Anda di halaman 1dari 13

Uji DNA Fingerprinting

George Christiano
FK UKRIDA
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
102011421
George.christiano@ymail.com
Pendahuluan
a. Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui
DNA Fingerprinting
Elektroforesis : dengan tujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk suatu partikel baik
DNA, RNA dan protein
b. Rumusan Masalah
Melakukan uji DNA fingerprinting untuk mengetahui pewaris karakter anak dari kedua
orang tuanya.
c. Tujuan :
Mengetahui fungsi dan struktur DNA, Memeriksa DNA fingerprinting, dan Pewaris
karakter.
d. Hipotesis :
Berdasarkan pemeriksaan DNA fingerprinting yang menjadi ayah dari bayi tersebut
adalah tersangka ke tiga.
Pada pembahasan kali ini tentunya akan membahasa melalui masalah yang ada
dengan manfaat supaya dapat mengetahui bagaimana cara DNA fingerprinting dapat bekerja
dengan akurat. Dan dengan melakukan tes DNA fingerprinting dapat mengidentifikasi
kekhasan pola DNA setiap individu khususnya dalam bidang forensik. Tentunya apa itu DNA
struktur fungsi dll akan dibahas pada pembahasan kali ini.

Pembahasan
1

Sebelum membahas tentang DNA ada baiknya mengerti terlebih dahulu apa yang
menyangkut dengan pewarisan sifat yang ada kaitannya dengan pemeriksaan DNA. Bila kita
membahas mengenai pewarisan sifat, kita tidak bisa lepas dari hukum Mendel yang
mencetuskan hukum dasar hereditas. Hereditas adalah penyebaran karakter dari orang tua
kepada keturunannya melalui informasi yang dikodekan pada sel germinal orang tua. 1 Ia
menyimpulkan bahwa setiap individu baru akan menerima faktor pembawa sifat yang disebut
gen, masing-masing satu gen dari setiap orang tuanya, dengan demikian individu baru
tersebut mempunyai sepasang gen. Hasil penelitiannya ini dirangkum dalam hukum Mendel I
(hukum segregasi) dan hukum Mendel II (hukum penggolongan bebas), melalui
penemuannya ini Mendel dikenal sebagai Bapak Genetika Modern.2
Beberapa istilah penting yang perlu untuk diketahui dalam membahas hokum hereditas yang
diciptakan oleh Mendel antara lain:

1.

Alel
Salah satu dari versi alternatif sebuah gen yang menghasilkan efek fenotip tersendiri.

Nama gen berpasangan disingkat dalam bentuk huruf, misalnya gen yang mempengaruhi
warna mata biasanya disingkat B untuk mata berwarna coklat dan b untuk mata berwarna
biru, dan gen yang berpengaruh lainnya. Singkatan huruf tersebut menandakan alel yang
memiliki pengaruh yang dapat terdeteksi pada individu. Alel tersebut dikatakan dominan (B)
terhadap alel biru (b) yang resesif.3
2.

Fenotip
Sifat fisik dan fisiologis dari suatu organisme yang ditentukan oleh susunan

genetiknya, misalnya mata biru mewakili sifat genotipe BB dan Bb serta mata coklat
mewakili sifat genotipe bb. Selain itu, beberapa fenotip ditentukan melalui interaksi gen
dengan faktor-faktor lingkungan. Misalnya, tinggi tubuh manusia secara genetik diatur oleh
gen, tetapi pertumbuhan yang sebenernya dipengaruhi oleh nutrisi yang mencukupi. 4

3.

Genotip
2

Susunan genetik atau perangkat alel, suatu organisme. Genotip dari individu pada gen
yang dibawanya atau pada unsur pokok genetik individu tersebut. Untuk satu autosom
dengan sepasang alel ada tiga kemungkinan genotip: BB, Bb, dan bb. Pewarisan multifaktoral
istilah pewarisan multifactorial merujuk pada proses dimana variable bersifat terus menerus
(kuantitatif) (seperti tinggi badan, atau tekanan darah) atau keadaan penyakit akibat pengaruh
tambahan dan interaktif satu gen atau lebih ditambah factor-faktor lingkungan.5

Setelah mengetahui apa yang mempengaruhi DNA kita tentunya juga harus
mengetahui pengertian fungsi dan struktur DNA itu apa. DNA itu sendiri adalah pembawa
informasi genetic. DNA merupakan molekul menakjubkan, namun kalau dipikir-pikir, ia
hanyalah sebuah molekul yang tersususn dari atom-atom yang memiliki ikatan kimia. Kalau
dilihat sebagai molekul, ukurannya memang sangat panjang. Apabila kamu merentangkan
DNA dari sebuah sel manusia, Panjangnya mencapai kurang lebih 1,5 meter, kira-kira
100.000 kali lebih panjang dari pada sel itu sendiri.
Meskipun sangat panjang, DNA sebenarnya merupakan molekul yang cukup
sederhana. Tiap untai terdiri dari deretan linier unit-unit kimia dasar yang disebut dengan
NUKLEOTIDA.6
Fungsi yang sangat kompleks pula, antara lain:
a. DNA berfungsi sebagai pembawa materi genetika dari generasi ke generasi berikutnya.
b. fungsi DNA untuk mengontrol aktivitas hidup secara langsung maupun tidak langsung.
c. fungsi DNA berikutnya adalah melakukan sintesis protein.
d. DNA dapat pula berfungsi sebagai autokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk
menggandakan diri (replikasi).
e. dan yang terakhir fungsi DNA sebagai heterokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk dapat
mensintesis senyawa lain.

Struktur DNA
3

DNA terdiri atas dua utas benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk
heliks ganda (double helix). Model struktur DNA itu pertama kali dikemukakan oleh
James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 di Inggris. Struktur tersebut mereka
buat berdasarkan hasil analisis foto difraksi sinar X pada DNA yang dibuat oleh Rosalind
Franklin. Karena yang difoto itu tingkat molekul, maka yang tampak hanyalah bayangan
gelap dan terang saja. Bayangan foto itu dianalisis sehingga mereka berkesimpulan bahwa
molekul DNA merupakan dua benang polinukleotida yang berpilin.
Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap
nukleotida tersusun atas :
1. Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom oksigen)
2. Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula)
3. Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk tulang punggung yang sangat
panjang bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan sebagai tangga, dimana ibu
tangganya adalah gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen.
Sedangkan fosfat menghubungkan gula pada satu nukleotida ke gula pada nukleotida
berikutnya untuk membentuk polinukleotida.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta
basa pirimidin yaitu sitosin atau cytosine (C) dan timin (T). Ikatan antara gula pentosa dan
basa nitrogen disebut nukleosida. Ada 4 macam basa nukleosida yaitu :
1. Ikatan A-gula disebut adenosin deoksiribonukleosida (deoksiadenosin)
2. Ikatan G-gula disebut guanosin deoksiribonukleosida (deoksiguanosin)
3. Ikatan C-gula disebut sitidin deoksiribonukleosida (deoksisitidin)
4. Ikatan T-gula disebut timidin deoksiribonukleosida (deoksiribotimidin)

Ikatan asam-gula-fosfat disebut sebagai deoksiribonukleotida atau sering disebut


nukleotida. Ada 4 macam deoksiribonukleotida, yaitu adenosin deoksiribonukleotida,
timidin deoksiribonukleotida, sitidin deoksiribonukleotida, timidin deoksiribonukleotida.
Nukleotida-nukleotida itu membentuk rangkaian yang disebut polinukleotida. DNA
terbentuk dari dua utas poinukleotida yang saling berpilin.
Basa-basa nitrogen pada utas yang satu memiliki pasangan yang tetap dengan basa-basa
nitrogen pada utas yang lain. Adenin berpasangan dengan timin dan guanin berpasangan
dengan sitosin. Pasangan basa nitrogen A dan T dihubungkan oleh dua atom hidrogen (A=T).
Adapun pasangan basa nitrogen C dan G dihubungkan oleh tiga atom hidrogen (CG).
Dengan demikian, kedua polinukleotida pada satu DNA saling komplemen.

Pemeriksaan DNA fingerprinting untuk mengetahui pewarisan sifat anak yang


diturunkan dari orang tua dinilai sangat akurat. Pengujian DNA adalah suatu teknik biologi
molekular yang dipakai untuk kepentingan pengujian forensik terhadap materi uji
berdasarkan profil DNA-nya. Teknik ini dikenal pula sebagai penyidikan DNA,
penyidikjarian genetik (genetic fingerprinting, sering disingkat sidik jari DNA), DNA
profiling, atau semacamnya. DNA fingerprint atau yang lebih dikenal dengan sidik jari DNA
adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kekhasan pola DNA setiap
individu khususnya dalam bidang forensik. DNA fingerprint setiap individu berbeda-beda
sehingga dapat digunakan sebagai bukti forensik pada kasus kejahatan. Tes DNA ini bisa
digunakan DNA yang terdapat pada inti sel atau DNA mitokondria. Namun DNA inti yang
sering digunakaan karena DNA mitokondria sering mengalami mutasi. Metode analisis DNA
fingerprint dimulai dengan isolasi DNA, kemudian sampel DNA diamplifikasi dengan
menggunakan PCR. Sampel DNA 1 nanogram saja sudah cukup karena dengan menggunakan
PCR, DNA bisa diamplifikasi dalam jumlah yang sangat banyak dan meningkat secara
eksponensial. Selanjutnya kopi DNA hasil PCR danalisis dengan mengguanakan
elektroforesis. Karena pola migrasi DNA fingerprint setiap individu berbeda maka analisis ini
digunakan sebagai landasan untuk uji forensik pada kasus kejahatan. Seorang pelaku
pemerkosa akan diketahui memiliki pola migrasi

yang sama dengan DNA inti pada

spermanya. Oleh karena itu DNA fingerprint sangat berguna dalam bidang forensik.
Seperti halnya sidik jari (fingerprint) yang telah lama digunakan oleh detektif dan
laboratorium kepolisian sejak tahun 1930. pada tahun 1989 telah ditemukan mengenai sidk
5

DNA yang terdapat pada setiap individu/orang yang lazim disebut DNA Fingerprint yang
unik dan selalu berbeda untuk setiap orang atau individu. Tidak seperti sidik jari biasa atau
fingerprint konvensional yang terdapat pada ujung jari seseorang dan dapat dirubah dengan
operasi, DNA fingerprint mempunyai kesamaan pada setiap sel, jaringan dan organ pada
setiap individu. DNA Fingerprint tidak dapat dirubah oleh siapapun dan dengan alat apapun.
Oleh karena itu DNA Fingerprint adalah metoda yang sangat akurat untuk mengidentifikasi
perbedaan diantara satu orang dengan orang lainnya.
Aplikasi teknologi DNA fingerprint merupakan diagnosis yang kuat untuk penyakit
keturunan pada orang dewasa, anak dan bayi yang belum dilahirkan. Teknologi tersebut
sangat bagus sekali dan dapat dilakukan pada sampel sekecil apapun dan dalam selang waktu
yang lama, misalnya pada pewarnaan darah beku presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln
dapat dianalisis adanya kelainan genetik yang disebut Marfans disesease.
Struktur DNA
Ciri khas dari makhluk hidup termasuk manusia adalah terdapat informasi biologik
yang terdapat didalam DNAnya, yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Struktur molekul
dari DNA dapat digambarkan seperti resliting yang gigi-giginya saling bertaut disimbulkan
sebagai huruf dari 4 huruf yaitu C,G,A dan T, dimana gigi yang berlawanan terbentuk satu
atau dua pasang, baik A-T atau G-C. Huruf A,C,G dan T adalah singkatan dari asam amino
Adenin, Cytosin, Guanin dan Thymin, yang terbentuk merupakan bangunan dasar dari DNA.
Dimana Adenin dan Guanin adalah kelompok purine, sedangkan Thymin dan Cytosin adalah
kelompok pyrimidin.

Informasi yang ada dalam DNA dideterminasi primer oleh sequens dari huruf
sepanjang untaian tersebut. Misalnya sequen ACGCT menunjukkan informasi yang berbeda
dengan sequen AGTCC. Seperti pada kata POST artinya berbeda dengan STOP atau
POTS walaupun kata-kata tersebut menggunakan huruf yang sama. Ciri khas pada DNA
orang adalah informasi yang mengandung kode DNA. Bangunan dasar dari DNA adalah
nukleotida, yang komposisinya terdiri dari : gula desoksiribosa, kelompok fosfat dan 4
nitrogen dasar (Adenin, Cytosin, Guanin dan Thymin/ ACGT). Komposisi dasar tersebut
berkombinasi pada jalur yang sangat spesifik. Pasangan Adenin (A) hanya berkombinasi
dengan Thymim (T) yaitu A-T. Sedangkan Guanin (G) hanya berpasangan dengan Cytosin
6

(C) yaitu G-C. Informasi dalam DNA dapat dideterminasi oleh sequen pasangan dasar
sepanjang kerangka gula fosfat tersebut. Perbedaan sequen DNA akan membedakan diantara
makhluk hidup atau karakter mereka, karena mereka menyediakan perbedaan bangunan asam
amino yang membentuk protein.

Makhluk hidup yang tampak berbeda atau

berbeda

karakternya juga akan berbeda pula sequen DNA nya. Makin bervariasi suatu organisme
7

maka makin bervariasi pula sequen DNAnya. DNA Fingerprint adalah cara yang paling cepat
dan tepat untuk membedakan sequen DNA dari organisme yang berbeda.
Prosedur pemeriksaan DNA Fingerprint
Uji DNA Fingerprint adalah menunjukkan pekerjaan laboratorium yang mengikuti
beberapa prosedur yang dilakukan melelui 6 tahapan.
Tahap 1: Isolasi DNA
DNA harus diperoleh dari sel atau jaringan tubuh. Hanya dalam jumlah sedikit
jaringan seperti darah, rambut atau kulit yang bila perlu dapat dilakukan penggandaan dengan
Polimerase Chain Reaction (PCR). Tetapi biasanya satu helai rambut sudah cukup untuk uji
DNA fingerprint ini.
Tahap 2: Memotong, mengukur dan mensortir
Enzim yang khusus disebut enzim restriksi digunakan untuk memotong bagian-bagian
tertentu. Misalnya enzim Eco Ri, yang ditemukan dalam bakteri akan memotong DNA yang
mempunysi sequen GAATT. Potongan DNA disortir menurut ukuran dengan teknik
penyaringan disebut elektrophoresis. Potongan DNA dilewatkan gel yang dibuat dari
agarose (diproduksi dari rumput laut). Teknik ini adalah setara dengan bioteknologi untuk
screening memisahkan pita-pita menurut berat molekulnya
Tahap 3: Transfer DNA ke nylon
Distribusi potongan DNA ditransfer pada sehelai nylon dengan menempatkan nylon
diatas gel dan direndam selama 1 malam.
Tahap 4 dan 5: Probing
Dengan menambahkan radioaktiv atau pewarna probe pada sehelai nylon
menghasilkan DNA fingerprint, Setiap probe seperti batang pendek (pita) hanya 1 atau 2
tempat yang khas pada helaian nylon tersebut.

Tahap 6: DNA Fingerprint


8

Tahapan akhir DNA fingerprint dibuat dengan menggunakan beberapa probe (5-10
atau lebih) Biasanya menyerupai pita-pita DNA.

Polymerase Chain Reaction (PCR)


PCR dikembangkan dan hak patennya masih dimiliki oleh Roche Moleculer System
Inc & F. Hoffman- La Roche Ltd. Seperti halnya proses fotokopi, daerah DNA dapat dikopi
dan dilipat gandakan. Polymerases adalah enzim yang ada secara normal dalam tubuh
makhluk hidup. Peran enzim tersebut adalah mengkopi materi genetik, meneliti dan
mengkoreksi kopian dari DNA. Setelah enzim melekat pada DNA, DNA dobel helix tersebut
terbentuk dua singel strand DNA. Salah satu molekul DNA polimerase mengikat salah satu
strand DNA, kemudian ikatan tersebut bergerak sepanjang strand dan kemudian mensintesis
strand nukleotida dan setelah strand dikopi, dobel helix menutup kembali. Diperlukan DNA
original untuk dikopi, dua molekul primer yang berbeda untuk mengurung DNA yang utuh.
Nukleotida diperlukan untuk kerangkanya, larutan buffer dan taq DNA poymerases. Dua
primer diperlukan untuk mengkomplement, satu strand DNA pada awal daerah target dan
primer kedua untuk mengkomplement strand lainnya pada akhir daerah target.
Pada kondisi tertentu, daerah DNA akan berlipat ganda menjadi jumlah yang besar
dalam waktu singkat. Proses pencampuran PCR mengikuti 3 tahapan yaitu: denaturasi,
annealing primer dan replikasi DNA, detailnya adalah sebagai berikut:
a.

Satu potong DNA original didenaturasi pada suhu 94-96oC, dobel helix strand

dipisahkan menjadi single strand.


b.

Primer mengikat masing-masing strand DNA pada suhu sekitar 50-65oC

c.

Suhu dinaikkan sampai 72oC untuk replikasi DNA.

Apabila sampel DNA telah cukup dilipatgandakan, maka dilanjutkan dengan proses
elektroporesis (lihat tahap 2 proses analisis DNA Fingerprint)
Penggunaan/ aplikasi DNA Fingerprint
DNA Fingerprint banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu baik untuk kesehatan
manusia, penelitian biologi, dunia medis dan untuk pembuktian peristiwa kriminal/ forensik.
i)

Untuk mendiagnosis kelainan keturunan

Suatu program penelitian kelainan genetik yang diturunkan dapat dilakukan pada janin yang
belum dilahirkan maupun bayi yang baru dilahirkan, telah dikembangan pada berbagai rumah
sakit didunia. Kelainan tersebut meliputi kejadian cystik fibrosis, haemophilia, Huntingtons
disease, famili alzhemers, sickle cell anemia, thalasemia dan lain-lainnya.
Pendeteksian kelainan tersebut lebih awal akan memudahkan dokter atau ahli medis
untuk melakukan pengobatan padak anak yang menderita kelainan tersebut. Suatu program
pengobatan kelainan genetik menggunakan DNA fingerprint sebagai informasi untuk orang
tuanya mengenai resiko dari kelainan tersebut pada anaknya. Pada program lain informasi
pada orang tuanya mengenai DNA fingerprint pada bayi yang masih dalam kandungan
mengalami kelainan genetik dan tindakan apa yang akan dilakukan.
ii)

Pengembangan penelitian mengenai kelainan genetik

Program penelitian difokuskan pada gangguan kelainan yang diturunkan pada kromosom, hal
ini perlu diinformasikan apa yang terdapat pada DNA fingerprint. Dengan mempelajari DNA
fingerprint pada orang yang menderita kelainan tertentu atau membandingkan dengan
kelompok orang noraml atau penderita kelainan akan dapat diidentifikasi bentuk DNA yang
berhubungan dengan kelainan tersebut.
iii)

Bukti biologik

Barang bukti DNA Fingerprint telah sering digunakan pada laboratorium kriminal kepolisian
yaitu darah, rambut, semen dan sebagainya. Seperti peristiwa teror bom Bali banyak bukti
bahan biologik telah diuji DNA fingerprintnya untuk menentukan korban dan identifikassi
korban. DNA fingerprint juga dapat untuk identifikasi korban pembunuhan maupun pelaku
pembunuhan ataupun perkosaan.

10

Tentunya jika sudah melakukan uji DNA fingerprinting didapatlah suatu hasil
elektroforesis. Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu
medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan lisrtik tergantung pada muatan,
bentuk dan ukuran. Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat di deteksi dengan
pewarnaan atau autoradiografi, atau pun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer. Banyak
molekul biologi bermuatan listrik yang besarnya tergantung pada pH dan komposisi medium
dimana molekul biologi tersebut terlarut. Bila berada dalam suatu medan listrik, molekul
biologi yang bermuatan positif akan bermigrasi keelektroda negative dan sebaliknya. Prinsip
inilah yang dipakai dalam elektroforesis untuk memisahkan molekul-molekul berdasarkan
muatanya. Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam
medan listrik. Pergerakan ini disebut elektroforesis. Jika sistem koloid bermuatan negative,
maka partikel itu akan menuju elektrode positif
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik . Medan listrik
dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini
digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya
DNA yang bermuatan negatif.7

11

Kesimpulan
Pada akhirnya untuk dapat mengetahui apakah seseorang ingin mengetahui anaknya
dengan metode sidik jari (DNA fingerprinting) hasilnya memang sangat akurat. Dengan
pewarisan sifat yang hamper mirip diturunkan oleh sang bapak kepada anaknya bias menjadi
bukti kuat. Uji DNA fingerprinting ini dilihat dari 4 alel pewarisan yang sama sudah pasti
dapat membuktikan bahwa anak memiliki DNA yang sama dengan orang tuanya.
Oleh sebab itu dianjurkan apabila melakukan test DNA teknik DNA fingerprinting
adalah yang mempunyai tingkat keakuratan sangat tinggi. DNA dari tubuh seseorang akan
100% sama, dari mana pun Anda mengambil sampelnya. Setiap orang memiliki pola DNA
yang unik, seperti halnya sidik jari. Karena setengah dari pola DNA diwariskan dari ibu dan
setengah diwariskan dari ayah, setengah dari garis-garis dalam barcode DNA anak akan
berderet seperti pada DNA ayah, setengah lainnya seperti pada DNA ibu. Bila tidak ada
hubungan orangtua-anak, tidak akan terdapat 50% kesamaan tersebut. DNA di antara saudara
sekandung juga memiliki beberapa kesamaan, namun tidak seperti pada orangtua-anak.

Daftar Pustaka

1. Dirckx JH. Kamus ringkas kedokteran Stedman untuk profesi kesehatan. Edisi ke 4.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.h.520
2. Maryam A, Dwinanto D, Herlina L, Kartini SKP. Ensiklopedia tokoh biologi. Jakarta:
Balai Pustaka; 2008.h.25.
3. Benson R C; Pernoll M L. obsterti dan dinekologi. EGC. Jakarta 2009
4. Sofro A B M. keanekaragaman genetika. Andi offset. Yogyakarta 2002
5. Wahab A S. ilmu kesehatan anak. EGC. Jakarta 2002
6. Brookes M. bengkel ilmu Genetika. Erlangga. Jakarta 2005
7. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2066425-pengertianelektroforesis/#ixzz2IsGfvrjW

12

13

Anda mungkin juga menyukai