Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Ruang Lingkup................................................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................................2
1.4. Metode.............................................................................................................2
1.5. Manfaat............................................................................................................2
1.6. Sistematika Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1. Laporan Posisi Keuangan................................................................................4
2.1.1. Potret Ripley.............................................................................................................4
2.1.2. Aktiva dan Kewajiban..............................................................................................4
2.1.3. Tiga Sifat Dasar Aktiva.............................................................................................5
2.1.4. Tiga Sifat Dasar Kewajiban......................................................................................5
2.2. Klasifikasi Aset dan Kewajiban.......................................................................6
2.2.1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 9 Penyajian Aktiva Lancar...............6
dan Kewajiban Jangka Pendek...........................................................................................6
2.2.2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 9 Penyajian Aktiva Lancar.............12
dan Kewajiban Jangka Pendek.........................................................................................12
2.3. Pengukuran, Pengakuan dan Penilaian..........................................................14
2.3.1. IAS 39 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran....................................14
2.3.2. Keuntungan dan Kerugian......................................................................................17
2.3.3. Penurunan dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan.................................................18
2.3.4. Nilai Lindung..........................................................................................................18
2.3.5. Penilaian..................................................................................................................20
BAB III PENUTUP..................................................................................................................22
3.1. Kesimpulan.................................................................................................22
3.2. Saran...........................................................................................................22
Daftar Pustaka..........................................................................................................................23
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Aktiva adalah setiap manfaat masa depan dalam bentuk uang atau setiap
manfaat masa depan yang bisa dikonversikan menjadi uang. Hak atas manfaat itu
secara legal atau karena keadilan dijamin bagi orang atau sekelompok orang
tertentu. Manfaat seperti itu merupakan aktiva hanya bagi orang atau sekelompok
orang itu.
Kewajiban adalah suatu manfaat, yang bisa dinilai denga uang, yang secara
legal (atau karena keadilan) harus diserahkan oleh pemilik [pemegang aktiva]
kepada orang (atau sekelompok orang).
APB Statement No. 4 mendefinisikan aktiva dan kewajiban sebagai:
Aktiva adalah sumberdaya ekonomi suatu badan usaha yang diakui dan diukur
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (termasuk) bebanbeban tertentu yang ditangguhkan, yang tidak merupakan sumberdaya.
Kewajiban adalah kewajiban (obligation) ekonomi suatu badan usaha yang
diakui dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2.1.3. Tiga Sifat Dasar Aktiva
Menurut FASB, suatu aktiva mempunyai tiga karakteristik dasar, yaitu:
a. Aktiva menyimpan kemungkinan manfaat masa depan yang menyangkut
kapasitas, secara sendiri-sendiri atau dalam kombinasi dengan aktiva lain,
untuk secara langsung atau tidak langsung memberi sumbangan pada arus
masuk kas bersih di masa depan.
b. Satuan usaha tertentu dapat memperoleh manfaat itu dan mengendalikan akses
pihak lain pada aktiva itu.
c. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan hak atau kendali satuan usaha
atas manfaat tersebut sudah terjadi.
2.1.4. Tiga Sifat Dasar Kewajiban
Menurut FASB, suatu kewajiban mempunyai tiga karakteristik esensial
berikut ini, yaitu:
a. Kewajiban mengandung tugas atau tanggung jawab saat ini bagi satu atau
lebih satuan usaha, yang memerlukan penyelesaian berupa kemungkinan
penyerahan atau penggunaan aktiva di masa depan pada tanggal tertentu atau
yang dapat ditentukan, bila terjadi suatu peristiwa tertentu, atau berdasarkan
permintaan.
b. Tugas atau tanggung jawab itu menimbulkan kewajiban bagi satuan usaha
tertentu, dengan tidak atau sedikit menyisakan kebebasan untuk menghindari
pengorbanan masa depan itu.
c. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan kewajiban satuan usaha itu
sudah terjadi.
2.2. Klasifikasi Aset dan Kewajiban
2.2.1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 9 Penyajian Aktiva Lancar
dan Kewajiban Jangka Pendek
a. Pendahuluan
Pernyataan ini menjelaskan tentang pengertian dan penyajian aktiva lancar
dan kewajiban jangka pendek dalam laporan keuangan. Pernyataan ini tidak
menjelaskan tentang dasar penilaian aktiva dan kewajiban tersebut.
b. Penjelasan
Pengidentifikasian aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek dianggap
berguna untuk membantu pemakai laporan keuangan dalam menganalisis posisi
keuangan suatu perusahaan. Selisih lebih aktiva lancar dari kewajiban jangka
pendek sering disebut sebagai aktiva lancar bersih (net current assets) atau
modal kerja bersih (net working capital)
c. Pandangan tentang Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek
Terdapat anggapan bahwa pengklasifikasian aktiva dan kewajiban menjadi
"lancar" dan "tak lancar" dimaksudkan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu
perusahaan.
Likuiditas
adalah
tingkat
kemampuan
perusahaan
untuk
dalam proses, dengan kriteria pertama, sebagian besar akan dikeluarkan dari
klasifikasi aktiva lancar, sementara dengan kriteria kedua termasuk dalam
aktiva lancar.
d. Praktek Yang Berlaku Saat Ini
Dalam praktek, yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar adalah aktiva
yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun atau dalam siklus
operasi normal perusahaan, yang mana yang lebih lama; yang diklasifikasikan
sebagai kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang akan dilunasi sesuai
dengan permintaan kreditor atau yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun.
Meskipun pendekatan ini digunakan sebagai peraturan umum, tidak menutup
kemungkinan bahwa ada aktiva atau kewajiban tertentu yang dimasukkan ke
dalam atau dikeluarkan dari aktiva lancar atau kewajiban jangka pendek
berdasarkan kriteria yang berbeda. Oleh sebab itu, klasifikasi lancar dan tak
lancar di dalam praktek lebih berdasarkan pada konvensi dan bukan pada suatu
konsep tertentu. Sub-materi di bawah ini menggambarkan cakupan aktiva
lancar dan kewajiban jangka pendek yang berlaku dalam praktek saat ini.
e. Cakupan Aktiva Lancar
Kas dan Bank
Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sedangkan,
yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang
dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan. Di bawah ini adalah pos-pos yang tidak dapat digolongkan
sebagai bagian dari kas dan bank pada neraca:
o dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu,
o persediaan perangko,
o cek mundur,
o cek kosong dari pihak ketiga,
o rekening giro pada bank di luar negeri yang tidak dapat segera dipakai.
Kas dan bank yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam aktiva
lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana
untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut
hanya berlaku selama satu tahun. Saldo kredit pada perkiraan bank
disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek.
Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama dapat digabung
dan disajikan pada neraca sebagai satu kesatuan.
7
secukupnya.
Persediaan
Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancar
Pembayaran pajak di muka
Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang
akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang, misalnya:
premi asuransi, bunga, alat tulis dan keperluan kantor dan lain sebagainya.
Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat untuk
jangka panjang.
Pernyertaan dalam surat berharga atau pembayaran uang muka dengan
menghapuskan
(offsetting)
tersebut
merupakan
realisasi
atau
10
kecuali pengklasifikasian lancar dan tidak lancar untuk aktiva dan kewajiban
biasanya tidak dipandang tepat untuk laporan keuangan dari perusahaan yang
periode siklus operasi normalnya tidak dapat ditentukan atau sangat panjang
dan yang diatur secara khusus untuk jenis industri tertentu.
b. Penerapan Klasifikasi Lancar dan Tidak Lancar Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat direalisasikan dalam satu tahun
atau dalam siklus operasi normal perusahaan, mana yang lebih lama, antara lain
meliputi:
Kas dan bank.
Surat-surat berharga yang mudah dijual dan tidak dimaksudkan untuk
ditahan.
Deposito jangka pendek.
Wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Piutang usaha
Piutang usaha dapat seluruhnya dimasukkan sebagai aktiva lancar, bila
jumlah yang jangka waktu penagihannya lebih dari satu tahun atau siklus
tahun.
Persediaan.
Pembayaran uang muka pembelian aktiva lancar.
Pembayaran pajak di muka.
Biaya dibayar di muka yang akan menjadi beban dalam waktu satu tahun
dengan
mengabaikan
hak
kreditor
untuk
meminta
pembayaran sewaktu-waktu.
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun sejak tanggal neraca, dengan pengecualian seperti tersebut pada
paragraf sebelumnya.
Hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.
Uang muka penjualan.
12
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun setelah tanggal neraca dapat tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka pendek jika perusahaan bermaksud untuk membiayai kembali
(refinance) kewajiban tersebut dengan pendanaan jangka panjang dan terdapat
jaminan bahwa perusahaan akan mampu melakukannya. Kemampuan
perusahaan tersebut ditunjukkan dengan adanya:
Jika bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun setelah tanggal neraca tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek sehubungan dengan paragraf sebelumnya, maka jumlah kewajiban
tersebut dan persyaratan pendanaan kembali harus diungkapkan.
d. Penyajian Dalam Laporan Keuangan
Jumlah aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang disajikan dalam
laporan keuangan tidak dapat saling menghapus (offset), kecuali dimungkinkan
menurut hukum.
Jumlah aktiva lancar yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.
e. Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan laporan keuangan yang
mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
1995. Penerapan lebih dini sangat dianjurkan.
13
pada pengakuan awal sebagai satu yang akan diukur pada nilai wajar, dengan
perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi. Untuk menerapkan
disiplin pada kategori ini, suatu entitas yang dilarang reklasifikasi instrumen
keuangan ke dalam atau keluar dari kategori ini.
Setelah pengakuan awal, suatu entitas harus mengukur aset keuangan,
termasuk derivatif yang merupakan aset, dengan nilai wajar, tanpa
pengurangan untuk biaya transaksi mungkin dikenakan pada penjualan atau
pelepasan lainnya, kecuali untuk aset keuangan sebagai berikut:
kredit dan piutang sebagaimana dimaksud dalam ayat 9, yang harus diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga
efektif;
dimiliki hingga jatuh tempo investasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 9,
yang harus diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
Aset keuangan yang ditetapkan sebagai unsur yang dilindungi nilainya tunduk
pada pengukuran berdasarkan persyaratan akuntansi lindung nilai dalam
paragraf 89-102. Semua aset keuangan kecuali yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi ini akan ditinjau kembali untuk penurunan sesuai
dengan paragraf 58-70 dan paragraf Lampiran A AG84-AG93.
e. Setelah Pengukuran Kewajiban Keuangan
Setelah pengakuan awal, suatu entitas harus mengukur semua kewajiban
keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
bunga efektif, kecuali:
kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban
tersebut, termasuk derivatif yang kewajiban, harus diukur pada nilai wajar
kecuali untuk kewajiban derivatif yang terkait dengan dan harus
diselesaikan dengan penyerahan instrumen ekuitas kuotasi nilai wajarnya
15
tidak dapat diukur secara andal, yang harus diukur sebesar biaya
perolehan.
kewajiban keuangan yang muncul ketika pengalihan aset keuangan tidak
memenuhi syarat untuk penghentian pengakuan atau ketika pendekatan
terlibat secara berlaku. Paragraf 29 dan 31 berlaku untuk pengukuran
Untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat
aset keuangan atau kewajiban keuangan tidak lagi diakui atau mengalami
penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi. Namun, untuk aset keuangan atau
kewajiban keuangan yang unsur yang dilindungi nilainya akuntansi untuk
keuntungan atau kerugian harus mengikuti ayat 89-102.
2.3.3. Penurunan dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan
Suatu entitas harus menilai pada setiap tanggal neraca untuk menentukan
apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan
terganggu.
2.3.4. Nilai Lindung
Jika ada hubungan nilai lindung yang ditunjuk antara instrumen nilai lindung
dan item yang nilai dilindungi seperti yang dijelaskan dalam paragraf 85-88 dan
paragraf Lampiran A-AG102 AG104, akuntansi untuk keuntungan atau kerugian
atas instrumen nilai lindung dan kewajiban yang dilindungi harus mengikuti ayat
89-102.
Hubungan nilai lindung dari tiga jenis:
a. Nilai lindung atas nilai wajar
Instrumen nilai lindung terhadap risiko perubahan nilai wajar suatu aktiva atau
kewajiban yang diakui atau terhadap komitmen teguh yang belum diakui, atau
bagian diidentifikasi seperti komitmen aset, kewajiban atau perusahaan, yang
disebabkan risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba rugi.
b. Nilai lindung arus kas: instrumen nilai lindung terhadap eksposur terhadap
variabilitas arus kas yang:
dihubungkan dengan risiko tertentu yang dihubungkan dengan pengakuan
aset atau kewajiban (seperti semua atau beberapa pembayaran bunga masa
depan utang variable rate) atau yang diperkirakan dalam transaksi dan
dapat mempengaruhi laba rugi.
c. melakukan nilai lindung atas investasi bersih dalam operasi asing sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 21.
Jika nilai lindung atas nilai wajar memenuhi persyaratan dalam ayat 88 dalam
periode tertentu, hal itu akan dicatat sebagai berikut:
17
a. keuntungan atau kerugian dari penilaian instrumen lindung nilai pada nilai
wajar (untuk instrumen lindung nilai) atau komponen mata uang asing dari
nilai tercatatnya diukur sesuai dengan IAS 21 (untuk instrumen lindung nilai
non-derivatif) harus diakui dalam laba rugi; dan
b. keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang berhubungan
dengan risiko lindung nilai wajib menyesuaikan nilai tercatat dari item yang
dilindung nilai dan diakui dalam laporan laba rugi. Hal ini berlaku jika item
yang dilindung nilai dinyatakan berdasarkan biaya. Pengakuan keuntungan
atau kerugian yang berhubungan dengan risiko lindung nilai dalam laporan
laba rugi berlaku jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan
tersedia untuk dijual.
Jika nilai lindung arus kas memenuhi persyaratan dalam ayat 88 dalam periode
tertentu, hal itu akan dicatat sebagai berikut:
a. Bagian keuntungan atau kerugian instrumen nilai lindung yang ditentukan
untuk menjadi nilai lindung efektif (lihat paragraf 88) diakui langsung dalam
ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas, dan
b. Bagian yang tidak efektif dari keuntungan atau kerugian instrumen nilai
lindung diakui dalam laporan laba rugi.
Nilai lindung investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri, termasuk
instrumen nilai lindung suatu pos moneter yang dicatat sebagai bagian dari
investasi bersih (lihat IAS 21), harus diperlakukan sama seperti pada nilai lindung
arus kas:
a. Bagian keuntungan atau kerugian instrumen nilai lindung yang ditentukan
untuk menjadi nilai lindung efektif (lihat paragraf 88) diakui langsung dalam
ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas, dan
b. Bagian yang tidak efektif akan diakui dalam laporan laba rugi.
2.3.5. Penilaian
Penilaian adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu
pos aset pada saat akan dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada
tanggal tertentu. Tujuan penilaian aset adalah mempresentasikan atribut pos-pos
aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis
penilaian yang sesuai. Hendriksen dan Van breda membahas konsep dasar
18
penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua dimensi yaitu arah aliran
aset dan waktu.
Basis pengukuran untuk menilai aset yang paling valid adalah harga atau nilai
pertukaran. Nilai pertukaran dijadikan basis karena dianggap objektif sehingga
memenuhi kualitas keterandalan informasi. Nilai pertukaran itu sendiri dapat
dipandang dari dua sisi yaitu pertukaran dalam pemerolehan aset (nilai masukan)
dan pertukaran dalam pemanfaatan aset (nilai keluaran).
Secara umum nilai masukan tersebut terdiri atas kos historis, kos pengganti
dan kos harapan sedangkan nilai keluaran terdiri atas harga jual masa lalu, harga
jual sekarang, dan nilai terrealisasi harapan.
Konsep nilai masukan dan keluaran sebenarnya berkaitan dengan konsep
kesatuan usaha yang dianggap menguasai sumber ekonomik (aset) dan harus
mempertanggungjelaskan aset tersebut. Oleh karena itu yang dimaksud masukan
tidak lain adalah transaksi pertukaran (exchange) dalam rangka memperoleh suatu
aset, sedangkan keluaran adalah transaksi pertukaran dalam rangka menjual suatu
pos aset atau objek jasa tertentu. Nilai aset secara umum didasarkan pada nilai
pertukaran dengan mempertimbangkan objektivitas penilaian dan relevansi
terhadap aliran kas. Oleh karena itu, tiap dasar penilaian mempunyai keunggulan
dan kelemahan serta kondisi keterterapannya.
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang, menjadi keharusan sekarang, dan timbul akibat transaksi
atau kejadian masa lampau.
Kewajiban secara umum dinilai atas dasar jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Jumlah ini
disebut nilai pelunasan sekarang.
Sesuai dengan atributnya, kewajiban dapat dinilai atas dasar harga pasar
sekarang, nilai pelunasan neto, dan nilai diskunan aliran kas masa datang.
Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran ,
keterandalan, dan keterpautan. Saat untuk menandai bahwa kriteria pengakuan
dipenuhi adalah kaidah pengakuan yaitu: ketersediaan dasar hukum, keterterapan
19
20
3.1. Kesimpulan
Pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan dan cara lain untuk
melaporkan informasi. Laporan keuangan merupakan unsur utama pelaporan
keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan
laporan perubahan posisi keuangan laporan arus zas.
Memberikan informasi guna membantu investor dan kreditur yang ada dan
yang potensial dalam menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian penerimaan kas
di masa yang akan datang dari dividen atau bunga dan hasil dari penjualan,
pelunasan, atau jatuh tempo dari sekuritas atau pinjaman.
Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahan dan
klaim atas sumber daya itu (kewajiban untuk mentransfer sumber daya kepada
kesatuan lain dan ekuitas pemilik) dan dampak dari transaksi, kejadian dan situasi
yang akan memperngaruhi sumber daya dan klaim terhadap sumber daya itu.
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan yang perlu
diperbaiki. Maka dari itu penulis sangat berharap kritik dan sarannya kepada
setiap pembaca agar makalah ini bisa lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan yang
menulis sekian trimakasih.
21
Daftar Pustaka
Hendriksen, Eldon S dan Michael F. Van Breda. Accounting Theory, atau Teori
Akunting, Terj. Herman Wibowo, Tangerang: Interaksara.
Ardika, Kadek. 2012. Pengukuran dan Penilaian Akun-akun Neraca (Aktiva dan
Hutang). http://kdardika.blogspot.com/2012/09/pengukuran-dan-penilaian-akunakun.html. (diakses pada tanggal 20 Februari 2015)
Sarah, Siti Adi. 2013. Tugas Kuliah Makalah Akuntansi Teori Akuntansi dan
Laporan Keuangan. https://sitisarahadi.wordpress.com/2013/05/31/tugas-kuliahmakalah-akuntansi-teori-akuntansi-dan-laporan-keuangan/. (diakses pada tanggal
20 Februari 2015)
Wahyu,
Seh
Lestari.
2013.
Laporan
Posisi
Keuangan.
http://sehwahyulestari.blogspot.com/2013/04/laporan-posisi-keuangan.html.
(diakses pada tanggal 20 Februari 2015)
Pedoman
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK)
No.
22
9.