LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN SUMBA TIMUR
TAHUN 2010 NOMOR 207
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR
NOMOR 13 TAHUN 2010
TENTANG
PERIZINAN USAHA KEPARIWISATAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUMBA TIMUR,
Menimbang :
di
daerah,
maka
usaha
pariwisata
perlu
diatur
Kabupaten Dati II Sumba Timur Nomor 6 Tahun 1996 tentang Usaha dan
Penggolongan Hotel, Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sumba Timur
Nomor 7 Tahun 1996 tentang
1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
BAGIAN HUKUM
4389);
4. UndangUndang Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
4437)
Undang-
Nomor
10
Tahun
2009
tentang
Kepariwisataan
Republik
Tahun 1996
12.
Tahun 2008
BAGIAN HUKUM
2.
3.
4.
5.
6.
Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,
Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah
dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi,
Yayasan atau Organisasi yang sejenis lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta
bentuk badan usaha lainnya.
7.
8.
9.
10.
11.
dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha untuk
12.
14.
15.
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Usaha Daya Tarik Wisata adalah Usaha yang kegiatannya mengelola daya
16.
tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan/binaan
manusia.
Usaha Kawasan Pariwisata adalah Usaha yang kegiatannya membangun
17.
18.
19.
20.
dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, dapat berupa restoran, kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum.
Hygiene dan Sanitasi adalah semua Kegiatan dan tindakan yang perlu
21.
22.
Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum adalah setiap usaha komersial yang
ruang lingkup kegiatannya adalah untuk memberikan kesehatan jasmani dan rohani .
24.
Taman Rekreasi yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai
jenis fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur
hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu
BAGIAN HUKUM
dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan, minuman dan
akomodasi serta jasa lain yang terkait .
25.
26.
Kolam Memancing yaitu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk
memancing ikan sebagai suatu usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan
jasa pelayanan makan, minum dan jasa lain yang terkait .
27.
Gelanggang
Permainan
dan
Ketangkasan
yaitu
suatu
usaha
yang
menyediakan tempat dan fasilitas untuk permainan ketangkasan atau mesin permainan
sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum.
28.
Rumah Biliard yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk permainan biliard sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan
jasa pelayanan makan dan minum .
29.
Panti Pijat yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk
pijat sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan
makan dan minum .
30.
Panti Mandi Uap yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk mandi uap sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan pijat dan
penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta jasa lain yang terkait .
31.
Karaoke yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk
bernyanyi dengan diiringi musik rekaman sebagai usaha pokok dengan penyediaan jasa
pelayanan makan dan minum .
32.
Panggung Terbuka yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk pertunjukan di tempat terbuka sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan
penyediaan jasa pelayanan makan dan minum.
33.
Panggung Tertutup yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk menyediakan pertunjukan di ruang tertutup sebagai usaha pokok dan dapat
dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum .
34.
Salon Kecantikan yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk memelihara kecantikan sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan
penyediaan jasa pelayanan minum.
35.
Fitness Centre yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas
untuk kesegaran jasmani sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa
pelayanan makan dan minum
36.
Bioskop yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk
menyediakan pemutaran film di ruang tertutup.
37.
Pusat Seni dan Pameran yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat dan
fasilitas untuk pusat seni dan pameran Barang Barang kesenian sebagai usaha pokok
BAGIAN HUKUM
dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum serta jasa
lain yang terkait.
Dunia Fantasi (Theme Park) yaitu suatu usaha yang menyediakan tempat,
38.
fasilitas dan utilitas hiburan anak anak di suatu kawasan tertentu sebagai usaha pokok
dan dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum .
Taman Pentas Pertunjukan Satwa yaitu suatu usaha yang menyediakan
39.
tempat, fasilitas untuk pentas pertunjukan satwa sebagai usaha pokok dan dapat
dilengkapi dengan jasa pelayanan makan
dan minum.
40. Usaha
adalah usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang,
menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas
prestasinya, serta menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan
informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan
internasional.
41. Usaha Jasa Informasi Pariwisata adalah Usaha yang menyediakan data, berita, feature,
foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk
bahan cetak dan/atau elektronik.
Usaha Jasa Konsultan Pariwisata adalah Kegiatan Usaha yang menyediakan
42.
43.
44.
wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya
yang dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.
Usaha SPA adalah usaha perawatan yang memberikan layanan dengan
45.
metode
kombinasi
terapi
air,
terapi
aroma,
pijat,
rempah-rempah,
layanan
makanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa
dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Pemberian Izin Usaha Kepariwisataan dimaksudkan untuk pembinaan, penertiban dan
pengendalian atas usaha yang dilakukan oleh setiap orang maupun Badan.
Pasal 3
BAGIAN HUKUM
yang melakukan
BAGIAN HUKUM
(2)
(1)
(2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh setiap
jenis pengusahaan Kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diatur dengan
Peraturan Bupati.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN PENGUSAHA KEPARIWISATAAN
Bagian Pertama
Hak
Pasal 8
BAGIAN HUKUM
penggunaan
produk
masyarakat
setempat,produk
dalam
Setiap
Pembangunan
atau
perluasan
tempat
Usaha
Kepariwisataan
yang
BAGIAN HUKUM
(2)
(3)
Untuk dapat beroperasinya setiap Usaha Kepariwisataan wajib memiliki Izin Usaha
Kepariwisataan.
Pasal 11
Untuk memperoleh Ijin Prinsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) Pengusaha
Kepariwisataan harus terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Bupati
dengan
melampirkan :
a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/Surat Keterangan Domisili
b. Foto Copi Akte pendirian Perusahaan
c. Surat Pernyataan Penyanding yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah
d. Foto copy bukti kepemilikan tanah dan atau bangunan
e. Proposal pendirian perusahaan
f. Denah Dan Tampak Bangunan.
g. Data Fasilitas Usaha Kepariwiataan yang direncanakan akan dibangun
h. Bukti pembayaran pajak terkahir
Pasal 12
(1) Untuk mendapatkan Izin Usaha Kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
ayat (3) Pengusaha Kepariwisataan harus terlebih dahulu mengajukan permohonan
kepada Bupati dengan melampirkan :
a. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/Keterangan Domisili
b. Foto copy NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak ) .
c. Foto copy Izin Prinsip .
d. Foto copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB) .
e. Foto copy Izin HO (Undang-undang Gangguan).
f.
Dokumen UPL dan UKL bagi Usaha Kepariwisataan yang tidak wajib AMDAL.
j.
(2) Izin
persetujuan terlebih dahulu dari Bupati dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 13
BAGIAN HUKUM
(1) Izin Prinsip diberikan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu)
kali untuk masa 1 (satu) tahun.
(2) Izin Usaha berlaku selama melakukan kegiatan Usaha Kepariwisataan.
(3) Izin Usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib didaftar ulang setiap tahun
dalam rangka pengendalian dan pengawasan.
BABVIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 14
Pembinaan dan pengawasan terhadap semua jenis Usaha Kepariwisataan dilakukan oleh
Bupati melalui Dinas.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 15
(1) Izin Usaha yang dimiliki oleh setiap Usaha Kepariwisataan dapat dicabut apabila :
a. Tidak
melakukan
Kegiatan-kegiatan
pokok
sesuai
dengan
jenis
Usaha
BAGIAN HUKUM
3.
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumba Timur Nomor 7 Tahun 1996
tentang Usaha Rumah Makan
(Lembaran Daerah
Nomor 04)
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 17
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan Penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumba Timur.
Ditetapkan di
Waingapu
pada tanggal
BUPATI SUMBA TIMUR,
GIDION MBILIJORA
Diundangkan di Waingapu
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUMBA TIMUR,
UMBU HAMAKONDA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 207
PENJELASAN
BAGIAN HUKUM
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TIMUR
NOMOR 13 TAHUN 2010
TENTANG
PERIZINAN USAHA KEPARIWISATAAN
I . UMUM
Dengan berlakunya UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004
Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun
tentang Pemerintahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844), Daerah dituntut untuk harus
tangganya sendiri. Untuk maksud itu, daerah harus memberikan ruang yang layak kepada
pengusaha di bidang kepariwisataan untuk melaksanakan usaha kepariwisataan yang pada
gilirannya akan turut memberikan dampak positif bagi daerah. Sehubungan dengan itu,
maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumba Timur Nomor 4 Tahun 1996
Tentang Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat
II Sumba Timur Nomor
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumba Timur Nomor 7 Tahun 1996 tentang
Usaha Rumah makan, tidak sesuai lagi dengan tingkat perkembangan dewasa ini sehingga
ditinjau kembali dan membentuk Peraturan Daerah tentang Perizinan Usaha Kepariwisataan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
a.
Cukup Jelas
b.
Cukup Jelas
c.
Cukup Jelas
d.
Cukup Jelas
e.
Cukup Jelas
f.
dan Hotel
BAGIAN HUKUM
Cukup Jelas
h.
Cukup Jelas
i.
Cukup Jelas
j.
Cukup Jelas
k.
Cukup Jelas
l.
Cukup Jelas
m.
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Ayat ( 1)
Cukup Jelas
Ayat ( 2 ) Yang dimaksudkan jauh dari tempat ibadah umum dan sekolah
adalah dengan jarak sekurang kurangnya satu ( 1 ) kilometer.
Pasal 11
: Cukup Jelas
Pasal 12
: Cukup Jelas
Pasal 13
: Cukup Jelas
Pasal 14
: Cukup Jelas
Pasal 15
: Cukup Jelas
Pasal 16
: Cukup Jelas
Pasal 17
: Cukup Jelas
BAGIAN HUKUM