Anda di halaman 1dari 6

26 desember 2014

darmiati_09@yahoo.com

[29/12/2014 07:22] Sensei Aikido: Apakah sy seorang aikidoka?


Baca materi berikut
[29/12/2014 07:22] Sensei Aikido: 11 May 2013 by Admin 2
Kata Pengantar
Berhenti sejenak untuk melihat apa yang telah kita lakukan, mengapa, bagaimana, dan
berada di manakah kita selain sangat menarik juga sangat bermanfaat.
Menuliskan konsep-konsep Aikido setelah sekian tahun melakukannya memunculkan
kembali banyak pertanyaan mendasar seperti misalnya: Mengapa saya ikut Aikido?,
Apa itu Aikido, kok bisa banyak alirannya? atau bahkan: Memuntir dan
membanting orang kok bisa merupakan suatu kegiatan spiritual itu bagaimana, sih?
Setelah sekian tahun kemudian, banyak pemahaman mengalami perubahan mendasar,
menjadi semakin jelas atau juga menjadi membingunkan.
Ini merupakan hal yang wajar sejalan dengan perubahan fisik serta mental spiritual
seseorang. Arahan Sensei-sensei dari Pusat pasti juga berperan penting dalam
pemahaman baru tentang Aikido ini.
Apa yang dituliskan di sini ini adalah konsep pribadi kami dalam upaya memahami
aikido yang sedemikian luas dalam kerangka sebagai kelengkapan persyaratan ujian
Dan aikido.
Yogyakarta, awal Januari 1999
L. Lesmana

Seni perdamaian diawali dari dalam dirimu. Tempa dirimu dalam menjalani ilmu ini.
Setiap orang memiliki jiwa yang dapat diasah, tubuh yang dapat dilatih dan jalan
hidup baginya. Keberadaanmu disini tiada lain adalah untuk menyadari Keagungan
yang ada dalam dirimu serta untuk menunjukkan pencerahan yang kamu dapatkan
dari dalam. Kembangkan kedamaian dalam kehidupanmu sendiri dan lalu terapkanlah
Ilmu ini pada siapa saja yang kamu jumpai.
O Sensei

Aikido

26 desember 2014
darmiati_09@yahoo.com

Aikido terdiri dari tiga kata yaitu ai, harmoni, keselarasan lalu ki, spirit, inti yang
menghidupi segala yang ada dan terakhir do, jalan dalam arti sarana maupun dalam
arti aktivitas atau laku dalam bahasa Jawa. Jadi aikido adalah ilmu agar kita bisa
selaras dengan alam semesta. Pembahasan masing-masing kata mungkin akan lebih
membantu pemahaman ilmu ini.

Ai atau keselarasan
Dalam latihan aikido ada banyak unsur yang terlibat, antara lain: nage, uke, dojo (atau
tempat latihan lainnya seperti di alam terbuka) serta alam semesta. Latihan
keselarasan ini sudah barang tentu dapat dilakukan pada segala tataran atau dimensi.
Dari segi nage atau uke secara sendiri misalnya, karena manusia mempunyai beberapa
unsur dari berbagai dimensi (rasa, niat, pikiran, gerak perbuatan/gerak tubuh),
harmoni atau keselarasan dapat diupayakan terjadi atau dilatih pada berbagai
tingkatan, misalnya:

Keselarasan antara pikiran dan tubuh / gerak perbuatan dan niat.


Untuk mencapai keselarasan itu kita harus menguasai gerakan-gerakan dasar ataupun
wazanya terlebih dahulu sehingga kita bisa melakukan suatu waza tanpa ragu atau
bimbang dan secara reflek. Banyak-banyak latihan merupakan syarat utama untuk
dapat melakukannnya secara luwes , tegas, mengalir dan tetap seimbang, baru
kemudian kita bisa mengharmonisasikan konsentrasi kita terhadap unsur lain
misalnya tenaga, kecepatan dan niat. Disharmoni (ketidakselarasan) antar unsur harus
dihindarkan dalam aikido agar seorang aikidoka jangan hanya mengandalkan tenaga
saja tanpa keteguhan (mental & spiritual) atau hanya mengandalkan niat tanpa disertai
kecakapan karena kurangnya latihan.
Latihan keselarasan antara nage dan uke juga dapat difokuskan di berbagai tingkat
misalnya:
Penggunaan tenaga serangan uke (fisik) dalam waza-waza kokyu (kokyu nage).
Penjinakan tenaga serangan uke dengan gerakan-gerakan tenkan (apabila uke
mendorong) dalam katatetori shihonage, misalnya.
Dalam aikido, masing-masing harus menjadi nage dan uke secara bergantian. Di saat
menjadi uke, seorang senpai juga harus mengikuti waza koheinya dan tidak boleh
mengganjal, mengetes, ngerjain, dll sehingga kohei dapat menyelesaikan wazanya,
mengulang dan memperbaikinya tanpa harus merasa gagal atau tidak mampu.

26 desember 2014
darmiati_09@yahoo.com

Perasaan-perasaan sedemikian itu bisa menimbulkan frustasi ataupun rasa kurang


percaya diri. Kohei belajar dalam suasana keberhasilan, suasana positif. Ia dapat
mengulang dan memoles gerakannya hingga mencapai tingkatan yang dapat diterima.
Pergantian peran ini, selain menambah percaya diri kohei (yang tidak harus selalu
kalah) juga mengikis keangkuhan senpai serta merupakan metoda yang praktis,
mempelajari dan mempraktekkan dibawah bimbingan langsung para senpai tanpa ada
perasaan kalah menang.
Arah penyelarasan dalam aikido bisa berubah: pertama nage menyelaraskan
gerakannya dengan serangan uke melalui tenkan (ura) atau irimi (omote) kemudian
dengan aplikasi waza, gantian uke harus mengikuti nage misalnya melalui mae ukemi
atau ushiro ukemi untuk menghindarkan cedera. Jadi aikido mengutamakan
penyelarasan untuk penyelamatan, untuk keselarasan kehidupan dan tidak
mengandalkan adu kekuatan secara frontal yang sering mengakibatkan cedera, luka,
dan bahkan kematian. Aikido merupakan ilmu untuk hidup dalam keselarasan.
Namun, walau biasanya harmoni antara nage dan uke harus selalu dijaga dan
diperhatikan seperti misalnya dalam shomen uchi irimi nage atau katatetori sihonage
dimana nage harus menyelaraskan gerakannya dengan kekuatan serangan uke, ada
beberapa jurus (tidak banyak) yang agak menyimpang dari harmoni ini. Jurus-jurus
gyaku ini antara lain seperti nikyo, yonkyo, hijijime.
Semakin banyak latihan, nage akan menjadi semakin peka terhadap arah serangan uke
dan semakin bisa mengarahkan serangan uke untuk kemudian ia kendalikan agar uke
gantian menyelaraskan dirinya dengan nage. Rasa familiar yang dihasilkan dari
berulang-ulang latihan merupakan suatu kenikmatan tersendiri yang mampu
menggantikan kepuasan fisik seperti misalnya dalam membanting uke dengan keras,
kepuasan yang biasanya dirasakan oleh pemula. Semakin lama seorang aikidoka akan
semakin menikmati gerakan-gerakan aikido yang sekian lama ia latih, walaupun itu
hanya merupakan gerakan-gerakan sederhana seperti misalnya, kaiten undo, tenkan,
ukemi.

Harmoni dengan dojo


Sebagai tempat latihan, dojo sendiri merupakan tempat yang pas untuk latihan
penyelarasan dengan lingkungan. Etika yang diberlakukan di dojo, pengaturan alas
kaki, cara duduk, urutan duduk, cara menghormat, dll. Harus dipatuhi sebaik
mungkin.
Dalam hal waza, harmoni dengan dojo tampak misalnya dalam mengarahkan waza
seperti kaiten nage. Nage harus memperhatikan agar uke tidak menabrak tiang,
dinding atau teman latihan lain. Jatuh itu gampang, tapi jatuh dengan enak, dengan
ukemi yang benar, menyatukan diri dengan matras atau tanah itu lain soal. Harus

26 desember 2014
darmiati_09@yahoo.com

dilatih teknik serta sikap mental sehingga seseorang dapat menyatu dengan
lingkungannya, menyelaraskan gravitasi dan arah laju tubuh yang jatuh atau
menyelaraskan diri menggelinding dengan hampir tidak bersuara di matras, seperti
ajaran pepatah kuno: seorang pemabuk tidak akan cedera apabila jatuh dari kereta
(karena tidak menentang daya yang melempar dan menggelindingkannya meskipun
belum tentu ia pintar ukemi).

Ki, inti dari segala kehidupan alam semesta.


Menyelaraskan diri dengan alam semesta, dengan inti kehidupannya (ki) ini, lebih
sulit karena ia tidak bergerak, seolah tidak ikut apa-apa bahkan seolah tidak ada.
Menyelaraskan diri dengan yang tidak kelihatan atau dengan yang diam lebih sulit.
Namun kita harus melatihnya karena ini memang tujuan dari aikido. Seorang aikidoka
harus selalu mejaga keharmonisannya dengan alam semesta. Tidak mudah, itu pasti.
Namun inilah tujuan paling utama.
Mengharmoniskan berarti menyatu, meniadakan disharmoni yang bersifat negatif
merusak.

Do
Perbedaan antara jutsu (seperti misalnya aikijutsu, jujitsu) dengan do (seperti
misalnya aikido, judo) mungkin gampang dimengerti: satu menekankan segi beladiri
dalam pertarungan sedangkan lainnya lebih menekankan seni mengolah kepekaan
jiwa kita. Namun, bagaimana membanting atau melempar bisa berkaitan dengan
kasih, itu lebih sulit dicerna pada awal-awal latihan.
Aikido merupakan satu seni beladiri yang diciptakan Osensei setelah beliau
mendapat pencerahan. Saotome, setelah mendapatkan pencerahan spiritual, kualitas
wazanya secara fisik drastis menjadi lebih baik. Hal-hal itu menunjukkan betapa
aikido sangat bernuansa spiritual.
Menanyakan apa dan bagaimana pencerahan itu seperti menanyakan bagaimana rasa
apel? Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan mengalaminya sendiri.
Anggap saja kata jepang Do itu seperti do dalam bahasa Inggris just do it, sambil
menunggu barangkali pencerahan datang. Seorang tidak dapat mabuk karena hanya
berbicara mengenai anggur.
Aikido adalah suatu laku untuk menyelaraskan niat, tekad, kata dan perbuatan
bukannya suatu pencapaian. Jalan ini harus terus menerus ditempuh meskipun pada

26 desember 2014
darmiati_09@yahoo.com

tingkatan formal apapun.


Aikido, merupakan cara atau jalan yang kita pilih sebagai jalan hidup. Untuk
menempa diri kita sendiri dahulu, sebagai latihan untuk menyatukan tekad, kata dan
perbuatan, kemudian sebagai latihan untuk menyelaraskan diri dengan uke dan nage
sebagai wakil orang lain, menghormati dojo sebagai lambang hormat yang layaknya
kita berikan terhadap lingkungan dan semuanya itu, untuk melatih kita menyelaraskan
diri terhadap alam semesta sebagai pernyataan hormat tertinggi kita terhadap Sang
Pencipta.

Dua sensei dan tujuh rahasia Aikido


Selama latihan aikido, nasihat para Sensei, merupakan petuah yang sangat
bermanfaat. Beberapa diantaranya yaitu:
Latihan harus dilakukan dengan serius. Antara mokuso pembukaan dan penutupan,
yang ada dalam pikiran hanyalah aikido saja.
Orang bisa berlatih aikido kosongan atau dengan hati, kokoro, dan ki. Karena
kemurahan alam, masing-masing pasti akan mendapatkan hasil dari latihannya.
Latihan harus dilakukan dengan serius, semaksimal kemampuan masing-masing.
Latihan harus dilakukan dengan sangat serius seolah menghadapi persoalan hidup
mati. Gozo Shioda menjelaskan bahwa sikap seolah menghadapi masalah hidup mati
inilah yang menyebabkan tidak adanya kompetisi dalam aikido, kompetisi selain
sangat berbahaya hanya akan merendahkan spirit aikido.
Sebagai insan yang dibekali kecerdasan, kita harus selalu berpikir agar kita mengerti
apa dan mengapa kita melakukannya atau tidak boleh melakukan sesuatu.
Demikianlah, 4 petunjuk Yahagi Sensei: latihan, latihan, latihan, dan latihan dan dari
Sigekoshi Sensei: pikir, pikir, pikir merupakan 7 rahasia aikido saya.

Kesimpulan
Diawali oleh keinginan menjadi hebat: membanting musuh atau merasa puas bisa
menerapkan kotegaeshi pada orang yang badannya lebih besar,; kepuasan fisik,
sedikit demi perasaan senang lainnya datang menggantikan seperti misalnya perasaan
saat menerapkan kaiten nage, kita ikut merasakan uke melakukan ukemi dan ikut

26 desember 2014
darmiati_09@yahoo.com

merasakan kepuasan apabila ukeminya sangat mulus, seperti seorang pebowling


merasakan bolanya menggelinding, menjadi satu dengannya, meloncat, meliukkan
pinggul seolah dapat mengubah jalannya bola itu. Uke menjadi bagian nage, uke
menyatu dengan nage, ada harmoni antara uke dan nage. Kepuasan fisik berubah
menjadi kepuasan yang lebih halus, lembut. Namun untuk merasakan itu kita harus
berulang-ulang kali melatihnya: kaiten nae, kaiten nage, kaiten nage terus sambil
menyingkirkan musuh utama kita: kebosanan atau rasa sudah menguasai waza
tersebut. Aikido bukannya sekedar ilmu mati namun mempunyai hati, mampu
mengubah sifat yang mempraktikkannya dengan sungguh-sungguh.
Aikido bukanlah ilmu yang bersifat destruktif juga bukan sekedar ilmu bela diri,
namun lebih dari itu, merupakan jalan dalam arti sarana dan sekaligus jalan dalam
arti aktivitas atau laku dalam bahasa jawa. Aikido bersifat universal tidak hanya
dalam bisa dipelajari setiap insan, namun, dengan sifatnya yang mempersatukan,
membawa semua kepada yang paling hakiki: Alam Semesta.

oleh :
Laddy Lesmana sensei
- See more at: http://aikidojogjakarta.com/?p=818#sthash.FW9zGhkL.dpuf

Anda mungkin juga menyukai