PENDAHULUAN
1.1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinajuan Pustaka
2.1.1 Defenisi Just In Time (JIT)
Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki
implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat
sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau
dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta,
dan hanya sebesar kuantitasyang diminta.
1.
4.
Mengurangi pemborosan
1.
2.
Meningkatkan mutu
3.
Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan
harga jual rendah dan laba meningkat)
4.
Satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data
permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan
historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan
konsumen.
Perlu kita ketahui bahwa pengimplementasian konsep Just In Time (JIT) dalam
perusahaan juga tidak mudah. Kegiatan produksi akan terhenti dan tenggang
waktu pengiriman tidak terpenuhi apabila salah satu komponen bahan penting
hilang atau ditemukan cacat. Sedangkan pemasok harus mampu menyerahkan
bhan baku yang bebas dari cacat pada waktu dan jumlah yang tepat. Hal ini
berarti perusahaan perlu mengandalkan pemasok yang betul-betul dapat
diandalkan dan juga pemasok yang yang sanggup untuk memasok bahan baku
dalam jumlah yang tepat sebelum proses produksi dilaksanakan.
Oleh karena itu disamping konsep Just In Time (JIT) menghasilkan benefit yang
tinggi karena aktifitas evesiensi biaya namun diiringi juga dengan risiko yang
tinggi pula. Pilihan ini tentu saja harus membuat perusahaan berfikir lebih
komprehensif sehingga perusahaan dapat mengantisipasi segala kemungkin
untuk meminimalisir risiko.
2.1.4 Filosofi JIT
Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang
dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak
awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik
Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering
disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis
barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada
saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Just In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen
dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang,
personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk
mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala
sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan,
komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai
tambah suatu produk.
2.
Waktu pindah : waktu yang digunakan untuk memindahkan dari satu
departemen ke depatemen yang lain.
3.
Waktu inspeksi : waktu yang digunakan untuk menentukan produk rusak
atau mengerjakan ulang produk yang rusak tsb
4.
Waktu tunggu : waktu yang dihabiskan suatu produk karena menunggu
untuk dikerjakan ketika sampai pada departemen berikutnya
5.
Waktu penyimpanan : waktu yang dibutuhkan suatu produk baik dalam
gudang penyimpanan persedianan setengah jadi maupun setelah barang jadi
sampai di gudang.
2.1.4 Perbandingan Sistem Just In Time (JIT) dan Tradisional
JIT
TRADISIONAL
1. Sistem tarikan
1. Sistem dorongan
2. Persediaan tidak
signifikan
2. Persediaan signifikan
6. Karyawan berkeahlian
ganda
7. Jasa tersentralisasi
7. Jasa terdesentralisasi
8. Keterlibatan karyawan
rendah
8. Keterlibatan karyawan
tinggi
9. Gaya manajemen
sebagai penyedia fasilitas
10. Total quality control
(TQC)
sistem dorongan
1. Sistem
tarikan
dibanding
JIT hanya menggunakan pemasok dalam jumlah sedikit untuk mengurangi atau
mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah, memperoleh bahan yang
bermutu tinggi dan berharga murah.
Sedangkan system tradisional menggunakan banyak pemasok untuk
memperoleh harga yang murah dan mutu yang baik, tapi akibatnya banyak
aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah dan untuk memperoleh harga yang lebih
murah harus dibeli bahan dalam jumlah yang banyak atau mungkin dengan
mutu yang rendah.
4.
System JIT yang menggunakan system tarikan waktu bebas harus digunakan
oleh karyawan struktur seluler untuk berlatih agar berkeahlian ganda sehingga
ahli dalam berproduksi dan dalam bidang-bidang jasa tertentu misalnya
pemeliharaan pencegahan, reparasi, setup, inspeksi mutu.
Sedangkan pada system tradisional system karyawan terspesialisasi
berdasarkan departemen tempat kerjanya misalnya departemen produksi atau
departemen jasa. Karyawan pada departemen jasa terspesialisasi pada aktivitas
penangan bahan, listrik, reparasi, dan pemeliharaan, karyawan pada
departemen produksi terspesialisasi pada aktivitas pencampuran, peleburan,
pencetakan, perakitan, dan penyempurnaan.
7.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
JIT (Just In Time) merupakan suatu system yang dikembangkan atas dasar
perbaikan dari kekurangan pada system tradisional. Dimana dalam langkah JIT
(Just In Time) pemborosan yang terjadi dalam system tradisional berusaha untuk
mengeliminasi pemborosan-pemborosan biaya yang timbul akibat banyaknya
waktu yang digunakan dalam memproduksi suatu barang sehingga perusahaan
dapat meningkatkan laba dan memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
3.2
Saran