cukup antara jalan dengan
bangunan dan juga menempatkan
vegetasi buffer untuk mengurangi
merambatnya suara bising ke site.
Gambar 4.12. Analisa kebisingan dan polusi udara

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

4.1.9.

Analisa Utilitas

4.1.9.1.

Pola-pola Penerangan

Gambar 4.13. Pola penerangan

Tanggapan
Lampu jalan menggunakan neon, terdapat di kedua ruas Jl. Ngumban S dan di salah satu
ruas Jl. Flamboyan , dipasang pada tiang-tiang baja. Lampu-yang ada disekitar site adalah
jenis lampu jalan standard dengan dua arah lampu tiap tiang. Dipasang dipinggir jalan
dekat dengan parit di sepanjang jalan.

Rekomendasi
Titik-titik lampu yang telah ada dipertahankan dan ditambah pada ruas jalan sebelah kanan
jl Flamboyan, sesuai dengan kebutuhan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

4.1.9.2 .

Jalur Utilitas

Gambar 4.14. Jalur utilitas

Tanggapan
Jalur utilitas yang ada disekitar site cukup baik dan dapat mencukupi kebutuhan yang ada
didalam bangunan Badminton Training centre ini.

Rekomendasi
Jalur utilitas yang ada dipertahankan untuk mendukung dan memberikan kemudahan
dalam hal pelayanan bangunan. Perbaikan beberapa jalur utilitas yang sudah mengalami
kerusakan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

4.1.10.

Analisa View

4.1.10.1. Analisa View dari Luar ke Dalam

View dari arah ini sangat


baik yang berasal dari jalan
utama.

+++

+++
++

View kearah ini cukup baik


karena menghadap tanah
kosong

Gambar 4.15. analisa view luar ke dalam

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

View
dari
persimpangan
sangat
baik karena merupakan
area
yang
banyak
dilalui oleh kenderaan
dan
dapat
terlihat
dengan jelas dari arah
ini.

Tanggapan
+++

merupakan daerah yang memberikan view sangat baik

++

merupakan daerah yang memberikan view cukup baik

merupakan daerah yang memberikan view sedang

merupakan daerah yang memiliki view kurang baik

Rekomendasi
Pada sisi +++ dan ++ pengolahan fasade bangunan lebih dipertimbangkan dengan baik
pada sisi + dan pengolahan bangunan tidak terlalu penting dan di buat untuk area
parkir atau area sirkulasi

4.1.10.2 View dari Dalam ke Luar

View bangunan kearah ini


sangat
baik
karena
menghadap jalan utama yang
banyak dilalui kenderaan
bermotor.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

+++

View ke sisi ini


kurang baik karena
langsung berbatasan
dengan
rumah
penduduk
yang
kurang terawat.

+++
++
Pada sisi ini viewnya cukup bagus, pada sisi ini
terdapat rumah makan, tanah kosong dan rumah
penduduk.

Gambar 4.16. analisa view dari dalam ke luar

Tanggapan

Pada Persimpangan antara Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan memiliki view yang
sangat baik keluar bangunan

Pada Jl. Ngumban Surbakti juga memiliki view yang sangat baik ke luar.

Rekomendasi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Pada sisi yang memiliki view keluar yang sangat baik diolah agar pandangan kearah tersebut
tidak terhalang yaitu pada persimpangan jalan. View yang cukup baik berada pada Jl. Ngumban
Surbakti yang juga akan diolah agar view kearah jln initidak tertutup. Begitu juga dengan

4.2.

ANALISA NON FISIK / FUNGSIONAL

4.2.1. Pelaku dan Aktifitas

a) Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari:

Pengunjung

Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas:


-

Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan

Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta
penonton pertandingan.

Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.

Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari
hiburan.

Pengelola.

b) Kegiatan

Kegiatan utama

Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding.

2 Rekreatif
Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis
3 Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik

Kegiatan pendukung

Souvenir dan retail shop


Menjual barang-barang olahraga
5 Restoran dan kafe
Tempat yang menyediakan makanan dan minuman.
6 Ruang pertemuan
tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan
wartawan
7 Pusat kebugaran

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Menampung kegiatan berolahraga dan kebugaran yang menggunakan alat olah


raga.
8 Museum olahraga
Tempat memamerkan prestasi olahraga Sumut khususnya di bidang
bulutangkis.
9 Klinik kesehatan
Tempat untuk memeriksakan kesehatan bagi setiap atlet yang berlatih di
Badminton Training Centre ini

1. Pengelola.
Ruang-ruang yang dibutuhkan :
-

R.Kerja

R.Direktur Umum

R.Direktur per divisi

R.Manager per divisi

R.Ass Manager per divisi

R.Karyawan

R.Ganti

R.Tunggu

Ruang Penyimpanan

Toilet

2. Kegiatan Pelayanan Teknis. Ruang-ruang yang diperlukan :


-

Ruang Operator

R.O. PABX dan Sound System

CCTV

Pompa dan Ground

Reservoir

Tempat Pembuangan Sampah

c. Skema Aktivitas Pemakai


Pengelola dan Karyawan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Pengelola
Proyek
Datang

Kantor
Pengelola

Entrance

Parkir
Pengelola

Administrasi

Istira
hat

Pulang

Kontrol

Gambar 4.17. Skema Aktifitas Pengelola

Pengunjung dan Penonton

Datang

Entrance

Parkir
Pengunjung

Kegiatan
Bangunan

Pulang

Pengelola

Gambar 4.18. Skema Aktifitas Pengunjung dan Pengelola

Servis
Servis

Parkir Servis

Gambar 4.19. Skema Aktifitas Servis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Entrance

Bangunan

d. Organisasi Ruang
Pemain, Ofisial dan Wasit
PARKIR
R. GANTI
PEMAIN I
PRIVAT
ENTANCE
MEDIS
MIXED
ZONE

R.GANTI
WASIT
TES DOPING

LAP. PERMAINAN
R. GANTI
PEMAIN II

Gambar 4.20. Skema Organisasi Ruang Pemain, Ofisial, Wasit

Pemain
ENTRANCE

KORIDOR

R. DELEGASI

ENTRANCE
MEDIA

R.PEMANASAN

R.GANTI

R.PIJAT/MASSAGE

R. MEDIA
SHOWER

WC/TOILET

Gambar 4.21. Skema Organisasi Ruang Pemain

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Pengunjung

TICKET
BOX

Pemeriksaan Pra
pertandingan

PEMERIKSAAN
2

ENTRANCE

TRIBUN
PENONTON

PEMERIKSAAN
4

PEMERIKSAAN
3

Gambar 4.22. Skema Sirkulasi Masuk Pengunjung

Area VIP
PRIVAT
ENTRANCE

STUDIO TV

RECEPTIONIST

AREA VIP

TOILET

Gambar 4.23. Skema Organisasi Ruang VIP

Restoran

BAR
COUNTER
OPERATOR

DAPUR
BANQUET
G.KERING

ENTRANCE

PANTRY

DAPUR
G.BASAH

R.PEGAWAI

KASIR

R.GANTI
Gambar 4.24. Skema Organisasi Ruang Restoran
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

R. Pertemuan

ENTRANCE

DAPUR

R.PERALATAN

LOBBY /
R.TUNGGU

R.PERTEMUAN

R.PENGELOLA

TOILET

R.RAPAT

Gambar 4.25. Skema Organisasi Ruang Pertemuan

Fitness Center/Pusat Kebugaran

ENTRANCE

R.GANTI

TOILET

LOBBY/
R.PENERIMA

R.LATIHAN

R.PENGELOLA

R.INSTRUKTUR

Retail Shop & Snack corner


KASIR

ENTRANCE

GUDANG

Gambar 4.27.Skema Organisasi Ruang Retai

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

R.REPARASI/
PERALATAN

Pengelola

R.DIREKTUR

R. MANAGER

ASS. MANAGER

OPERASIONAL

R.KEPALA DIVISI

R.STAF DIVISI

Gambar 4.28. Skema Organisasi Ruang Pengelola

e. Kapasitas Pengunjung
Analisa Kebutuhan Parkir
Fasilitas parkirbadminton training centre harus menyediakan area khusus untuk
petugas keamanan yaitu polisi dan satpam, pemadam kebakaran, ambulans, dan
perangkat-perangkat darurat lainnya diluar kebutuhan parkir penonton. Area parkir
tersebut harus ditempatkan dekat dan langsung, jalurnya khusus baik masuk dan
keluar dari stadion serta terpisah dari jalur sirkulasi kenderaan maupun penonton.

Perkiraan Kebutuhan Parkir Penonton


Kapasitas Penonton = 5.000 org

Tabel 4.1. kebutuhan parkir

Mobil Pribadi
Asumsi

: Jumlah 15%

Standard : 12,5 14 m2 (Data Arsitek)


Jumlah pengguna mobil pribadi

= 15% x 5000
= 750 orang

Tiap mobil memuat 4-5 orang,


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

maka diperkirakan jumlah mobil

= 750 / 4
= 188 buah

Luas area yang dibutuhkan untuk


parkir mobil adalah

= 188 x 14 m2
= 2632 m2

Bus Rombongan
Asumsi

: Jumlah 5 %

Standard : 28 m2 (Data Arsitek)


Jumlah pengguna bus rombongan

= 5% x 5000
= 250 orang

Tiap bus memuat 30 orang,


maka diperkirakan jumlah bus

= 250/30
= 8,3
= 9 buah

Luas area yang dibutuhkan untuk


parkir bus adalah

= 9 x 28 m2
= 252 m2

Sepeda Motor
Asumsi

: Jumlah 30%

Jumlah pengguna sepeda motor

= 30% x 5000
= 1500 orang

Tiap sepeda motor membawa 2 orang,


maka diperkirakan jumlah sepeda motor

= 1500/2
= 750 buah

Luas area yang dibutuhkan untuk


parkir sepeda motor

= 750 x 2m2
= 1500 m2

Taksi
Asumsi

: Jumlah 2 %

Standard : 12,5 -14 m2


Jumlah pengguna sepeda motor

= 2% x 5.000
= 100 orang

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Tiap taxi diperkirakan membawa 2-3 orang,


maka jumlah taksi

= 100 /3
= 33,3 buah

Luas area yang dibutuhkan untuk


parkir taxi

= 33 x 14
= 462 m2

Sisa pengunjung diasumsikan naik kenderaan umum


dan berjalan kaki sebesar 48 %

= 48% x 5.000
= 2400 orang

Perkiraan Kebutuhan Parkir Pengelola

Parkir mobil untuk 5 mobil

= 75 m2

Parkir sepeda motor untuk 50 buah

= 100 m2

Mobil servis untuk 5 mobil

= 75 m2

Jumlah luas keseluruhan lahan parkir yang dibutuhkan


(2632+ 252 + 1500 + 462 + 75 + 100 + 75) m2

= 5096 m2

4.2.2. Program Ruang


Kebutuhan ruang, aktivitas pemakai, serta dimensi ruang (berdasarkan studi
banding, pengamatan dan standar ruang)

Bangunan utama
- ruang untuk bangunan utama
Adapun program ruang dari bangunan ini adalah

Kebutuhan ruang

Sub Ruang

KAP

STD

SUMBER LUAS

Lapangan

10 unit

240 m2/unit

DA

2400

Tribun Penonton

500 org

0,54 m2/ org

DA

270

4500 org

0,45 m2/ org

DA

2025

R. Atlit

2 unit

18 m2/unit

36

R. Pelatih

2 unit

8,75 m2/unit

17,5

VIP
Tribun Penonton
Biasa

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

TOTAl
5457

R. P3K

1 unit

10,5 m2/unit

10,5

R. Offisial

1 unit

45 m2/unit

45

R. Pers

1 unit

21 m2/unit

21

Toilet
- Wanita

Closet

22 unit

1,4 m2/unit

DA

30,8

Washtafel

16 unit

0,4 m2/unit

DA

6,4

Closet

18 unit

1,4 m2/unit

DA

25,2

Washtafel

10 unit

0,4 m2/unit

DA

Urinoir

27 unit

0,6 m2/unit

DA

16,2

@ 300 org

0,45 m2?org

DA

270

R. Atlit

@ 2 unit

13,5 m2/ unit

54

R. Pelatih

@ 2 unit

16, 2 m2/ unit

64,8

R. P3K

@ 1 unit

19,5 m2/ unit

39

R. Offisial

@ I unit

16,5 m2/ unit

33

- Pria

Tribun Penonton

Toilet
- Wanita

Closet

@ 13 unit

1,4 m2/unit

DA

36,4

Washtafel

@ 8 unit

0,4 m2/unit

DA

6,4

Closet

@ 9 unit

1,4 m2/unit

DA

25,2

Washtafel

@ 6 unit

0,4 m2/unit

DA

4,8

Urinoir

@ 13 unit

0,6 m2/unit

DA

15,6

Kamar Tidur

25 unit

16,2 m2/unit

DA

405

Toilet

25 unit

1,8 m2/unit

DA

45

Kamar Tidur

25 unit

16,2 m2/unit

DA

405

Toilet

25 unit

1,8 m2/unit

DA

45

- Pria

Asrama
Asrama Putra

450

Asrama Putri

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

450

Ruang Belajar

Kelas

2 unit

225 m2/unit

DA

450

450

Hall

Hall

200 org

0,6 m2/ org

DA

120

120

Kantin

Area makan

180 org

1,4 m2/org

TS

252

Pantry

4 org

DA

54

Dapur

40 %

DA

100,8

DA

20,16

426,96

R.makan
R.saji

20 % Dapur

Toilet

Toilet

79,2

- Wanita

Closet

3 lantai (@

1,4 m2/unit

DA

25,2

6 unit)

Washtafel

@ 8 unit

0,4 m2/unit

DA

9,6

Closet

@ 6 unit

1,4 m2/unit

DA

25,2

Washtafel

@ 4 unit

0,4 m2/unit

DA

4,8

Urinoir

@8 unit

0,6 m2/unit

DA

14, 4

- Pria

Sub total

7433

. Ruang pendukung

-Restoran (2 unit)

Jenis

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan

ruang
Banquet

Kapasitas Standard/

ruang
-

Menikmati

Pengunjun

hidangan,

mengantar

-Pelayan

hidangan

Bar

-Pelayan

Memesan

counter

bar

snack&min

uman,

R.Makan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Dimensi

sumber
350 org

1,85m2/
meja

150 org

0,65m2/
meja

161,2
m2

24,4 m2

Pengunjun

menyediaka

n pesanan,
menikmati
pesanan

R.Penyim Bahan-

Tempat

panan

bahan

penyimpana

mentah

n bahan-

10% L

18,56
m2

bahan
makanan
Kasir

-Kasir

Membayar

2m2/unit

4 m2

makanan,me
-

layani

Pengunjun

pembayaran

g
Dapur

-Pelayan

Memasak,

-Pegawai

menyiapkan

60% L

111,36
m2

pesanan,
mencuci
Gudang

Alat-alat

Menyimpan

5% L

kebersihan alat-alat
R.Pegaw

-Pegawai

ai

m2

Istirahat,

10 org

ganti
-Pengelola

R.operato -Pegawai
r acara

5,568

5-

80 m2

10m2/org

pakaian
Persiapan

10 org

5m2/org

50 m2

-Teknisi
Luas total 2 restoran

456 m2

-Ruang pertemuan/serbaguna

Jenis

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Kapasitas Standard/

Dimensi

ruang
Ruang

ruang
-Pengelola

Rapat,

pertemua -Pegawai

pertemuan

n/serbag

-Manager

antar klub

una

-Atlit

dan

-Wartawan

organisasi,

-Staff

konfrensi

ofisial

pers, acara

sumber
200 org

0,65m2/or

130 m2

formal
Ruang

-Staff

Tunggu

ofisial

/lobby

-Wartawan

Menunggu

50 org

0,9m2/org

45 m2

Pengelolaan

5 org

5m2/org

25 m2

10 org

0,18m2/or

18 m2

-Pengguna
gedung
Ruang

Pegawai

pengelol

bangunan,

kegiatatan
administrasi

Ruang

Alat-alat

peralatan

Pemyimpan
an alat

Ruang

-offisial

rapat

-pengelola

Rapat

40 org

0,65m2/or

26 m2

-organisasi
Dapur

Toilet

-Pelayan

Menyiapkan

-Pegawai

makanan

Buang air,

Pengunjun

membersihk

an wc

5m2/org

Wastafel

t
Urinoir

-Pegawai
-Pengelola

0,9m2/uni

0,72m2/un
it

Kakus

1,04m2/un
it

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

5 m2

4,6 m2

Luas total ruang serbaguna

254 m2

-Pusat kebugaran

Jenis

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan

ruang
Ruang

Kapasitas Standard/

ruang
-

Dimensi

sumber

Menunggu

20 org

0,5m2/org

10 m2

Berlatih

50 org

3,06m2/or

153 m2

penerima/ Pengunjun
lobby

g
-Atlit
-Pegawai

Ruang

latihan

Pengunjun

g
-Atlit
-Pegawai
-Instruktur
Reseptioni
s
Ruang

Berganti

ganti

Pengunjun pakaian,
g

mandi,meny

-Pegawai

imoan

-Cleaning

pakaian di

service

loker

Locker pria

30 org

Wastafel

@0,53m2

15,9 m2

0,9m2/uni

1,8 m2

t
Shower

10 org

1,26m2/or

12,6 m2

g
Locker wanita

Wastafel

20 org

@0,53m2

10,6 m2

0,9m2/uni

1,8 m2

t
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Shower

10 org

1,26m2/or

12,6 m2

g
Ruang

Pegawai

Mengurus

pengelola

pengelola

administrasi

Ruang

Instruktur

Istirahat,

instruktur

5 org

5m2/org

25 m2

10 org

1,5m2/org

15 m2

5 org

5m2/org

25 m2

persiapan,
ganti
pakaian

Ruang

Alat-alat

Memperbai

reperasi

ki alat-alat

dan

fitness

peralatan
Toilet

Buang air,

Westafel (2)

Pengunjun membersihk

Urinoir (2)

Kakus (2)

an wc

9,2 m2

-Cleaning
service
-Pegawai
pengelola
Luas total pusat kebugaran

292,5 m2

-Retail shop (23 unit)

Jenis

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan

ruang
Ruang

ruang
Penyewa

Berjualan

Kapasitas Standard/

Dimensi

sumber
@30m2

690 m2

display
Luas total 23unit retail shop

-Snack corner (8 unit)

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

690 m2

Jenis

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan

ruang
Ruang

Kapasitas Standard/

ruang
Penyewa

Dimensi

sumber

Berjualan

@50m2

400 m2

display
Luas total 8 unit souvenir shop
400 m2

-Ruang pengelola gedung

Jenis

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kapasitas Standard/

ruang

Ruang

-Staff

kerja

ofisial

Dimensi

sumber

Bekerja

20 org

5m2/org

100 m2

Manajemen

10 org

1,2m2/org

12 m2

5 org

1,2m2/org

6 m2

10 org

5-

-Pegawai
Ruang

Manager

manager

maintenance
bangunan

Ruang

Asistan

Manajemen

Ass

manager

maintenance

manager
Ruang

bangunan
Pegawai

Bekerja

Karyawa

50 m2

10m2/org

n
Ruang

Pegawai

Ganti

Istirahat,

Locker pria

12 org

63,6 m2

berganti
pakaian

Lavatory

Locker wanita

3m2/unit

8 org

Lavatory

Ruang

@0,53m2

-Tamu

Menunggu

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

10 org

@0,53m2

6 m2

42,4 m2

3m2/unit

6 m2

0,5m2/org

5 m2

tunggu

-Pegawai

Ruang

Peralatan

Tempat

penyimpa

penyimpana

nan

n peralatan

Toilet

Buang air,

9m2

Wastafel

Pengunjun membersihk

Urinoir

Kakus

an wc

9 m2

9,2 m2

-Cleaning
service
-Pegawai
pengelola
Luas total ruang pengelola gedung

309,2 m2

-Ruang pelayanan teknis

Jenis ruang

Pemakai

Kegiatan

Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi


ruang

Ruang

-Teknisi

Pemberian

operator

-Pegawai informasi

Ruang

-Teknisi

Pengoperasian

PABX dan

dan reperasi

sound

Operator

alat

Ruang

-Teknisi

CCTV

sumber
12m2

12 m2

20m2

20 m2

Pengawasan

20m2

20 m2

Pengoperasian

20m2

20 m2

20m2

20 m2

system

Operator
Pompa dan

Teknisi

ground

dan reperasi

reservoir

alat

Tempat

Pengumpulan

pembuangan

sampah dan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

sampah

pemindahan
sampah
Luas total ruang pelayanan teknis

Table 4.2. program ruang

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

92 m2

BAB V
PROGRAM DAN KONSEP
PERANCANGAN

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB V
KONSEP
5.1 Konsep Perancangan Tapak
5.1.1 Zoning dan Tata Ruang Luar
Parkir khusus bus untuk supporter dan pengunjung. Sengaja
ditempatkan dekat pada sisi persimpangan site dan jalur
entrance sendiri untuk memudahkan pengontrolan keamanan.

Penyediaan open space atau plaza yang luas


sebagai tempat public karena bangunan ini sendiri
adalah bangunan yang bersifat bangunan public.
Open space ini juga berghuna sebagai tempat
bermain bulutangkis bagi masyarakat sekitar

Pemain, Offisial, dan wartawan diberi


akses khsusus menuju langsung ke
ruang pemain dan arena pertandingan.
Hal ini ditujukan untuk memberikan
rasa nyaman, aman dan jaminan
keselamatan bagi para atlit.

Penempatan parkir
petugas keamanan
yang dekat dengan
parkir pemain untuk
keamanan pemain
tersebut

Zona khusus disediakan bagi


pejalan kaki dan dengan
enterance khusus. Hal ini
bertujuan untuk kemudahan
akses bagi pejalan kaki selain
untuk mengurangi kontak
langsung pejalan kaki dengan
kendaraan bermotor.

Entrance untuk kendaraan bermotor


di khususkan pada Jl. Flamboyan
dengan pembagian jalur berdasarkan
jenis kendaraan, roda dua dan roda
empat.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Penempatan Lapangan bulutangkis sebagai


focal point pada site yang berada di
persimpangan jalan.

Gambar 5.1.1 Konsep Ruang luar


5.1.2. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi
a. Sirkulasi Pejalan Kaki
1. Pejalan kaki turun dari kenderaan umum dan langsung menuju ke area
plaza bebas kendaraan.
2. Pejalan kaki yang datang dari seberang jalan dapat menggunakan
skybridge untuk menyeberang dan dapat langsung menuju ke lantai dua
bangunan stadion melalui plasa
Setelah

pertandingan usai dan

saatnya

untuk

meninggalkan area

pertandingan jalur masuk kembali dapat digunakan untuk jalur keluar orang.
Dengan demikian sirkulasi pejalan kaki/penonton lain tidak membingungkan
pemakai.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Gambar 5.2 Sirkulasi Pejalan kaki


b. Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan
1. Kendaraan (mis: bus pemain) masuk melalui entrance khusus yang
bedekatan langsung dengan parkir polisi untuk memudahkan penjagaan
keamanan.
2. Parkir khusus wartawan dan pengelola.
3. Untuk jalur keluar dapat melalui jalur masuk.

Gbr. 5.3. Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

c. Sirkuasi Kendaraan Bermotor


1. Kendaraan bermotor : Mobil masuk dari sisi jalan Ngumban Surbakti
dan flamboyan sedangkan sepeda motor melalui jalan flamboyan saja.
2. Untuk parkir yang terdapat disamping bangunan dengan sirkulasi dua
arah dan dua sisi parkir, kiri dan kanan.
3. Untuk keluar dari area parkir di sediakan jalur keluar melalui jalan
Ngumban Surbakti dan jalan Flamboyan bagi mobil dan bagi sepeda
motor keluar melalui jl. Flamboyan.
4. Parkir vip berada di dalam bangunan
5. Parkir bagi para penghuni asrama diletakkan di depan bangunan asrama
tersebut.yang masuk melalui jalan flamboyan

Gbr. 5.4. Sirkulasi Kendaraan Bermotor


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

]
5.1.3. Konsep Parkir
Parkir tersedia di
dalam dan luar
bangunan, masingmasing memiliki
fungsi tersendiri dan
kedudukan antara
parkir sepeda motor
dan mobil terpisah

Parkir Basemen khusus


roda empat

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


kendaraan
USU Repository 2009

Gbr. 5.5. konsep parkir


5.2 Konsep Perancangan Bangunan
5.2.1 Zoning Ruang Dalam

Entrance

Entrance

Lapangan
Badminton
Ruang
Pertemuan

Fasilitas
Penyelenggara
Pertandingan

Ruang pengelola
Entrance

Gambar 5.6 Konsep Zoning Ruang lantai 1 bangunan Badminton Training centre

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Lantai
Mezzanine

Lantai
Mezzanine

Tribun Penonton VIP

Tribun
Penonton

Tribun
Penonton

Fitnes
Centre
Tribun Penonton VIP

Gambar 5.7 Konsep Zoning Ruang lantai 2 bangunan Badminton Training centre

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Tribun
Penonton

Ruang
Khusus
wartawan

Tribun Penonton

Restoran
Tribun
Penonton

Gambar 5.8 Konsep Zoning Ruang lantai 3 bangunan Badminton Training centre

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

5.3 Konsep Massa Bangunan


Konsep bentukan massa sengaja dibuat hampir menyerupai bentukan site
dimana site hampir menyerupai bentuk segitiga. Hal ini bertujuan agar bangunan
dapat sesuai dengan konteks site. Sehingga terdapat pemanfaatan site yang efisien.
Massa bangunan dibuat agak jauh dari jalan agar bangunan ini yang merupakan
bangunan yang cukup monumental dapat dinikmati secara keseluruhan oleh orang
yang berada di jalan. Bangunan juga menyediakan open space yang berupa lapangan
badminton yang digunakan oleh masyarakat umum mengingat bangunan ini adalah
bangunan public.

Gambar 5.9 Konsep Massa

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

5.4 Konsep Perancangan Utilitas


5.4.1. Sistem Penyediaan Air Bersih

PDAM

ROOF TANK
LT 4 Hydrant P. Kebakaran Toilet
LT 3 Hydrant P. Kebakaran Toilet
LT 2 Hydrant P. Kebakaran Toilet

Ground
Water

POMPA

Gambar 5.10. Skema Perancangan Utilitas

LT 1 Hydrant P. Kebakaran Toilet


LT B Hydrant P. Kebakaran Toilet

5.4.2. Sistem Pengelolaan Limbah


Sistem Kerja
AIR LIMBAH

PIPA HORIZONTAL

CLOSED

2 % (1 cm tiap jarak)

PIPA VERTIKAL DI TIAP SHAFT


PROSES
SEPTICTANK

Limbah Organik Manusia


LIMBAH PADAT

WASTE PROCESSING PLANT

RIOL KOTA

Limbah Cair
LIMBAH CAIR

RIOL KOTA

Limbah Restoran
LIMBAH ORGANIK

DISPOSAL

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

TPS

TPA

Gambar 5.11. Skema Sistem Pengelolaan Limbah

Sistem Penanggulangan Kebakaran


API

HEAD DETECTOR
SPRINKLER

ASAP

SMOKE DETECTOR

Gambar 5.12. Skema Sistem Penanggulangan Kebakaran

5.4.3. Sistem Pendingin Ruangan

Gambar 5.13. Skema Sistem Pendingin Ruangan

5.4.4. Sistem Elektrikal


PLN

Lantai 4

METERAN
Lantai 3
SENSOR

PANEL UTAMA
Lantai 2

GENSET

PANEL DISTRIBUSI
Lantai 1
UNIT BEDAH LISTRIK
Basement

Gambar 5.14. Skema Sistem Elektrikal

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

HASIL PERANCANGAN

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Hasil perancangan berupa gambar-gambar dan foto-foto maket :
6.1.

Hasil Perancangan Gambar

Site Plan

Ground Plan

Denah Lt. 1 Badminton Training Centre

Denah Lt. 2 Badminton Training Centre

Denah Lt. 3 Badminton Training Centre

Denag Lt 1 Asrama Mahasiswa

Denah Lt 2 Asrama Mahasiswa

Denah Lt 3 Asrama Mahasiswa

Denah Lt 4 Asrama Mahasiswa

Denah Lt. Basement

Denah Mezzanine

Tampak Depan dan Tampak Samping Kanan

Tampak Belakang dan Tampak Samping Kiri

Potongan A-A dan Potongan B-B

Rencana Pembalokan LT. 1

Rencana Pembalokan LT. 2

Rencana Pembalokan LT. 3

Rencana Pondasi

Rencana Atap

Rencana Utilitas

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

DAFTAR PUSTAKA

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis D.K. 1991. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan susunannya.

De Chiara, Joseph de, Crosbie, 2001, Micahel J. Time Saver Standards for
Building Types. New York: Mc. Graw Hill Book Company.

John, Gerain dan Campbell Kit, (1996), Handbook of Sports and


Recreational Building Design, Architectural Press, Sports Council,
Wallington, Surrey.

Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. Jakarta: Erlangga.

Neufert, Ernst.1993. Data Arsitek II. Jakarta: Erlangga.

White Edward. T. 1992. Buku Sumber Konsep, Terjemahan Intermata,


Bandung.

Poerbo Hartono, 1995. Utilitas Bangunan, Jakarta: Erlangga.

DEPDIKBUD, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,


Jakarta.

Mega, Indra; 2000. Kamus Bahasa Inggris Indonesia, Balai Pustaka,


Jakarta.

Badan Pusat Statistik Medan (2006) Medan Dalam Angka

Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis

www.pbdjarum.com

www.wikipedia.com

www.leebadmintontrainingcentre.com

www.pbjayaraya.com

www.pbpbsi.com

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai