Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan anxietas adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak pada tempatnya
yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu atau takut.Gngguan anxietas mencakup
gangguan anxietas fobik, gangguan panik, gangguan anxietas menyeluruh, gangguan
campuran anxietas dan depresi serta gangguan obsesi kompulsif. 1
Pembagian gangguan anxietas dapat dilihat dari table berikut:
Gangguan
Anxietas
Anxietas
Episodik

Gangguan Anxietas
Kontinyu
Gangguan Anxietas
Pada situasi
tertentu
Fobia
Spesifik

Pola campuran
Agorafobia dengan
panik

Fobia
Agorafob
Sosial
ia
Gambar 1: Pembagian Gangguan Anxietas1

Pada
sembarang
situasi
Gangguan
Panik

Gangguan panik merupakan salah satu jenis gangguan cemas kronik yang ditandai
oleh serangan panik parah yang berulang dan tak terduga, frekuensi serangannya
bervariasi mulai dari serangan terjadi lebih dari satu kali dalam setahun hingga serangan
yang terjadi beberapa kali dalam sehari. Serangan panik dapat pula terjadi pada jenis
gangguan cemas yang lain, namun hanya pada gangguan panik, serangan terjadi
meskipun tidak terdapat faktor presipitasi yang jelas. 2,3
Serangan panik dapat terjadi secara spontan ataupun sebagai respon terhadap situasi
tertentu.Variasi serangan sangat berfariasi, ada yang sering (setiap minggu), tetapi
berlangsung berbulan-bulan.Ada juga yang mengalami serangkaian serangan tetapi
diikuti periode tenang selama berminggu-minggu. 1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Menurut DSM-IV, gangguan panik adalah gangguan yang sekurang-kurangnya
terdapat 3 serangan panik dalam waktu 3 minggu dan tidak dalam kondisi stres berat
atau dalam situasi yang mengancam kehidupan. Gangguan panik bersifat rekuren
(kambuh) dan akan mengakibatkan terjadinya serangan panik yang tidak diduga-duga
dan mencapai puncaknya kurang dari 10 menit. 2
Terdapat 3 model fenomenologi gangguan panik yaitu :
a. Serangan panik akut
Ditandai oleh timbulnya peningkatan aktifitas sistem saraf otonom secara
mendadak dan spontan disertai perasaan ketakutan. Serangan ini berakhir 10-30 menit
dan dapat kembali normal.1,2
b. Antisipasi kecemasan
Ditandai dengan perasaan takut bahwa serangan akan timbul kembali.
Keadaan ini jarang kembali normal karena sesudah serangan biasanya penderita sudah
dalam kondisi kronis dan selalu mengantisipasi terhadap onset serangan.1,2
c.Menghindari fobia
Adalah kondisi panik yang berkembang menjadi perilaku menghindar atau
fobia. Penderita menjadi ketakutan akan timbulnya serangan panik sehingga penderita
menghindari situasi tersebut. 2
2.2 Epidemiologi
Penelitian epidemiologi telah melaporkan prevalensi seumur hidup untuk
gangguan panik adalah 1,5-5 % dan untuk serangan panik adalah 3 5.6 %. Sebagai
contohnya, satu penelitian terakhir pada lebih dari 1.600 orang dewasa yang dipilih
secara acak di Texas menemukan bahwa angka prevalensi seumur hidup adalah 3,8 %
untuk gangguan panik, 5,6 % untuk serangan panik, dan 2,2 % untuk serangan panik
dengan gejala yang terbatas yang tidak memenuhi kriteria diagnostik lengkap.1,2
Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki, walaupun
kurangnya diagnosis gangguan panik pada laki-laki mungkin berperan dalam distribusi
yang tidak sama tersebut. Perbedaan antara kelompok Hispanik, kulit putih nonHispanik, dan kulit hitam adalah sangat kecil. Faktor sosial satu-satunya yang dikenali
berperan dalam perkembangan gangguan panik adalah riwayat perceraian atau
perpisahan yang belum lama. Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda usia rata-rata timbulnya adalah kira-kira 25 tahun, tetapi baik gangguan panik maupun
1

agorafobia dapat berkembang pada setiap usia. Sebagai contohnya. gangguan panik telah
dilaporkan terjadi pada anak-anak dan remaja. dan kemungkinan kurang diagnosis pada
mereka.1,2
2.3 Etiologi dan patogenesis
Faktor Biologis
Penelitian tentang dasar biologis untuk gangguan panik telah menghasilkan
berbagai temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gangguan panik dapat
disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di dalam struktur otak dan fungsi otak.
penelitian tersebut dan penelitian lainnya telah menghasilkan hipotesis yang
melibatkan disregulasi sistem saraf perifer dan pusat di dalam patofisiologi gangguan
panik. Sistem saraf otonomik pada beberapa pasien gangguan panik telah dilaporkan
menunjukkan peningkatan tonus simpatik, beradaptasi secara lambat terhadap stimuli
yang berulang, dan berespon secara berlebihan terhadap stimuli yang sedang. Sistem
neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan gammaaminobutyric acid (GABA).1,2,4
Faktor Genetika
Bahwa gangguan ini memiliki komponen genetika yang jelas. Angka
prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan panik.
Berbagai penelitian telah menemukan adanya peningkatan resiko gangguan panik
sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan gangguan
panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan
gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada kembar monozigot.1,2,4
Faktor Psikososial
Baik teori kognitif perilaku dan psikoanalitik telah dikembangkan untuk
menjelaskan patogenesis gangguan panik dan agoraphobia. Teori kognitif perilaku
menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari perilaku
modeling orang tua atau melalui proses pembiasan klasik.1,2,4
Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan
yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Apa yang

sebelumnya merupakan suatu sinyal kecemasan ringan menjadi suatu perasaan


ketakutan yang melanda, lengkap dengan gejala somatik.1,2,4
Peneliti

menyatakan

bahwa

penyebab

serangan

panik

kemungkinan

melibatkan alam bawah sadar peristiwa yang menegangkan dan bahwa patogenesis
serangan panik mungkin berhubungan dengan faktor neurofisiologis yang dipicu oleh
reaksi psikologis.1,2,4
2.4 Gambaran Klinis
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda akan terjadi serangan
panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan,
kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Serangan sering dimulai dengan
periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit.Gejala mental utama
adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat.Pasien
biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya.Pasien mungkin merasa
kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian.Tanda fisik adalah
takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat.Pasien seringkali mencoba untuk
mencari bantuan.Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit dan jarang lebih
lama dari 1 jam.1,2
Gejala penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada
beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan
panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang
dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan
mental.2
Disamping agorapobia, fobia lain dan gangguan obsesi kompulsif dapat terjadi
bersama dengan gangguan panik. Akibat psikologis dari gangguan panik dan agorafobia
selain pertengkaran perkawinan, dapat berupa waktu terbuang ditempat kerja, kesulitan
finansial yang berhubungan dengan hilangnya pekerjaan dan penyalahgunaan alkohol
dan zat lain.2
2.5 Diagnosis
Menurut DSM-IV, kriteria diagnosis gangguan panik harus dibuktikan dengan
adanya serangan panik yang berkaitan dengan kecemasan persisten berdurasi lebih dari 1
3

bulan terhadap: (1)serangan panik baru (2) konsekuensi serangan, atau

(3) terjadi

perubahan perilaku yang signifikan berhubungan dengan serangan. Selain itu untuk
mendiagnosis serangan panik, kita harus menemukan minimal 4 gejala dari 13 gejala
berikut ini:

Merasa pusing, tidak stabil berdiri, hingga pingsan


Merasa kehilangan kontrol, seperti mau gila
Takut mati
Leher serasa dicekik
Palpitasi, berdebar-debar, denyut jantung bertambah cepat
Nyeri dada, rasa tidak nyaman di dada
Merasa sesak, bernapas pendek
Mual atau distress abdominal
Gemetaran
Berkeringat
Rasa panas dikulit, menggigil
Mati rasa, kesemutan
Derealisasi, depersonalisasi (merasa seperti terlepas dari diri sendiri) 2
Selama serangan panik pasien senantiasa berkeinginan untuk kabur dan merasa

ajalnya hampir menjelang akibat perasaan terkecekik dan berdebar-debar. Gejala lain
yang dapat timbul pada serangan panik adalah sakit kepala, tangan terasa dingin,
timbulnya pemikiran-pemikiran yang mengganggu, dan merenung.2
Menurut PPDGJ-III gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama
bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik.3
Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas
berat dalam masa kira-kira satu bulan :
1. Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya.
2. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situation)
3. Dengan keadaan yang relatif dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara
serangan-serangan panik (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga
anxietas antipsikotik yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan
sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi. 3
2.6 Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk seorang pasien dengan gangguan panik adalah sejumlah
gangguan medis dan juga gangguan mental.1,2,3
4

Diagnosis banding organik untuk gangguan panik dapat dilihat pada tabel dibawah:
Etiologi
Penyakit kardiovaskuler

Contoh
Anemia,

angina,

gagal

jantung

kongesif,

keadaan adrenergik beta hiperaktif, hiertensi,


prolapsus katup mitral, infark miokardium,
Penyakit pulmonal
Penakit neuroloigs

takikardi atrium paradoksal.


Asma, hiperventilasi, embolus paru-paru
Penyakit serebrovaskuler, epilepsy, penyakit
Huntington, infeksi, penyakit meniere, sklerosis
multiple, serangan iskemik transien, tumor,

Penyakit endokrin

penyakit Wilson.
Penyakit Addison, sindrom karsinoid, sindrom
chusing,

Intoksikasi obat
Halusinogen
Putus obat

diabetes,

hipertiroidisme,

hipoglikemia,

hipopaatiroidismer,

ganguan

menopause,

feokromasitoma,

sindrom

prementruasi
Amfetamin, amyl ntrite, antikolinergik, kokain
Marijuana, nikotin, theophyline.
Alcohol, antihipertensi, opiate dan opioid,
sedative-ipnotik,

Kondisi lain

Anafilaksis, defisiensi B12, gangguan elektrolit,


keracunan logam berat, infeksi sistemik, Lupus,
eritemtous

sistemik,

arteritis

temporalis,

uremia.
Tabel 1 : diagnosis banding organik untuk gangguan panik1
Diagnosis banding psikiatrik untuk gangguan panik adalah pura-pura, gangguan
buatan, hiponkondriasis, gangguan depersonalisasi, fobia social dan spesifik, gangguan
stress pascatraumatik, gangguan depresif, dan skizofrenia.
2.7 Terapi
2.7.1Psikoterapi
Cognitive-behavioral therapy (CBT)
CBT, dengan atau tanpa farmakoterapi, merupakan terapi pilihan untuk
gangguan panik, dan terapi ini harus diberikan pada semua pasien.CBT memiliki
5

efikasi yang lebih tinggi dalam mengatasi gangguan panik dan biayanya lebih murah.
Selain itu tingkat drop out dan relaps juga lebih rendah jika dibandingkan dengan
terapi farmakologi. Meskipun begitu, hasil yang lebih superior dapat dihasilkan dari
kombinasi CBT dan famakoterapi.4,5,6
Beberapa Metode CBT
Terdapat beberapa metode CBT, beberapa diantaranya yakni metode
restrukturisasi, terapi relaksasi, terapi bernapas, dan terapi interocepative.Inti dari
terapi CBT adalah membantu pasien dalam memahami cara kerja pemikiran otomatis
dan keyakinan yang salah dapat menimbulkan respon emosional yang berlebihan,
seperti pada gangguan panik.4,5,6
Terapi restrukturisasi,melalui terapi ini pasien dapat merestrukturisasi isi
pikirannya dengan cara mengganti semua pikiran pikiran negatif yang dapat
mengakibatkan perasaan tidak menyenangkan yang dapat memicu serangan panik
dengan pemikiran-pemikiran positif.4
Terapi relaksasi dan bernapas dapat digunakan untuk membantu pasien
mengontrol kadar kecemasan dan mencegah hypocapnia ketika serangan panik terjadi.
Semua jenis CBT seperti di atas dapat dilakukan pasien dengan atau tanpa melibatkan
dokter.4
Namun salah satu metode CBT seperti interoceptive therapy,dalam terapi ini
setiap pasien mengalami serangan, serangan tersebut diinduksi dalam lingkungan
yang terkontrol untuk memungkinkan pasien untuk menghadapi rasa takutnya dan
belajar menguasainya. Latihan seperti ini berlangsung selama satu menit.Interoceptive
theraphyterbukti berhasil pada 87% pasien harus dilakukan dengan bantuan dokter di
suatu lingkungan yang terkontrol. Karena terapi ini dilakukan dengan memberikan
paparan

yang

dapat

menstimulus

serangan

panik

pasien

dengan

cara

meningkatkannya sedikit demi sedikit hingga pasien mengalami desensitasi terhadap


stimulus

tersebut. Adapun

beberapa

teknik

yang

dapat

dilakukan

untuk

mendesensitasi gangguan panik antara lain:

Hiperventilasi disengaja ini dapat mengakibatkan kepala pusing, derealisasi,

dan pandangan menjadi kabur


Melakukan putaran pada kursi ergonomis ini dapat mengakibatkan rasa
pusing dan disorientasi

Bernapas melalui pipet ini dapat mengakibatkan sesak napas dan konstriksi

saluran napas
Menahan napas -

menjelang ajal
Menegangkan badan untuk menciptakan perasaan tegang dan waspada

ini dapat menciptakan sensasi seperti pengalaman

Semua tindakan di atas dilakukan tidak boleh lebih dari 1 menit.Kuncinya


dari teknik di atas adalah menciptakan sejumlah stimulus yang menyerupai serangan
panik.Latihan-latihan tersebut diulangi 3-5 kali sehari hingga pasien tidak lagi
merasakan kepanikan terhadap stimulus seperti itu. Biasanya butuh waktu hingga
beberapa minggu untuk dapat mencapai hal itu.1,2
Pemaparan terhadap stimulus tersebut dilakukan agar pasien dapat belajar
melalui pengalaman bahwa semua sensasi internal yang dia rasakan seperti sesak
napas, pusing dan pandangan yang kabur bukanlah hal yang harus ditakuti. Ketika
pasien mulai menyadari hal tersebut maka secara otomatis, hippocampus dan
amygdala, yang merupakan pusat emosi, akan ikut mempelajarinya sebagai hal yang
tidak perlu ditakuti, sehingga respon sistem simpatik akan ikut berkurang.1,2
2.7.2 Farmakoterapi
Terdapat 3 golongan besar obat yang dianjurkan untuk mengatasi gangguan
panik, yakni golongan SSRI, trisiklik, dan MAOI (Monoamine oxidase inhibitor).
Sedangkan golongan benzodiazepin hingga saat ini masih dianggap kontoversial
dalam terapi gangguan panik.4,5,6
What are the first-line treatments?

SSRIs and the SNRI venlafaxine

Cognitive-behavorial therapy
When should treatment be stopped because After 4-6 weeks
the lack of efficacy?
What if partial response occurs after 4-6 Treat another 4-6 weeks with increased dose
weeks?
before changing the treatment strategy
What are the treatment options for treatment- Switching from one SSRI to another
resistant cases?

Switching from venlafixine to an


SSRI or vice verca

Switching to tricyclic antidepressants

Switching
reboxetine,

to

benzodiazepines,
phenelzine,

or

moclobeminde.
-

Switching to drugs that have been


effective in preliminary open studies
or

case

reports:

mirtazapine,

valproate,

inositol,

ondansetron,

gabapentin, tiagabine, vigabatrin


-

Switching to drugs that were effective


in other anxiety disorders in doubleblind,

Can antipanic drugs be combined?

placebo-controlled

studies:

duloxetine, quetiapine, buspirone.


Usually, monotherapy is the better option.
Combinations of drug may be used in
treatment-resistant cases. These combination
are supported by studies:
-

Benzodiazepines may be used in


combination in the first weeks, before
onset

of

efficacy

of

the

antidepressants.
-

Augmentation of fluoxetine with


pindodol

Augmentation of clomipramine with


lithium

- Augmentation with olanzapine


Tabel 2. algoritme Penatalaksanaan Gangguan Panik (Stein, DJ et al. Textbook of Anxiety
Disorders, 2009)
1. Golongan SSRI (Serotonin-selective reuptake inhibitors)
Penggunaan SSRI dan follow up keberhasilannya sebaiknya dimulai dalam
rentang 2 minggu sejak serangan panik terjadi karena SSRI dapat memicu serangan
panik pada pemberian awal. Oleh karena itu dosis SSRI dimulai dari yang terkecil lalu
ditingkatkan secara perlahan di setiap kesempatan follow up berikutnya.
Mekanisme Kerja SSRI
SSRI dipercaya dapat meningkatkan kadar serotonin di ekstraselular dengan
cara menghambat pengambilan kembali serotonin ke dalam sel presinaptik sehingga
8

ada lebih banyak serotonin di celah sinaptik yang dapat berikatan dengan reseptor sel
post-sinaptik. SSRI memiliki tingkat selektivitas yang cukup baik terhadap transporter
monoamin yang lain, seperti pada transporter noradrenaline dan dopamine, SSRI
memiliki afinitas yang lemah terhadap kedua reseptor tersebut sehingga efek
sampingnya lebih sedikit. 5,6
SSRI merupakan obat psikotropik pertama yang dianggap memiliki desain
obat rasional, karena cara kerjanya benar-benar spesifik pada suatu target biologi
tertentu dan memberikan efek berdasarkan target tersebut. Oleh karena itu SSRI
digunakan secara luas di hampir semua negara sebagai lini pertama pengobatan
antipanik.5,6
SSRI dapat diberikan selama 2-4 minggu, dan dosisnya dapat ditingkatkan
secara bertahap tergantung pada kebutuhan.Semua jenis SSRI yang dikenal saat ini
memiliki efektifitas yang baik dalam menangani gangguan panik.Salah satunya,
Fluoxetine dalam tablet salut memiliki masa paruh waktu yang panjang sehingga
cocok digunakan untuk pasien yang kurang patuh minum obat. Selain itu waktu paruh
yang panjang dapat meminimalisir efek withdrawl yang dapat terjadi ketika pasien
lelah atau tiba-tiba menghentikan penggunaan SSRI.2,4
Contoh Obat Golongan SSRI 1,2

Fluoxetine
Fluoxetine secara selektif menghambat reuptake seotonin presinaptik, dengan
efek minimal atau tanpa efek sama sekali terhadap reuptake norepinephrine atau
dopamine.

Paroxetine
Ini merupakan SSRI alternatif yang bersifat sedasi karena cara kerjanya
merupakan inhibitor selektif yang poten terhadap serotonin neuronal dan
memiliki efek yang lemah terhadap reuptake norepinephrine dan dopamine.

Sertraline
Cara kerjanya mirip fluoxetine namun memiliki efek inhibisi yang lemah pada
reuptake norephinephrine dan dopamine neuronal.

Fluvoxamine
Fluoxamine merupakan inhibitor selektif yang juga poten pada reuptake serotonin
neuronal serta secara signifikan tidak berikatan pada alfa-adrenergik, histamine
9

atau reseptor kolinergik sehingga efek sampingnya lebih sedikit dibanding obatobatan jeis trisiklik.

Citalopram
Citalopram meningkatkan aktivitas serotonin melalui inhibisi selektif reuptake
serotonin pada membran neuronal.Efek samping antikolinergik obat ini lebih
sedikit.

Escitalopram
Escitalopram merupakan enantiomer citalopram. Mekanisme kerjanya mirip
dengan citalopram.

Efek Samping SSRI


Efek samping SSRI biasanya timbul selama 1-4 minggu pertama ketika
tubuh mulai mencoba beradaptasi dengan obat (kecuali efek samping seksual yang
timbul pada fase akhir pengobatan). Biasanya penggunaan SSRI mencapai 6-8
minggu ketika obat mulai mendekat potensi terapi yang menyeluruh. Adapun
beberapa efek samping SSRI antara lain: anhedonia, insomnia, nyeri kepala, tinitus,
apati, retensi urin, perubahan pada perilaku seksual, penurunan berat badan, mual,
muntah dan yang ditakutkan adalah efek sampinng keinginan bunuh diri dan
meningkatkan perasaan depresi pada awal pengobatan.5,6
2. Golongan Tricyclic/Trisiklik
Golongan trisiklikzat kimia heterosiklik yang awalnya digunakan untuk
mengatasi depersi.Pada awal penemuannya, golongan trisiklik merupakan pilihan pertama
untuk terapi depresi. Meskipun masih dianggap memiliki efektifitas yang tinggi, namun
saat ini penggunaannya mulai digantikan oleh golongan SSRI dan antidepresan lain yang
terbaru.5,6
Beberapa golongan trisiklik memiliki kelebihan di antaranya, dosisnya cukup
1x/hari, rendah resiko ketergantungan, dan tidak perlu ada pantangan makanan.TCA
memiliki

keunggulan

dosis

sekali

sehari,

berisiko

rendah

untuk

terjadi

ketergantungan.Namun 35% penggunanya langsung menghentikan pengobatan karena


efek samping yang tidak menyenangkan.Golongan trisiklik harus dimulai dengan dosis
kecil untuk menghindari amphetamine like stimulation. Biasanya pengobatan dengan
menggunakan trisiklik membtuhkan waktu sekitar 8-12 minggu untuk mencapai respon
terapi.2
10

Trisiklik masih tetap digunakan dalam terapi terutama untuk depresi atau panik
yang resisten terhadap obat antipanik terbaru.Selain itu golongan trisiklik tidak
menyebabkan ketergantungan sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Hanya saja kelemahan golongan ini adalah, efek sampingnya biasanya mendahului efek
terapi sehingga banyak pasien yang justru segera menghentikan pengobatan meskipun
efek terapinya belum tercapai.1,2
Mekanisme Kerja Trisiklik
Mekanisme kerja kebanyakan trisiklik menyerupai cara kerja SNRI (serotoninnorepinephrine reuptake inhibitor) dengan cara memblok transporter serotonin dan
norepinephrine, sehingga terjadi peningkatan neurotransmiter ekstraseluler yang dapat
bereaksi dalam proses neurotransmisi. TCA sama sekali tidak bereaksi terhadap
transporter dopamin sehingga efek samping akibat peningkatan dopamin seperti
halusinasi dapat berkurang.5,6
Selain bereaksi pada reseptor norepinephrine dan serotonin, trisiklik juga
bereaksi sebagai antagonis pada neurotransmiter 5-HT2 (5-HT2A and 5-HT2C), 5-HT6, 5HT7, 1-adrenergic, and NMDAreceptors, dan sebagai agonists pada sigma receptors (1
and 2), yang memberikan kontribusi pada efek terapi dan efek sampingnya. Trisiklik juga
dikenal sebagai antihistamin dan antikolinergik kuat karena dapat bereaksi dengan
reseptor histamine dan asetilkolin muskarinik.6
Kebanyak trisiklik juga dapat menghambat kanal natrium dan kalsium, sehingga
dapat bekerja seperti obat-obatan natrium channel blocker dan calcium channel blocker.
Karena itu penggunanaan berlebih trisiklik dapat menyebabkan kardiotoksik.5,6
Contoh Obat Trisiklik1,2

Imipramine
Imipramine menghambat reuptake norepinephrine dan srotonin pada neuron
presinaptikin.

Desipramine
Desipramine dapat meningkatkan konsentrasi norepinephrine pada celah sinaptik SSP
dengan ara menghambat reuptakenya di membran presinaptik. Hal ini dapat
menyebabkan efek desensitasi pada adenyl cyclase, menurunkan regulasi reseptor
beta-adrenergik, dan regulasi reseptor serotonin.
11

Clomipramine
Obat ini berefek langsung pada uptake serotonin sedangakan pada efeknya uptake
norepinephrine

terjadi

ketika

obat

ini

diubah

menjadi

metabolitnya,

desmethylclomipramine.
Efek Samping Trisiklik5,6
Ada banyak efek samping yang dapat disebabkan oleh trisiklik yang
berkaitan dengan antimuskarinik-nya. Beberapa di antaranya adalah mulut kering,
hidung kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urin, gangguan memori dan
peningkatan temperatur tubuh.
Efek samping lainnya adalah pusing, cemas, anhedonia, bingung, sulit tidur,
akathisia, hipersensitivitas, hipotensi, aritmia serta kadang-kadang rhabdomiolisis.
3. MAO Inhibitor
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) merupakan salah satu jenis
antidepresi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan panik.Pada masa lalu
golongan ini digunakan untuk mengatasi gangguan panik dan depresi yang sudah
resisten terhadap golongan trisiklik.5
MAO paling efektif digunakan pada gangguan panik yang disertai
agoraphobia. Selain itu MAO juga dapat digunakan untuk mengatasi migraine dan
penyakit parkinson karena target dari obat ini adalah MAO-B yang berperan dalam
timbulnya nyeri kepala dan gejala parkinson.5,6
Kelebihan MAO adalah tingkat ketergantungan terhadap obat ini rendah dan
efek antikolinergiknya lebih sedikit dibanding obat golongan trisiklik.
MAOI lebih efektif dibandingkan obat trisiklik, dan laporan anekdotal
menyatakan bahwa pasien yang tidak berespon terhadap trisiklik kemungkinan
berespon terhadap MAOI.5
Cara Kerja MAOI
MAOI bekerja dengan cara menghambat aktivitas monoamine oxidase,
sehingga ini dapat mencegah pemecahan monoamine neurotransmitters dan
meningkatkan avaibilitasnya. Terdapat 2 jenis monoamine oxidase, MAO-A dan
MAO-B. MAO-A berkaitan dengan deaminasi serotonin, melatonin, epinephrine and

12

norepinephrine.Sedangkan MAO-B mendeaminasi phenylethylamine and trace


amines.Dopamine dideaminasi oleh keduanya.5
Contoh Obat MAOI

1,2

Phenelzine
Nardil merupakan obat golongan MAOI yang paling sering digunakan dalam
mengatasi gangguan panik. Hal ini telah dibuktikan merlalui superioritas yang jelas
terhadap placebo dalam percobaan double-blind untuk mengatas gangguan panik.
Obat ini biasanya digunakan untuk pasien yang tidak respon terhadap obat golongan
trisiklik atau obat antidepresi golongan kedua.

Tranylcypromine
Obat ini juga efektif terhadap gangguan panik karena berikatan secara ireversibel
pada MAO sehingga dapat mengurangi pemecahan monoamin dan meningkatkan
avaibilitas sinaptik.
Efek Samping MAOI 5,6
Ketika dikonsumsi peroral, MAOI menghambat katabolisme amine.
Sehingga ketika makanan yang mengandung tiramin dikonsumsi, seseorang dapat
menderita krisis hipertensi. Jika makanan yang mengandung tiptofan dimakan juga,
maka hal ini dapat menyebabkan hiperserotonemia. Jumlah makanan yang dibutuhkan
hingga menimbulkan reaksi berbeda-beda pada tiap individu.
Mekanisme pasti mengapa konsumsi tiramin dapat menyebabkan krisis
hipertensi pada pengguna obat MAOI belum diketahui, tapi diperkirakan tiramin
menggantikan norepinefrin pada penyimpanannya di vesikel, dalam hal ini
norepinefrin terdepak oleh tiramin. Hal ini dapat memicu aliran pengeluaran
norepinefrin sehingga dapat menyebabkan krisis hipertensi. Teori lain menyatakan
bahwa proliferasi dan akumulasi katekolamin yang menyebabkan krisis hipertensi.
Beberapa makanan yang mengandung tiramin antara lain hati, makanan yang

difermentasi dan zat-zat lain yang mengandung levodopa seperti kacang-kacangan.


Makanan-makanan itu harus dihindarkan dari pengguna MAOI.
4. Golongan Benzodiazepin

13

Pemakaian benzodizepin untuk gangguan panik adalah terbatas karena


permasalahan tentang ketergantungan, gangguan kognitif dan penyalahgunaan. Tetapi
benzodizepin efektif dalam gangguan panik dan mungkin memiliki onset yang lebih
cepat (onset mencapai satu sampai dua minggu, mencapai puncak setelah empat sampai
delapan minggu) dibandingkan farmakoterapi lainnya. 5
Cara Kerja Benzodiazepin5,6
Benzodiazepin bekerja dengan cara meningkatkan efek neurotransmiter GABA
(gamma-butyric acid), yang berakibat pada inhibisi fungsi eksitasi sehingga dapat
menimbulkan kantuk, menekan kecemasan, anti-kejang, melemaskan otot dan dapat
mengakibatkan amnesia.
Ada 3 jenis benzodiazepin yakni yang short acting, intermediate acting dan long
acting. Benzodiazepin short- dan intermediate acting digunakan untuk mengatasi
insomnia sedangkan yang golongan long-acting digunakan untuk mengatasi gangguan
panik.
Contoh Obat Benzodiazepin1,2

Lorazepam
Lorazepam merupakan suatu hipnotik-sedatif yang memiliki efek onset singkat dan
paruh waktunya tergolong intermediate. Dengan meningkatkan aksi GABA, yang
merupakan inhibitor utama di otak, lorazepam dapat menekan semua kerja SSP,
termasuk sistem limbik dan formasi retikuler.

Clonazepam
Clonazepam menfasilitasi inhibisi GABA dan transmiter inhibitorik lainnya. Selain
itu, obat ini memiliki waktu paru yang relatif panjang sekitar 36 jam.

Alprazolam
Alprazolam merupakan terapi pilihan untuk manajemen serangan panik.Obat ini dapat
terikat pada reseptor-reseptor pada beberapa bagian otak, termauk sistem limbik dan
RES. Meskipun begitu banyak ahli yang tidak menyarankan penggunaan alprazolam
dalam waktu lama karena tingkat ketergantungannya sangat tinggi.

Diazepam
Diazepam meruapakan salah satu jenis benzodiazepin yang potensinya rendah.Namun
dapat digunakan untuk mengatasi serangan panik.
14

Efek Samping Benzodiazepin


Efek samping yang paling sering ditemukan pada benzodiazepin biasanya
berkaitan dengan efek sedasi dan relaksan ototnya.Beberapa di antaranya adalah
mengantuk, pusing, dan penurunan konsentrasi dan kewaspadaan.Kurangnya
koordinasi bisa mengakibatkan jatuh dan kecelakaan, terutama pada orang tua. Akibat
lain dari benzodiazepin adalah penurunan kemampuan menyetir sehingga dapat
berakibat pada tingginya angka kecelakaan.
Efek samping lainnya adalah hipotensi dan penekanan pusat pernapasan
terutama pada penggunaan intravena. Beberapa efek samping lain yang dapat timbul
pada penggunaan benzodiazepin adalah mual, muntah, perubahan selera makan,
pandangan kabur, bingung, euforia, depersonalisasi dan mimpi buruk. Beberapa kasus
juga menunjukkan bahwa benzodiazepin bersifat liver toksik.10,12

5. Serotonin Reuptake Inhibitor/Antagonist


Mekanisme kerja obat ini belum terlalu dipahami. Namun diketahui obat ini
dapat mengatasi gangguan panik dengan cara kerja yang berbeda dari MAOI, serta
tidak seperti obat jenis amphetamine, obat ini tidak menstimulasi CNS.5

Contoh Obat1,2

Trazodone
Trazodone sangat berguna dalam terapi gangguan panik yang disertai agorafobia.
Pada hewan, obat ini secara selektif mampu menghambat uptake serotonin melalui
sinaptosom otak dan mepotensiasi perubahan perilaku melalui induksi prekursor
serotonin, 5-hidroksitriptofan.
6. Serotonin Norepinephrine Reuptake Inhibitors

15

Ini merupakan salah golongan antipanik terbaru. Cara kerja obat ini adalah
mencegah

reuptake

inhibitor

serotonin-norepinefrin

sehingga

dapat

mengatasi

inhibitor

reuptake

kepanikan.5
Contoh Obat

Venlafaxine
Venlafaxine

merupakan

salah

satu

contoh

obat

serotonin/norepinephrine selain itu cara kerja obat ini adalah menurunkan regulasi
reseptor beta.
Sediaan obat anti-panik dan dosis anjuran
No
1.
2.
3.

Nama Generik
Imipramine
Clomipramine
Alprazolam

4.

Diazepam

Golongan
Trisiklik

Sediaan
Tab. 25 mg
Tab. 25 mg
Tab. 0,25-0,5-1

Dosis Anjuran
75-150 mg/hari
75-150 mg/hari
3x 0,25-0,5 mg/hari

mg
Tab. 25 mg

Peroral 10-30
mg/hari, 2-3x/hari,

Benzodiazepin

Parental IV/IM 210 mg/kali, setiap


5.

Klordiazepoksoid

Tab. 5 mg

3-4 jam
15-30 mg/hari

6.
7.
8.
9.
10

Lorazepam
Clobazam
Brumazepin
Oksazolom
Klorazepat

Caps. 5 mg
Tab. 0,5-2 mg
Tab. 10 mg
Tab. 1,5-3-6 mg
Tab. 10 mg
Caps. 5-10 mg

2-3 x/hari
2-3x 1 mg/hari
2-3x 10 mg/hari
3x 1,5 mg/hari
2-3x 10 mg/hari
2-3x 5 mg/hari

.
11.
12

Prazepam
Moclobemide

Tab. 5 mg
Tab. 150 mg

2-3x 5 mg/hari
300-600 mg/hari

Tab. 50 mg

50-100 mg/hari

Caps. 10-20 mg

20-40 mg/hari

.
13

RIMA (Reversible Inhibitor


of Monoamine Oxydase-A)

Sertraline

.
14

SSRI (Selective Serotonine


Fluoxetine

.
15

Parocetine

Tab. 20 mg

20-40 mg/hari

.
16

Fluvoxamine

Tab. 50 mg

50-100 mg/hari

Reuptake Inhibitor)

16

.
17

Citalopram

.
18

Buspiron

Obat lain

Tab. 20 mg

20-40 mg/hari

Tab. 10 mg

15-30 mg/hari

.
Tabel 3. Nama generik, golongan, sediaan, dan dosis anjuran anti panik1

2.8 Prognosis
Gangguan panik biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja akhir atau
masa dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak, remaja awal, dan usia
pertengahan dapat terjadi. Biasanya kronik dan bervariasi tiap individu.Frekuensi dan
keparahan serangan panik mungkin berfluktuasi.Serangan panik dapat terjadi
beberapa kali dalam sehari atau tidak terjadi sama sekali dalam satu bulan. Namun
demikian kira-kira 30-40% pasien tampaknya bebas dari gejala jangka panjang, kirakira 50% memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak mempengaruhi kehidupannya
secara bermakna dan kira-kira 10-21 % terus memiliki gejala yang bermakna. 1,2
Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40-80 % dari
semua pasien. Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama gejala singkat
cenderung memiliki prognosis yang baik.1,2

17

Anda mungkin juga menyukai