Anda di halaman 1dari 86

Perpustakaan Unika

Skripsi
ANALISIS RASIO KEUANGAN
SEBAGAI PREDIKSI PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI PASAR MODAL INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar


Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang

Novi Lidyawati
01.60.0098

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2004
1

12

Perpustakaan Unika

ABSTRAK

Perkembangan pasar modal yang pesat menciptakan berbagai peluang atau


alternatif investasi bagi investor. Akan tetapi disisi lain, perusahaan harus saling
bersaing dalam mendapatkan dana dari investor dalam pasar modal. Pada
umumnya, investor akan menanamkan modalnya dalam perusahaan yang dapat
memberikan return yang tinggi, yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh
perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Atas dasar inilah maka manajemen
perusahaan perlu meningkatkan kinerjanya yang tercermin dalam laporan
keuangan perusahaan.
Analisa laporan keuangan ini dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan
yang ada. Analisa laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi
keuangan suatu perusahaan
Penelitian ini menggunakan data sebanyak 42 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEJ, yaitu perusahan yang telah melaporkan laporan keuangan
lengkap (laporan rugi laba, laporan arus kas, dan neraca) dan memiliki
stockholders equity serta net profit yang positif. Periode pengamatan yang
digunakan adalah tahun 1999-2003. Serta alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah logistic regression model dengan langkah-langkah tertentu.
Logistic regresion digunakan untuk mengetahui nilai terbaik dari tiap-tiap
koefisien variabel independennya untuk memprediksi perubahan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di pasar modal Indonesia.Dan juga rasio
keuangan yang digunakan terdiri dari 18 rasio keuangan yang dibagi dalam 4
kategori untuk memprediksi perubahan laba, yaitu rasio leverage (TLTA, CFTL,
CFCL, NWTLFA, CLI, CLE, OITL); rasio likuiditas (CR, QR, WCTA); rasio
produktifitas (STA, INWC, QAI, NWS); dan rasio profitabilitas (NPM, ROA,
RETA. Rasio-rasio tersebut akan digunakan untuk memprediksi perubahan laba
satu tahun kedepan (model I) dan perubahan laba dua tahun kedepan (model II).
Hasilnya ditemukan bukti bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk
memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan dan perubahan laba dua tahun
kedepan. Tetapi kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba
satu tahun kedepan lebih tepat daripada untuk prediksi perubahan laba dua tahun
kedepan.
Kata kunci : rasio leverage, rasio likuiditas, rasio produktifitas, rasio
profitabilitas, perubahan laba, logistic regression model

Perpustakaan Unika

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
ABSTRAK...........................................................................................................xiii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................ 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 5
1.4 Kerangka Pikir.................................................................................... 7
1.5 Sistematika Penulisan......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Landasan Teori.................................................................................. 11
2.1.1 Pihak-pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan
Keuangan.................................................................................. 11
2.1.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ............................. 13
2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan ....................................................... 13
2.1.4 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ........................................... 16
2.1.5 Sifat Laporan Leuangan ............................................................ 18
2.1.6 Keterbatasan Laporan keuangan .............................................. 19
2.1.7 Pentingnya Analisa Laporan Keuangan.................................... 20
2.1.8 Definisi Analisa Rasio ............................................................ 20

Perpustakaan Unika

2.1.9 Penggolongan Rasio Keuangan ............................................. 21


2.2 Pengembangan Hipotesis ................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sumber dan Jenis data...................................................................... 32
3.1.1 Sampel..................................................................................... 32
3.1.2 Jenis Data ................................................................................ 33
3.2 Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian .................................. 33
3.2.1 Definisi Variabel Penelitian .................................................... 33
3.2.2 Pengukuran Variabel Penelitian.............................................. 35
3.3 Alat Analisis Data ............................................................................ 36
3.3.1 Menilai Kelayakan Model ...................................................... 37
3.3.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ................... 38
3.3.3 Menguji Koefisien Regresi ..................................................... 39
3.3.4 Menilai Ketepatan Prediksi ..................................................... 39
3.3.5 Estimasi Parameter dan Intepretasinya ................................... 40
3.3.6 Menguji Kemampuan Model Rasio Keuangan ....................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rasio Keuangan Untuk Prediksi Perubahan Laba Satu Tahun
Kedepan ........................................................................................... 43
4.1.1 Statistik Deskriptif .................................................................. 43
4.1.2 Logistic Regression................................................................. 48
4.1.2.1 Menilai Kelayakan Model ......................................... 49
4.1.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ...... 50
4.1.2.3 Menguji Koefisien Regresi ........................................ 50
4.1.2.4 Menilai Ketepatan Prediksi ........................................ 52
4.1.2.5 Estimasi Parameter dan Intepretasinya ...................... 53
4.1.2.6 Menguji Kemampuan Model Rasio Keuangan.......... 55
4.2 Rasio Keuangan Untuk Prediksi Perubahan Laba Dua Tahun
Kedepan ........................................................................................... 60
4.2.1 Statistik Deskriptif .................................................................. 60

Perpustakaan Unika

4.2.2 Logistic Regression................................................................. 65


4.2.2.1 Menilai Kelayakan Model ......................................... 66
4.2.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ...... 66
4.2.2.3 Menguji Koefisien Regresi ........................................ 67
4.2.2.4 Menilai Ketepatan Prediksi ........................................ 69
4.2.2.5 Estimasi Parameter dan Intepretasinya ...................... 70
4.2.2.6 Menguji Kemampuan Model Rasio Keuangan.......... 71
4.3 Perbandingan Model I dan Model II ................................................ 75
BAB V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 76
5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

5.3 S

13
Perpustakaan Unika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN


Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan maksud agar
perusahaan

tersebut

mempertahankan

dapat

kelangsungan

berkembang
usahanya

serta
di

mampu

masa

yang

menjaga
akan

dan

datang.

Kelangsungan hidup perusahaan merupakan ukuran kinerja perusahaan sebagai


lawan dari kebangkrutan (Kaaro,2002). Akan tetapi, dengan kondisi ekonomi
yang terus menerus mengalami perubahan, maka keadaan ini dapat mempengaruhi
kinerja dan keadaan perusahaan. Kinerja suatu perusahaan mencerminkan hasil
dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Sehingga
dengan demikian, perusahaan harus efektif dan efisien dalam mengelola sumber
daya yang dimiliki agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya,
yang dicerminkan dari laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen secara
teratur. Semakin tinggi kinerja perusahaan maka semakin sehat perusahaan
tersebut. Sehingga dapat dipastikan nilai sahamnya tinggi. Perusahaan emiten
seperti inilah yang selalu menjadi incaran investor.
Kemampuan manajer dalam menganalisis kondisi pada masa yang akan
datang merupakan bagian penting dalam perencanaan strategik. Ketersediaan
informasi yang cepat dan akurat menjadi bagian penting dalam menunjang
kemampuan manajerial. Perkembangan pasar modal yang pesat menciptakan
berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor. Akan tetapi disisi lain,

14
Perpustakaan Unika

perusahaan harus saling bersaing dalam mendapatkan dana dari investor dalam
pasar modal. Pada umumnya, investor akan menanamkan modalnya dalam
perusahaan yang dapat memberikan return yang tinggi, yang pada umumnya dapat
dipenuhi oleh perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Atas dasar inilah
maka manajemen perusahaan perlu meningkatkan kinerjanya yang tercermin
dalam laporan keuangan perusahaan, karena untuk dapat menilai kinerja suatu
perusahaan sehingga dapat dikatakan efisien atau tidak, maka salah satu indikator
yang dapat menentukannya adalah dengan pengungkapan laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi
perusahaan yang tersaji secara kuantitatif yang berisi informasi-informasi penting
tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, dan informasi lainnya
bagi pemakai (internal dan eksternal) untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Pada dasarnya para pemakai laporan keuangan mengukur keberhasilan
perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang dicerminkan dari kinerja
manajemennya. Secara umum kegunaan informasi keuangan hasil akuntansi
adalah sebagai dasar prediksi bagi pemakainya sehingga laporan keuangan yang
disajikan harus relevan dengan kebutuhan masing-masing pemakai. Oleh karena
itu, untuk memahami informasi-informasi yang tersirat dalam laporan keuangan
maka diperlukanlah analisa laporan keuangan. Analisa laporan keuangan ini
dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang ada. Analisa laporan
keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para

15
Perpustakaan Unika

pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu


perusahaan (Sandiyani dan Aryati,2001) .
Salah satu informasi yang tersedia di publik (BEJ) adalah laporan
keuangan tahunan perusaahan emiten yang telah diaudit yang komponennya
meliputi: neraca, laporan rugi laba, perubahaan ekuitas, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Ketersediaan informasi yang benar, dapat
dipercaya, lengkap dan tepat waktu akan memungkinkan investor untuk
melakukan pengambilan keputusan investasi secara rasional, sehingga yang
diperoleh sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh para investor.
Keputusan investasi di pasar modal sangat tergantung pada berapa
banyak informasi yang didapat oleh pihak investor. Semakin banyak informasi
yang didapat maka semakin mudah keputusan investasi ditentukan. Untuk itu
diperlukanlah analisis laporan keuangan dalam laporan keuangan dengan
menganalisis rasio-rasio keuangan yang ada.
Beberapa penelitian tentang kemampuan rasio keuangan dalam
memprediksi laba telah beberapa kali dilakukan di Indonesia antara lain oleh
Takarini dan Ekawati (2003) yang menguji bagaimana kemampuan rasio
keuangan dalam memprediksikan perubahan laba tahun 1997-1999 pada
perusahaan manufaktur di pasar modal Indonesia dengan menggunakan model
regresi binary (logit model) dengan teknik stepwise. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa ada empat rasio keuangan yang dapat digunakan untuk
memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan, yaitu CLE (Current Liabilities to
Equity), WCTA (Working Capital to Total Assets), NPM (Net Profit Margin), dan

16
Perpustakaan Unika

ROE (Return on Equity). Sedangkan untuk memprediksi perubahan laba dua


tahun kedepan hanya ada satu rasio keuangan yang digunakan yaitu NWS (Net
Worth to Sales). Selain itu hasil penelitian mereka juga menunjukkan bahwa
kebenaran prediksi satu tahun kedepan lebih kuat daripada kebenaran prediksi dua
tahun kedepan.,
Kaaro (2003) menguji bagaimana pengaruh rasio aktivitas, likuiditas,
keputusan pendanaan, dan IOS terhadap ROA perusahaan. Serta penelitian yang
dilakukan oleh Machfoedz (1994) yang menguji kemampuan rasio keuangan
dalam memprediksi perubahan laba dengan model logit dengan teknik MAXR serta
model regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio keuangan
tertentu dapat digunakan untuk memprediksi laba satu tahun kedepan tetapi tidak
untuk memprediksi laba lebih dari satu tahun dan kekuatan prediksi satu tahun
kedepan lebih kuat daripada untuk dua tahun kedepan.
Maka, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan
periode pengamatan dalam kondisi krisis (1997-1999) maka penulis melakukan
penelitian ini dengan alasan untuk membuktikan validitas penelitian-penelitian
sebelumnya apakah penelitian terdahulu masih valid digunakan pada kondisi
normal (1999-2003), yaitu apakah rasio keuangan benar-benar dapat memprediksi
perubahan laba dan bagaimana pengaruhnya dengan laba itu sendiri.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Takarini dan Ekawati
(2003) dengan judul ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI PREDIKSI
PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEJ

17
Perpustakaan Unika

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Pihak

manajemen

perusahaan

maupun

pihak-pihak

lain

yang

berkepentingan dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan hidup


perusahaan dimasa yang akan datang harus selalu mengawasi perkembangan dan
kinerja

perusahaan.

Dalam

kegiatan

tersebut,

manajemen

dapat

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah


informasi-informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan yang
digunakan untuk analisis rasio keuangan yang dapat menjelaskan keadaan
perusahaan. Berdasarkan pada pertimbangan penggunaan analisis rasio keuangan
dalam menganalisis keuangan perusahaan yang mempengaruhi keputusan
manajemen di masa yang akan datang, maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan oleh penulis adalah :
Apakah rasio keuangan dapat memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun
kedepan?
Apakah rasio keuangan dapat memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun
kedepan?
Apakah kemampuan rasio keuangan untuk prediksi perubahan laba satu tahun
kedepan lebih tepat daripada rasio keuangan untuk prediksi perubahan laba
dua tahun kedepan?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris
bagaimana informasi-informasi dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio

18
Perpustakaan Unika

keuangan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan
dan dua tahun kedepan dan bagaimana kemampuan rasio keuangan untuk prediksi
perubahan laba satu tahun kedepan dengan perubahan laba dua tahun kedepan.
Kegunaan atau manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari
penelitian ini bagi beberapa pihak antara lain adalah sebagai berikut:
1. Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dalam penggunaan rasio
keuangan sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan untuk melihat
perkembangan perusahaan.
2. Investor
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi investor mengenai rasio
keuangan dalam memprediksi perubahan laba sehingga investor dapat
mengambil keputusan dengan tepat dalam menanamkan modalnya ke
perusahaan yang kinerjanya baik.
3. Penelitian lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dan
tambahan referensi bagi penelitian lain yang sejenis.
4. Manajemen Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan
pertimbangan dalam menentukan dan mengambil kebijakan berdasarkan
informasi-informasi akuntansi yang ada dalam laporan keuangan.

19
Perpustakaan Unika

1.4 KERANGKA PIKIR


Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca,
laporan rugi-laba, dan laporan arus kas tahun 1999-2003. Pengujian ini dilakukan
terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan
kriteria-kriteria tertentu. Laporan keuangan yang dianalisis disajikan dalam bentuk
rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun
kedepan dan perubahan laba dua tahun kedepan. Rasio-rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat kelompok rasio keuangan yaitu
rasio leverage (TLTA, NWTLFA, CLI, CLE, OITL), rasio likuiditas (CR, QR,
CFTL, CFCL, WCTA), rasio produktifitas (STA, INWC, QAI, NWS), dan rasio
profitabilitas (NPM, ROA, ROE, RETA).
Setelah diperoleh data-data tersebut maka langkah selanjutnya adalah
menguji data-data tersebut dengan logistic regression dengan persamaan sebagai
berikut:

Ln

p
= b0 + b1 x1 +b2 x2 ++bk xk
1p

Logistic regresion digunakan untuk mengetahui nilai terbaik dari tiap-tiap


koefisien variabel independennya untuk memprediksi perubahan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di pasar modal Indonesia.

20
Perpustakaan Unika

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI PASAR MODAL


INDONESIA
Laporan keuangan 1999-2003
(Neraca, Laporan Rugi-laba, Laporan Arus Kas )

Perubahan Rasio Keuangan:


Rasio Leverage
- Total Liabilities / Total Assets (TLTA)
(Net Worth+Total Liabilities)/Fixed asets (NWTLFA)
- Current Liabilities/Inventory (CLI)
- Current Liabilities/Equity (CLE)
- Operating Income/Total Liabilities (OITL)
Rasio Likuiditas
- Current Assets / Current Liabilities (CR)
- (Current Assets Inventory) / Current Liabilities (QR)
- Cash Flow/Total Liabilities(CFTL)
- Cash Flow/Current Assets(CFCL)
- Working Capital/Total Assets (WCTA)
Rasio Produktifitas
- Sales / Total Assets (STA)
- Inventory/Net Working Capital (INWC)
- Quick Assets/Inventory (QAI)
- Net Worth/Sales(NWS)
Rasio Profitabilitas
- Net Profit/Sales (NPM)
- Net Profit / Total Assets (ROA)
- Net Profit / Stockholders Equity (ROE)
- Retained Earning/Total Assets(RETA)

Perubahan laba satu tahun

Perubahan laba dua tahun kedepan

kedepan
MODEL I

MODEL II

HASIL

21
Perpustakaan Unika

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Untuk mempermudah dalam pemahaman penelitian ini maka disajikan
sistematika penulisan yang memaparkan urutan atau tahapan penulisan penelitian
ini ;
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka pikir, serta sistematika pembahasan
dalam penelitian ini.
BAB II : LandasanTeori dan Pengembangan Hipotesis
Berisi tinjauan pustaka dan pemgembangan hipotasis yang akan
menguraikan berbagai teori, konsep, dan penelitian sebelumnya yang
relevan sampai dengan hipotesis yang dikembangkan dalm penelitian
ini.
BAB III : Metode Penelitian
Berisi mengenai sumber dan jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini, definisi dan pengukuran variabel penelitian yang
diperlukan dalam penelitian ini, alat analisis data.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Menguraikan berbagai perhitunganyang diperlukan untuk menjawab
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah rasio keuangan dapat memprediksi perubahan laba
perusahaan satu tahun kedepan?

22
Perpustakaan Unika

2.

Apakah rasio keuangan dapat memprediksi perubahan laba


perusahaan dua tahun kedepan?

3.

Apakah kemampuan rasio keuangan untuk prediksi


perubahan laba satu tahun kedepan lebih tepat daripada rasio
keuangan untuk prediksi perubahan laba dua tahun kedepan?

BAB V : Kesimpulan
Berisi kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, keterbatasan, dan saran dan implikasi.

Perpustakaan Unika

BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 LANDASAN TEORI


Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir, 1988:2)

2.1.1 Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan


Posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan dibutuhkan oleh
banyak pihak. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan
maupun perkembangan suatu perusahaan antara lain adalah (Munawir, 1988:2):
1.

Pemilik Perusahaan
Laporan keuangan diperlukan untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai

oleh manajemennya dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai
di masa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan
diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.
2.

Manajer atau Pimpinan Perusahaan


Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya untuk periode yang

baru maka dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki system
pengawasannya, dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat. Bagi
manajemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja
23

24
Perpustakaan Unika

yang efisien, aktiva aman dan terjaga baik, struktur permodalan sehat, dan bahwa
perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai hari depan, baik di bidang
keuangan maupun di bidang operasi.
3.

Para Investor
Berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan

perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya


dan untuk mengetahui kondisi kerja perusahaan tersebut.
4.

Para Kreditur
Sebelum merngambil keputusan untuk menerima atau menolak permintaan

kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan
dari perusahaan yang bersangkutan. Dari situlah, kreditur akan mengatahui
kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dan beban bunganya, dan
mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari
perusahaan tersebut, yang digambarkan atau terlihat pada kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
5.

Pemerintah
Pemerintah dimana perusahaan tesebut berdomisili, sangat berkepentingan

dengan laporan keuangan perusahaan tersebut untuk menentukan besarnya pajak


yang harus ditanggung oleh perusahaan.

25
Perpustakaan Unika

2.1.2 Karakteristik Kualitatif laporan Keuangan


Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok menurut IAI (PSAK No.1, 1994:7), yaitu:
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
2. Relevan
Suatu informasi bisa dikatakan relevan apabila adanya informasi tersebut bisa
membuat perbedaan keputusan yang diambil.
3. Keandalan/ Reliabilitas
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat Dibandingkan
Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan antar periode (konsistensi)
dan antar perusahaan (komparabilitas).

2.1.3 Tujuan Pelaporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

26
Perpustakaan Unika

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi


(PSAK No.1, 1994:4). Sedangkan tujuan pelaporan keuangan menurut Hanafi dan
Halim (2000:30) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan yang paling umum adalah bahwa pelaporan keuangan harus
memberikan

informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditur, dan

pemakai lainnya pada saat ini maupun dimasa mendatang untuk membuat
keputusan investasi, kredit, dan keputusan lainnya yang serupa dan rasional.
2. Tujuan yang kedua adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan
informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan
jumlah, waktu, dan ketidakpastian (yang berarti resiko) penerimaan kas yang
berkaitan.
3.

Tujuan yang ketiga adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberi


informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahaan dan klaim-klaim atas
sumber daya tersebut yang meliputi hutang dan modal saham.

Informasi

ini

bermanfaat untuk pihak eksternal karena beberapa alasan :


a.

Mengidentifikasikan

kelemahan

dan

kekuatan

perusahaan

untuk

memperkirakan likuiditas perusahaan


b. Memberikan basis untuk mengevaluasi prestasi perusahaan selama periode
tertentu
c. Untuk memberikan indikasi langsung potensi aliran kas sumber daya dan kas
yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban perusahaan
d. Untuk memberikan indikasi potensi aliran kas yang merupakan hasil
gabungan dari beberapa sumber daya dalam perusahaan

27
Perpustakaan Unika

4.

Tujuan yang keempat adalah bahwa pelaporan keuangan harus


memberikan informasi mengenai prestasi selama periode tertentu untuk
membantu pihak eksternal menentukan harapannya (expectation) mengenai
prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang. Fokus dari pelaporan
keuangan

mengenai

prestasi

perusahaan

adalah

informasi

mengenai

pendapatan perusahaan yang komprehensif dan komponen-komponennya.


Informasi semacam itu bermanfaat karena beberapa alasan:
a.

Untuk mengevaluasi prestasi manajemen

b.

Memperkirakan

kemampuan

perusahaan

menghasilkan

laba

(earning power) atau jumlah lainnya yang diperkirakan mempengaruhi


kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam jangka panjang
c.

Memperkirakan pendapatan masa mendatang

d.

Memperkirakan

resiko

investasi

atau

meminjamkan

pada

perusahaan
5.

Tujuan yang kelima adalah bahwa pelaporan keuangan harus memberikan


informasi mengenai aliran kas perusahaan, yaitu bagaimana perusahaan
menerima kas dan mengeluarkan kas, mengenai pinjaman dan pelunasan
pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk deviden yang dibayarkan,
dan mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas
perusahaan. Informasi ini bermanfaat karena beberapa alasan:
a.
b.
c.

Memahami operasi perusahaan


Mengevaluasi kegiatan investasi dan pendanaan
Memperkirakan likuiditas perusahaan

28
Perpustakaan Unika

d.

Menginterprestasikan lebih jauh laporan rugi laba

2.1.4 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan


Analisis keuangan bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan
keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu
sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi
industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan
lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok perusahaan yang dihasilkan:
1.

Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Munawir, 1988:13). Elemenelemen dalam neraca adalah sebagai berikut:
a.

Aktiva: adalah sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan untuk


menjalankan kegiatannya (Hanafi dan Halim, 1988:51)

b.

Hutang: adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak


lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini adalah merupakan sumber
dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur (Munawir,
1988:18)

c.

Modal: adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), laba yang ditahan
(Munawir, 1988:19)

Agar suatu elemen bisa dilaporkan di dalam neraca, maka elemen tersebut harus
bisa diukur dengan reliabilitas tertentu dalam unit moneter. Ada beberapa
pengukuran yang dapat dipakai (Hanafi dan Halim, 2000:51)

29
Perpustakaan Unika

a.

Historical Cost: merupakan harga pertukaran pada saat transaksi dimana


asset pertama kali diperoleh / dibeli

b.

Current Cost: merupakan jumlah kas (atau ekuivalen kas) yang dibutuhkan
pada tanggal neraca untuk memperoleh asset yang sama

c.

Current market Values: merupakan jumlah kas (atau ekuivalen kas) yang
akan diperoleh pada tanggal neraca dengan menjual asset, dalam kondisinya
yang sekarang, dalam proses likuidasi yang teratur/wajar

d.

Net Realizable Value: merupakan jumlah kas (atau ekuivalen kas) dimana
suatu asset diharapkan bisa ditukar dalam operasi normal perusahaan,
dikurangi biaya-biaya yang berkaitan dengan transaksi pertukaran

e.

Present value: merupakan diskonto atas jumlah bersih aliran kas masuk yang
diharapkan dikurangi jumlah aliran kas keluar yang diharapkan, yang
berkaitan dengan suatu asset. Pendekatan ini memeperhitungkan nilai waktu
uang

2.

Laporan Rugi Laba


Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu
(Munawir, 1988:26). Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi
yang paling penting dalam laporan tahunan

3.

Laporan Arus Kas


Tujuan pokok laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan
kedua laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi mengenai efek

30
Perpustakaan Unika

kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama


periode tertentu (Hanafi dan Halim, 2000:60). Laporan arus kas
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.

Aktivitas Operasi
Meliputi semua transaksi dan kegiatan lain yang bukan merupakan
kegiatan investasi atau pendanaan. Jumlah arus kas dari aktivitas
operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi
perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar
b. Aktivitas Investasi
Meliputi pemberian kredit, pembelian atau penjualan investasi jangka
panjang seperti pabrik dan peralatan
c. Aktivitas Pendanaan
Meliputi transaksi untuk memperoleh dana dan distribusi return ke
pembeli dana dan pelunasan hutang.

2.1.5 Sifat Laporan Keuangan


Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang
bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh atas
laporan keuangan. Sifat dari laporan keuangan adalah (Munawir, 1988:6):
1. Laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan
akuntansi. Pencatatan tersebut ini didasarkan pada catatan

31
Perpustakaan Unika

historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa


lampau, dan jumlah-jumlah uang tercatat dalam pos-pos itu
dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya
peristiwa tersebut.
2. Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun
anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsipprinsip akuntansi yang lazim. Hal ini dilakukan dengan
tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman
3. Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konversikonversi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang
sudah

menjadi

standar praktek

pembukuan,

namun

penggunaan dari konversi-konversi dan dalil dasar tersebut


tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan
yang bersangkutan

2.1.6 Keterbatasan Laporan Keuangan


Dengan melihat sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan mempunyai beberapa keterbatasan,
antara lain (Munawir, 1988:9):
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada
dasarnya merupakan Interim Report (laporan yang dibuat
antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan
merupakan laporan yang final

32
Perpustakaan Unika

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang


kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya
dasar penyusunannya dengan standart nilai yang mungkin
berbeda atau berubah-ubah
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan
transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu
atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing
power) uang tersebut semakin menurun
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan
keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak
dapat dinyatakan dengan satuan uang

2.1.7 Pentingnya Analisa laporan Keuangan


Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah,
pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan / pemegang saham, manaejemen
perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap
untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari laporan
keuangan bersifat relative karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio
atau nilai relative. Tujuan dari analisa laporan keuangan adalah agar data dapat
lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan (Munawir, 1988:37)

33
Perpustakaan Unika

2.1.8 Definisi Analisa Rasio


Analisa rasio adalah suatu metode penghitungan dan interpretasi rasio
keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Input dasar untuk
analisa rasio adalah laporan laba rugi dan neraca pada suatu periode tertentu yang
akan dievaluasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa
rasio:
1. Sebuah

rasio

tunggal

secara

umun

tidaklah

dapat

memberikan informasi yang memadai untuk mengetahui


seluruh kinerja perusahaan. Hanya jika sekelompok rasio
digunakan barulah pendapat atas perusahaan dapat dibuat
dengan alasan yang mencukupi. Jika analisa hanya
berkaitan dengan aspek tertentu dari posisi keuangan
perusahaan maka mungkin cukup dengan satu atau dua
rasio saja
2. Laporan keuangan yang dibandingkan harus dalam periode
yang sama. Jika tidak maka dampak musiman dapat
menghasilkan kesimpulan yang salah dan karenanya dapat
menyebabkan pembuatan keputusan yang salah.
3. Sebaiknya menggunakan dasar laporan keuangan yang
telah diaudit. Jika laporan keuangan belum diaudit maka
data

keuangan

mencerminkan
sebenarnya

perusahaan
kondisi

tidak

keuangan

dapat

dipercaya

perusahaan

yang

34
Perpustakaan Unika

4. Perlu yakin bahwa data yang diperbandingkan disusun


dengan cara yang sama. Penggunaan perlakuan akunting
yang berbeda khususnya untuk depresiasi dan persediaan
dapat menyebabkan distorsi dalam hasil analisa rasio

2.1.9 Penggolongan Rasio Keuangan


Menurut Riyanto (1978) seperti yang dikutip oleh Munawir (1988), ada 4
klasifikasi angka-angka rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas, dan rasio keuntungan. Sedangkan menurut Munawir sendiri, rasio
keuangan meliputi rasio modal kerja atau likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
rentabilitas, dan rasio lain-lain yang terdiri dari Gross Margin Ratio, Operating
Rasio, dan perputaran hutang dagang. Menurut Hanafi dan Halim (2000),
analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam 5 macam kategori, yaitu rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar.
Dalam penelitian ini, akan digunakan 18 rasio keuangan yang terdiri dari
rasio leverage, rasio likuiditas, rasio produktifitas, rasio profitabilitas. Rasiorasio tersebut diadopsi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Takarini
dan Ekawati (2003) yang berjudul Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahn Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Pasar Modal Indonesia
1.

Rasio Leverage
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya.
a. TLTA = Total Liabilities / Total Assets

35
Perpustakaan Unika

Rasio ini mengukur proporsi dari total assets yang dibiayai oleh kreditur
perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut berarti semakin banyak uang
kreditur yang digunakan untuk usaha menghasilkan laba (Financial
Leverage tinggi). Penggunaan financial leverage yang tinggi maka resiko
perusahaan semakin tinggi pula, tetapi ROE juga akan semakin tinggi.
Rasio tersebut bisa diinterprestasikan sebagai berikut: Setiap Rp xx hutang
perusahaan dijamin oleh Rp 1 assets perusahaan.

b. DER = Long Term Debt / Stockholders Equity


Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan
modal pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa diinterprestasikan
sebagai berikut: Pinjaman jangka panjang xx % dari modal sendiri.
c. NWTLFA = (Net Worth+Total Liabilities)/Fixed Assets
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar modal sendiri dan
hutang

perusahaan

dapat

digunakan

untuk

membiayai

kekayaan

perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin banyak modal sendiri
dan hutang perusahaan yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap
perusahaan.
d.

CLI = Current Liabilities/Inventory

36
Perpustakaan Unika

Rasio ini digunakan untuk menggambarkan seberapa besar persediaan


yang didanai dengan menggunakan hutang lancar.
e.

CLE = Current Liabilities/Equity


Rasio ini mengukur seberapa basar modal perusahaan didanai dengan
menggunakan hutang lanca.

f. OITL = Operating Income/Total Liabilities


Rasio

ini

mengukur

seberapa

besar

pendapatan

operasi

yang

diperoleh/dibiayai dengan hutang.


2.

Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo

a. CR = Current Assets / Current Liabilities


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Semakin tinggi
rasio ini, maka akan semakin baik posisi pemberi pinjaman karena
memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian drastis bila
terjadi kegagalan perusahaan. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan
adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang
tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar secara
umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva
tetap. Rasio tersebut bisa diinterprestasikan sebagai berikut: Setiap Rp 1
hutang dijamin oleh Rp xx aktiva lancar.

37
Perpustakaan Unika

b.

QR = (Current Assets Inventory) / current


Liabilities
Rasio ini digunakan untuk menguji kemampuan membayar kewajiban
lancar dengan asumsi tidak ada nilai pada persediaan sama sekali karena
persediaan biasanya dianggap sebagai asset yang paling tidak likuid. Hal
ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk
sampai menjadi kas, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi
kas semakin lama. Rasio tersebut bisa diinterprestasikan sebagai berikut:
Setiap Rp 1 hutang dijamin oleh Rp xx aktiva lancar diluar persediaan.

c. CFTL = Cash Flow/Total Liabilities


Untuk rasio ini, angka sekitar 20% merupakan hal yang biasa untuk
perusahaan yang sehat keuangannya. Analisis ini memberi informasi
tentang kemampuan aliran kas dalam menutup hutang. Rasio tersebut
bisa diinterpretasikan sebagai berikut : setiap Rp1 hutang dijamin oleh
Rpxx aliran kas dari operasi.
d. CFCL = Cash Flow/Current Liabilities
Untuk rasio ini, angka sekitar 40%atau lebih menunjukkan kondisi
bisnis yang sehat.
e. SWC = Sales / Working Capital
Rasio ini digunakan untuk menilai keefektifan modal kerja dapat
menghasilkan penjualan. Rasio tersebut bisa diinterprestasikan sebagai
berikut: Setiap Rp 1 modal kerja dapat menghasilkan Rp xx penjualan.
f. WCTA = Working Capital/Total Assets

38
Perpustakaan Unika

Rasio ini mengukur seberapa besar modal kerja yang digunakan untuk
membiayai total aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin banyak modal kerja yang digunakan untuk membiayai total
aktiva perusahaan.
3. Rasio produktifitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi
penjualan atau kas
a. STA = Sales / Total Assets
Rasio ini menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh
aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin efisien penggunaan aktiva tersebut. Rasio tersebut bisa
diinterprestasikan sebagai berikut: Total Aktiva berputar xx kali dalam 1
tahun
b. CGSI = Cost of Good Sold / Inventory
Rasio ini mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan.
Rasio tersebut bisa diinterprestasikan sebagai berikut: Setiap tahun
persediaan berputar xx kali.
c. INWC = Inventory/Net Working Capital
Rasio ini mengukur efisiensi dimana perusahaan menggunakan modal
kerjanya untuk membeli persediaan.
d. QAI = Quick Assets/Inventory
Rasio ini menggambarkan mengenai susunan harta lancar perusahaan yang
dapat segera diubah menjadi kas dibandingkan dengan persediaan.

39
Perpustakaan Unika

e. NWS = Net Worth/Sales


Rasio ini menjelaskan bagaimana modal sendiri digunakan untuk dapat
mencapai penjualan.
4.

Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
a. GPM = (Sales Cost of Good Sold) / sales
Adalah ukuran presentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik karena secara relative semakin rendah harga pokok
barang yang dijual
b. NPM = Net Profit / Sales
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi
rasio ini maka menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu
c. ROA = Net profit / Total asset
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu
d. ROE = Net Profit / Stockholders Equity
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
berdasarkan modal saham tertentu
e. RETA = Retained Earning/Total Assets

40
Perpustakaan Unika

Rasio ini mengukur seberapa besar total aktiva dapat menghasilkan laba
yang ditahan.

2.2 PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Manfaat laporan keuangan dalam memprediksi laba di masa yang akan
datang yang mempengaruhi pengambilan keputusan telah diuji oleh beberapa
peneliti, antara lain adalah Zainuddin dan Hartono (1999) menguji yang manfaat
rasio keuangan capital, assets, earning, dan likuidity dalam memprediksi
pertumbuhan laba perusahaan perbankan dengan sampel sebanyak 36 perusahaan
dan menggunakan model multiple regression dan Analysis Moment Structures
(AMOS). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa construct rasio keuangan
capital, assets, earning, likuidity signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba
perusahaan perbankan untuk periode satu tahun kedepan.
Sandiyani dan Aryati (2001) menguji hubungan beberapa informasi
keuangan yang berupa laba, arus kas, piutang, persediaan, biaya administrasi dan
penjualan, serta rasio laba kotor terhadap penjualan yang berpengaruh pada
pemrediksian laba dan arus kas dimasa mendatang dengan sampel sebanyak 30
perusahaan manufaktur dan menggunakan model multiple regression. Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa informasi keuangan yang dapat
digumakan untuk memprediksiperubahan laba satu tahun kedepan adalah laba,
piutang, biaya administrasi dan penjualan, dan rasio laba kotor terhadap
penjualan. Sedangkan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi
perubahan laba dua tahun kedepan adalah arus kas, piutang , biaya administrasi
dan penjualan.

41
Perpustakaan Unika

Asyik dan Soelistyo (2000) menguji kemampuan rasio keuangan mana


yang merupakan discriminator yang signifikan dalam memprediksi laba dimasa
mendatang dengan sampel sebanyak 50 perusahaan manufaktur dengan
menggunakan model discriminant analysis. Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa rasio keuangan yang merupakan discriminator signifikan dalam
memprediksi laba dimasa yang akan datang adalah LTD/TA (Long Term
Debt/Total Assets), NI/S (Net Income/Sales), S/TA (Sales/Total Assets), DIV/NI (
Devidens/Net Income), INPPE/PPE (Investment in Property, Plant, and
Equipment/PPE).
Ball dan Brown (1968) seperti yang dikutip oleh Zainuddin dan Hartono
(1999) menguji kandungan informasi pelaporan laba pada harga saham. Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa pelaporan laba mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham.
Ou (1990) seperti yang dikutip oleh Zainuddin dan Hartono (1999)
menguji kekuatan prediksi dan kandungan informasi dari item data laporan
keuangan selain laba (termasuk komponen laba) dalam memprediksi laba satu
tahun kedepan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada delapan rasio
keuangan yang signifikan dalam memprediksi laba.
Penman (1992) seperti yang dikutip oleh Zainuddin dan Hartono (1999)
melakukan penelitian terhadap 1482 sampai dengan1677 perusahaan untuk
periode 11 tahun (1973-1983). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laporan
keuangan menyediakan informasi yang relevan untuk mengevaluasi pertumuhan
laba.

42
Perpustakaan Unika

Parawiyati dan Baridwan (1998) seperti yang dikutip oleh Sandiyani dan
Aryati (2001) menguji kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan
arus kas perusahaan go public Indonesia. Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa prediktor laba dan arus kas adalah signifikan.
Baruch Lev dan S.Ramu Thiagarajan (1993) seperti yang dikutip oleh
Sandiyani dan Aryati (2001) menguji hubungan variabel dari laporan keuangan
dengan prediksi laba. Hasil penelitian mereka membuktikan bahwa informasi
keuangan yang terdiri dari persediaan,piutang, pengeluaran modal, penelitian dan
pengembangan, gross margin, biaya administrasi dan penjualan, order backlog,
dan kekuatan buruh/pekerja mempunyai hubungan terhadap prediksi laba.
Ambar dan Edi (2000) yang menguji hubungan beberapa informasi
keuangan untuk membuktikan bahwa informasi keuangan tersebut dapat menjadi
prediktor laba dan arus kas di masa yang akan datang. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa berdasarkan prediksi laba dan arus kas dapat diketahui
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan
usaha utama.
OConnor (1973) seperti yang dikutip oleh Asyik dan Soelistyo (2000)
menguji apakah rasio keuangan yang menggunakan data keuangan yang
dipublikasikan berguna bagi pembuat keputusan eksternal. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa bukti yang diberikan analisis kekuatan hubungan variasi
model ratio rate of return memproyeksikan keraguan kegunaan rasio keuangan
bagi investor saham biasa (dikutip oleh Asyik dan Soelistyo).

43
Perpustakaan Unika

Dengan

mendasarkan

pada

informasi

dalam

laporan

keuangan

(Neraca,Laporan rugi laba, Laporan arus kas, dan berbagai hasil penelitian
sebelumnya) maka dikembangkanlah hipotesis penelitian pertama dan kedua
dalam bentuk hipotesis alternatif sebagai berikut :
H1 :

Rasio keuangan mampu untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke


depan. (model I)

H2 : Rasio keuangan mampu untuk memprediksi perubahan laba dua tahun ke


depan. (model II)
Takarini dan Ekawati (2003) yang menguji bagaimana kemampuan rasio
keuangan dalam memprediksikan laba pada perusahaan manufaktur di pasar
modal Indonesia dengan menggunakan model regresi binary (logit model) dengan
teknik stepwise. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ada empat rasio
keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun
kedepan, yaitu CLE (Current Liabilities to Equity), WCTA (Working Capital to
Total Assets), NPM (Net Profit Margin), dan ROE (Return on Equity). Sedangkan
untuk memprediksi perubahan laba dua tahun kedepan hanya ada satu rasio
keuangan yang digunakan yaitu NWS (Net Worth to Sales). Selain itu hasil
penelitian mereka juga menunjukkan bahwa kebenaran prediksi satu tahun
kedepan lebih kuat daripada kebenaran prediksi dua tahun kedepan.,
Machfoedz (2004) yang menguji kemampuan rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba dengan model logit dengan teknik MAXR serta model
regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasiokeuangan tertentu
dapat digunakan untuk memprediksi laba satu tahun kedepan tetapi tidak untuk

44
Perpustakaan Unika

memprediksi laba lebih dari satu tahun dan kekuatan prediksi satu tahun kedepan
lebih kuat daripada untuk dua tahun kedepan
Dengan

mendasarkan

pada

informasi

dalam

laporan

keuangan

(Neraca,Laporan rugi laba, Laporan arus kas, dan berbagai hasil penelitian
sebelumnya) maka dikembangkanlah hipotesis penelitian ketiga dalam bentuk
hipotesis alternatif sebagai berikut :
H3 :

Kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun


kedepan (model I) lebih tepat daripada untuk memprediksi laba dua tahun
kedepan (model II)

Perpustakaan Unika

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 SUMBER DAN JENIS DATA


3.1.1 Sampel
Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu populasi
yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria tertentu
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang dapat mendukung proses
penelitian. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun
1999-2003 dan dibatasi pada perusahaan manufaktur.
2. Telah menerbitkan laporan keuangan lengkap pada tahun 1999 sampai tahun
2003
3. Kualifikasi laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan yang
diterbitkan pada periode akhir Desember.
4. Merupakan perusahaan yang mempunyai saldo stockholders equity dan net
profit positif karena saldo ekuitas yang negatif akan mengakibatkan nilai rasio
keuangan tidak bermakna.
Setelah dilakukan seleksi terhadap ketersediaan data untuk masing-masing
perusahaan yang terpilih menjadi sampel, didapat total akhir sampel sebanyak 42
perusahaan dari tahun 1999-2003. Tabel 3.1 menyajikan hasil prosedur pemilihan
sampel.

43

44
Perpustakaan Unika

Tabel 3.1

Proses Pemilihan Sampel

Keterangan
Perusahaan yang sudah go public di BEJ dari tahun 1999-2003
Perusahaan non manufaktur

Jumlah
333
(174)

Perusahaan manufaktur

159

Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan lengkap

(24)

Perusahaan yang memiliki saldo stockholders equity dan net

(93)

profit negatif
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel

42

3.1.3 Jenis Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa laporan keuangan (annual report) tahun 1999-2003 yang terdiri dari
laporan rugi laba, neraca, dan laporan arus kas.

3.2 DEFINISI DAN PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN


3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Definisi operasional variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.

Laba: adalah keuntungan yang diperoleh dari proses operasi perusahaan.


Dalam penelitian ini data laba yang digunakan adalah laba dari ekuitas
operasi sebelum pajak dan pos-pos luar biasa (extraordinary items).
Penggunaan pertumbuhan laba sebelum pajak digunakan sebagai indikator
pertumbuhan laba dengan alasan untuk menghindari pengaruh penggunaan

45
Perpustakaan Unika

tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis. Sedangkan alasan tidak
dimasukkannya pos-pos luar biasa adalah karena jumlah yang masuk dalam
rekening tersebut jumlahnya tidak dapat diprediksi.
Rasio Keuangan: adalah suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu

b.

jumlah tertentu dengan jumlah yang lain yang menggambarkan keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan. (Munawir, 1988:64)
Dalam penelitian ini digunakan 18 rasio keuangan yang terdiri dari :
1. Rasio Leverage
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Rasio leverage yang digunakan dalm
penelitian ini adalah TLTA, NWTLFA, CLI, CLE, OITL.
2.

Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio likuiditas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR, QR, CFTL, CFCL,
WCTA.

3. Rasio Produktifitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan
menjadi penjualan atau kas. Rasio produktifitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah STA, INWC, QAI, NWS.

4. Rasio Profitabilitas

46
Perpustakaan Unika

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


keuntungan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah NPM, ROA, ROE,RETA.
c.

Kemampuan prediksi : adalah seberapa tepat suatu model digunakan


untuk memprediksi variabel independennya.

3.2.2 Pengukuran Variabel Penelitian


Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel
independen dan variabel dependen. Variabel dependen untuk hipotesis pertama
adalah perubahan laba satu tahun kedepan, sedangkan variabel dependen untuk
hipotesis kedua adalah perubahan laba dua tahun kedepan. Variabel Independen
untuk hipotesis pertama dan kedua adalah sama yaitu perubahan rasio keuangan
yang terdiri dari rasio leverage (TLTA, NWTLFA, CLI, CLE, OITL), rasio
likuiditas (CR, QR, CFTL, CFCL, WCTA), rasio produktifitas (STA, INWC,
QAI, NWS), dan rasio profitabilitas (NPM, ROA, ROE, RETA). Variabel
dependen yang digunakan untuk analisa data didasarkan pada kategori-kategori
tertentu yaitu y=1 jika perubahan laba positif dan y=0 jika perubahan laba negatif.

47
Perpustakaan Unika

Tabel 3.2
Pengukuran Variabel Penelitian
No.
1
2

Variabel Penelitian
Perubahan Laba (6 L it)
Perubahan Rasio Leverage:
TLTA
CFTL
CFCL
NWTLFA
CLI
CLE
OITL
Perubahan Rasio Likuiditas:
CR
QR
WCTA
Perubahan Rasio Produktifitas:
STA
INWC
QAI
NWS
Perubahan Rasio Profitabilitas:
NPM
ROA
ROE
RETA

Definisi Operasional Variabel Penelitian


(6 L it L ito) / L ito
Total Liabilities / Total Assets
Cash Flow/Total Liabilities
Cash Flow/Current Liabilities
(Net Worth+Total Liabilities)/Fixed Assets
Current Liabilities/Inventory
Current Liabilities/Equity
Operating Income/Total Liabilities
Current Assets / Current Liabilities
(Current Assets Inventory) /CurrentLiabilities
Working Capital/Total Assets
Sales / Total Assets
Inventory/Net Working Capital
Quick Assets/Inventory
Net Worth/Sales
Net Profit/Sales
Net Profit / Total Assets
Net Profit / Stockholders Equity
Retained Earning/Total Assets

3.3 ALAT ANALISIS DATA


Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kuantitatif, yaitu suatu analisis yang mendasarkan pada perhitungan terhadap data
yang diperoleh, dengan menggunakan logistic regression yang merupakan model
logit dengan dua pilihan.
Analisis logistic regression digunakan untuk memprediksi besarnya
variabel tergantung yang berupa sebuah variabel binary dengan menggunakan
data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya. Variabel Binary adalah data
jenis nominal dengan dua kriteria saja, seperti naik-turun, membeli-tidak
membeli,

48
Perpustakaan Unika

gagal-sukses, resiko-tidak resiko (Singgih, 2000:173). Dalam penelitian ini


digunakan kategori tertentu untuk variabel dependen, yaitu jika perubahanlaba
positif pada periode ke t, maka diberi kode 1 (y=1) dan jika perubahan laba
negatif pada period ke t maka diberi kode 0 (y=0). Logistic regression model
sebetulnya mirip dengan analisis diskriminan yaitu kita ingin menguji apakah
probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya.
Secara umum persamaan

logistic regression untuk k variabel bebas dapat

dinyatakan sebagai berikut:


Ln

p
= b0 + b1 x1 +b2 x2 ++ bk xk
1p

Dimana:
P= Probabilitas variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh variabel
independen
b0 = konstanta
b1, b2, , bk = koefisien regresi 1,2, sampai ke k
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis logistic regression adalah
sebagai berikut:
3.3.1 Menilai Kelayakan Model
Untuk menilai kelayakan logistic regression model maka digunakan
Hosmer and Lemeshows goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshows
goodness of Fit Test menguji apakah data empiris cocok atau sesuai dengan model
(tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan
fit). Dasar pengambilan keputusan apakah model layak atau tidak adalah dengan

49
Perpustakaan Unika

melihat nilai goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai chi-square pada
bagian bawah Uji Hosmer and Lemeshows Goodness of Fit Test:

Jika nilai Hosmer and Lemeshows Goodness of Fit Test statistic s kurang
dari 0,05 ( < 0,05) maka terdapat perbedaan signifikan antara model
dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik
karena tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Hal ini berarti logistic
regression model tidak layak dipakai untuk analisis selanjutnya.

Jika nilai Hosmer and Lemeshows Goodness of Fit Test statistic


samadengan atau lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka tidak terdapat
perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga
Goodness of Fit model baik karena dapat memprediksi nilai observasinya.
Hal ini berarti logistic regression model dipakai untuk analisis selanjutnya.

3.3.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)


Overall Model Fit digunakan untuk mengetahui apakah suatu model
dikatakan fit atau tidak terhadap data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada
fungsi Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model
menggambarkan

data

input.

Untuk

itu

penilaiannya dilakukan

dengan

membandingkan angka -2 Log Likelihood pada awal (block Number = 0) dengan


angka -2 Log Likelihood pada akhir (Block Number = 1). Jika angka -2 Log
Likelihood pada awal (Block Number = 0) lebih besar dari angka -2 Log
Likelihood pada akhir (Block Number = 1), atau dengan kata lain mengalami
penurunan maka menunjukkan model yang lebih baik.

50
Perpustakaan Unika

3.3.3 Menguji Koefiien Regresi


Untuk menguji koefisien regresi dapat dilihat pada bagain akhir output
yaitu Variables In The Equation. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi

masing-masing

variabel

independen.

Dasar

pengambilan

keputusannya adalah sebagai berikut:

Nilai signifikansi variabel independen yang lebih besar dari 0,05 (>0,05)
maka variabel independen tersebut tidak layak digunakan untuk memprediksi
variabel dependen sehingga variabel independen tersebut harus dihilangkan
dari model

Nilai signifikansi variabel independen yang lebih kecil atau sama dengan
0,05 (<0,05) maka variabel independen tersebut layak digunakan untuk
memprdiksi variabel dependen sehingga variabel independen tersebut
dimasukkan dalam model.

3.3.4

Menilai Ketepatan Prediksi


Ketepatan prediksi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat kebenaran

suatu model secara keseluruhan. Uji ketepatan prediksi ini dapat dilihat pada
Classification Table yaitu dengan melihat prosentase kebenaran secara
keseluruhan. Semakin tinggi prosentasenya atau nilai ketepatan prediksi model
melebihi cut-valuenya (>0,5) atau mendekati 100% maka semakin kuat kebenaran
prediksi suatu model.

51
Perpustakaan Unika

3.3.5 Estimasi Parameter dan Interpretasinya


Estimasi parameter logistic regression model dapat dilihat pada tampilan
output Variable In The Equation yaitu pada kolom koefisien regresi variabel
independen (B). Sehingga hasil akhir dari pengujian ini akan didapat persamaan
logistic regression untuk model rasio keuangan terbaik untuk memprediksi
perubahan laba satu tahun kedepan dan dua tahun kedepan, yang secara umum
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ln

p
= b0 + b1 x1 +b2 x2 ++ bk xk
1p

Dimana:
P= Probabilitas variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh variabel
independen
b0 = konstanta
b1, b2, , bk = koefisien regresi 1,2, sampai ke k

3.3.6 Menguji kemampuan Model Rasio Keuangan


Setelah memperoleh model prediksi dari pengujian-pengujian diatas, maka
langkah selanjutnya adalah menguji kemampuan model yang ada apakah dapat
menjawab hipotesis yang ada. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi
perubahan laba dengan cara membandingkan perubahan labanya dengan
probabilitas prediksi model yang telah ada. Berikut ini akan dijelaskan langkahlangkah

dalam

pengujian

kemampuan

model

rasio

keuangan

dengan

52
Perpustakaan Unika

membandingkan perubahan laba dengan probabilitas prediksi model yang telah


ada:
1.

Dari model prediksi yang sudah ada, masukkan data-data rasio keuangan
ke dalam model tersebut sehingga akan diperoleh nilai probabilitas
prediksinya

2.

Jika nilai probabilitas prediksinya kurang dari 0.5 (PP < 0.5 ) maka beri
kode nol (0) yang artinya bahwa perubahan laba untuk satu atau dua tahun ke
depan mengalami penurunan (perubahan laba yang negatif). Sebaliknya jika
nilai probabilitas prediksinya lebih dari 0.5 (PP > 0.5) maka beri kode satu (1)
yang artinya bahwa perubahan laba untuk satu atau dua tahun ke depan
mengalami peningkatan (perubahan laba yang positif).

3.

Hitung jumlah emiten yang mengalami penurunan dan peningkatan laba


yang diprediksi dengan benar sehingga dapat diperoleh rata-rata hasil
probabilitas prediksinya atau nilai ketepatan prediksi.

Dasar pengambilan keputusan untuk H1 & H2 adalah sebagai berikut:

Jika nilai ketepatan prediksinya lebih besar dari 0.5 (> 0.5) maka
H1 diterima atau H2 diterima yang artinya bahwa rasio keuangan mampu
untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan atau dua tahun ke
depan

Jika nilai ketepatan prediksinya lebih kecil dari 0.5 (< 0.5) maka
H1 ditolak atau H2 ditolak yang artinya bahwa rasio keuangan tidak mampu
untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan atau dua tahun ke
depan

53
Perpustakaan Unika

Dasar pengambilan keputusan untuk H3 adalah sebagai berikut:

Jika nilai ketepatan prediksi untuk perubahan laba satu tahun ke depan
(model I) lebih besar dari nilai ketepatan prediksi untuk perubahan laba dua
tahun ke depan (model II) maka H3 diterima yang artinya kemampuan rasio
keuangan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan lebih tepat
daripada untuk memprediksi perubahan laba dua tahun ke depan

Jika nilai ketepatan prediksi untuk perubahan laba satu tahun ke depan
(model I) lebih kecil dari niilai ketepatan prediksi untuk perubahan laba dua
tahun ke depan (model II) maka H3 ditolak yang artinya kemampuan rasio
keuangan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan kurang tepat
daripada untuk memprediksi perubahan laba dua tahun ke depan

54
Perpustakaan Unika

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. RASIO KEUANGAN UNTUK PREDIKSI PERUBAHAN LABA SATU


TAHUN KE DEPAN
Dalam penelitian untuk membuktikan kemampuan rasio keuangan untuk
memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan (tahun 2001), maka data-data
yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah perubahan rasio keuangan
tahun 2000 sebagai variabel independen dan perubahan laba tahun 2001 sebagai
variabel dependen atas 42 emiten. Rasio keuangan yang digunakan dalam analisis
adalah rasio leverage (TLTA; NWTLFA; CLI; CLE; OITL), rasio likuiditas (CR;
QR; CFTL; CFCL; WCTA), rasio produktifitas (STA; INWC; QAI; NWS), dan
rasio profitabilitas (NPM; ROA; ROE; RETA). Sedangkan perubahan laba yang
digunakan dalam analisis akan dikategorikan sebagai berikut, yaitu jika perubahan
laba positif pada periode ke t maka akan diberi kode 1 (y = 1) dan jika perubahan
laba negatif pada periode ke t maka akan diberi kode 0 (y = 0).

4.1.1. Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa maksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Di bawah ini adalah tabel statistik
deskriptif seluruh data yang digunakan.

55
Perpustakaan Unika

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
LABA
TLTA
CR
QR
CFTL
CFCL
STA
NPM
ROA
ROE
NWTLFA
CLI
CLE
OITL
WCTA
INWC
QAI
NWS
RETA
Valid N (listwise)

42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42

Minimum
.00
.11
.34
.19
-.14
-.18
.25
.00
.01
.01
1.55
.46
.09
.06
-.23
-2.41
1.17
.11
-.16

Maximum
1.00
5.98
5.58
4.47
2.06
2.25
11.44
.34
.33
.91
63.11
17.47
12.49
4.00
1.25
3.36
11.34
2.72
.63

Mean
.6667
.6834
2.4385
1.6634
.3543
.4853
1.2851
.1071
.1264
.2956
5.7850
2.2083
1.0232
.6731
.3278
.5083
3.8304
.6603
.2372

Std. Deviation
.4771
1.0246
1.2854
1.0761
.4365
.4973
1.6885
8.390E-02
7.853E-02
.2024
9.3769
2.7288
1.9159
.7880
.2547
.9668
2.2628
.5904
.1897

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan deskriptif statistik diatas, dapat diketahui karakteristik data


yang digunakan dalam penelitian ini. Perubahan laba yang mempunyai nilai ratarata sebesar 0.667 mempunyai arti bahwa pada tahun 2001 ada 14 perusahaan
yang mengalami perubahan laba negatif (kode 0) dan ada 28 perusahaan yang
mengalami perubahan laba positif (kode 1), sehingga rata-rata perubahan laba
perusahaan tahun 2001 adalah 0.667 (28/42). Standar deviasi yang tinggi (lebih
dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data yang besar.
Rasio keuangan TLTA (Total Liabilities / Total Assets) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.6093 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 0.6093 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1 aset perusahaan. Standar deviasi

56
Perpustakaan Unika

yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data yang
besar.
Rasio keuangan CR (Current Assets/Current Liabilities) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 2.4385 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 1 hutang lancar perusahaan dijamin oleh Rp 2.4385 aktiva lancar perusahaan.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar.
Rasio keuangan QR (Current Assets-Inventory/Current Liabilities) sebagai
variabel independen mempunyai nilai rata-rata 1.6634 yang berarti bahwa ratarata setiap Rp 1 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1.6634 aktiva lancar
perusahaan diluar persediaan. Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari
mean) menunjukkan adanya variasi data yang besar..
Rasio keuangan CFTL (Cash Flow/Total Liabilities) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.3543 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 1 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 0.3543 aliran kas perusahaan dari
aktivitas operasi. Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean)
menunjukkan adanya variasi data yang besar
Rasio keuangan CFCL (Cash Flow/Current Liabilities) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.4853 yang berarti bahwa rata-rata kondisi
perusahaan baik karena rasio ini rata-rata setiap Rp 1 hutang lancar perusahaan
dijamin oleh Rp 0.4853 aliran kas perusahaan dari aktivitas operasi. Standar
deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar

57
Perpustakaan Unika

Rasio keuangan STA (Sales/Total Assets) sebagai variabel independen


mempunyai nilai rata-rata 1.2851 yang berarti bahwa rata-rata total aktiva
perusahaan berputar 1.2851 kali dalam satu tahun. Standar deviasi yang tinggi
(lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data yang besar
Rasio keuangan NPM (Net Profit/Sales) sebagai variabel independen
mempunyai nilai rata-rata 0.1071 yang berarti bahwa rata-rata perusahaan mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 0.1071 pada tingkat penjualan

Rp 1. Standar

deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar
Rasio keuangan ROA (Net Profit/Total Assets) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.1264 yang berarti bahwa rata-rata
perusahaan mampu menghasilkan laba 0.1264 pada tingkat aktiva sebesar Rp 1.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar
Rasio keuangan ROE (Net Profit/Stockholders Equity) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.2956 yang berarti bahwa rata-rata
perusahaan mampu menghasilkan laba Rp 0.2956 pada setiap Rp 1 modal saham.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar
Rasio keuangan NWTLFA (Net Worth+Total Liabilities/Fixed Assets)
sebagai variabel independen mempunyai nilai rata-rata 5.7850 yang berarti bahwa
rata-rata setiap Rp 5.7850 hutang dan modal perusahaan digunakan untuk

58
Perpustakaan Unika

membiayai Rp 1 aktiva tetap perusahaan perusahaan. Standar deviasi yang tinggi


(lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data yang besar
Rasio keuangan CLI (Current Liabilities/Inventory) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 2.2083 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 2.2083 hutang lancar perusahaan dijamin oleh Rp 1 persediaan perusahaan.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar.
Rasio keuangan

CLE (Current Liabilities/Equity) sebagai variabel

independen mempunyai nilai rata-rata 1.0232 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp1.0232 hutang lancar perusahaan dijamin oleh Rp 1 modal perusahaan. Standar
deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar.
Rasio keuangan OITL (Operating Income/Total Liabilities) sebagai
variabel independen mempunyai nilai rata-rata 0.6731 yang berarti bahwa ratarata setiap Rp 1 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 0.6731 laba operasi
perusahaan. Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan
adanya variasi data yang besar.
Rasio keuangan WCTA (Working Capital/Total Assets) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.3278 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 1 assets perusahaan dibiayai oleh Rp 0.3278 modal kerja perusahaan. Standar
deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar.

59
Perpustakaan Unika

Rasio keuangan INWC (Inventory/Net Working Capital) sebagai variabel


independen mempunyai nilai rata-rata 0.5083 yang berati bahwa rata-rata setiap
Rp 0.5083 persediaan perusahaan dibiayai oleh Rp 1 modal kerja perusahaan.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar.
Rasio

keuangan

QAI

(Quick

Assets/Inventory)

sebagai

variabel

independen mempunyai nilai rata-rata 3.8304 yang berarti bahwa rata-rata


persediaan perusahaan adalah Rp 3.8304 dari total aktiva lancar perusahaan.
setiap Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan
adanya variasi data yang besar.
Rasio keuangan NWS (Net Worth/Sales) sebagai variabel independen
mempunyai nilai rata-rata 0.6603 yang berarti bahwa rata-rata setiap Rp 0.6603
modal sendiri dapat digunakan untuk menghasilkan Rp 1 penjualan. Standar
deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar
Rasio keuangan RETA (Retained Earning/Total Assets) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.2372 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 1 total aktiva perusahaan dapat menghasilkan Rp 0.2372 laba ditahan.

4.1.2. Logistic Regression


Untuk menganalisis data-data yang digunakan dalam penelitian ini
digunakan logistic regression model untuk memprediksi besarnya variabel

60
Perpustakaan Unika

tergantung yang berupa sebuah variabel binary dengan menggunakan data


variabel bebas yang sudah diketahui besarnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis logistic regression
model adalah sebagai berikut, yaitu:
4.1.2.1. Menilai Kelayakan Model
Penilaian kelayakan model regresi ini dilihat dari tabel Hosmer and
Lemeshows Goodness of Fit Test pada nilai chi-square. Penilaian kelayakan
model regresi ini bertujuan untuk menguji apakah data empiris yang ada cocok
atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka didapat nilai statistik chisquare yang dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hosmer and Lemeshows Goodness of Fit Test

Goodness of fit test

Chi-square

df

Significance

3.654

0.887

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya karena nilai Hosmer and
Lemeshows Goodness of Fit Test lebih dari 0,05 sehingga Goodness of Fit Test
model baik karena dapat memprediksi nilai observasinya. Hal ini berarti logistic
regression model dapat dipakai untuk analisis selanjutnya.

4.1.2.2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

61
Perpustakaan Unika

Untuk mengetahui apakah suatu model dikatakan fit atau tidak terhadap
data maka dilakukan pengujian overall model fit. Statistik yang digunakan
berdasarkan pada fungsi likelihood, yaitu dengan membandingkan 2 log
likelihood pada awal (block number = 0) dengan 2 log likelihood pada akhir
(block number = 1). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka didapat
nilai keseluruhan model pada awal dan akhir yang dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Overall Model Fit

2 log likelihood

Block number = 0

Block number = 1

53.467

23.931

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai 2 log likelihood pada
awal (block number = 0) adalah sebesar 53.467 dimana nilai ini lebih besar dari
nilai 2 log likelihood pada akhir (block number = 1) yaitu sebesar 23.931 atau
dengan kata lain mengalami penurunan sehingga dapat disimpulkan bahwa
logistic regression model ini menunjukkan model yang baik.
4.1.2.3. Menguji Koefisien Regresi
Pengujian koefisien regresi ini dapat dilihat pada tabel variable in the
equation dengan melihat nilai signifikansi masing-masing variabel independen.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka didapat nilai signifikansi
masing-masing variabel independen yang dapat dilihat pada tabel 4.4 adalah:
Tabel 4.4
Variable in The Equation
Variabel

Significance

TLTA

0.050

10.904

62
Perpustakaan Unika

CR

.942

-0.368

QR

0.570

-3.038

CFTL

0.862

-1.575

CFCL

0.592

3.605

STA

0.904

-0.402

NPM

0.336

-51.385

ROA

0.117

-146.489

ROE

0.046

63.707

NWTLFA

0.827

-0.124

CLI

0.498

-1.468

CLE

0.331

-1.353

OITL

0.048

27.116

WCTA

0.891

2.116

INWC

0.481

-0.851

QAI

0.420

0.911

NWS

0.286

9.183

RETA

0.770

-2.782

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 variabel


independen yang nilai signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0,05 yaitu
rasio TLTA yang merupakan rasio leverage (signifikan pada 0.05), rasio ROE
yang merupakan rasio profitabilitas (signifikan pada 0.046), rasio OITL yang
merupakan rasio leverage (signifikan pada 0.048). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel independen tersebut layak digunakan untuk memprediksi variabelvariabel dependen dan dimasukkan dalam model.
4.1.2.4. Menilai Ketepatan Prediksi
Ketepatan prediksi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat kebenaran
prediksi suatu model secara keseluruhan. Uji ketepatan prediksi ini dilihat pada

63
Perpustakaan Unika

classification

table

yaitu

dengan

melihat

prosentase

kebenaran

secara

keseluruhan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka didapat nilai


ketepatan prediksi model yang dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Classification Table
Predicted
Observed
LABA

LABA

Total

Precentage
correct

10

14

71.4

27

28

96.4

overall percentage

88.1

cut vallue 0,5


Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa :


1. Pada baris (hasil observasi sesungguhnya) ada 28 perusahaan yang
perubahan labanya positif dan 14 perusahaan yang perubahan labanya
negatif
2. Dari 28 perusahaan yang perubahan labanya positif hanya 27
perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar (lihat pada kolom)
dan sisanya 1 perusahaan diprediksi salah (lihat pada kolom),
sehingga prosentase kebenaran untuk prediksi perubahan laba positif
adalah 27 / 28 = 0.964 atau 96.4%.
3. Dari 14 perusahaan yang perubahan labanya negatif hanya 10
perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar (lihat pada kolom)
dan sisanya 4 perusahaan diprediksi salah (lihat pada kolom),

64
Perpustakaan Unika

sehingga prosentase kebenaran untuk prediksi perubahan laba negatif


adalah 10/ 14 = 0.714 atau 71.4%.
4. Dengan demikian jika di rata-rata maka prosentase kebenaran secara
keseluruhan adalah (0.714+0.964) / 2 = 0.881 atau 88.1%
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketepatan prediksi model ini adalah 88. %,
dimana nilai ini lebih dari 50% atau mendekati 100% yang artinya bahwa model
ini mempunyai kemampuan prediksi yang baik.
4.1.2.5. Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Estimasi parameter logistic regresion

model dapat dilihat pada tabel

variable in the equation yaitu pada kolom koefisien regresi variabel independen
(B).

Tabel 4.6
Variable in The Equation
Variabel

Significance

TLTA

0.050

10.904

ROE

0.046

63.707

OITL

0.048

27.920

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.6 diatas maka dapat diperoleh persamaan logistic


regression model untuk model rasio keuangan terbaik untuk memprediksi
perubahan laba satu tahun ke depan (2000/2001) sebagai berikut:
Ln p/(1-p) = -6.968 + (10.904*TLTA) + (63.707*ROE) +
(27.920*OITL)

65
Perpustakaan Unika

Model ini nantinya akan digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu
tahun kedepan (2001/2002) pada pembahasan 4.1.2.6 yaitu untuk menguji
kemampuan model rasio keuangan.
Ketiga rasio yang ada dalam model diatas dapat diintepretasikan sebagai berikut :
Rasio TLTA signifikan pada probabilitas 0.050, perubahan rasio ini
berpengaruh positif terhadap perubahan laba satu tahun ke depan. Nilai koefisien
rasio TLTA positif sebesar 10.904 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio
TLTA suatu perusahaan maka probabilitas perusahaan tersebut dikategorikan
sebagai perusahaan yang perubahan labanya positif lebih besar daripada
probabilitas perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang
perubahan labanya negatif. Dan setiap kenaikan rasio TLTA sebesar satu angka
akan mengakibatkan kenaikan probabilitas perubahan laba satu tahun ke depan
sebesar 10.904.
Rasio ROE signifikan pada probabilitas 0.046 , perubahan rasio ini
berpengaruh positif terhadap perubahan laba satu tahun ke depan. Nilai koefisien
rasio ROE positif sebesar 63.707 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio
ROE suatu perusahaan maka probabilitas perusahaan tersebut dikategorikan
sebagai perusahaan yang perubahan labanya positif lebih besar daripada
probabilitas perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang
perubahan labanya negatif. Dan setiap kenaikan rasio ROE sebesar satu angka
akan mengakibatkan penurunan probabilitas perubahan laba satu tahun ke depan
sebesar 63.707.

66
Perpustakaan Unika

Rasio OITL signifikan pada probabilitas 0.048 , perubahan rasio ini


berpengaruh positif terhadap perubahan laba satu tahun ke depan. Nilai koefisien
rasio OITL positif sebesar 27.920 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio
OITL suatu perusahaan maka probabilitas perusahaan tersebut dikategorikan
sebagai perusahaan yang perubahan labanya positif lebih besar daripada
probabilitas perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang
perubahan labanya negatif. Dan setiap kenaikan rasio OITL sebesar satu angka
akan mengakibatkan penurunan probabilitas perubahan laba satu tahun ke depan
sebesar 27.920.
4.1.2.6. Menguji Kemampuan Model Rasio Keuangan
Setelah diperoleh model prediksi dari pengujian-pengujian diatas, maka
langkah selanjutnya adalah menguji kemampuan model yang ada apakah dapat
menjawab hipotesis yang ada. Langkah-langkah dalam pengujian kemampuan
model rasio keuangan ini adalah sebagai berikut :
1. Masukkan data perubahan rasio keuangan tahun 2001 (TLTA, ROE,
OITL) ke dalam model logistic yang telah ditemukan sehingga
diperoleh nilai probabilitas prediksinya. Model logisrtic tersebut
adalah sebagai berikut :
Ln p/(1-p) = -6.968 + (10.904*TLTA) + (63.707*ROE) +
(27.920*OITL)
Bila nilai probabilitas prediksi yang dihasilkan oleh model lebih dari
0.5 maka beri kode 1 yang artinya bahwa untuk periode satu tahun
kedepan perusahan mengalami perubahan laba positif. Demikian

67
Perpustakaan Unika

sebaliknya jika nilai probabilitas prediksi yang dihasilakn oleh


model kurang dari 0.5 maka beri kode 0 yang artinya bahwa untuk
periode dua tahun kedepan perusahaan mengalami perubahan laba
negatif.
2. Hitung perubahan laba tahun 2002 untuk masing-masing perusahaan,
kemudian beri kode 0 jika perubahan labanya negatif dan beri kode 1
jika perubahan labanya positif. Kemudian hitung berapa perusahaan
yang mengalami perubahan laba positif dan berapa perusahaan yang
mengalami perubahan laba negatif.
3. Bandingkan nilai probabilitas prediksi yang dihasilkan dengan
perubahan labanya. Jika nilai probabilitas prediksinya positif dan
perubahan labanya positif maka perusahaan tersebut perubahan
labanya dapat diprediksi dengan benar. Demikian sebaliknya jika
nilai probabilitas prediksinya negatif dan perubahan labanya negatif
maka perusahaan tersebut perubahan labanya dapat diprediksi dengan
benar.
4. Hitung prosentase ketepatan prediksi untuk perubahan laba positf dan
negatif, lalu dirata-rata

68
Perpustakaan Unika

Tabel 4.7
Uji Kemampuan Model Rasio Keuangan
KODE

PROB PRED

PP

KODE

-1.28936
21.60428
4.291561
-0.46125
56.32429
-78.3603
23.56514
-2.22603
-370.406
-529.679
9.982136
23.02075
-24.0422
33.59718
4.328462
12.01305
-3.83403
10.02496
43.22737
-1.12065
-119.132
21.05006
-89.7504
13.46047
-19.4432
15.50448
4.039827
-112.285
46.8132
-2.28618
-29.6043
49.25879
14.69599
19.92768
-1606.53
10.09458
25.93892
8.071264
19.52755
5.310337
11.1975

0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1

1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1

KET

PERUSH
DLTA
FAST
INDF
MLBI
SHDA
BATI
HMSP
ERTX
ESTI
PBRX
BATA
TIRT
LTLS
DPNS
EKAD
INCI
BRNA
DYNA
IGAR
PLAS
SIMA
SMGR
CTBN
LION
ASGR
MLPL
ACAP
BRAM
GDYR
HEXA
INTA
PRAS
SMSM
TURI
UNTR
DNKS
KAEF
MERK
TSPC
MRAT
UNVR

B
B
B
B
B
B

B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B

69
Perpustakaan Unika

UNIC
28.2564
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dijelaskan bahwa :


1. Ada 17 perusahaan yang mengalami perubahan laba positif dan 25
perusahaan yang mengalami perubahan laba negatif.
2. Dari 17 perusahaan yang mengalami perubahan laba positif hanya 15
perusahaan yang dapat diprediksi secara benar sehingga prosentase
ketepatan prediksi perubahan laba positif adalah 15 / 17 = 0.882 atau
88.2%.
3. Dari 25 perusahaan yang mengalami perubahan laba negatif hanya 14
perusahaan yang dapat diprediksi dengan benar sehingga prosentase
ketepatan prediksi perubahan laba negatif adalah 14/ 25 = 0.560 atau
56%.
4. Sehingga dari hasil tersebut diperoleh rata-rata hasil prosentase untuk
perubahan laba satu tahun ke depan adalah (0.882+0.560) / 2 = 0.721
atau 72.1% dimana lebih besar dari 0,05 sehingga H1 diterima yang
artinya bahwa rasio keuangan mampu untuk memprediksi perubahan
laba satu tahun ke depan. Hal ini konsisten dengan penelitian
Takarini dan Ekawati (2003) dimana rasio keuangan mampu untuk
memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan.

70
Perpustakaan Unika

4.2. RASIO KEUANGAN UNTUK PREDIKSI PERUBAHAN LABA DUA


TAHUN KE DEPAN
Dalam penelitian untuk membuktikan kemampuan rasio keuangan untuk
memprediksi perubahan laba dua tahun ke depan (tahun 2002), maka data-data
yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah perubahan rasio keuangan
tahun 2000 sebagai variabel independen dan perubahan laba tahun 2002 sebagai
variabel dependen atas 42 emiten. Rasio keuangan yang digunakan dalam analisis
adalah rasio leverage (TLTA; NWTLFA; CLI; CLE; OITL), rasio likuiditas (CR;
QR; CFTL; CFCL; WCTA), rasio produktifitas (STA; INWC; QAI; NWS), dan
rasio profitabilitas (NPM; ROA; ROE; RETA). Sedangkan perubahan laba yang
digunakan dalam analisis akan dikategorikan sebagai berikut, yaitu jika perubahan
laba positif pada periode ke t maka akan diberi kode 1 (y = 1) dan jika perubahan
laba negatif pada periode ke t maka akan diberi kode 0 (y = 0).

4.2.1. Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa maksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Di bawah ini adalah tabel statistik
deskriptif seluruh data yang digunakan.

71
Perpustakaan Unika

Tabel 4.8
Statistik Deskriptif
LABA
TLTA
CR
QR
CFTL
CFCL
STA
NPM
ROA
ROE
NWTLFA
CLI
CLE
OITL
WCTA
INWC
QAI
NWS
RETA
Valid N (listwise)

42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42

Minimum
.00
.11
.34
.19
-.14
-.18
.25
.00
.01
.01
1.55
.46
.09
.06
-.23
-2.41
1.17
.11
-.16

Maximum
1.00
5.98
5.58
4.47
2.06
2.25
11.44
.34
.33
.91
63.11
17.47
12.49
4.00
1.25
3.36
11.34
2.72
.63

Mean
.5000
.6834
2.4385
1.6634
.3543
.4853
1.2851
.1071
.1264
.2956
5.7850
2.2083
1.0232
.6731
.3278
.5083
3.8304
.6603
.2372

Std. Deviation
.5061
1.0246
1.2854
1.0761
.4365
.4973
1.6885
8.390E-02
7.853E-02
.2024
9.3769
2.7288
1.9159
.7880
.2547
.9668
2.2628
.5904
.1897

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan deskriptif statistik diatas, dapat diketahui karakteristik data


yang digunakan dalam penelitian ini. Perubahan laba yang mempunyai nilai ratarata sebesar 0.5 mempunyai arti bahwa pada tahun 2002 ada 21 perusahaan yang
mengalami perubahan laba negatif (kode 0) dan ada 21 perusahaan yang
mengalami perubahan laba positif (kode 1), sehingga rata-rata perubahan laba
perusahaan tahun 2002 adalah 0.5 (21 /42). Standar deviasi yang tinggi (lebih dari
30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data yang besar.
Rasio keuangan TLTA (Total Liabilities / Total Assets) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.6093 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 0.6093 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1 aset perusahaan. Standar deviasi

72
Perpustakaan Unika

yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data yang
besar.
Rasio keuangan CR (Current Assets/Current Liabilities) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 2.4385 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 1 hutang lancar perusahaan dijamin oleh Rp 2.4385 aktiva lancar perusahaan.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar.
Rasio keuangan QR (Current Assets-Inventory/Current Liabilities) sebagai
variabel independen mempunyai nilai rata-rata 1.6634 yang berarti bahwa ratarata setiap Rp 1 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1.6634 aktiva lancar
perusahaan diluar persediaan. Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari
mean) menunjukkan adanya variasi data yang besar..
Rasio keuangan CFTL (Cash Flow/Total Liabilities) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.3543 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 1 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 0.3543 aliran kas perusahaan dari
aktivitas operasi. Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean)
menunjukkan adanya variasi data yang besar
Rasio keuangan CFCL (Cash Flow/Current Liabilities) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.4853 yang berarti bahwa rata-rata kondisi
perusahaan baik karena rasio ini rata-rata setiap Rp 1 hutang lancar perusahaan
dijamin oleh Rp 0.4853 aliran kas perusahaan dari aktivitas operasi. Standar
deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar

73
Perpustakaan Unika

Rasio keuangan STA (Sales/Total Assets) sebagai variabel independen


mempunyai nilai rata-rata 1.2851 yang berarti bahwa rata-rata total aktiva
perusahaan berputar 1.2851 kali dalam satu tahun. Standar deviasi yang tinggi
(lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data yang besar
Rasio keuangan NPM (Net Profit/Sales) sebagai variabel independen
mempunyai nilai rata-rata 0.1071 yang berarti bahwa rata-rata perusahaan mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 0.1071 pada tingkat penjualan

Rp 1. Standar

deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar
Rasio keuangan ROA (Net Profit/Total Assets) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.1264 yang berarti bahwa rata-rata
perusahaan mampu menghasilkan laba 0.1264 pada tingkat aktiva sebesar Rp 1.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar
Rasio keuangan ROE (Net Profit/Stockholders Equity ) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.2956 yang berarti bahwa rata-rata
perusahaan mampu menghasilkan laba Rp 0.2956 pada setiap Rp 1 modal saham.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar
Rasio keuangan NWTLFA (Net Worth+Total Liabilities/Fixed Assets)
sebagai variabel independen mempunyai nilai rata-rata 5.7850 yang berarti bahwa
rata-rata setiap Rp 5.7850 hutang dan modal perusahaan digunakan untuk

74
Perpustakaan Unika

membiayai Rp 1 aktiva tetap perusahaan perusahaan. Standar deviasi yang tinggi


(lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data yang besar
Rasio keuangan CLI (Current Liabilities/Inventory) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 2.2083 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 2.2083 hutang lancar perusahaan dijamin oleh Rp 1 persediaan perusahaan.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar.
Rasio keuangan

CLE (Current Liabilities/Equity) sebagai variabel

independen mempunyai nilai rata-rata 1.0232 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp1.0232 hutang lancar perusahaan dijamin oleh Rp 1 modal perusahaan. Standar
deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar.
Rasio keuangan OITL (Operating Income/Total Liabilities) sebagai
variabel independen mempunyai nilai rata-rata 0.6731 yang berarti bahwa ratarata setiap Rp 1 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 0.6731 laba operasi
perusahaan. Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan
adanya variasi data yang besar.
Rasio keuangan WCTA (Working Capital/Total Assets) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.3278 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 1 assets perusahaan dibiayai oleh Rp 0.3278 modal kerja perusahaan. Standar
deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar.

75
Perpustakaan Unika

Rasio keuangan INWC (Inventory/Net Working Capital) sebagai variabel


independen mempunyai nilai rata-rata 0.5083 yang berati bahwa rata-rata setiap
Rp 0.5083 persediaan perusahaan dibiayai oleh Rp 1 modal kerja perusahaan.
Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
variasi data yang besar.
Rasio

keuangan

QAI

(Quick

Assets/Inventory)

sebagai

variabel

independen mempunyai nilai rata-rata 3.8304 yang berarti bahwa rata-rata


persediaan perusahaan adalah Rp 3.8304 dari total aktiva lancar perusahaan.
setiap Standar deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan
adanya variasi data yang besar.
Rasio keuangan NWS (Net Worth/Sales) sebagai variabel independen
mempunyai nilai rata-rata 0.6603 yang berarti bahwa rata-rata setiap Rp 0.6603
modal sendiri dapat digunakan untuk menghasilkan Rp 1 penjualan. Standar
deviasi yang tinggi (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi data
yang besar
Rasio keuangan RETA (Retained Earning/Total Assets) sebagai variabel
independen mempunyai nilai rata-rata 0.2372 yang berarti bahwa rata-rata setiap
Rp 1 total aktiva perusahaan dapat menghasilkan Rp 0.2372 laba ditahan.
4.2.2. Logistic Regression
Untuk menganalisis data-data yang digunakan dalam penelitian ini
digunakan logistic regression model untuk memprediksi besarnya variabel
tergantung yang berupa sebuah variabel binary dengan menggunakan data
variabel bebas yang sudah diketahui besarnya.

76
Perpustakaan Unika

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis logistic regression


model adalah sebagai berikut, yaitu:
4..2.2.1. Menilai Kelayakan Model
Penilaian kelayakan model regresi ini dilihat dari tabel Hosmer and
Lemeshows Go odness of Fit Test pada nilai chi-square. Penilaian kelayakan
model regresi ini bertujuan untuk menguji apakah data empiris yang ada cocok
atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka didapat nilai statistik chisquare yang dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9
Hosmer and Lemeshows Goodness of Fit Test

Goodness of fit test

Chi-square

Df

Significance

10.046

0.262

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya karena nilai Hosmer and
Lemeshows Goodness of Fit Test lebih dari 0,05 sehingga Goodness of Fit Test
model baik karena dapat memprediksi nilai observasinya. Hal ini berarti logistic
regression model dapat dipakai untuk analisis selanjutnya.
4.2.2.2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Untuk mengetahui apakah suatu model dikatakan fit atau tidak terhadap
data maka dilakukan pengujian overall model fit. Statistik yang digunakan
berdasarkan pada fungsi likelihood, yaitu dengan membandingkan 2 log

77
Perpustakaan Unika

likelihood pada awal (block number = 0) dengan 2 log likelihood pada akhir
(block number = 1). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka didapat
nilai keseluruhan model pada awal dan akhir yang dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Overall Model Fit
2 log likelihood

Block number = 0

Block number = 1

58.224

33.579

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa nilai 2 log likelihood
pada awal (block number = 0) adalah sebesar 58.224 dimana nilai ini lebih besar
dari nilai 2 log likelihood pada akhir (block number = 1) yaitu sebesar 33.579
atau dengan kata lain mengalami penurunan sehingga dapat disimpulkan bahwa
logistic regression model ini menunjukkan model yang baik.
4.2.2.3. Menguji Koefisien Regresi
Pengujian koefisien regresi ini dapat dilihat pada tabel variable in the
equation dengan melihat nilai signifikansi masing-masing variabel independen.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka didapat nilai signifikansi
masing-masing variabel independen yang dapat dilihat pada tabel 4.11 adalah:

Tabel 4.11
Variable in The Equation
Variabel

Significance

TLTA

0.473

6.169

CR

0.405

2.394

QR

0.532

-1.441

78
Perpustakaan Unika

CFTL

0.096

13.837

CFCL

0.139

-8.093

STA

0.129

-5.359

NPM

0.042

-58.417

ROA

0.841

-10.130

ROE

0.201

27.778

NWTLFA

0.825

0.087

CLI

0.883

0.253

CLE

0.094

-2.726

OITL

0.641

2.577

WCTA

0.377

-11.196

INWC

0.736

-0.234

QAI

0.627

0.460

NWS

0.514

-2.759

RETA

0.61

-2.968

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 1 variabel


independen yang nilai signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0,05 yaitu
rasio NPM yang merupakan rasio profitabilitas (signifikan pada 0.042. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut layak digunakan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen dan dimasukkan dalam model.

4.2.2.4. Menilai Ketepatan Prediksi


Ketepatan prediksi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat kebenaran
prediksi suatu model secara keseluruhan. Uji ketepatan prediksi ini dilihat pada
classification

table

yaitu

dengan

melihat

prosentase

kebenaran

secara

keseluruhan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan maka didapat nilai


ketepatan prediksi model yang dapat dilihat pada tabel 4.12

79
Perpustakaan Unika

Tabel 4.12
Classification Table
Predicted
Observed
LABA

LABA

Total

Precentage
correct

16

21

76.2

17

21

81.0

overall percentage

78.6

cut vallue 0,5


Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat dijelaskan bahwa :


1. Pada baris (hasil observasi sesungguhnya) ada 21 perusahaan yang
perubahan labanya positif dan 21 perusahaan yang perubahan labanya
negatif
2. Dari 21 perusahaan yang perubahan labanya positif hanya 17
perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar (lihat pada kolom)
dan sisanya 4 perusahaan diprediksi salah (lihat pada kolom),
sehingga prosentase kebenaran untuk prediksi perubahan laba positif
adalah 17 / 21 = 0.762 atau 76.2%.
3. Dari 21 perusahaan yang perubahan labanya negatif hanya 16
perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar (lihat pada kolom)
dan sisanya 5 perusahaan diprediksi salah (lihat pada kolom),
sehingga prosentase kebenaran untuk prediksi perubahan laba negatif
adalah 16/ 21 = 0.810 atau 81.0%.
4. Dengan demikian jika di rata-rata maka prosentase kebenaran secara
keseluruhan adalah (0.762+0.810) / 2 = 0.786 atau 78.6%

80
Perpustakaan Unika

Jadi dapat disimpulkan bahwa ketepatan prediksi model ini adalah 78.6%,
dimana nilai ini lebih dari 50% atau mendekati 100% yang artinya bahwa model
ini mempunyai kemampuan prediksi yang baik
4.2.2.5. Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Estimasi parameter logistic regressiont model dapat dilihat pada tabel
variable in the equation yaitu pada kolom koefisien regresi variabel independen
(B).
Tabel 4.13
Variable in The Equation
Variabel

Significance

NPM

0.042

-58.417

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.13 diatas maka dapat diperoleh persamaan


logistic regression model untuk model rasio keuangan terbaik untuk
memprediksi perubahan laba dua tahun ke depan (2000/2002) sebagai
berikut:
Ln p/(1-p) = 4.397 (58.417*NPM)
Model ini nantinya akan digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun
kedepan (2001/2003) pada pembahasan 4.2.2.6 yaitu untuk menguji kemampuan
model rasio keuangan.
Satu rasio yang ada dalam model diatas dapat diintepretasikan sebagai berikut :
Rasio NPM signifikan pada probabilitas 0.042, perubahan rasio ini
berpengaruh negatif terhadap perubahan laba dua tahun ke depan. Nilai koefisien
rasio NPM negatif sebesar 58.417 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi

81
Perpustakaan Unika

rasio NPM suatu perusahaan maka probabilitas perusahaan tersebut dikategorikan


sebagai perusahaan yang perubahan labanya positif lebih kecil daripada
probabilitas perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang
perubahan labanya negatif. Dan setiap kenaikan rasio NPM sebesar satu angka
akan mengakibatkan kenaikan probabilitas perubahan laba satu tahun ke depan
sebesar 58.417.
4.2.2.6. Menguji Kemampuan Model Rasio Keuangan
Setelah diperoleh model prediksi dari pengujian-pengujian diatas, maka
langkah selanjutnya adalah menguji kemampuan model yang ada apakah dapat
menjawab hipotesis yang ada. Langkah-langkah dalam pengujian kemampuan
model rasio keuangan ini adalah sebagai berikut :
1. Masukkan data perubahan rasio keuangan tahun 2001 (TLTA, ROE,
OITL) ke dalam model logistic yang telah ditemukan sehingga
diperoleh nilai probabilitas prediksinya. Model logisrtic tersebut
adalah sebagai berikut :
Ln p/(1-p) = 4.397 (58.417*NPM)
2. Bila nilai probabilitas prediksi yang dihasilkan oleh model lebih dari
0.5 maka beri kode 1 yang artinya bahwa untuk periode satu tahun
kedepan perusahan mengalami perubahan laba positif. Demikian
sebaliknya jika nilai probabilitas prediksi yang dihasilakn oleh model
kurang dari 0.5 maka beri kode 0 yang artinya bahwa untuk periode
dua tahun kedepan perusahaan mengalami perubahan laba negatif.

82
Perpustakaan Unika

3. Hitung perubahan laba tahun 2003 untuk masing-masing perusahaan,


kemudian beri kode 0 jika perubahan labanya negatif dan beri kode 1
jika perubahan labanya positif. Kemudian hitung berapa perusahaan
yang mengalami perubahan laba positif dan berapa perusahaan yang
mengalami perubahan laba negatif.
4. Bandingkan nilai probabilitas prediksi yang dihasilkan dengan
perubahan labanya. Jika nilai probabilitas prediksinya positif dan
perubahan labanya positif maka perusahaan tersebut perubahan
labanya dapat diprediksi dengan benar. Demikian sebaliknya jika nilai
probabilitas prediksinya negatif dan perubahan labanya negatif maka
perusahaan tersebut perubahan labanya dapat diprediksi dengan benar.
5. Hitung prosentase ketepatan prediksi untuk perubahan laba positf dan
negatif, lalu dirata-rata.

83
Perpustakaan Unika

Tabel 4.14
Uji Kemampuan Model Rasio Keuangan
KODE PERUSH

PROB PRED

DLTA
20.72876
FAST
-18.8839
INDF
-26.7065
MLBI
-50.7812
SHDA
-55.1243
BATI
43.2497
HMSP
51.42144
ERTX
6.455813
ESTI
0.4681
PBRX
0.91616
BATA
-17.7227
TIRT
29.7816
LTLS
7.013231
DPNS
-36.6761
EKAD
11.1195
INCI
-10.014
BRNA
0.08533
DYNA
15.4929
IGAR
-103.441
PLAS
18.21773
SIMA
-140.557
SMGR
-32.1765
CTBN
0.0668
LION
-14.2854
ASGR
17.56396
MLPL
7.261261
ACAP
-6.73199
BRAM
108.796
GDYR
-44.9959
HEXA
-5.11102
INTA
59.91373
PRAS
-61.848
SMSM
-21.9278
TURI
-25.9265
UNTR
1635.09
DNKS
-25.9022
KAEF
-38.1819
MERK
-4.1937
TSPC
-21.2756
MRAT
-1.61765
UNVR
-12.8363
UNIC
0.0396
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

PP

KODE

1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0

0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0

KET

B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B

B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B

84
Perpustakaan Unika

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat dijelaskan bahwa :


1. Ada 18 perusahaan yang mengalami perubahan laba positif dan 24
perusahaan yang mengalami perubahan laba negatif.
2. Dari 18 perusahaan yang mengalami perubahan laba positif hanya 9
perusahaan yang dapat diprediksi secara benar sehingga prosentase
ketepatan prediksi perubahan laba positif adalah 9/ 18 = 0.5 atau
50%.
3. Dari 24 perusahaan yang mengalami perubahan laba negatif hanya
19 perusahaan yang dapat diprediksi dengan benar sehingga
prosentase ketepatan prediksi perubahan laba negatif adalah 19/ 24 =
0.792 atau 79.2%.
4. Sehingga dari hasil tersebut diperoleh rata-rata hasil prosentase untuk
perubahan laba satu tahun ke depan adalah (0.5+0.792) / 2 = 0.646
atau 64.6% dimana lebih besar dari 0,05 sehingga H2 diterima yang
artinya bahwa rasio keuangan mampu untuk memprediksi perubahan
laba dua tahun ke depan. Hal ini konsisten dengan penelitian
Takarini dan Ekawati (2003) dimana rasio keuangan mampu untuk
memprediksi perubahan laba dua tahun kedepan.

85
Perpustakaan Unika

4.3. PERBANDINGAN MODEL I DAN MODEL II


Untuk melakukan perbandingan keakurasian atau ketepatan suatu model,
yaitu model I (perubahan laba satu tahun ke depan) dan model II (perubahan laba
dua tahun ke depan) maka dapat dilakukan dengan membandingkan nilai
ketepatan prediksi untuk model I dan model II.

Tabel 4.15
Kekuatan Prediksi Model
Percentage correct
Model I

0.721

Model II

0.646

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2004

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, dapat dilihat bahwa ketepatan prediksi model
I adalah sebesar 72.1% dan ketepatan prediksi model II adalah sebesar 64.6%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan prediksi model secara keseluruhan
untuk prediksi perubahan laba satu tahun ke depan lebih besar daripada prediksi
perubahan laba dua tahun ke depan. Hal ini berarti H3 diterima yang artinya
bahwa kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun
ke depan lebih tepat daripada untuk memprediksi perubahan laba dua tahun ke
depan. Hal ini konsisten dengan penelitian Takarini dan Ekawati (2003) dimana
rasio keuangan mampu untuk memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan
lebih tepat daripada untuk memprediksi perubahan laba dua tahun kedepan

86
Perpustakaan Unika

BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Takarini dan Ekawati (2003) yang menguji bagaimana kemampuan
rasio keuangan dalam memprediksi laba pada perusahaan manufaktur di pasar modal
Indonesia. Hasil dari penelitian mereka membuktikan bahwa kebenaran prediksi satu
tahun ke depan lebih kuat daripada kebenaran prediksi dua tahun ke depan.
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan
laba sebagai variabel dependen dan perubahan rasio-rasio keuangan sebagai variabel
independen. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
leverage (TLTA; NWTLFA; CLI; CLE; OITL), rasio likuiditas (CR; QR; CFTL; CFCL;
WCTA), rasio produktifitas (STA; INWC; QAI; NWS), dan rasio profitabilitas (NPM;
ROA; ROE; RETA).
Berdasarkan data-data yang dianalisis pada bab sebelumnya dengan menggunakan
logit model maka diambil kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan pengujian Hosmer and Lemeshows Goodness of Fit Test dapat diketahui
bahwa untuk prediksi perubahan laba satu tahun ke depan dan dua tahun kedepan
logistic regression model layak untuk digunakan sebagai analisis selanjutnya karena
nilai Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 (yaitu sebesar 0.887 untuk satu tahun
ke depan dan 0.262 untuk dua tahun ke depan) sehingga tidak terdapat perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya.

87
Perpustakaan Unika

2. Berdasarkan pengujian overall model fit dapat diketahui bahwa nilai 2 log likelihood
pada awal yaitu sebesar 53.467 (block number = 0) untuk prediksi perubahan laba
satu tahun ke depan lebih besar dari nilai 2 log likelihood pada akhir yaitu sebesar
23.931 (block number = 1) sehingga dapat disimpulkan bahwa logistic regression
model ini menunjukkan model yang baik. Dan nilai 2 log likelihood pada awal yaitu
sebesar 58.224 (block number = 0) untuk prediksi perubahan laba dua tahun ke depan
lebih besar dari nilai 2 log likelihood pada akhir yaitu sebesar 33.579 (block number
= 1) sehingga dapat disimpuklan bahwa logistic regression model ini menunjukkan
model yang baik.
3. Dari hasil penelitian dapat diketahui beberapa rasio keuangan yang dapat dipakai
untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan yaitu rasio TLTA, ROE,
OITL. Dan juga rasio keuangan yang dapat dipakai untuk memprediksi perubahan
laba dua tahun ke depan adalah NPM sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio-rasio
keuangan tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan laba.
4.

Dari hasil penelitian didapat tingkat keakurasian untuk model I sebesar 72.1%
dimana lebih besar dari 0,05 sehingga H1 diterima yang artinya bahwa rasio
keuangan mampu untuk memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan dan model
II sebesar 64.4% dimana lebih besar dari 0,05 sehingga H2 diterima yang artinya
bahwa rasio keuangan mampu untuk memprediksi perubahan laba dua tahun ke
depan. Dan juga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti bahwa rasio
keuangan untuk

memprediksi perubahan laba satu tahun ke depan lebih tepat

daripada rasio keuangan untuk memprediksi perubahan laba dua tahun ke depan
karena ketepatan prediksi untuk satu tahun kedepan lebih besar daripada ketepatan

88
Perpustakaan Unika

prediksi dua tahun kedepan. Hal ini sesuai dengan penelitian Takarini dan Ekawati
(2003) dimana rasio keuangan mampu untuk memprediksi perubahan laba satu tahun
kedepan dan dua tahun kedepan, dan juga rasio keuangan untuk prediksi perubahan
laba satu tahun kedepan lebih tepat daripada untuk perubahan laba dua tahun
kedepan.
5.

Dengan menggunakan rasio yang sama dengan penelitian terdahulu, didapat rasio
TLTA yang merupakan rasio leverage, rasio ROE yang merupakan rasio
profitabilitas, rasio OITL yang merupakan rasio leverage yang dapat digunakan
sebagai prediksi perubahan laba satu tahun ke depan

dan rasio NPM yang

merupakan rasio profotabilitas untuk prediksi perubahan laba dua tahun kedepan
dimana rasio-rasio ini ada yang sama seperti yang dihasilkan dari penelitian yang
terdahulu yaitu rasio NPM dan ROE. Tetapi rasio ROE pada penelitian terdahulu
berpengaruh negatif terhadap laba. Hal ini dikarenakan pada saat krisis sebagian
besar perusahaan mengalami saldo stockholders negatif dan mengalami ke rugian .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun hasil yang diperoleh sama tetapi
mungkin pengaruhnya akan berbeda sehingga periode pengamatan memang
berpengaruh pada hasil penelitian.
5.2. KETERBATASAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu penelitian ini hanya
menggunakan rasio-rasio keuangan tertentu sehingga faktor-faktor lain tidak dapat
dijelaskan dalam model.

89
Perpustakaan Unika

5.3. SARAN DAN IMPLIKASI


Terdapat beberapa saran dalam penelitian ini dan dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya, antara lain:
1. Faktor ekonomi lain seperti inflasi sebaiknya ikut dipertimbangkan dalam
memprediksi perubahan laba di masa datang, selain dengan menggunakan perubahan
rasio keuangan.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan size effect.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan perubahan-perubahan rasio keuangan
untuk dihubungkan dengan variabel lain (selain laba).
4. Sebaiknya menggunakan rasio-rasio keuangan lain diluar rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini sehingga diperoleh kontribusi yang lebih banyak.
Sedangkan implikasi dari penelitian ini khususnya ditujukan kepada :
1.

Akademis, yaitu agar memperbaiki keterbatasan-keterbatasan diatas.

2.

Praktisi, yaitu penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembuat
keputusan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan ekonomi.

90
Perpustakaan Unika

DAFTAR PUSTAKA
Asyik, Nur Fadjrih dan Soelistyo, 2000, Kemampuan Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Laba (Penetapan Rasio Keuangan sebagai Discriminator), Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 15 No. 3 : 313-331.
Gozali, Imam, 2001, Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang :
Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh M dan Abdul halim, 2000, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta :
YKPN.
Helfert, Erich A., 1996, Teknik Analisi Keuangan : Petunjuk Praktis untuk Mengelola
dan Mengukur Kinerja perusahaan (Terjemahan), Edisi Kedelapan, Jakarta :
Erlangga
Ikatan Akuntan Indonesia, 1994 Standart Akuntansi Keuangan, Jakarta : IAI
Jakarta Stock Exchange, Fact Book 2000.
, Indonesian Capital Market Directory 2002.
Machfoedz, Masud, 1994, Financial Ratio Analysis And The Prediction of Earning
Changes in Indonesia, Kelola No. 7 / III : 114-137.
Munawir, 1988, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta, Liberty.
Parawiyati, Ambar Woro Hastuti dan Edi Subiyantoro, 2000, Penggunaan Informasi
Keuangan untuk Memprediksi Keuntungan Investasi bagi Investor di Pasar
modal, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 3 No. 2 : 214-228.
Sandiyani, Yustina dan Titik Aryati, 2001, Rasio Keuangan sebagai Prediktor Laba dan
Arus Kas di Masa Yang Akan Datang, Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Informasi Vol. 1 No. 2 : 1-20.
Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Edisi Kedua, Jakarta :
PT. Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta.
Sulistyanto, H. Sri dan Clara Susilowati, 2000, Pedoman Penulisan Sripsi, Semarang :
Universitas Katolik Soegijapranata.
Takarini, Nuryanti dan Erni Ekawati, 2003, Analisis Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Perubahan Laba pada Perubahan Manufaktur di pasar Modal
Indonesia, Ventura Volume 6 No. 3 : 253-270

91
Perpustakaan Unika

Zainuddin dan Jogiyanto Hartono, 1999, Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi
pertumbuhan Laba : State Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta , Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2 No. 1 :
66-90

Anda mungkin juga menyukai