Badminton High Tech
Badminton High Tech
(HIGH TECH)
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Oleh:
HELMY FUAD
03 0406 058
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Oleh:
HELMY FUAD
03 0406 058
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH :
HELMY FUAD
03 0406 058
Medan,
Maret 2009
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Helmy Fuad
NIM
03 0406 058
Expressionist
Rekapitulasi Nilai:
Nilai Akhir
B+
C+
Status
Waktu
Paraf
Paraf
Koordinator
II
LULUS
LANGSUNG
LULUS
MELENGKAPI
PERBAIKAN
TANPA
SIDANG
PERBAIKAN
DENGAN
SIDANG
TIDAK LULUS
Medan,
Maret 2009
Ketua Departemen
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat dan ridha
yang selalu dilimpahkanNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Akhir saya dengan baik. Kemudian salawat serta salam saya haturkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammmad SAW karena berkat beliau lah kita berada di alam
terang benderang ini
Saya menyadari masih banyak kekurangan yang saya lakukan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun saya tetap bersyukur jika skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang
yang membacanya.
Banyak hal yang dirasakan setelah satu semester melalui proses Tugas Akhir ini, dan
saya tidak melaluinya sendiri, karena ALLAH SWT menyediakan orang-orang yang
mendukung saya untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya ini. Karena itu saya
mengucapkan terimakasih saya kepada :
Keluarga besar Almarhum Hasroel Noer beserta kedua abang saya dan ketiga
kakak saya yang telah membesarkan saya dan juga selalu memberikan support
dan dukungan baik materiel maupun spiritual. Juga kepada keponakankeponakan saya yang selalu memberikan keceriaan dirumah.
Dan tak luupa pula kepada Syarifah Laila Khasmi yang selalu memberikan
nasehat dan semangat yang menggebu-gebu dan selalu mendoakan anaknya
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Keluarga besar Wahab Abdul Gani yang sudah bersedia memberikan waktu
dan tempatnya kepada saya sehingga saya dapat berada di tempat seperti ini
Ibu Ir. Sri Gunana, MT sebagai Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan,
semangat, dukungan,waktu
Bapak Yulesta Putra, ST, MSc sebagai Dosen Pembimbing II atas segala
dukungan, waktu, saran dan masukan yang sangat berarti buat saya dalam
mengerjakan Tugas Akhir saya ini.
Ibu Ir. Nurlisa Ginting, MT, Ibu Ir. Dwira N Aulia, MT dan Ibu Lisa
Suryani, ST, MT sebagai Dosen Penguji saya atas segala saran dan masukan
dan dukungan dalam pengerjaan Tugas Akhir saya ini.
Sahabat-sahabat ajaibku Brell, Novira, Liak, Qiqi, Eka, Zumie, Dilot, Muti,
kak Eno. Terimakasih buat support dan waktu yang telah kalian berikan ketika
aku membutuhkan kalian dan atas traktiran kalian semua hehe.
Teman-teman
peserta
Tugas
Akhir
angkatan
XXVI
Semester
Teman-teman anarkotig, buat Panal, Bangun, Yono, Aol, Brajat, Gaga, Togap,
Deek Emm, Maghel, Cimek, Tungken, Adhit, Ompiung, Medot, Nyonyong,
Via kecik, Nopa, Una, Vicka, dan semuanya yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, terimakasih untuk segala bantuan dan dukungan yang diberikan,
juga buat Surya yang telah membantu dalam pengerjaan maket saya.
Buat teman-teman di KISS FM juga thx atas diizinkannya aku menjadi bagian
pada diri kalian selama beberapa tahun terakhir ini terutama pada bang Anca,
bang Iie, bang Randy. Thx bang.
Buat semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Terimakasih untuk semua dukungannya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya
khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur.
Medan, Maret 2009
Penulis,
(Helmy Fuad)
NIM. 030406058
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............i
Daftar Isi...................ii
Daftar Gambar............iii
BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Maksud dan Tujuan....3
1.2.1 Maksud perancangan ................................3
1.2.2 Tujuan perancangan .....................4
1.3. Permasalahan perancangan.................4
1.4 Pendekatan..............................5
1.5. Lingkup Batasan Proyek.....5
1.6 Kerangka berfikir .......................................................................................6
1.7. Sistematika laporan........7
Pola-pola Penerangan.......................................81
4.1.9.2.
Jalur Utilitas.....................................................82
4.1.10.2.
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR
BAB I
Gambar 1.1.
BAB II
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4.
Gambar 2.5.
Lapangan Bulutangkis.......................................................................38
Gambar 2.6.
Net.....................................................................................................39
Gambar 2.7.
Shuttlecock........................................................................................40
Gambar 2.8.
PB DJARUM.....................................................................................44
Gambar 2.9.
Pelatihan PB Djarum.........................................................................45
Gambar 2.10.
Pendidikan PB Djarum......................................................................46
Gambar 2.11.
Gambar 2.12.
BAB III
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Gambar 3.9.
Gambar 3.10.
Gambar 3.11.
Great court........................................................................................62
Gambar 3.12.
British museum..................................................................................63
Gambar 3.13.
Gambar 3.14.
Gambar 3.15.
Gambar 3.16.
Gambar 3.17.
Gambar 3.18.
Gambar 3.19.
Interior bangunan...65
Gambar 3.20.
Potongan bangunan...65
BAB IV
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
Gambar 4.8.
Analisa Pencapaian............................................................................76
Gambar 4.9.
Analisa Vegetasi...............................................................................77
Gambar 4.10.
Analisa Matahari...............................................................................78
Gambar 4.11.
Gambar 4.12.
Gambar 4.13.
Pola Penerangan................................................................................81
Gambar 4.14.
Jalur Utilitas......................................................................................82
Gambar 4.15.
Gambar 4.16.
Gambar 4.17.
Gambar 4.18.
Gambar 4.19.
Gambar 4.20.
Gambar 4.21.
Gambar 4.22.
Gambar 4.23.
Gambar 4.24.
Gambar 4.25.
Gambar 4.26.
Gambar 4.27.
Gambar 4.28.
BAB V
Gambar 5.1.
Gambar 5.2.
Gambar 5.3.
Gambar 5.4.
Gambar 5.5.
Konsep Parkir..................................................................................108
Gambar 5.6.
Gambar 5.7.
Gambar 5.8.
Gambar 5.9.
Gambar 5.10.
Gambar 5.11.
Gambar 5.12.
Gambar 5.13.
Gambar 5.14.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau
kegemaran berolahraga.
meresmikan pembukaan Pusdiklat Sepha Smith Medan pada tanggal 5 agustus 1991
yang terdiri dari 18 atlit junior yang berlokasi di GOR Kodam 1 Bukit Barisan di jalan
Gaperta Medan dengan Bapak angkat perusahaan PT.Mandala Sepha Smith. Hasil
terakhir yakni pada PON terakhir di KALTIM atlit sumut berhasil mendapatkan
medali perunggu di tangan Indra Bagas yang mengalahkan Ari yuli dari DKI
JAKARTA. Hal ini dapat memperlihatkan bahwa di Sumatera terdapat salah satu
gudang atlet bulutangkis baru setelah era atlet legendaris bulutangkis Sumatera Utara
yakni Impun nasution, Oei Lian Nio, serta pemerhati bulutangkis setia HM Soedjadi
telah berakhir.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem
keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan
prasarana olahraga. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet
atlet Bulutangkis yang terdapat di Indonesia pada umumnya dan Medan pada
khususnya diperlukan suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat pelatihan
Bulutangkis baru mengingat kondisi terakhir bangunan yang menjadi Gedung
Olahraga Bulutangkis itu atapnya sudah bocor dan butuh tempat pelatihan yang baru
1.2
Mampu
yang akan
Menyediakan tempat tinggal yang nyaman berupa wisma bagi atlet dan
pelatih khususnya yang berasal dari kota Medan dan sekitarnya
1.3
PERMASALAHAN PERANCANGAN
-
Bagaimana agar citra bangunan Badminton Training Centre ini bentuk dan
penampilannya dapat menarik minat anak-anak muda untuk masuk ke
dalam bangunan tersebut dan dapat mencerminkan kegiatan di dalamnya.
1.4
PENDEKATAN
Pendekatan yang dilakukan selama proses pengembangan konsep perencanaan
dan perancangan adalah :
Studi pustaka dan studi literature yang berkaitan dengan kasus maupun
judul yang diangkat dalam proyek ini.
1.5
Lingkup batasan proyek ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain
dan perancangan sebuah Pelatihan Bulutangkis yang dapat memfasilitasi berbagai
macam kegiatan olahraga bulutangkis yang sesuai dengan standard nasional maupun
internasional tanpa menutup kemungkinan dilaksanakannya olahraga lain seperti
basket,voli dan olahraga dalam ruangan lainnya
Sasaran
Identifikasi Masalah
Kriteria
Perancangan
Pengumpulan Data
Studi Lapangan
Studi Pustaka
Peraturan
F
E
E
D
B
A
C
K
Lingkup Kajian
Wawancara
Standarisasi
F
E
E
D
B
A
C
K
Analisa
Masalah
Pendekatan Desain
Potensi
Konsep Perancangan
Pra-rancangan
Desain Akhir
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN
Gambar, maket, laporan
Prospek
Pendekatan Desain
Alternatif
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan,
pendekatan, lingkup dan batasan, dan sistematika laporan.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang tinjauan tentang Terminologi Judul, Tinjauan kasus
proyek, Tinjauan Kelayakan Proyek, Lokasi, Tinjauan Fungsi
BAB III
ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interprestasi tema,
keterkaitan Tema dengan Judul, studi Banding arsitektur yang
mempunyai tema sejenis
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap kondisi tapak dan lingkungan,
analisis fungsional, Analisis Teknologi, Analisis dan penerapan Tema,
dan kesimpulan.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema
lingkungan kajian
BAB VI
HASIL RANCANGAN
Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan,
rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses
perencanaan dan perancangan kasus proyek
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
: Pelatihan.
Centre
: Pusat
permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alihalih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk
menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan
tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut
Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan
memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok
tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk
menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Pinch
mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan
Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan
segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka. Olah raga
kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada
abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara
bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan
tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac
Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new
game" ("Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan
tersebut
estate di
Badminton pun dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru negara itu. Tahun 1930an permainan itu makin terkenal dengan kepulangan pelajar-pelajar yang menuntut
ilmu di Inggris. Tahun 1937 mereka sudah mengadakan Kejuaraan Terbuka Malaya
dan tahun itu juga mereka bergabung dengan IBF. Ketika kejuaraan beregu Piala
Thomas pertama kali diselenggarakan tahun 1948 Malayalah yang pertama
merebutnya. Pemain Malaya yang pertama menjadi juara di All England adalah Wong
Peng Soon pada tahun 1950.
Piala Thomas sendiri adalah sumbangan Sir George Thomas pada tahun 1939 setelah
IBF menyepakati adanya sebuah kompetisi beregu putra. Sayangnya Perang Dunia II
menghalangi pelaksanaan kejuaraan itu dan baru bisa berlangsung tahun 1948. Pada
final di Queen's Hall di Preston tiga peserta bertarung: Denmark yang juara zona
Eropa (menundukkan Inggris 8-1), Amerika Serikat yang juara zona Amerika
(mengalahkan Kanada 8-1). Dan Malaya yang langsung ke final mewakili zona
Pasifik mengalahkan AS 6-3 dan bertemu Denmark di final. Malaya menang 8-1.
Mulailah dominasi Asia di cabang olahraga ini. Dalam sejarahnya yang sudah 22 kali
dilangsungkan, tak sekali pun negara di luar Asia yang merebut Piala Thomas.
Indonesia menjadi perebut terbanyak yaitu 13 kali diikuti Malaya/Malaysia lima kali
dan Cina enam kali.
Ini berbeda dengan yang terjadi di kejuaraan beregu putri Piala Uber. Pada kompetisi
untuk berebut piala dari Betty Uber yang mulai dilaksanakan tahun 1956 ini, Amerika
Serikat menjadi juara tiga kali-tiga kali pertama kejuaraan itu. Selebihnya, 16 kali,
negara-negara Asialah yang meraihnya. Cina paling banyak dengan tujuh kali, Jepang
lima kali, dan Indonesia tiga kali.
Dalam percaturan di luar arena perlandingan, badan dunia bulutangkis sempat
terpecah menjadi dua, IBF dan World Badminton Federation (WBF). Ini terjadi pada
saat memuncaknya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam
pertarungan organisasi bulutangkis dunia, Blok Timur yang dipelopori Republik
Rakyat Cina (RRC), membentuk WBF sebagai saingan IBF. Indonesia, meski berada
di kawasan Timur lebih condong ke Blok Barat meski tidak memutuskan hubungan
dengan Blok Timur. Indonesia bahkan aktif dalam usaha mempersatukan kembali
kedua organisasi itu. Tahun 1981 disepakati WBF melebur menjadi satu dengan IBF.
Persatuan inilah yang memungkinkan bulutangkis maju ketingkat yang lebih tinggi :
Olimpiade. Meski sempat menjadi olahraga eksibisi di olimpiade Muenchen tahun
1972 (Indonesia antara lain diwakili Rudy Hartono), tetapi baru tahun 1992 dijadikan
cabang resmi Olimpiade. Hasilnya: Di Olimpiade Barcelona itu Indonesia
mengantongi dua medali olimpiade. Inilah emas pertama Indonesia di arena akbar
olahraga sejak keikutsertaan di Olimpiade Helsinki tahun 1948.
Arena pertandingan tingkat dunia lain perlu mendapat catatan tersendiri. Kejuaraan
beregu campuran (putra-putri) yang mulai diselenggarakan tahun 1989 memakai nama
Bapak Bulutangkis Indonesia, Sudirman. Ketika pertama kali dipertandingkan di
Jakarta tahun 1989 itu, Indonesialah yang merebutnya. Sesudah itu Cina empat kali
membawanya pulang dan Korea tiga kali.
Untuk kejuaraan perseorangan, kejuaraan dunia IBF menyelenggarakan pertama kali
tahun 1977 dengan tuan rumah Swedia. Pada kejuaraan di Malmoe ini Indonesia
hanya merebut satu gelar yaitu ganda putra. Baru pada tahun 1980 ketika kejuaraan
berlangsung di Jakarta, Indonesia membuat catatan tersendiri: merebut seluruh lima
nomor yang dipertandingkan. Pada kejuaraan dunia tidak resmi All England,
Indonesia juga mencatatkan salah seorang pemainnya sebagai pemegang rekor, Rudy
Hartono merebut gelar delapan kali, dengan tujuh kali berturut-turut pada tahun 1968
sampai 1976. Ia gagal mencetak delapan kali berturut-turut tahun 1975 karena di final
kalah dari SvenPri dari Denmark.
2.2.3 Bulutangkis di Indonesia
Olahraga
bulutangkis
merupakan
satu-satunya
olahraga
yang
dapat
Bulutangkis akan tetapi mereka tidak memberi sumbangsih yang cukup berarti bagi
perkembangan bulutangkis itu sendiri.
Mereka hanya teringat pada masa jaya Bulutangkis kita pada era tahun 1980an
dimana olahraga bulutangkis begitu mendominasi di Indonesia dan banyak lapanganlapangan Bulutangkis terdapat di setiap daerah. Masih teringat beberapa bulan yang
lalu Ketua PBSI Sutiyoso mengeluhkan adanya kekurangan dana untuk mengirimkan
pemain pelatnas mengikuti turnamen di luar negeri sehingga hanya nama-nama itu
saja yang dikirim dan tidak salah apabila pada pergelaran Piala Thomas tahun 2008 di
Istora senayan kita kalah melawan Korea dengan skor telak 3-0 karena kita tidak
mempunyai stok pemain yang mencukupi akibat kekurangan dana dan ketidak
pedulian pemerintah
Pada saat-saat sekarang ini sangat susah menemukan para remaja dan anakanak untuk bermain bulutangkis. Hal ini diakibatkan berkurangnya lahan untuk
bermain bulutangkis dan pengelolaan klub-klub bulutangkis kebanyakan diserahkan
kepada pihak swasta sehingga pemerintah daerah tidak terlalu peduli dengan hal itu.
Mereka lebih memperhatikan olahraga Sepakbola yang notabene cabang Olahraga
tersebut prestasinya kurang menggembirakan akhir-akhir ini dan tidak membawa
nama harum bangsa Indonesia. MENPORA Adhiaksa Dault sempat mengatakan
bahwa generasi muda di Indonesia sangat bobrok karena mereka hanya mengenal
Mall dan permainan Play Station serta nongkrong di tempat makanan junk food.
Generasi Muda tidak mau banyak bergerak terutama berolahraga sehingga
perkembangan olahraga di Indonesia jauh menurun terutama pada cabang bulutangkis
dimana kita sudah tertinggal jauh dari CHINA dimana pada tahun 1990an CHINA
tidak ada apa-apanya apabila melawan Indonesia
2.3.
dapat
mengakomodasi
kegiatan-kegiatan
diatas
maka
perlu
Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah
Badminton Training centre di kota Medan adalah:
Berada di daerah yang sesuai dengan peruntukan site dan strategis baik dalam
pencapaian dan prasarana.
2.4.
Lokasi
Cakupan
Wilayah Pusat
WPP A
Pengembangan
Kegiatan
Utama
Kec.
Medan Pusat
Belawan,
Marelan,
Medan Belawan
Labuhan
Pelabuhan,
Industri,
Pergudangan, Orientasi
Pelabuhan, Perumahan,
Konservasi
Pusat
Perumahan,
Pengembangan : Perdagangan,
Tanjung Mulia
Perkebunan,
Indoor
Rekreasi
Perumahan,
Industri,
WPP D
barang/pergudangan,
Denai,
Berorientasi
Medan
Amplas
konsumen
Pusat
Medan
Medan
bisnis
ke
(CBD),
Pemerintahan,
Perumahan,
Hutan
Johor
Kec. Medan Barat, Pusat
Medan
WPP E
Perumahan,
Medan
Konservasi,
Medan
Helvetia,
Lapangan
Medan Tuntungan,
Rekreasi,
Golf
dan
Hutan Kota
Medan Selayang
RUTRK tahun 2005, kriteria untuk site adalah berada di WPP D dan E, yaitu
lokasi site berada di kawasan perumahan penduduk,pusat pendidikan dan rekreasi.
c. Pencapaian
Site harus dapat dicapai dengan mudah, baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan
kaki. Site juga harus sudah memiliki jaringan jalan dengan kondisi yang baik,
cukup lebar, nyaman, dan dilalui oleh angkutan umum.
d. Area Pelayanan
Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota
adalah antara 2-3 km. Adapun kriteria untuk area pelayanannya yaitu merupakan
lingkungan permukiman dan banyak terdapat kompleks perumahan.
e. Keadaan Lahan
Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang
pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi
perluasan klub latihan ( > 2 ha). Kondisi sebaiknya lahan kosong dan tidak
berkontur.
f. Jarak ke pusat kota
Fungsi bangunan adalah sebagai tempat pelatihan Bulutangkis maupun tempat
pertandingan Bulutangkis. Dengan keberadaaan bangunan ini maka akan
meningkatkan tingkat kepadatan kenderaan maupun pejalan kaki. Maka dari itu
lokasi di pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan jalan yang tidak tinggi
cocok sebagai starat pemilihan lokasi.
g. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi
pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif seperti keamanan dan
kenyamanan sangat mendukung kegiatan Badminton training Centre yang akan
dirancang. Manfaat yang didapat di lingkungan sekitar apabila Badminton
Training Centre dilokasi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan dan
meningkatkan daya jual tanah di lingkungan sekitar bangunan. Sedangkan efek
yang didapat pada masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut adalah
menghadirkan sarana latihan dan hiburan bagi masyarakat untuk dapat turut
menyaksikan jalannya pertandingan olahraga Bulutangkis dan meningkatkan
minat dan kecintaan masyarakat akan olahraga Bulutangkis
Lokasi A
Jln Karya Jasa, Kec. Medan Johor
Lokasi B
. Alternative lokasi 2
Sumber: data pribadi
Lokasi C
Jln Jamin Ginting (simp. Selayang), Kec. Medan Tuntungan
. Alternative lokasi 3
Sumber: data pribadi
Lokasi D
Jln Ngumban Surbakti, Kec. Medan Selayang
. Alternative lokasi 4
Sumber: data Pribadi
Keterangan
Peruntukan
site
kota
dan
Keterangan
Keterangan
Perdagangan
Perumahan
olahraga
Keadaan
Lokasi
Lahan
Dipinggiran
Diperbatasan
Di
kota Medan
kota Medan
Kota
pusat
Luasan lahan
Sangat
bangunan
pemerintah
pada lahan
pada lahan
luas Cukup
(diatas 2 Ha)
Luas Sempit
(2 Ha )
(kurang dari
2 Ha )
Murah
Cukup mahal
(dibawah
1 ( 1juta)
Sangat
mahal
juta)
(diatas
juta)
Status
Jarang
lahan
Bangunan tinggi
Pencapaian
Kemudahan
angkutan
Sedang
Jauh
Hak
Rapat
guna Milik
bangunan
Negara
Sedang
Dekat
ke angkot
yang angkot
yang dilewati
lokasi
lewat
cukup lewat
banyak
Sirkulasi
Waktu
tempuh
tidak angkot
banyak
< 45 menit
< 1 jam
pusat kota
Kendaraan
Lebar,
ada Lebar,
pulau jalan
ada
tidak Sempit
pulau
jalan
Pedestrian
Masalah kemacetan
Tersedia,
Tersedia,
Tidak
kondisi baik
kondisi buruk
tersedia
Tidak pernah
Waktu
Sering
tertentu
Lingkungan/ Keamanan
Sangat aman
Cukup aman
prasarana
Rawan
kejahatan
Kedekatan
fasilitas umum
Utilitas
Jarak
dengan
banyak
sedikit
fasilitas
fasilitas
fasilitas
umum
umum
umum
Tersedia,
Tersedia,
Belum
kondisi baik
kondisi buruk
tersedia
Sedang
Dekat
fungsi Jauh
sejenis
dari
No
Parameter
Peruntukan
site
kota
Keadaan
Lokasi A Lokasi B
Lokasi C
Lokasi D
Pendidika
Pendidika
dan n dan
n dan
n dan
pusat
pusat
pusat
pusat
olahrag
olahraga
olahraga
olahraga
Dipinggir
an
kota
n kota
kota
kota
Medan
Medan
Medan
Medan
Lahan
Ada
Ada
Lahan
kosong
beberapa
beberapa
kosong
bangunan
bangunan
an
Lokasi
Lahan
Pendidika
Luasan lahan
Sangat
Cukup
Sangat
Sangat
luas
Luas
luas
luas
(diatas 2
(2 Ha )
(diatas 2
(diatas 2
Ha)
Ha)
Ha)
Status
Cukup
Cukup
Murah
Murah
mahal
mahal
(dibawah
(dibawah
( 1juta)
( 1juta)
1 juta)
1 juta)
Sedang
Sedang
Sedang
Jarang
Hak milik
Hak milik
Hak milik
Sedang
Jauh
Jauh
kepemilikan Hak
lahan
milik
Bangunan tinggi
Jauh
Pencapaian
Kemudahan
angkutan
sarana Jumlah
umum
lokasi
Sirkulasi
Waktu
tempuh
Jumlah
Jumlah
Jumlah
ke trayek
trayek
trayek
trayek
angkot
angkot
angkot
angkot
yang
yang
yang
yang
lewat
lewat
lewat
lewat
cukup
cukup
cukup
tidak
banyak
banyak
banyak
banyak
pusat kota
Kendaraan
Lebar,
Lebar,
Lebar,
Lebar,
jalan
jalan
jalan
Tersedia,
Tersedia,
Tersedia,
Tersedia,
kondisi
kondisi
kondisi
kondisi
buruk
baik
buruk
buruk
Waktu
Waktu
Tidak
Tidak
tertentu
tertentu
pernah
pernah
Lingkungan/ Keamanan
Sangat
Sangat
Sangat
Sangat
prasarana
aman
aman
aman
aman
dengan Dekat
Dekat
Dekat
Dekat
dengan
dengan
dengan
dengan
banyak
banyak
banyak
banyak
fasilitas
fasilitas
fasilitas
fasilitas
umum
umum
umum
umum
Tersedia,
Tersedia,
Tersedia,
Tersedia,
kondisi
kondisi
kondisi
kondisi
baik
baik
baik
baik
Pedestrian
Masalah kemacetan
Kedekatan
fasilitas umum
Utilitas
Jarak
dengan
fungsi Jauh
Jauh
Jauh
sejenis
Kasus proyek
Status proyek
: fiktif
Pemilik proyek
Kawasan
:Permukiman,
perkantoran,
Ketinggian Bangunan
:1-4 lantai
Luas lahan
: 25.000 m
KDB
: 80%
Batas-batas Lahan
Utara
: Jl Ngumban Surbakti
Selatan
: Jl Flamboyan
Timur
: Rumah Penduduk
perdagangan,
Jauh
Barat
: Jl Ngumban Surbakti
Eksisting
: Tanah Kosong
Topografi
: Relatif datar
Vegetasi
: Asri
Utilitas
Pengunjung
Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta
penonton pertandingan.
Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari
hiburan.
Pengelola.
b. Kegiatan
Kegiatan utama
1. Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding.
2. Rekreatif
Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis
3. Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik
Kegiatan pendukung
ruang pijat
ruang kesehatan
Ruang kesehatan diletakkan dekat dengan ruang ganti serta diusahakan dekat
dengan lapangan dan mudah akses keluar stadion.
ruang pemanasan
ruang latihan
toilet penonton
kantor pengelola
ruang pertemuan
gudang
ruang panel
ruang mesin
tiket box
ruang pers
Untuk ruang media ada sebuah pintu masuk special dengan meja tulis atau
ruang tempat kemasa informasi media dikumpulkan.
tempat parkir
studio televise
ruang komentator
mushola
c. Ruang pendukung
Restoran
Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton
banquet
bar
gudang
km/wc
kasir
dapur
ruang pegawai
sirkulasi
Ruang pertemuan
Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan para pejabat olahraga, temu pers
dan penjamuan.
Kebutuhan ruang;
-
ruang pertemuan
ruang pengelola
ruang peralatan
ruang tunggu
ruang raoat
dapur
janitor
toilet
Pusat kebugaran
Fasilitas ini disediakan untuk para atlit maupun masyarakat umum.
Kebutuhan ruang:
ruang penerima
ruang latihan
janitor
kasir
ruang pegawai
ruang instruktur
ruang reparasi
km/wc
loker
Ruang pameran
Tempat penyimpanan, memelihara dan memajang berbagai prestasi
dan
informasi Bulutangkis
Kebutuhan ruang:
ruang pameran
ruang pengelola
ruang penyimpanan
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Tribun vip
Penonton
Menonton pertandingan
Meriah
Santai
Nyaman
Tribun biasa
Penonton
Menonton pertandingan
Gemuruh
Meriah
spontan
Atlit
Istirahat
Informal
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Istirahat
Informal
/ ofisial
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Istirahat
Informal
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Memeriksa kesehatan
Nyaman
Ofisial
Wasit
Wasit
Ruang pemanasan
Atlit
Ruang
pertemuan Atlit
teknis
Ruang
Pelatih
delegasi Atlit
Bersih
Melakukan pemanasan
Santai
Mengatur strategi
Tenang
Memberi pengarahan
Serius
Menerima
undangan,
tamu Serius
pertandingan
Wasit
penting
Santai
Ruang pijat
Atlit
Memijat pemain
Sopan
Nyaman
Privat
Ruang P3K
Atlit
Nyaman
Bersih
Ruang
pers
dan Wartawan
Meliput pertandingan
media
Sibuk
Serius
Santai
Gudang
Alat olahraga
Menyimpan peralatan
Tertutup
Terlindungi
Ruang keamanan
Ruang mesin
Petugas
Menjaga
keamanan
dan Tenang
keamanan
ketertiban
Formal
Mesin
Merawat mesin
Formal
Teknisi
Sibuk
Ribut
Loket
Pegawai
Penonton
Serius
Santai
Lapangan tambahan
Kebutuhan ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Tribun biasa
Penonton
Menonton pertandingan
Gemuruh
Meriah
spontan
Istirahat
Informal
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Istirahat
Informal
/ ofisial
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Istirahat
Informal
Ganti pakaian
Nyaman
Mandi
Privat
Atlit
Ofisial
Wasit
Ruang pendukung
-Restoran
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Banquet
-Pengunjung
-Pelayan
hidangan
-Pelayan bar
Memesan
-Pengunjung
menyediakan
Bar counter
Suasana
Nyaman
snack&minuman, Santai
pesanan, Nyaman
menikmati pesanan
R.Penyimpanan
Toilet pria
penyimpanan
Informal
Bahan-bahan
Tempat
bahan- Tertutup
mentah
bahan makanan
-Pengunjung
Buang air,membersihkan wc
Privat
Buang air,membersihkan wc
Privat
-Pegawai
-Pengelola
Toilet wanita
-Pengunjung
-Pegawai
-Pengelola
Kasir
-Kasir
Membayar
makanan,melayani Informal
pembayaran
-Pengunjung
Dapur
Gudang
-Pelayan
-Pegawai
mencuci
Bersih
Alat-alat
Menyimpan alat-alat
Tertutup
Formal
Persiapan
Formal
Kegiatan
Suasana
kebersihan
R.Pegawai
-Pegawai
-Pengelola
R.operator acara
-Pegawai
-Teknisi
-Ruang pertemuan/serbaguna
Jenis ruang
Pemakai
Ruang
-Pengelola
pertemuan/serbagu
-Pegawai
na
-Manager
formal
-Atlit
-Wartawan
-Staff ofisial
Ruang
/lobby
Menunggu
Formal
-Wartawan
Nyaman
-Pengguna
gedung
Ruang pengelola
Pegawai
Pengelolaan
bangunan, Privat
kegiatatan administrasi
Tenang
Formal
Ruang peralatan
Alat-alat
Pemyimpanan alat
Tertutup
Ruang rapat
-offisial
Rapat
Formal
-pengelola
Tenang
-organisasi
Dapur
-Pelayan
Menyiapkan makanan
-Pegawai
Toilet
-Pengunjung
Bersih
Informal
-Pegawai
Privat
Bersih
-Pengelola
-Pusat kebugaran
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Ruang
-Pengunjung
Menunggu
Formal
penerima/lobby
-Atlit
-Pegawai
Nyaman
Ruang latihan
-Pengunjung
Berlatih
Formal
-Atlit
Tenang
-Pegawai
Nyaman
-Instruktur
-Reseptionis
Ruang ganti
-Pengunjung
Berganti
pakaian, Privat
-Pegawai
-Cleaning
loker
service
Ruang pengelola
Pegawai
Mengurus administrasi
Privat
pengelola
Tenang
Formal
Ruang instruktur
Instruktur
Istirahat,
persiapan,
ganti Formal
pakaian
Tenang
Nyaman
Informal
Privat
peralatan
Toilet
-Pengunjung
-Cleaning
Bersih
service
-Pegawai
pengelola
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Ruang display
-Pengunjung
-Pegawai
Suasana
Ruang pengelola
Pegawai
Nyaman
Mengurus administrasi
Privat
pengelola
Tenang
Formal
Ruang
Peralatan
penyimpanan
Toilet
Informal
Terutup
-Pengunjung
-Cleaning
Privat
Bersih
service
-Pegawai
pengelola
-Retail shop
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Ruang display
Penyewa
Berjualan
Nyaman
Menarik
-Souvenir shop
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Ruang display
Penyewa
Berjualan
Nyaman
Menarik
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang
Ruang kerja
-Staff ofisial
Bekerja
Formal
-Pegawai
Ruang manager
Manager
Santai
Manajemen
maintenance Privat
bangunan
Ruang
Ass Asistan
Manajemen
Formal
maintenance Privat
manager
manager
bangunan
Formal
Ruang Karyawan
Pegawai
Bekerja
Formal
Tenang
Ruang Ganti
Pegawai
Privat
Informal
Ruang tunggu
-Tamu
Menunggu
Nyaman
-Pegawai
Ruang
Peralatan
Formal
Tempat penyimpanan peralatan
penyimpanan
Toilet
Tertutup
Informal
-Pengunjung
Privat
-Cleaning
Bersih
service
-Pegawai
pengelola
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Suasana
Ruang operator
-Teknisi
Pemberian informasi
Formal
-Pegawai
Ruang PABX dan -Teknisi
sound system
-Operator
Ruang CCTV
-Teknisi
Tenang
Pengoperasian dan reperasi alat
Privat
Pengawasan
Formal
-Operator
Pompa dan ground Teknisi
Formal
Privat
Pengoperasian dan reperasi alat
Formal
reservoir
Tempat
Pengumpulan
sampah
dan Tertutup
pembuangan
pemindahan sampah
sampah
(meladen) sebelum servis kembali berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi
servis tangan kanan selalu memulai servis
Gelanggang badminton
Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis
untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis
untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya.
Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net,
yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari
jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
Lapangan
(diasumsikan
memakai
atap
lengkung/miring)
Lantai
tidak
boleh
keras
untuk
mencegah
Net
Net
harus
terbuat
dari tali
halus
Puncak (topi net harus diberi batasan pita putih sleebar 75 mm secara rangkap
diatas tali atau kabel yang berada di dalam pita tersebut. Pita harus bergantung
pada tali atau kabel tersebut
Tali atau kabel tersebut harus direntangkan secara kokoh sama tinggi puncak
tiang
Shuttlecock
Pangkal kok yang berbentuk setengah bola harus memiliki panjang diameter
antara 25 mm dan 28 mm.
Berat kok seluruhnya harus antara 4,47 gram dan 5,50 gram.
Shuttlecock dapat dibuat dari bahan alamiah dan atau sintetis. Dari bahan
apapun juga shuttlecock dibuat, karakteristik terbang secara umum harus mirip
dengan shuttle cock yang dibuat dari bulu angsa dengan gabus (cork base)
yang ditutup selapis kulit tipis
Merupakan tiruan dari bulu imitasi dari bahan sintesis menggantikan bulu
alamiah. Gabus yang dipakai seperti yang dijelaskan pada peraturan
kelima
Ukuran dan berat seperti pada perturan kedua, ketiga, keempat dan
keenam. Bagaimanapun juga disebabkan oleh perbedaan massa jenis dan
sifat-sifat dari bahan sintetis dibandingkan dnegan bulu, variasi sampai 10
% dapat diterima
dengan
persetujuan
Persatuan
Bulutangkis
yang
Raket
Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik
gagang maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dari
bahan grafit, meskipun masih ada yang dibuat dari bahan aluminium atau besi ringan.
Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002
adalah yang umumnya dipakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka
semakin enteng dan kuat raket itu.
Raket ini memiliki jaring yang dibuat dari senar (string), berupa tali plastik
sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencang kencangnya
tetapi tidak mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan
kencang atau cepat. Raket ini biasanya dibungkus dalam tas raket yang dapat memuat
sampai kirakira enam buah raket.
Bagian-bagian raket digambarkan pada peraturan-peraturan dibawah ini :
Kerangka adalah nama yang diberikan untuk kepala, leher, batang dan
pegangan raket secara keseluruhan
Raket harus bebas dari benda-benda yang ditempelkan dan tonjolantonjolan keluar, kecuali yang dipergunakan semata-mata dan secara
khusus untuk membatasi atau melindungi dari kerusakan, atau gerakan
atau untuk menambah berat, atau untuk mengamankan pegangan /
gagang dengan tali ke tangan pemain dimana kesemuanya itu harus
memadai ukuran dan tempatnya. Selain itu, raket juga harus bebas dari
peralatan yang memungkinkan seorang pemain secar potensial
merubah bentuk
Bola kok juga menjadi mati bila terpukul dua kali, gagal melewati net, mendarat di
luar garis, raket melewati atas net atau menyentuh net, kaki melewati batas garis
bidang.
Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI
2.6. Studi banding proyek sejenis
STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
SEJARAH PB DJARUM
pada
bulutangkis
serta
tingginya
VISI
Menjadi klub terbaik Indonesia yang penuh dengan pemain-pemain bulutangkis top
dunia asal Indonesia.
PROFIL PELATIHAN
PELATIHAN
Atlit harus berusaha keras, jika tak ada usaha maka tak ada pula gelar juara yang
datang dengan mudah (dikutip dari CEO PT. Djarum, Budi Hartono).
Ungkapan di atas ada benarnya, lebih lagi bagi mereka para atlit yang ikut tergabung
di pelatihan klub PB Djarum. Maka untuk bergabung di klub PB Djarum menjadi atlit,
sebelumnya para calon atlit diwajibkan mengikuti tahapan seleksi.
Seleksi awal untuk para calon atlit yang akan dibina meliputi
faktor umur, tinggi badan, bakat, kemampuan intelektual,
keseimbangan psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta
sampai sejauh mana dukungan yang diperoleh dari orang tua.
Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlit ini sudah bisa
diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di klub PB Djarum. Setelah itu, untuk
setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti dalam hal kemampuan
bertanding. Apabila kemampuan bertanding dari atlit bersangkutan tidak pernah
meningkat, maka dengan berat hati PB Djarum akan memulangkannya.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Hal diatas dilakukan mengingat PB Djarum memberlakukan sistem promosidegradasi dalam tahapan pelatihan para calon-calon atlitnya. Sistem demikian dianut
oleh PB Djarum, karena untuk meningkatkan iklim kompetitif di kalangan atlit.
Sehingga dengan kegagalannya, atlit bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki diri
ataupun mengembangkan karirnya di bidang lain.
Sedangkan mengenai pemulangan atlit, PB Djarum juga telah menetapkan klausalnya
secara tertulis, sehingga setiap orang tua atlit di PB Djarum juga akan mengetahui hal
tersebut dari awal
PROFIL PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
PB Djarum sejak dini telah menanamkan visi kepada seluruh atlitnya, agar mereka
tidak mencetak keberhasilan di arena pertandingan saja, tapi juga mencetak
keberhasilan di bangku sekolah.
Membagi kegiatan antara latihan bulutangkis dengan
sekolah, memang bukan tugas yang mudah bagi para atlit
PB Djarum, terlebih lagi mereka-mereka ini yang
kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD,
SMP, dan SMA. Namun, untuk menyelaraskan dua
kegiatan
tersebut,
PB
Djarum
mengambil
langkah
Badminton
Training
Centre
ini
yang
Pemilik
: Jennifer Lee
Pelatih
: Meiluawati
Charatpong Mungwatana
Ronny Tranggono
Huang Zhi Qiang
Sun Jun
Hin cheng (pelatih Junior)
Dan lain sebagainya
Ruang fitnes
Perlengkapan Olahraga
3. PB Jayaraya,
Berbicara tentang perkembangan bulutangkis di Indonesia, rasanya sulit dipisahkan
dari Gedung Bulutangkis Rudi Hartono, yang letaknya berseberangan dengan
kawasan Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karena dari
gedung yang merupakan markas klub Jaya Raya itu, kerap kali lahir talenta-talenta
muda berbakat yang selanjutnya akan dimatangkan dalam pelatnas di Cipayung.
Sejak didirikan 26 Juli 1976, klub ini memang telah banyak melahirkan sederet
pemain top nasional. Adapun gagasan pendirian salah satu klub bulutangkis tertua di
Jakarta ini, datang dari Ali Sadikin yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur
DKI Jakarta dan Ir Ciputra yang merupakan Ketua Yayasan Jaya Raya. Belum genap
satu tahun berdiri, Jaya Raya telah dapat melahirkan pebulutangkis sekelas Kurnia Hu
dan Maria Fransiska. Kedua pemain asal Jawa Timur tersebut mencuat ke permukaan
setelah ditemukan ayah Rudi Hartono yang kala itu menjabat sebagai pencari bakat
bagi klub Jaya Raya.
Selain karena memiliki pemain yang berbakat, kala itu Jaya Raya masih dilatih
beberapa mantan pemain nasional yang telah banyak mengukir prestasi internasional
seperti Maestro dan legenda Bulutangkis Rudi Hartono, Retno Kustiah dan Utami
Dewi.Seiring berjalannya waktu, Jaya Raya memang tak pernah berhenti mencetak
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
bibit-bibit potensial untuk menjadi juara. Sederet pemain ternama pun pernah
merasakan kerasnya persaingan dan ketatnya kedisiplinan di Jaya Raya. Ternyata pola
pelatihan seperti itu pula yang membuat Kurnia Hu, Edi Kurniawan, Maria Fransisca,
Yanti Kusmiarti, Rosiana Tandean, Lani Tedjo, Tony Gunawan, Bambang Suprianto,
Mia Audina serta Susi Susanti. Dapat merasakan nikmatnya sejumlah gelar juara di
kancah nasional, regional maupun internasional.
Dengan dukungan Ciputra, Jaya Raya praktis tak pernah mengalami krisis keuangan.
Klub kami sama sekali tidak profit oriented. Sebab justru kami yang menanggung
semua biaya untuk pemain binaan kami, mulai dari makan dan uang saku serta
memberikan biaya siswa, tandas Retno.Hal itu yang membuat, Jaya Raya tak pernah
berhenti dalam melahirkan pebulutangkis potensial yang akan disalurkan ke Pelatnas
Cipayung. Wajarlah, jika Jaya Raya mengklaim dirinya sebagai klub yang paling
banyak memasok pemain ke tim pelatnas. Tercatat sekitar 19 orang pebulutangkis
asal Jaya Raya, tahun ini masuk dalam Pelatnas Pratama.Bagi Retno Kustiah, yang
juga salah seorang pendiri Klub Jaya Raya, segudang prestasi memang pernah
dibukukan anak asuhnya.
BAB III
ELABORASI TEMA
BAB III
ELABORASI TEMA
Kekaisaran
Romawi).
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian Arsitektur High Tech adalah
Arsitektur yang mempunyai karakteristik material sintesis seperti kaca, metal,
dan plastik.
Pada pokoknya mengikuti ekspresi kejujuran suatu bangunan (seperti pada
aliran modernisme Mies Van der Rohe).
Biasanya membubuhkan tentang produk industri.
Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan, tetapi
juga sebagai sumber imajinasi. Meletakkan fleksibilitas penggunaan sebagai
prioritas.
Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak
pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech
Sebagai alternatif, pengertian Arsitektur High Tech bisa didapat mendalam dari
apa yang sudah diterapkan pada bangunan-bangunan yang dirancang dalam 20 tahun
terakhir oleh para arsitek yang beraliran High Tech, seperti :
Richard Rogers
Norman Foster
Michael Hopkins
Nicholas Grimshaw
Ada beberapa lagi exposen High Tech, dan tidak semua dari mereka orang
Inggris, namun keempat orang ini adalah pemimpin dari gerakan ini.
Tidak ada suatu konferensi atau pernyataan, namun hampir semua anggotanya
mempunyai latar belakang pendidikan yang sama dan mengenal pribadi satu sama
lain. Mereka telah bekerja di kantor masing-masing dan saling tukar-menukar ide,
kadang bekerja sama, namun kadang juga bersaing.
Fungsi dan Representasi
Exposen High Tech seperti pionir-pionir modernisme pada tahun 1920-an
percaya bahwa ada sesuatu semangat di abad ini dan arsitektur mempunyai tanggung
jawab moral untuk mengekspresikan semangat itu. Semangat abad ini, menurut
Arsitektur High Tech sejalan dengan kemajuan teknologi.
Arsitektur harus berperan di dalamnya dan menggunakan teknologi itu termasuk
teknologi industri, transportasi, komunikasi, penerbangan, dan perjalanan luar
angkasa. Bahkan ada yang bertanya, haruskah ada bangunan berbeda dari artefak
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
budaya industri. Mengapa kita tetap saja membangun bangunan yang kurang memiliki
ketepatan, kacau, yang tidak praktis seperti batu bata, mortar, beton, dan kayu, disaat
kita bisa membuat bangunan dengan menggunakan komponen bangunan yang penuh
ketepatan, seperti material dan kaca yang dapat dipabrikasi dapat cepat dirakit di
lokasi.
Arsitektur High Tech melihat arsitektur sebagai sebuah cabang teknologi
industri. Tidak ada penerapan artistik dan sosial. Dimana bangunan-bangunan yang
dibuat akan menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti
alat-alat kehidupan sehari-hari. Dimana bangunan yang diciptakan haruslah
fungsional dan efisiensi, tidak artistik dan simbolik.
Namun ada hal yang bertolak belakang di sini, arsitektur tidak akan pernah
kelihatan benar-benar murni fungsional, bagaimanapun kerasnya usaha yang
dilakukan. Tipikal bangunan Arsitektur High Tech lebih melambangkan dan
menonjolkan teknologi daripada menggunakan secara sederhana dan dengan cara
yang mungkin lebih efisien.
Mungkin lebih murah dan lebih cepat untuk membangun dinding pembatas yang
berat dari batu bata, namun Arsitektur High Tech akan lebih memilih bingkai baja dan
panel metal yang ringan, karena ini sebuah teknologi yang lebih sesuai dengan
semangat abad ini. Mereka setuju kepada pendapat bahwa bangunan harus selalu
selaras dengan kejuan teknologi dalam hal ini simbolisme dan penonjolan telah
menjadi sesuatu bagian terpenting.
Motif High Tech struktur baja yang diekspose, saluran penghawaan yang
ditonjolkan dan tidak pernah menjadi solusi ekonomis.
Arsitektur High Tech dengan begitu tidaklah dapat murni dikatakan fungsional
dan tidak murni representasional. Ada sebuah artikel tentang Arsitektur High Tech
yang mengatakan bahwa ada sesuatu pembatasan fungsional untuk sebuah rancangan
sebagai salah satu contoh struktur tarik Arena Es di Oxford oleh Nicholas Grimshaws.
Di sini terlihat ketegasan, dimana bangunan kotak menjadi dinamis,
menonjolkan diri sendiri dan sepintas dapat dikenali sebagai karya arsitektur yang
membawa khayalan pada sebuah kapal layar. Sebuah efek yang sama dapat timbul
dari aplikasi sepasang tiang semu sebagai struktur sebagai portal biasa.
Tetapi arsitek High Tech sebenarnya tidak akan pernah untuk berbuat demikian.
Struktur haruslah nyata dan dalam batas-batas fungsional tertentu. Dalam kasus ini
pembatasannya adalah tanah dengan daya dukung rendah.
Dari semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah ini, dipilih struktur
tarik bagaimanapun itu bukanlah pemecahan yang ekonomis namun lebih
melambangkan kekuatan.
Le Corbusier menggambarkan rumah sebagai sebuah mesin untuk ditinggali,
namun dia membangun rumah-rumah dengan teknologi yang primitif sama dan sama
sekali tidak menunjukkan sebagai sebuah mesin.
Bangunan High Tech memang kelihatan seperti sebuah mesin, dimana mesin
adalah :
Karakteristik ini menjadi sebagai sebuah referensi dari Arsitektur High Tech.
Bangunan bisa diproduksi massal atau setidaknya banyak memperlihatkan
perulangan. Bangunan-bangunan itu mungkin tidak bergerak seperti mobil, atau dapat
dipindah-pindahkan seperti televisi, tetapi mereka biasanya dibuat dari komponenkomponen yang berbeda, dan biasanya muncul dengan mengambang beberapa inci
dari permukaan tanah, mungkin suatu hari nanti bangunan-bangunan itu dapat
dipindah ataupun bergerak. Namun begitu, bangunan tersebut dari teknologi
konstruksi sejauh mana bisa memberikan kesan seperti mesin.
Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki
keseimbangan antara fungsi dan simbolisme
Struktur yang diekspose dan zona servis yang diekspose adalah dua penampakan
yang membanggakan dari Arsitektur High Tech, meskipun tidak semua Arsitektur
High Tech mengekspose struktur dan servis bangunannya. Hal ini dapat dilihat pada
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
perbedaan gaya dua arsitek High Tech Inggris terkenal yaitu Norman Foster dan
Richard Rogers :
tepat tidak di luar bangunan. Ia lebih memilih untuk menempatkannya pada langitlangit gantung atau lantai yang ditinggikan.
Namun karya keduanya tetap ditandai sebagai struktur yang kuat dan ekspresif
khususnya struktur baja. Baja adalah satu dari banyak material bangunan yang tahan
tarikan. Memberikan Arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi
teknologi dari elemen bangunan. Tidak mengejutkan baja tarik dapat memberikan
berbagai macam keuntungan.
Ruang dan Fleksibilitas
Berbagai elemen dari bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti:
kegunaan bangunannya
Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak
Isu tentang ruang telah digantikan tentang teknologi untuk fleksibilitas (dalam
Arsitektur High Tech). Apa yang kita bicarakan kata Arsitektur High Tech bukanlah
soal permukaan sebuah ruang atau hall atau ruang-ruang antara, tapi sebuah zona
servis di luar atau di dalam. Kemungkinan penggunaan dari zona ini adalah
utilitas yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki
fleksibilitas maksimal.
Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Salah satu ciri bangunan High Tech adalah mengambang di permukaan tanah.
Inside-out
Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan
penggunaan material penutup yang transparan,
seperti
kaca.
tertutup/ditutupi
Fungsi-fungsi
terkadang
yang
umumnya
ditonjolkan
keluar,
2.
Celebration of process
Penekanan
terhadap
pemahaman
mengenai
timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan.
Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster,
yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat
mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun yaitu dalam
penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu
rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan
tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.
3.
4.
5.
6.
Dari sisi lain bisa dilihat dengan berkembangnya bulutangkis di seluruh dunia
dan sistem pelatihannya memakai teknologi modern, maka berkembang pula
teknologi sebagai akibat ilmu terapannya, sehingga wadah yang memperkenalkan
sistem pelatihan Bulutangkis itu sendiri dapat menggambarkan fungsinya dalam
bentuk bangunan serta struktur yang dipakainya yaitu konsep arsitektur High Tech.
Arsitektur High Tech sangat tepat diterapkan pada Badminton Training Centre
tersebut, dimana kebutuhan akan sistem mekanikal, sistem elektrikal, proteksi
kebakaran, akustik, dan pengkondisian udara yang efisien, fleksibel, tepat guna, dan
berkelanjutan dapat diwujudkan dengan menerapkannya pada disain bangunan. Hal
ini juga sesuai dengan perkembangan bulutangkis yang terus berkembang akan
semakin memerlukan fasilitas-fasilitas yang fleksibel.
Arsitektur High Tech yang identik dan sarat dengan teknologi terbaru dan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
memakai unsur material baja, logam, dan kaca yang sudah menjadi ciri khasnya,
sangat tepat penggunaannya jika dilihat dari efisiensi waktu dan biaya. Selain itu,
material
tersebut
menjadi suatu tampilan yang mempunyai nilai dan karakter dan berteknologi tinggi.
British museum adalah bangunan tua dimana pada bangunan ini Norman Foster
menambahkan ruang lagi yang disebut dengan Great Court. Bangunan ini juga
dirancang dengan prinsip ekologis dimana pada bangunan ini terdapat ventilasi dan
Sumber : Internet
Sumber : Internet
Bangunan ini berlantai 56, memiliki tinggi 259 meter, menara lampu di bagian atas
bangunan memberikan bangunan ini ketinggian tambahan menjadi 300,1 meter.
(Jodido, Philip. Sir Norman Foster, 1997)
Sumber : Internet
Sumber : Internet
Sumber : Internet
menumpuk dipadukan dengan ruang yang fleksibel dan area-area belajar yang
memasukan cahaya alami
Atap yang dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengkung ke
bawah hingga lantai dasar di sisi taman, akan memberikan view yang mengagumkan
dari padang rumput dan pepohonan-pepohonan alami.
Penganalisaan dari struktur bangunan yaitu rangka pipa dapat menjadi suatu netting
untuk penglihatan arah ke view utama. Desain Fakultas Hukum akan menjadi
landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan
tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik.
Pada konstruksi bangunan yang berupa rangka pipa besi berpilin menjadi struktur
utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai
dengan kantilever yang berundak-undak, pada interior memperlihatkan jalinan rangka
pipa besi pada dinding luar netting arah pandang keluar bangunan, deretan tempat
duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan.
BAB IV
ANALISA
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1.
ANALISA FISIK/TAPAK
terletak
pada
distrik
proyek ini.
Tanggapan
Posisi site terhadap Kota, Kawasan dan Lingkungan sangat strategis untuk fungsi bangunan
yang akan didirikan di dalamnya yaitu Badminton Training Centre. Lokasi tidak berada di
pusat kota dan bukan jalur sirkulasi padat namun lancar. Lokasi site yang berada pada
persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan membuat pencapaian ke dalam
bangunan lebih mudah.
Rekomendasi
Didalam site akan dibangun Badminton Training centre
Peruntukan Lahan
Didalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan) lokasi yang
berada di persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel.
Sempakata, Kec. Medan Selayang, termasuk dalam WPP E dengan Sei Sikambing
sebagai pusat pengembangan. Peruntukan lahan untuk daerah ini merupakan untuk
kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan
sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan.
Sebagai kawasan permukiman, rekreasi dan komersial, lokasi ini sangat potensial
untuk dibangunnya bangunan dengan fungsi sebagai tempat yang mewadahi
kegiatan rekreasi olahraga di tambah fasilitas pendukung yang bergerak di bidang
komersil. Hal ini diperkuat dengan 4 unsur potensial dari lokasi, yaitu:
Pada kawasan ini, bangunan rata-rata memiliki ketinggian yang cukup rendah,
yaitu antara 2-3 lantai
Legenda
Site
Perkantoran
Permukiman
Perdagangan
Jl. Flamboyan
: 5 meter
Parkir
Rekomendasi:
Pembangunan ini nantinya akan di bangun dengan ketinggian 2-3 lantai dengan
memperhatikan ketinggian bangunan di sekitar site
Dengan KDB 80 %, maka diharapkan akan tercipta ruang luar yang akan digunakan
untuk pejalan kaki agar lebih aman dan nyaman
Tanggapan
Existing site merupakan lahan kosong yang luas sehingga pengolahan bangunan
akan lebih mudah dan dapat diusahakan suasana yang nyaman bagi pejalan kaki
Rekomendasi
Bangunan diletakkan lebih kedalam site dengan tujuan memberikan ruang luar
bagi pejalan kaki.
4.1.4.1.
Jalan Flamboyan
Intensitas kepadatan cukup tinggi dimana titik kepadatan terdapat pada daerah
persimpangan perumahan tasbih namun pada waktu tertentu saja.
jalur sirkulasi dua arah untuk kenderaan umum yang sangat macet akibat
tignkat kepadatan kenderaan yang tinggi
intensitas kenderaan yang tinggi mengakibatkan macet pada pagi hingga sore.
Hal ini juga diakibatkan ada pajak dan stasiun borneo, sutra dan sinabung jaya.
Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan Karya
Jasa
Jl. Flamboyan
-
Ngumban surbakti.
Pedestrian bagi
pejalan kaki
Tanggapan
Pada daerah ini
ih
diki
Tanggapan
Pada daerah ini masih sedikit pejalan kaki. Ini dikarenakan daerah ini baru dikembangkan.
Diharapkan nantinya daerah ini akan berkembang dengan pesat setelah adanya
pembangunan proyek ini.
Pada jalan Flamboyan tidak terdapat pedestrian sehingga pejalan kaki kurang nyaman untuk
berjalan disekitar site.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Rekomendasi
Parit yang ada dipinggir jalan ini ditutup untuk dijadikan pedestrian bagi pejalan kaki
yang melewati jalan ini. Baik pada jln ngumban surbakti maupun jl flamboyan nanti
akan dibuat pederstrian yang baik karena kondisi sekarang belum baik.
Sarana Pencapaian :
Mobil Pribadi
Angkutan Umum
Sepeda Motor
Taxi
Becak Bermotor
Sepeda
Gambar 4.8. Analisa pencapaian
Tanggapan
Lalu lintas di sekitar tapak merupakan lalu lintas dengan intensitas kendaraan
relatif sedang.
Jl. Ngumban surbakti merupakan jalur dua arah dengan intensitas kendaraan
sedang
Jl. Flamboyan
lancar.
Rekomendasi
Jalan utama merupakan Jl. Ngumban surbakti dan memiliki kemudahan dalam hal akses
ke bangunan, hal ini menjadi pertimbangan peletakkan entrance utama di jalan ini.
Untuk menanggapi proses masuk maka entance utama diberi coakan untuk memberi ruang
lebih bagi kendaraan yang masuk serta menghindari kemacetan karena antrian.
Side entrance (Gerbang Keluar) diletakkan pada Jl. Flamboyan untuk memudahkan
sirkulasi dalam site.
Untuk entrance servis akan di buat enterance khusus untuk akses menuju area servis
bangunan.
Tanggapan
Vegetasi yang ada disekitar site termasuk vegetasi yang baik dimana dapat
memberikan kesejukan pada saat siang hari. Pohon-pohon besar masih berdiri di
sepanjang jalan terutama pada Jl. Ngumban Surbakti. Vegetasi ini dimanfaatkan untuk
peneduh jalan dan pedestrian sehingga suasana menjadi asri dan sejuk.
Terdapat tempat bagi pejalan kaki yang cukup nyaman dan baik
Rekomendasi
Perlu ditambahkan taman disekitar pinggir jalan terutama di jalan flamboyant yang
jumlah vegetasinya masih kurang.
Tanggapan :
Posisi arah matahari ini sebenarnya tidak
mempengaruhi
orientasi
dari
lapangan
arah
matahari
mempengaruhi
b. fasilitas pendukung
Area yang stabil dan normal karena tidak terkena
panas matahari langsung atau tidak terkena panas
matahri sore hari yang menyengat dan tidak sehat
Tanggapan
Pada fasade timur, panas yang diterima berasal dari matahari pagi. Kondisi panas ini
tidak berdampak pada pemakaian AC yang banyak, karena panas yang dihasilkan
tidak menyengat.
Pada fasad barat kondisi site sangat panas karena matahari sore yang sangat
menyengat sehingga berakibat pada besarnya beban AC pada bangunan
Rekomendasi
Pada fasad sebelah timur, bukaan dimaksimalkan untuk memasukkan matahari pagi
yang sehat kedalam bangunan.
Sebelah barat site sangat panas sehingga selain menggunakan AC juga diatasi
dengan minim bukaan dan shading pada fasade
Barier dapat berupa tanaman atau vegetasi juga diletakkan untuk shading matahari
Surbakti
dan
Jl.
oleh
banyaknya
4.1.9.
Analisa Utilitas
4.1.9.1.
Pola-pola Penerangan
Tanggapan
Lampu jalan menggunakan neon, terdapat di kedua ruas Jl. Ngumban S dan di salah satu
ruas Jl. Flamboyan , dipasang pada tiang-tiang baja. Lampu-yang ada disekitar site adalah
jenis lampu jalan standard dengan dua arah lampu tiap tiang. Dipasang dipinggir jalan
dekat dengan parit di sepanjang jalan.
Rekomendasi
Titik-titik lampu yang telah ada dipertahankan dan ditambah pada ruas jalan sebelah kanan
jl Flamboyan, sesuai dengan kebutuhan.
4.1.9.2 .
Jalur Utilitas
Tanggapan
Jalur utilitas yang ada disekitar site cukup baik dan dapat mencukupi kebutuhan yang ada
didalam bangunan Badminton Training centre ini.
Rekomendasi
Jalur utilitas yang ada dipertahankan untuk mendukung dan memberikan kemudahan
dalam hal pelayanan bangunan. Perbaikan beberapa jalur utilitas yang sudah mengalami
kerusakan.
4.1.10.
Analisa View
+++
+++
++
View
dari
persimpangan
sangat
baik karena merupakan
area
yang
banyak
dilalui oleh kenderaan
dan
dapat
terlihat
dengan jelas dari arah
ini.
Tanggapan
+++
++
Rekomendasi
Pada sisi +++ dan ++ pengolahan fasade bangunan lebih dipertimbangkan dengan baik
pada sisi + dan pengolahan bangunan tidak terlalu penting dan di buat untuk area
parkir atau area sirkulasi
+++
+++
++
Pada sisi ini viewnya cukup bagus, pada sisi ini
terdapat rumah makan, tanah kosong dan rumah
penduduk.
Tanggapan
Pada Persimpangan antara Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan memiliki view yang
sangat baik keluar bangunan
Pada Jl. Ngumban Surbakti juga memiliki view yang sangat baik ke luar.
Rekomendasi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Pada sisi yang memiliki view keluar yang sangat baik diolah agar pandangan kearah tersebut
tidak terhalang yaitu pada persimpangan jalan. View yang cukup baik berada pada Jl. Ngumban
Surbakti yang juga akan diolah agar view kearah jln initidak tertutup. Begitu juga dengan
4.2.
a) Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari:
Pengunjung
Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta
penonton pertandingan.
Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari
hiburan.
Pengelola.
b) Kegiatan
Kegiatan utama
Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding.
2 Rekreatif
Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis
3 Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik
Kegiatan pendukung
1. Pengelola.
Ruang-ruang yang dibutuhkan :
-
R.Kerja
R.Direktur Umum
R.Karyawan
R.Ganti
R.Tunggu
Ruang Penyimpanan
Toilet
Ruang Operator
CCTV
Reservoir
Pengelola
Proyek
Datang
Kantor
Pengelola
Entrance
Parkir
Pengelola
Administrasi
Istira
hat
Pulang
Kontrol
Datang
Entrance
Parkir
Pengunjung
Kegiatan
Bangunan
Pulang
Pengelola
Servis
Servis
Parkir Servis
Entrance
Bangunan
d. Organisasi Ruang
Pemain, Ofisial dan Wasit
PARKIR
R. GANTI
PEMAIN I
PRIVAT
ENTANCE
MEDIS
MIXED
ZONE
R.GANTI
WASIT
TES DOPING
LAP. PERMAINAN
R. GANTI
PEMAIN II
Pemain
ENTRANCE
KORIDOR
R. DELEGASI
ENTRANCE
MEDIA
R.PEMANASAN
R.GANTI
R.PIJAT/MASSAGE
R. MEDIA
SHOWER
WC/TOILET
Pengunjung
TICKET
BOX
Pemeriksaan Pra
pertandingan
PEMERIKSAAN
2
ENTRANCE
TRIBUN
PENONTON
PEMERIKSAAN
4
PEMERIKSAAN
3
Area VIP
PRIVAT
ENTRANCE
STUDIO TV
RECEPTIONIST
AREA VIP
TOILET
Restoran
BAR
COUNTER
OPERATOR
DAPUR
BANQUET
G.KERING
ENTRANCE
PANTRY
DAPUR
G.BASAH
R.PEGAWAI
KASIR
R.GANTI
Gambar 4.24. Skema Organisasi Ruang Restoran
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
R. Pertemuan
ENTRANCE
DAPUR
R.PERALATAN
LOBBY /
R.TUNGGU
R.PERTEMUAN
R.PENGELOLA
TOILET
R.RAPAT
ENTRANCE
R.GANTI
TOILET
LOBBY/
R.PENERIMA
R.LATIHAN
R.PENGELOLA
R.INSTRUKTUR
ENTRANCE
GUDANG
R.REPARASI/
PERALATAN
Pengelola
R.DIREKTUR
R. MANAGER
ASS. MANAGER
OPERASIONAL
R.KEPALA DIVISI
R.STAF DIVISI
e. Kapasitas Pengunjung
Analisa Kebutuhan Parkir
Fasilitas parkirbadminton training centre harus menyediakan area khusus untuk
petugas keamanan yaitu polisi dan satpam, pemadam kebakaran, ambulans, dan
perangkat-perangkat darurat lainnya diluar kebutuhan parkir penonton. Area parkir
tersebut harus ditempatkan dekat dan langsung, jalurnya khusus baik masuk dan
keluar dari stadion serta terpisah dari jalur sirkulasi kenderaan maupun penonton.
Mobil Pribadi
Asumsi
: Jumlah 15%
= 15% x 5000
= 750 orang
= 750 / 4
= 188 buah
= 188 x 14 m2
= 2632 m2
Bus Rombongan
Asumsi
: Jumlah 5 %
= 5% x 5000
= 250 orang
= 250/30
= 8,3
= 9 buah
= 9 x 28 m2
= 252 m2
Sepeda Motor
Asumsi
: Jumlah 30%
= 30% x 5000
= 1500 orang
= 1500/2
= 750 buah
= 750 x 2m2
= 1500 m2
Taksi
Asumsi
: Jumlah 2 %
= 2% x 5.000
= 100 orang
= 100 /3
= 33,3 buah
= 33 x 14
= 462 m2
= 48% x 5.000
= 2400 orang
= 75 m2
= 100 m2
= 75 m2
= 5096 m2
Bangunan utama
- ruang untuk bangunan utama
Adapun program ruang dari bangunan ini adalah
Kebutuhan ruang
Sub Ruang
KAP
STD
SUMBER LUAS
Lapangan
10 unit
240 m2/unit
DA
2400
Tribun Penonton
500 org
DA
270
4500 org
DA
2025
R. Atlit
2 unit
18 m2/unit
36
R. Pelatih
2 unit
8,75 m2/unit
17,5
VIP
Tribun Penonton
Biasa
TOTAl
5457
R. P3K
1 unit
10,5 m2/unit
10,5
R. Offisial
1 unit
45 m2/unit
45
R. Pers
1 unit
21 m2/unit
21
Toilet
- Wanita
Closet
22 unit
1,4 m2/unit
DA
30,8
Washtafel
16 unit
0,4 m2/unit
DA
6,4
Closet
18 unit
1,4 m2/unit
DA
25,2
Washtafel
10 unit
0,4 m2/unit
DA
Urinoir
27 unit
0,6 m2/unit
DA
16,2
@ 300 org
0,45 m2?org
DA
270
R. Atlit
@ 2 unit
54
R. Pelatih
@ 2 unit
64,8
R. P3K
@ 1 unit
39
R. Offisial
@ I unit
33
- Pria
Tribun Penonton
Toilet
- Wanita
Closet
@ 13 unit
1,4 m2/unit
DA
36,4
Washtafel
@ 8 unit
0,4 m2/unit
DA
6,4
Closet
@ 9 unit
1,4 m2/unit
DA
25,2
Washtafel
@ 6 unit
0,4 m2/unit
DA
4,8
Urinoir
@ 13 unit
0,6 m2/unit
DA
15,6
Kamar Tidur
25 unit
16,2 m2/unit
DA
405
Toilet
25 unit
1,8 m2/unit
DA
45
Kamar Tidur
25 unit
16,2 m2/unit
DA
405
Toilet
25 unit
1,8 m2/unit
DA
45
- Pria
Asrama
Asrama Putra
450
Asrama Putri
450
Ruang Belajar
Kelas
2 unit
225 m2/unit
DA
450
450
Hall
Hall
200 org
DA
120
120
Kantin
Area makan
180 org
1,4 m2/org
TS
252
Pantry
4 org
DA
54
Dapur
40 %
DA
100,8
DA
20,16
426,96
R.makan
R.saji
20 % Dapur
Toilet
Toilet
79,2
- Wanita
Closet
3 lantai (@
1,4 m2/unit
DA
25,2
6 unit)
Washtafel
@ 8 unit
0,4 m2/unit
DA
9,6
Closet
@ 6 unit
1,4 m2/unit
DA
25,2
Washtafel
@ 4 unit
0,4 m2/unit
DA
4,8
Urinoir
@8 unit
0,6 m2/unit
DA
14, 4
- Pria
Sub total
7433
. Ruang pendukung
-Restoran (2 unit)
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang
Banquet
Kapasitas Standard/
ruang
-
Menikmati
Pengunjun
hidangan,
mengantar
-Pelayan
hidangan
Bar
-Pelayan
Memesan
counter
bar
snack&min
uman,
R.Makan
Dimensi
sumber
350 org
1,85m2/
meja
150 org
0,65m2/
meja
161,2
m2
24,4 m2
Pengunjun
menyediaka
n pesanan,
menikmati
pesanan
R.Penyim Bahan-
Tempat
panan
bahan
penyimpana
mentah
n bahan-
10% L
18,56
m2
bahan
makanan
Kasir
-Kasir
Membayar
2m2/unit
4 m2
makanan,me
-
layani
Pengunjun
pembayaran
g
Dapur
-Pelayan
Memasak,
-Pegawai
menyiapkan
60% L
111,36
m2
pesanan,
mencuci
Gudang
Alat-alat
Menyimpan
5% L
kebersihan alat-alat
R.Pegaw
-Pegawai
ai
m2
Istirahat,
10 org
ganti
-Pengelola
R.operato -Pegawai
r acara
5,568
5-
80 m2
10m2/org
pakaian
Persiapan
10 org
5m2/org
50 m2
-Teknisi
Luas total 2 restoran
456 m2
-Ruang pertemuan/serbaguna
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
Kapasitas Standard/
Dimensi
ruang
Ruang
ruang
-Pengelola
Rapat,
pertemua -Pegawai
pertemuan
n/serbag
-Manager
antar klub
una
-Atlit
dan
-Wartawan
organisasi,
-Staff
konfrensi
ofisial
pers, acara
sumber
200 org
0,65m2/or
130 m2
formal
Ruang
-Staff
Tunggu
ofisial
/lobby
-Wartawan
Menunggu
50 org
0,9m2/org
45 m2
Pengelolaan
5 org
5m2/org
25 m2
10 org
0,18m2/or
18 m2
-Pengguna
gedung
Ruang
Pegawai
pengelol
bangunan,
kegiatatan
administrasi
Ruang
Alat-alat
peralatan
Pemyimpan
an alat
Ruang
-offisial
rapat
-pengelola
Rapat
40 org
0,65m2/or
26 m2
-organisasi
Dapur
Toilet
-Pelayan
Menyiapkan
-Pegawai
makanan
Buang air,
Pengunjun
membersihk
an wc
5m2/org
Wastafel
t
Urinoir
-Pegawai
-Pengelola
0,9m2/uni
0,72m2/un
it
Kakus
1,04m2/un
it
5 m2
4,6 m2
254 m2
-Pusat kebugaran
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang
Ruang
Kapasitas Standard/
ruang
-
Dimensi
sumber
Menunggu
20 org
0,5m2/org
10 m2
Berlatih
50 org
3,06m2/or
153 m2
penerima/ Pengunjun
lobby
g
-Atlit
-Pegawai
Ruang
latihan
Pengunjun
g
-Atlit
-Pegawai
-Instruktur
Reseptioni
s
Ruang
Berganti
ganti
Pengunjun pakaian,
g
mandi,meny
-Pegawai
imoan
-Cleaning
pakaian di
service
loker
Locker pria
30 org
Wastafel
@0,53m2
15,9 m2
0,9m2/uni
1,8 m2
t
Shower
10 org
1,26m2/or
12,6 m2
g
Locker wanita
Wastafel
20 org
@0,53m2
10,6 m2
0,9m2/uni
1,8 m2
t
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Shower
10 org
1,26m2/or
12,6 m2
g
Ruang
Pegawai
Mengurus
pengelola
pengelola
administrasi
Ruang
Instruktur
Istirahat,
instruktur
5 org
5m2/org
25 m2
10 org
1,5m2/org
15 m2
5 org
5m2/org
25 m2
persiapan,
ganti
pakaian
Ruang
Alat-alat
Memperbai
reperasi
ki alat-alat
dan
fitness
peralatan
Toilet
Buang air,
Westafel (2)
Pengunjun membersihk
Urinoir (2)
Kakus (2)
an wc
9,2 m2
-Cleaning
service
-Pegawai
pengelola
Luas total pusat kebugaran
292,5 m2
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang
Ruang
ruang
Penyewa
Berjualan
Kapasitas Standard/
Dimensi
sumber
@30m2
690 m2
display
Luas total 23unit retail shop
690 m2
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang
Ruang
Kapasitas Standard/
ruang
Penyewa
Dimensi
sumber
Berjualan
@50m2
400 m2
display
Luas total 8 unit souvenir shop
400 m2
Jenis
Pemakai
Kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kapasitas Standard/
ruang
Ruang
-Staff
kerja
ofisial
Dimensi
sumber
Bekerja
20 org
5m2/org
100 m2
Manajemen
10 org
1,2m2/org
12 m2
5 org
1,2m2/org
6 m2
10 org
5-
-Pegawai
Ruang
Manager
manager
maintenance
bangunan
Ruang
Asistan
Manajemen
Ass
manager
maintenance
manager
Ruang
bangunan
Pegawai
Bekerja
Karyawa
50 m2
10m2/org
n
Ruang
Pegawai
Ganti
Istirahat,
Locker pria
12 org
63,6 m2
berganti
pakaian
Lavatory
Locker wanita
3m2/unit
8 org
Lavatory
Ruang
@0,53m2
-Tamu
Menunggu
10 org
@0,53m2
6 m2
42,4 m2
3m2/unit
6 m2
0,5m2/org
5 m2
tunggu
-Pegawai
Ruang
Peralatan
Tempat
penyimpa
penyimpana
nan
n peralatan
Toilet
Buang air,
9m2
Wastafel
Pengunjun membersihk
Urinoir
Kakus
an wc
9 m2
9,2 m2
-Cleaning
service
-Pegawai
pengelola
Luas total ruang pengelola gedung
309,2 m2
Jenis ruang
Pemakai
Kegiatan
Ruang
-Teknisi
Pemberian
operator
-Pegawai informasi
Ruang
-Teknisi
Pengoperasian
PABX dan
dan reperasi
sound
Operator
alat
Ruang
-Teknisi
CCTV
sumber
12m2
12 m2
20m2
20 m2
Pengawasan
20m2
20 m2
Pengoperasian
20m2
20 m2
20m2
20 m2
system
Operator
Pompa dan
Teknisi
ground
dan reperasi
reservoir
alat
Tempat
Pengumpulan
pembuangan
sampah dan
sampah
pemindahan
sampah
Luas total ruang pelayanan teknis
92 m2
BAB V
PROGRAM DAN KONSEP
PERANCANGAN
BAB V
KONSEP
5.1 Konsep Perancangan Tapak
5.1.1 Zoning dan Tata Ruang Luar
Parkir khusus bus untuk supporter dan pengunjung. Sengaja
ditempatkan dekat pada sisi persimpangan site dan jalur
entrance sendiri untuk memudahkan pengontrolan keamanan.
Penempatan parkir
petugas keamanan
yang dekat dengan
parkir pemain untuk
keamanan pemain
tersebut
saatnya
untuk
meninggalkan area
pertandingan jalur masuk kembali dapat digunakan untuk jalur keluar orang.
Dengan demikian sirkulasi pejalan kaki/penonton lain tidak membingungkan
pemakai.
]
5.1.3. Konsep Parkir
Parkir tersedia di
dalam dan luar
bangunan, masingmasing memiliki
fungsi tersendiri dan
kedudukan antara
parkir sepeda motor
dan mobil terpisah
Entrance
Entrance
Lapangan
Badminton
Ruang
Pertemuan
Fasilitas
Penyelenggara
Pertandingan
Ruang pengelola
Entrance
Gambar 5.6 Konsep Zoning Ruang lantai 1 bangunan Badminton Training centre
Lantai
Mezzanine
Lantai
Mezzanine
Tribun
Penonton
Tribun
Penonton
Fitnes
Centre
Tribun Penonton VIP
Gambar 5.7 Konsep Zoning Ruang lantai 2 bangunan Badminton Training centre
Tribun
Penonton
Ruang
Khusus
wartawan
Tribun Penonton
Restoran
Tribun
Penonton
Gambar 5.8 Konsep Zoning Ruang lantai 3 bangunan Badminton Training centre
PDAM
ROOF TANK
LT 4 Hydrant P. Kebakaran Toilet
LT 3 Hydrant P. Kebakaran Toilet
LT 2 Hydrant P. Kebakaran Toilet
Ground
Water
POMPA
PIPA HORIZONTAL
CLOSED
2 % (1 cm tiap jarak)
RIOL KOTA
Limbah Cair
LIMBAH CAIR
RIOL KOTA
Limbah Restoran
LIMBAH ORGANIK
DISPOSAL
TPS
TPA
HEAD DETECTOR
SPRINKLER
ASAP
SMOKE DETECTOR
Lantai 4
METERAN
Lantai 3
SENSOR
PANEL UTAMA
Lantai 2
GENSET
PANEL DISTRIBUSI
Lantai 1
UNIT BEDAH LISTRIK
Basement
HASIL PERANCANGAN
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Hasil perancangan berupa gambar-gambar dan foto-foto maket :
6.1.
Site Plan
Ground Plan
Denah Mezzanine
Rencana Pondasi
Rencana Atap
Rencana Utilitas
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
De Chiara, Joseph de, Crosbie, 2001, Micahel J. Time Saver Standards for
Building Types. New York: Mc. Graw Hill Book Company.
www.pbdjarum.com
www.wikipedia.com
www.leebadmintontrainingcentre.com
www.pbjayaraya.com
www.pbpbsi.com