Anda di halaman 1dari 10

BAB 7

MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP


Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan harus
dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati,
dihargai, dan tidak disakiti, lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas ini
menyebabkan setiap perilaku manusia dapat berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya.
Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari dan perilaku negatif dapat
menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang menyebabkan manusia
memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya. Kerusakan
alam diakibatkan dari sudut pandang manusia yang anthroposentris, memandang bahwa manusia
adalah pusat dari alam semesta. Sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi
hanya untuk memuaskan keinginan manusia, hal ini telah disinggung oleh Allah SWT dalam Al
Quran surah Ar Ruum ayat 41:
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan
manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Beberapa Hadist tentang menjaga dan melestarikan Lingkungan
1. Hadist yang diriwayatkan oleh HR. Bukhori Muslim
Artinya: Sayangilah yang ada di bumi niscaya semua yang ada di langit akan menyayangi
kalian
2. Hadist yang diriwayatkan oleh HR Tirmidzi
Artinya : Barang siapa menghidupkan suatu bumi yang mati, maka bumi itu baginya
Kandungan dari hadist diatas adalah Nabi Muhammmad SAW melalui Al-Quran dan hadist
mengajarkan kepada kita untuk memperhatikan kelangsungan kehidupan manusia dari
ketergantungannya kepada lingkungan alam.
Maka dari itu, kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT harus saling menghormati sesama
makhluk Allah SWT lainnya, terutama yaitu tumbuhan ( lingkungan ). Janganlah saling
merugikan, cintailah lingkungan sekitar kita (alam) untuk generasi penerus kita, karena jangan
sampai generasi penerus kita tidak bisa melihat lagi indahnya pohon-pohon hijau yang rindang
dan asri di masa depan nanti.

BAB 8
IMAN KEPADA KITAB KITAB ALLAH SWT

Iman Kepada Kitab Allah berarti mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah SWT telah menurunkan kitab-kitabNya kepada RasulNya. Ajaran yang ada di dalam kitab
tersebut disampaikan kepada umat manusia sebagai salah satu Pedoman Hidup agar dapat meraih
kebahagiaan yang ada di dunia serta di akhirat
Allah SWT menurunkan kitab-kitabNya ini adalah salah satu anugerah bagi manusia. Manusia
dikaruniai akal dan fikiran sehingga kita dapat mengkaji berbagai ilmu pengetahuan yang
terdapat di dalamnya. Kitab Allah ini juga memberikan jalan keluar setiap masalah dan kesulitan
yang tengah dihadapi manusia.
Dengan adanya Kitab Allah ini, manusia dapat membedakan mana yang haq (benar) dan mana
yang batil (salah), mana yang bermanfaat dan mana yang mengandung mudarat.
Andaikata jika kita tidak memiliki pedoman yang datangnya dari Allah SWT, tentu kita tidak
akan pernah mengetahui tentang keberadaan, keesaan, dan keagungan Allah SWT. Demikian
juga halnya dengan orang-orang yang terdahulu, mereka mendapat informasi tentang keesaan
Allah melalui Kitab Allah tersebut. Tanpa dibimbing Kitab Allah, kita pastinya akan menyembah
yang sesat dan tindakan yang sesuka hati atau semena-mena.
Tanpa Kitab Allah, kita pasti akan berada di dalam kegelapan. Ibarat dengan orang berjalan, kita
berjalan tanpa mengetahui arah mana yang akan kita tuju alias tidak memiliki tujuan sama sekali.
Jika terjadi hal yang demikian, tentu akan membuat kita tersesat.
Perhatikan arti firman Allah dalam QS Al Maidah/5:16 berikut ini :
"Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengukuti keridlaanNya ke
jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya dengan izinNya dan menunjukkan ke jalan yang lurus." (QS Al-Maidah/5:16)

BAB 9
PERILAKU TERPUJI
Ayat Al Quran tentang akhlak mulia berupa kumpulan firman Allah Taala yang berhubungan
dengan kelakuan manusia. Sebagai pembeda antara yang baik dan buruk. Adapun yang baik
seperti tidak berbuat zina, tidak bermain judi, tidak memakai narkoba dan banyak lagi.
Sedangkan perbuatan buruk seperti menjalani pergaulan bebas, minum alkohol, korupsi, suka
main judi online dan sebagainya. Memadukan antara hati nurani, pikiran, perasaan, karakter dan
kebiasaan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sehingga membentuk suatu kesatuan
perbuatan yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-hari.
Akhlak mulia ialah tingkah laku yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus. Jika
hanya sekali melakukannya, maka tidak dapat disebut dengan perbuatan terpuji. Manusia bisa
berakhlak baik jika timbul dengan sendirinya didorong oleh tuntunan sesuai ayat-ayat suci Al
Quran dan Islam. Merupakan tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara
sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Tapi sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman
dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang bisa membuat manusia memiliki kelakuan
yang baik.
Akhlak mulia dan terpuji bersumber pada Al Quran dan Hadits. Sedangkan pengertiannya adalah
suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan peragai ke arah baik atau
buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu lingkungan. Mulai
dari lingkup yang paling kecil adalah keluarga, teman, tetangga dan orang lain. Sejak dari
keluarga lah kepribadian manusia bisa terbentuk. Dengan demikian memahami akhlak adalah hal
penting dalam Islam.
Hati berperan penting untuk melakukan perbuatan ahklak terpuji ataupun buruk. Walaupun
demikian, tidak bisa dipungkiri pendidikan dari keluarga, pendidikan formal yang pernah
diterima, dan lingkungan tempat tumbuh juga berpengaruh besar. Dalam Islam, Nabi SAW
sebagai teladan yang patut dicontoh. Beliau tidak mengajarkan untuk membenci seseorang
walaupun itu orang kafir. Bahkan, membalas dengan perlakuan baik kepada orang yang telah
dengan sengaja berniat menyakiti.
Sesungguhnya akhlak yang baik, menyebabkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sehingga Allah
Taala ridho, menyebabkan dicintai oleh semua orang dan menjadi pribadi yang mulia.
Kebalikannya adalah akhlak yang buruk, menjadikan kesengsaraan dunia dan akhirat. Hidup
tidak bahagia dan menyedihkan. Dibenci Allah Taala, keluarga dan semua orang.
Membiasakan diri berakhlak mulia dan adab yang baik sejak kecil, agar terbiasa ketika beranjak
dewasa. Membentuk kebiasaan baik hingga menjadi watak pada akhirnya. Rasulullah SAW
bersabda yang terbanyak memasukkan manusia ke dalam surga adalah ketakwaan kepada allah
dan akhlak yang baik. Orang muslim yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik
perbuatannya kepada Tuhan dan manusia.

Jika manusia telah beranjak remaja dan terbiasa dengan akhlak yang buruk, maka tidak mudah
untuk mendidik sesuai ketentuan Al Quran dan ajaran Islam. Sebagaimana dijelaskan dalam kata
mutiara: kadangkala adab itu bermanfaat bagi anak-anak pada waktu kecil, namun setelah itu
tidaklah bermanfaat adab itu baginya, sesungguhnya ranting yang lunak akan lurus jika
meluruskannya, dan tidaklah kayu menjadi lunak walaupun engkau meluruskannya.
Agama Islam dan Al Quran merupakan sistem moral atau akhlak yang berdasarkan pada akidah
yang diwahyukan Allah Swt kepada utusannya kemudian disampaikan kepada umatnya. Nabi
Muhammad Saw diutus oleh Allah Swt ke dunia ini bertujuan untuk menyempurnakan akhlak
mulia. Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir yang wajib diketahui. Beberapa ayat Al Quran
tentang akhlak yang baik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak yang agung. (Al Qalam: 4)
2. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil lah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Maidah: 8)
3. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekalikali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Al Isra: 23)
4. Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok,
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita
(yang diolok-olokkan) lebih baik dari wanita (mengolok-olok). (Al-Hujurat:11)
5. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. (Al-Isra: 37)
Untuk melengkapi postingan ayat-ayat Al Quran, orang berilmu yang buruk moralnya lebih
dibenci oleh masyarakat dari pada orang goblok. Hendaklah memperhatikan pendidikan akhlak
mulia sebagaimana mereka memperhatikan menuntut ilmu-ilmu dan pengetahuan lainnya.

BAB 10
PERILAKU TERCE
Rasulullah SAW selalu menganjurkan kepada setiap penganut agama islam untuk menjauhi
delapan sikap tercela yang manakala ada dapat menyebabkan tampilnya bencana. Baik dalam
hubungan seorang ataupun antara masyarakat dan Negara. Berikut sikap yang harus di jauhi
adalah:
1. Selalu merasa sedih dan kecewa, yang senantiasa menyisakan sikap putus asa dan
akibatnya menyerahkan segala sesuatu tanpa berusaha.
2. Perasaan gelisah, seakan selalu di kejar bayang-bayang.
3. Lemah baik fisik (jasad), perasaan (kalbu) ataupun akal fikiran, yang berujung dengan
menjadikan diri siap untuk di tindas orang lain.
4. Malas, sehingga tertutupnya pintu keberhasilan.
5. Sikap pengecut, yang menghambat diri untuk berusaha secara sungguh-sungguh.
6. Bakhil, yang akibatnya dapat tidak menghiraukan keadaan keliling, hapusnya solideritas,
hilangnya kepedulian. Sikap bakhil dapat pula berdampak kepada pengejaran kesenangan
(harta) duniawiyah tanpa menghiraukan kepentingan orang lain (individualistis).
7. Selalu dalam cengkraman hutang, yang berakibat kurangnya ukuran kepantasan dan
kepatuhan .
Perilaku Tercela:
A. HASUD
Hasad secara Bahasa berarti iri atau dengki, jadi pengertian hasad adalah perasaan tidak senang
saat melihat orang lain mendapat kenikmatan dan kebahagiaan.
Nabi bersabda : Jagalah dirimu dari sifat hasad, karena hasad itu dapat memakan kebaikan
sebagaimana api memakan kayu bakar (HR. Abu Dawud).


) (

Artinya: Telah masuk ke tubuhmu penyakit-penyakit umat tedahulu, (yaitu) benci dan dengki,
itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut. (HR Ahmad dan Turmidzi)
Dalam hadits lain yang sanadnya bersambung kepada Salim dari ayahnya, Rasulullah Saw
bersabda:


Tidak diperbolehkan hasud kecuali kepada dua orang, yakni kepada seorang laki-laki yang
diberikan al-Quran oleh Allah Swt sedangkan dia mengamalkannya siang dan malam; dan
kepada seorang laki-laki yang diberikan harta oleh Allah Swt lalu dia menginfakannya di jalan
yang benar siang dan malam. (HR Bukhari dan Muslim)

BAB 11
PERAWATAN JENAZAH
Perilaku Tercela
April 9, 2011 by sharingwithita
Hai penjelajah dunia maya, kali ini kamu ada di sharingwithita. Ini merupakan hasil tulisan saya
yang pertama langsung saja, lets sharing with ita. :)
Rasulullah SAW selalu menganjurkan kepada setiap penganut agama islam untuk menjauhi
delapan sikap tercela yang manakala ada dapat menyebabkan tampilnya bencana. Baik dalam
hubungan seorang ataupun antara masyarakat dan Negara. Berikut sikap yang harus di jauhi
adalah:
1. Selalu merasa sedih dan kecewa, yang senantiasa menyisakan sikap putus asa dan
akibatnya menyerahkan segala sesuatu tanpa berusaha.
2. Perasaan gelisah, seakan selalu di kejar bayang-bayang.
3. Lemah baik fisik (jasad), perasaan (kalbu) ataupun akal fikiran, yang berujung dengan
menjadikan diri siap untuk di tindas orang lain.
4. Malas, sehingga tertutupnya pintu keberhasilan.
5. Sikap pengecut, yang menghambat diri untuk berusaha secara sungguh-sungguh.
6. Bakhil, yang akibatnya dapat tidak menghiraukan keadaan keliling, hapusnya solideritas,
hilangnya kepedulian. Sikap bakhil dapat pula berdampak kepada pengejaran kesenangan
(harta) duniawiyah tanpa menghiraukan kepentingan orang lain (individualistis).
7. Selalu dalam cengkraman hutang, yang berakibat kurangnya ukuran kepantasan dan
kepatuhan .
Perilaku Tercela:
A. HASUD
Hasad secara Bahasa berarti iri atau dengki, jadi pengertian hasad adalah perasaan tidak senang
saat melihat orang lain mendapat kenikmatan dan kebahagiaan.
Nabi bersabda : Jagalah dirimu dari sifat hasad, karena hasad itu dapat memakan kebaikan
sebagaimana api memakan kayu bakar (HR. Abu Dawud).


) (

Artinya: Telah masuk ke tubuhmu penyakit-penyakit umat tedahulu, (yaitu) benci dan dengki,
itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut. (HR Ahmad dan Turmidzi)

Dalam hadits lain yang sanadnya bersambung kepada Salim dari ayahnya, Rasulullah Saw
bersabda:


Tidak diperbolehkan hasud kecuali kepada dua orang, yakni kepada seorang laki-laki yang
diberikan al-Quran oleh Allah Swt sedangkan dia mengamalkannya siang dan malam; dan
kepada seorang laki-laki yang diberikan harta oleh Allah Swt lalu dia menginfakannya di jalan
yang benar siang dan malam. (HR Bukhari dan Muslim)

BAB 12
Khutbah, Tabligh Dan Dakwah
1. Khutbah
Khutbah, secara bahasa merupakan ceramah atau pidato. Dan sementara itu secara istilah,
khutbah merupakan kegiatan ceramah yang disampaikan kepada sejumlah orang Islam dengan
syarat dan rukun, baik berupa peringatan, pembelajaran, atau nasihat.
Di dalam syariat Islam, ada berbagai macam khutbah, seperti halnya khutbah jum'at, khutbah
Idul Fitri, khutbah Idul Adha, khutbah Istisqa' ataupun khutbah di dalam rangkaian sholat Kusuf
dan Khusuf.

2. Tabligh
Tabligh, secara etimologi yakni berasal dari kata ballaga-yuballigu-tabligan yang mempunyai
arti menyampaikan. Dan secara terminologi, tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam,
baik dari Al-Qur;an maupun hadis yang ditujukan kepada umat manusia. Dan orang yang
menyampaikan tabligh, disebut "muballig".

3. Dakwah
Dakwah berasal dari bahasa Arab yakni da'a - yad'u - da'watan yang memiliki arti menyeru atau
mengajak. Secara istilah, dakwah yaitu kegiatan mengajak seseorang kepada ajaran Islam untuk
diamalkan di dalam kehidupan nyata supaya mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, yakni
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dan orang yang melaksanakan dakwah disebut da'i.
Dilihat dari bentuk penyampaiannya, dakwah dibagi menjadi 3 yakni :
1. Dakwah dengan lisan (kultum, khotbah, atau kajian)
2. Dakwah dengan tulisan (menulis buku)
3. Dakwah dengan perbuatan (memberi contoh kepada orang lain agar mereka berperilaku
dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran Islam)

Anda mungkin juga menyukai