KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga tugas Grand Design ini berhasil diselesaikan. Tugas ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) Mata
Kuliah Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Industri dan Domestik.
Tema yang dipilih adalah pengolahan limbah cair di Kawasan Industri Kota
Deltamas, Cikarang - Bekasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Haruki Agustina selaku dosen
Mata Kuliah Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Industri dan
Domestik yang telah banyak memberi pengalaman dan ilmu terkait pengelolaan
limbah cair industri maupun domestik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada Kak Bramtama Wijaya dan Kak Frisca Rahmadina selaku asisten
dosen kelas B atas kritik serta saran dalam pembuatan tugas Grand Design ini dan
juga telah sabar dalam mengajar kami selama satu semester ini.
Selain sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
(UAS) Mata Kuliah Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Industri dan
Domestik, tugas Grand Design ini juga dibuat untuk mengasah pemahaman
mahasiswa terkait limbah cair yang dihasilkan oleh suatu industri dan upaya
pengolahannya yang tepat dan efisien.
Semoga tugas Grand Design ini bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya aktivitas berbagai macam industri mengakibatkan semakin
besarnya limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu sehingga dapat
menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Permasalahan lingkungan hidup
seolah-olah seperti dibiarkan sejalan dengan intensitas pertumbuhan industri yang
masif. Hal ini menjadi polemik ketika industrialisasi itu sendiri menjadi prioritas
dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam MP3EI (Master Plan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).
Salah satu industri yang terus tumbuh dan berkembang adalah industri
keramik. Pada tahun 2012, Indonesia merupakan produsen keramik terbesar ke-6
di dunia setelah Tiongkok, Italia, Spanyol, Turki, serta Brasil. PT. Keramika
Indonesia Assosiasi Tbk. (PT. KIA) adalah salah satu kontributor dari sekian
banyak industri keramik di tanah air. PT. KIA merupakan sebuah industri keramik
pertama di Indonesia yang secara khusus memproduksi tiles/keramik baik itu
floor tiles ataupun wall tiles.
Tingginya permintaan pasar terhadap keramik, berbanding lurus terhadap
meeningkatnya kebutuhan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia
(SDM) maupun sumber daya alam (SDA). Penggunaan SDA yang intensif akan
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang masif. Kerusakan lingkungan dapat
disebabkan karena ulah manusia ataupun secara alami akibat perubahan alam.
Limbah merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh perilaku manusia.
Limbah adalah salah satu pencemar lingkungan yang dihasilkan dari
kegiatan industri. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah cair, limbah padat,
pencemaran udara ataupun limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3).
Pengelolaan limbah sangat diperlukan bagi sebuah industri mengingat dampak
negatif yang ditimbulkan apabila limbah tidak dikelola secara baik. Pengelolaan
1.2 Tujuan
Tugas yang dibuat bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan limbah
cair yang tepat dan efisien sesuai dengan karakteristik limbah cair yang
dihasilkan.
Seajarah Pereusahaan
PT Keramika Indonesia Assosiasi merupakan salah satu pelopor
Bahan Baku
struktur kimia Al2O3.2SiO3. Clay yang digunakan terdiri dari beberapa macam,
tergantung dari warna serta tingkat plastisitasnya. Bahan baku clay yang
digunakan PT. KIA didatangkan dari berbagai daerah seperti di Bogor, Sukabumi,
Kalimantan, Belitung dan beberapa daerah lainnya termasuk dari luar negri. Clay
meruapakan bahan inti dalam pembuatan keramik.
3.2.2. Silica Sand
Silica sand atau pasir silika merupakan bahan baku yang berfungsi sebagai
penguat keramik agar keramik lebih keras dan kuat. Pasir silika atau yang disebut
dengan pasir kuarsa ini juga berfungsi untuk mengurangi susut, menurunkan
plastisitas serta fusibilitasnya. Silica sand yang digunakan berupa silica sand
murni yang memiliki struktur kimia SiO 2 serta silika yang berasal dari kaca yang
telah dihaluskan.
3.2.3. Feldspar
Feldspar merupakan silikat alamiah pada umumnya digunakan dalam
pembuatan keramik sebagai bahan fluks (fluxing material) yaitu sebagai sumber
alumina. Feldspar yang digunakan dalam pembuatan keramik biasanya
mengandung kalium (KAlSi3O8), natrium (NaAlSi3O8) ataupun kapur (CaAl
Si2O8). Feldspar diperlukan sebagai bahan pelebur atau perekat pada suhu tinggi
dalam pembuatan keramik. Feldspar mulai meleleh pada suhu 11500C.
3.2.4. Waterglass
Waterglass merupakan bahan pengencer dalam proses pembuatan clay
maupun glasur. Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan tingkat kekentalan
pada larutan yang dibuat agar sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan
R&D Division. Waterglass disebut juga sodium silikat yang memiliki rumus kimia
Na2SiO3.
3.3.
Bahan Penolong
Selain menggunakan bahan baku dalam proses produksinya, PT. KIA juga
Proses Produksi
Terdapat dua jenis keramik berdasarkan proses pembakarannya yaitu
keramik lantai dengan sekali proses pembakaran atau single firing dan keramik
dinding dengan dua kali proses pembakaran atau double firing. Proses produksi
keramik dinding meliputi body preparation, pressing, biscuit firing, glaze
preparation, glaze application, glost firing, sorting & packing. Sedangkan
keramik lantai tidak melalui proses biscuit firing. Proses produksi keramik
dinding berglasur dibagi menjadi empat proses utama yaitu body preparation,
glaze preparation, glaze application, dan sorting & packing. Proses produksi PT.
KIA lebih jelasnya dapat dilihat pda Gambar 1.
3.4.1. Body Preparation
Body Preparation adalah proses paling awal dari proses pembuatan
keramik. Dalam proses ini terjadi beberapa proses agar bahan baku mentah
menjadi power yang merupakan bahan baku keramik. Bahan mentah disini berupa
beberapa material yang kemudian diolah di dalam ball mill menjadi adonan
seperti cokelat kental yang disebut slip.
Clay slip yang terbentuk akan dicampur dengan hard material lain. Agar
hard material dapat tercampur digunakan batuan alubit sebagai pengaduk. Batuan
alubit digunakan karena memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi serta tidak
mudah hancur.
Body slip yang telah disaring dan ditampung kemudian ditranser dengan
hydraulic pump untuk ditampung di service tank. Body slip yang telah ditampung
di service tank dipompa ke atas dengan hydraulic pulp untuk diolah di spray
dryer. Setiap harinya 6 ball mill dioperasikan PT. KIA untuk membuat clay slip.
a. Spray Dryer
Spray dryer adalah alat yang digunakan di banyak industri keramik lantai
(baik dinding ataupun lantai) untuk mengubah body slip menjadi powder dengan
menggunakan proses pengeringan dan pemanasan. Body slip akan disemprotkan
nozzle yang ada di dalam spray dryer dengan tekanan > 15 bar. Body slip yang
keluar dari nozzle akan bertemu udara panas dengan suhu 400 600 oC hingga
mengering. PT. KIA juga telah menerapkan saving energy dengan memanfaatkan
udara panas dari tunnel klin untuk proses pengeringan body slip. Setelah keluar
dari spray dryer, body slip akan berbentuk serbuk (powder). Powder yang
dihasilkan akan dipindahkan ke dalam silo dengan bantuan conveyor belt. PT.
KIA memiliki 4 silo dengan kapasitas 100 ton.
b. Forming/Pressing
Proses selanjutnya dalam pembuatan body preparation adalah pressing.
Pada dasarnya proses pressing adalah proses pembuatan green tile dari power
dengan tekanan 10 13 bar. Disini ukuran keramik ditentukan. Ukuran keramik
ditentukan berdasarkan cetakan/molding yang terpasang.
Dalam
sekali
proses
pressing
untuk
pembuatan
body
materials,
membuat permukaan depan tile yang bermotif atau memiliki corak tertentu.
Engobe, glasur, dan pasta adalah bahan-bahan yang akan digunakan pada proses
glaze application. Formulasi untuk engobe, glasur, dan pasta ditentukan oleh
R&D Division.
c. Engobe
Engobe berfungsi untuk menghubungkan dan menyatukan antara body
dengan glasur, diletakkan pada lapisan pertama. Selain itu, engobe juga berfungsi
untuk penahan air yang datang dari bagian belakang tile sehingga tidak tembus ke
bagian depan. Fungsi lain dari engobe adalah sebagai warna dasar keramik.
Engobe juga dipakai di bawah tile yang disebut E.U.T (Engobe Under Tile),
fungsinya agar tile tidak lengket pada roller kiln saat proses pembakaran.
d. Glasur/Glaze
Glasur merupakan bahan yang melapisi keramik dan sebagai warna dasar
dari keramik, serta mengatur tingkat kilapan dari keramik. Bahan untuk glasur
banyak mengandung frit. Bahan dasar frit adalah silica, sehingga tidak mudah
larut dalam air. Glasur juga memiliki tingkat kecerahan dan warna tertentu. Untuk
memberi warna pada glasur, dapat dilakukan dengan mesin ball mill atau pada
storage tank. Glasur berfungsi sebagai pelapis keramik agar warna tidak rusak dan
luntur.
e. Pasta
Pasta digunakan untuk memberikan warna pada motif yang digunakan.
Pasta dibuat dengan mesin mikronet (merek dagang) untuk rotocolor
jam.
Tahap
Glaze
Application
merupakan
tahap
pengaplikasian
serta 4 ball mill dengan kapasitas 10 ton untuk pembuatan glasur. Sedangkan
engobe menggunakan 6 buah bak stirer dengan kapasitas 600 800 liter.
Preparasi
Massa Body I
HHard
Hard
Preparasi
Massa Body II
Didaur ulang
Klin
Forming/press
Raw Material
Preparasi
Massa Glasur
Larutan Glasur
Pengeringan/drying
Klin
Sortinga
Reject/Caca
Packing
3.5.
Limbah cair adalah semua jenis bahan sisa yang dibuang dalam bentuk
larutan atau berupa zat cair. Limbah yang dihasilkan PT. KIA umumnya
bersumber dari kegiatan produksi dan kegiatan perkantoran. Tabel 1 Secara rinci
menyajikan data mengenai sumber dan jenis limbah dari kegiatan industri yang
dihasilkan PT. KIA.
Tabel 1. Jenis dan Sumber Limbah PT. KIA
No.
1
2
3
4
Sumber Limbah
Pencucian alat
Pencampuran dan
penggilingan
Glazing & decoration
Kantor dan MCK
1
2
3
Forming/Pressing
Sorting
Kantor
1
2
3
4
Filing
Drying
Griding
Pressing
1
2
3
4
Forming
Alat elektronik
Proses produksi
Kantor
Jenis Limbah
Keterangan
Diolah di IPAL
Diolah di IPAL
Limbah Cair
Diolah di IPAL
Septic tank
Limbah Padat
Dijual/di-recycle
Dijual/di-recycle
Dijual/dibuang ke TPS
Polusi Udara
Limbah B3
Ditampung di TPS B3
Limbah cair yang dihasilkan PT. KIA diolah sendiri melalui Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar limbah yang dihasilkan tidak melebihi baku
mutu. Sekitar 2 10% limbah padat yang dihasilkan digunakan kembali sebagai
bahan baku dalam setiap proses produksi. Selain di-recycle, keramik reject juga
dijual kepada pihak kedua karena memiliki nilai ekonomi. Untuk limbah B3, akan
ditampung dalam drum atau tempat khusus dan disimpan di TPS B3 serta secara
berkala akan diangkut oleh PT. Tenang Jaya Sejahtera sebagai pihak kedua.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Volume Air Limbah
Air limbah yang diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.
Keramika Indonesia Assosiasi berasal dari produksi glasur pada proses Body
Preparation. Tabel 2 menyajikan data mengenai hasil pengukuran volume air
limbah inlet dan outlet selama 6 bulan mulai dari bulan September 2013 hingga
bulan Februari 2014.
Tabel 2. Volume Air Limbah Inlet dan Outlet
Parameter
3
Inlet (m )
Outlet (m3)
Sept
3.638
1.962
Okt
5.055
1.841
Nov
5.270
2.362
Volume
Des
5.339
2.441
Jan
5.447
2.748
Feb
4.325
2.209
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa air limbah yang masuk (inlet) dari
produksi glasur pada proses Body Preparation di PT. KIA memiliki debit rata-rata
4.800 m3/bulan atau 160 m3/hari. Sedangkan untuk air limbah yang
sebesar
m3/hari.
4.2. Karakteristik Air Limbah
4.2.1. Fisika
Karakter fisik air limbah meliputi temperatur, bau, warna, dan padatan.
Temperatur merupakan parameter yang penting dalam pengoperasian unit
pengolahan limbah karena berpengaruh terhadap proses biologi dan fisika. Bau
merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau tergantung pada sensitivitas
indera penciuman seseorang. Kehadiran bau-bauan yang lain menunjukkan
adanya komponen-komponen lain di dalam air limbah. Misalnya bau seperti bau
telur busuk yang menunjukkan adanya hidrogen sulfida yang dihasilkan oleh
permukaan zat-zat organik dalam kondisi anaerobik. Pada air limbah, warna
biasanya disebabkan oleh kehadiran materi-materi dissolved, suspended, dan
senyawa-senyawa koloidal yang dapat dilihat dari spektrum warna yang terjadi.
Air limbah yang masuk ke IPAL PT. KIA tidak berbau namun terlihat keruh. Suhu
rata-rata air limbah yang masuk berkisar antara 24 27oC.
4.2.2. Kimia
Karakter kimia air limbah meliputi senyawa organik dan senyawa
anorganik. Karakter kimia air limbah yang diolah di PT. KIA dapat dilihat pada
Tabel 3.
Parameter
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
8
COD
BOD
pH
TSS
Cd
Pb
Cr
Co
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Hasil Analisa
Inlet
Outlet
200
15
120
35
68
6-8
150
16
0,5
0,032
1,2
0,031
1,2
0,081
0,8
0,048
Baku Mutu
100
50
69
100
0,1
1
1
0,6
terbentuk. Flok-flok ini akan mengendap secara gravitasi pada dasar bak
sedimentasi.
Proses sedimentasi berlangsung sekitar 15 20 menit. Waktu yang
dibutuhkan untuk pengendapan ini tergantung dari input air limbah yang masuk.
Input dari proses Glaze Preparation terbilang sukar mengendap sehingga
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam proses sedimentasi. Proses ini
bertujuan untuk memperoleh air buangan yang jernih dan mempermudah proses
penanganan lumpur. Pada proses sedimentasi, hanya partikel yang lebih berat dari
air yang dapat terpisah, seperti flok hasil pengolahan secara kimia dan lumpur.
Lumpur akan diolah pada unit pengolahan lumpur dengan filter press.
Sludge hasil filter press sekitar 10 20% digunakan kembali oleh PT. KIA dalam
proses produksi. Supernatant yang keluar akan masuk ke dalam pengadukan
lambat (flokulasi). Sludge yang terkumpul akan dipindahkan dengan bantuan
pompa menuju filter press. Filter press yang digunakan adalah tipe variabel
volume filter press. Pada tipe ini, air akan melewati cloth sedangkan padatan yang
terbawa akan tertahan dan membentuk cake pada permukaan cloth hingga penuh.
Sludge yang telah terkumpul akan dipindahkan ke dalam bak penampung.
4.3.4. Flokulasi
Setelah melewati unit sedimentasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar ukuran flok yang
masih
ikut
terbawa.
Teknisnya
adalah
dengan
dilakukan
pengadukan
= HRT x QIPAL
= 4 jam x 7 m3/jam
= 28 m3
Maka, volume tangki equalisasi (Ve) yang harus dibangun adalah :
Ve
= Va + (20% x Va)
= 28 m3 + (20% x 28 m3)
= 28 m3 + 5,6 m3
= 33,6 m3
= 34 m3
Kapasitas bak = Q x td
= 0,02 m3/s x 2 x 60s
= 2,4 m3
Kedalaman (H)
H = v0 waktu
m3
= 30 m2 hari
0,33 jam
1 hari
24 jam
= 0,41 m
As
= Panjang Lebar
5
5
L
As
5
P
=
=
=
2L
2L2
1,58 m
= Panjang Lebar
= P x 1,58
= 5 / 1,58
= 3,16 m
Kapasitas bak = Q x td
= 0,02 m3/s x 20 x 60s
= 24 m3
Maka, ditentukan bak flokulasi dengan dimensi :
Panjang x Lebar x Kedalaman = (4 x 2,5 x 2) m
4.5. AutoCAD
V. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA