PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telinga merupakan organ tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka dan
sensitif, terlebih ketika masih kanak-kanak. Tulang serta sistem syaraf yang belum
sempurna pada masa kanak-kanak ini menyebabkan mereka mudah terkena penyakit
atauinfeksi di telinga. Padahal telinga mempunyai fungsi sangat penting dalam
kehidupanseseorang.
Fungsi
telinga
adalah
menerima
gelombang
suara
dan
menembus
salurantelinga,
dan memukul
gendang telinga
sehingga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gangguan Pendengaran
Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).
Yang paling sering terlihat ialah :
1) Otitis media viral akut
2) Otitis media bakterial akut
3) Otitis media nekrotik akut
Otitis Media Akut adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat
akut atau tiba-tiba. Telinga tengah adalah organ yang memiliki penghalang yang
biasanya dalam keadaan steril. Tetapi pada suatu keadaan jika terdapat infeksi
bakteri pada nasofariong
pencegahan penjalaran bakteri memasuki telinga tengah oleh ezim pelindung dan
bulu-bulu halus yang dimiliki oleh tuba eustachii. Otitis media akut ini terjadi
akibat tidak berfungsingnya sistem pelindung tadi, sumbatan atau peradangan pada
tuba eustachii merupakan faktor utama terjadinya otitis media, pada anak-anak
semakin seringnya terserang infeksi saluran pernafasan atas, kemungkinan terjadi
otitis media akut juga semakin sering.
b. Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri-bakteri saluran pernafasan bagian atas dan
bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus,
pneumococcus,
haemophylus
influenza,
escherecia
coli,
streptococcus
1) Stadium penyumbatan tuba eustachius, tanda yang khas pada stadium ini
adalah penarikan membran timpani pada telinga ke arah dalam akibat tekanan
negatif yang ditimbulkan oleh sumbatan
2) Stadium Hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran
timbani atau seluruh membran timpani.
3) Stadium Supurasi, bengkak yang hebat pada selaput permukaan telinga tengah
dan hancurnya sel-sel di dalam telinga tengah menyebabkan cairan yang
kental tertimbun di telinga tengah
4) Stadium Perforasi, pecahnya membrane timpani, dan keluar cairan putih
5) Stadium Resolusi, perlahan-lahan membrane timpani akan menyembuh jika
robekan tidak terlalu lebar, tetapi jika robekan lebar, stadium perforasi dapat
menetap dan berubah menjadi Otitis Media Supuratif Kronik.
c. Patofisiologi
Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga
tengah, kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri
yang membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai
dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang
kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan
eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi
sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring.
Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan
progresivitas penyakit.
d. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia pasien,
pada usia anakanak umumnya keluhan berupa rasa nyeri di telinga dan demam.
Biasanya ada riwayat infeksi saluran pernafasan atas sebelumnya. Pada remaja atau
orang dewasa biasanya selain nyeri terdapat gangguan pendengaran dan telinga
terasa penih. Pada bayi gejala khas Otitis Media akut adalah panas yang tinggi,
anak gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang dan sering memegang telinga
yang sakit.
e. Penatalaksanaan
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya :
a) Stadium oklusi
Pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehingga
tekanan negative di telinga tengah hilang. Pemberian obat tetes hidung :
HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis (usia di atas 12 tahun) sumber
infeksi harus diobati, antibiotika diberikan bila penyebab penyakit adalah
kuman bukan virus atau alergi
b) Stadium presupurasi
Pemberian antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Bila membran
timpani terlihat hiperemis difus dilakukan Miringotomi. Antibiotika yang
diajurkan golongan Penicillin diberikan Eritromisin.
c) Stadium supurasi
Pemberian antibiotika dan tindakan miringotomi jika membran timpani
masih utuh untuk menghilangkan gejala klinis dan ruptur dapat dihindari.
d) Stadium resolusi
Pemberian antibiotika dilanjutkan sampai 3 minggu jika tidak terjadi
resolusi
f. WOC OMA
Invasi Bakteri
Kesulitan/saki
t menelan
dan
Tekanan udara
produksi cairan
pd telinga
Akumulasi cairan
Retraksi
Resiko
pemenuhan
kebuth nutrisi
mukus dan
membran
kurang dari
Ruptur membran
timpani krn
Sekret keluar dan
berbau tidak enak
(otorrhoe)
Tinitus
Penurunan fungsi
pendengaran
Tuli konduktif
Ggn persepsi
sensori
pendengaran
Pengobatan tdk
tuntas
Episode berulang
Kurangny
a
Informasi
Infeksi berlanjut
dpt sampai ke
telinga dalam
Kurang
pengetahuan
Pening / vertigo
Kesimb. Tbh
menurun
Merusak tulang
krn adanya
epitel
skuamosa di
Tindakan operasi dgn
mastoidektomi
6
Nyeri
akut
Cemas
Resiko
Infeksi
2.2.2
Penyakit Meniere
a. Defenisi
Penyakit Maniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya
belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu
gangguan pendengaran, tinnitus dan serangan vertigo (Mansjoer,
2009)
Penyakit Meniere adalah gangguan telinga bagian dalam yang
menyebabkan pusing berat (vertigo), telinga berdenging (tinnitus),
gangguan pendengaran, dan telinga terasa penuh. Penyakit meniere
biasanya hanya mempengaruhi satu telinga. (NIDCD, 2010).
Penyakit meniere yang juga dikenal sebagai hidrops endolimfatik,
merupakan disfungsi labirintin yang menyebabkan vertigo parah,
kehilangan pendengaran sensorineural dan tinitus. (William &
Wilkins, 2011).
Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa penyakit Meniere Disease adalah penyakit yang juga dikenal
sebagai hidrops endolympatik yang merupakan gangguan kronis
saluran semisirkular dan labirin telinga dalam serta mempunyai trias
gejala yang khas yaitu gangguan pendengaran, telinga berdenging
(tinitus) dan dapat menyebabkan pusing berat (vertigo).
b. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh meningkatnya volume endolimfa
pada skala media koklea atau disebut dengan hidrops endolimfe.
Peningkatan
cairan
tersebut
(penyebab
terjadinya
hidrops)
diakibatkan oleh:
1. Adanya gangguan kimia pada cairan endolimfe dan gangguan
klinik pada membran labirin. Pada beberapa penelitian diketahui
bahwa pasien dengan penyakit Meniere memiliki kantung
endolimfatik yang kecil dan memiliki daya absorpsi cairan yang
rendah sehingga dapat mengakibatkan peningkatan tekanan pada
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
penimbunan endolimfa
Infeksi telinga tengah
Infeksi trakus respiratorius bagian atas
Trauma kepala
Infeksi virus golongan herpesviridae
herediter
dianggap
mempunyai
hubungan
Alergi
Pada pasien meniere di dapatkan bahwa 30% diantaranya
mempunyai alergi terhadap makanan. Hubungan antara
penyakit meniere dengan alergi makanan adalah sakus
endolimfatikus mungkin menjadi organ target dari mediator
yang dilepaskan pada saat tubuh mengadakan reaksi terhadap
makanan tertentu. Kompleks antigenantibody mungkin
mengganggu
dari
kemampuan
filtrasi
dari
sakus
hidrodinamik
dari
endolimfatikus.
peningkatan
kompleks
IgM,
adanya
WOC MENIERE
Malabsorbsi dalam sukus endolimfetikus
Vertigo (pusing
Hebat)
Tinnitus (bising)
Rupture Mebran
Reisner
Mual Muntah
Resiko
Cedera
Pola Tidur
Terganggu
Gangguan
Pendengaran
Ketulian
Dx : Resiko Nutrisi
Kurang dari
Kebutuhan b/d
Intake yang tidak
adekuat
Dx Resiko Tinggi
Cedera b/d
Vertigo
Dx : Gangguan
10
Pola Tidur b/d
Vertigo
Gangguan Persepsi
2.2.3
Tuli Komduksi
a. Definisi
Tuli Konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) adalah
jenis ketulian yang tidak dapat mendengar suara berfrekuensi rendah.
Misalnya tidak dapat mendengar huruf U dari kata Dx:
susu sehingga
Gangguan persepsi
penderita mendengarnya ss. Biasanya gangguan ini sensori
reversible
auditorius b/d
karena kelainannya terdapat di telinga luar dan prosespenyakit
telinga
tengah(Purnawan Junadi,dkk. 1997, hal. 238).
Tuli kondusif adalah kerusakan pada bagian telinga luar dan
tengah, sehingga menghambat bunyi-bunyian yang akan masuk ke
dalam telinga. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli kondusif
adalah otalgia, atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis
eksterna sirkumskripta, otitis eksterna maligna, dan osteoma liang
teliga. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli kondusif ialah
sumbatan
tuba
eustachius,
otitis
media,
otosklerosis,
b. Etiologi
Pada telinga luar dan telinga tengah proses degenerasi dapat
menyebabkan perubahan atau kelainan diantaranya sebagai berikut :
a.
c. Manifestasi klinis
a. rasa penuh pada telinga
b. pembengkakan pada telinga bagian tengah dan luar
c. rasa gatal
d. trauma
e. tinnitus
d. Penatalaksanaan
11
e. Patofisiologi
Saat terjadi trauma akan menimbulkan suatu peradangan bias
saja menimbulkan luka, nyeri kemudian terjadi penumpukan serumen
atau
otorrhea.
Penumpukan
serumen
yang
terjadi
dapat
12
Tuli
Konduktif
Telinga
luar
Pembuntuan
Kanalis auditorius
eksterna oleh
serumen
Pembuntuan
Kanalis uditorius
eksterna oleh
benda saing
(seranggga,dll)
Glandula
seminurosa
mengeluarkan
sekerei substansi
Resiko terdorong
ke bagian tulang
kanalis
Penumpukan
serumen pada
kanalis ekstenus
Perforasi
Membrane
timpani
Hantaran suara
terhambat oleh
serumen
penderita)
Reseptor gagal
menerima suara
Penurunan
pendengaran
MK: Hambatan
Komunikasi
Verbal
Telinga
tengah
Agen
cedera
biologis
Mk:
Nyeri
Infeksi pada
kulit di
sepertiga liang
telinga
Kelainan
kongenital
Perubabahan
patologis
jalur
ossikular
Fiksasi
stapes pada
oval window
Menginfeksi
folikel rambut,
kelenjar
sebase
Terbentuk
furunkel diliang
telinga
Liang
telinga
membengk
Kehancuran
tulang temporal
13
Perubabaha
n patologis
pada kapsul
labirin
Otosclerosis
Mk :
Hambatan
Mobilitas
Gangguan
sensori
perseptual
berbicara
dengan suara
lembut (soft
voice
Ketidakmampuan
menjalani hubungan
personal yang
memuaskan
Mk : Isolasi
Sosial
2.2.4
14
7. Alergi
8. Gangguan fungsi tuba eustachius.
c. Manifestasi klinis
Gejala dapat minimal, dengan berbagai derajat kehilangan
pendengaran dan terdapat otorea interminet atau persisten yang
berbau busuk. Kolesteatoma biasanya menyebabkna nyeri. Evaluasi
otoskopik membrana timpani memperlihatkan adanya perforasi, dan
kolesteatoma dapat terlihat sebagai masa putih dibelakang membrana
timpani atau keluar ke kanalis eksternus melalui lubang perforasi.
Hasil audiometri pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan
kehilangan pendengaran konduktif atau campuran. Kolesteatom
adalah suatu kista
epitelial
yang
berisi
deskuamasi
epitel
implantasi.
Kolesteatom
15
media
nekrotikans,
terutama
pada
masa
anak-anak,
PATHWAY OMSK
Etiologi: alergi,
infeksi, trauma
telinga, ISPA, dll
16
Udara tidak
Transudasi
Tekanan
Fungsi
dapat
masuk
Akumulasi
cairan
Gangguan
fungsi tuba
Fungsi
Oklusi
Peningkatan
Penekanan
pada
jumlah
secret
membran
Perforas
Proses
Fungsi
FungsiNekrosis
silia tidak
Iskemi
purulen
f.
g.
h.
Penumpukan
sekret
i.
j.
k.
OMSK
Proses peradangan
tidak mengalami
resolusi dan
l.
penutupan membran
timpani OMA
Sekret mukopurulen
akan keluar dari
telinga tengah ke
liang telinga
2.2.5 Cellulitis
a. Definisi
Celulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area
yang robek pada kulit, meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti
sisi entri dan ini biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah (Tucker, 1998 :
633).
Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian
jaringan subkutan (mansjoer, 2000; 82).
Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar kedalam bidang
jaringan (Brunner dan Suddarth, 2000 : 496).
17
Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
stapilokokus aureus, streptokokus grup A dan streptokokus piogenes.
b. Etiologi
Etiologinya berasal dari bakteri Streptococcus sp. Mikroorganisme
lainnya negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona dan Fusobacterium
(Berini, et al, 1999). Infeksi odontogenik pada umumnya merupakan infeksi
campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anaerob
mempunyai fungsi yang sinergis (Peterson,2003).
Infeksi Primer selulitis dapat berupa perluasan infeksi/abses
periapikal, osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi
gigi molar tiga rahang bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi
periapikal/perikoronal, penyuntikan dengan menggunakan jarum yang tidak
steril, infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur compound maksila /
mandibula, laserasi mukosa lunak mulut serta infeksi sekunder darioral
malignancy.
Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher ( 1999;634 ) adalah
bakteri streptokokus grup A, streptokokus piogenes dan stapilokokus aureus.
c. Manifestasi Klinik
Menurut Mansjoer (2000:82) manifestasi klinis selulitis adalah
Kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstrimitas,
kelainan kulit berupa infiltrat difus subkutan, eritema local, nyeri yang cepat
menyebar dan infitratif ke jaringan dibawahnya, Bengkak, merah dan hangat
nyeri tekan, Supurasi dan lekositosis.
d. Patofisiologi
Patofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu :
Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan
infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit
infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau
orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang pengobatannya tidak
adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena dan
limfatik pada kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan
ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan
18
19
BAB III
PENUTUP
20
3.1 KESIMPULAN
Menurut World Health Organization (WHO), pengertian gangguan
pendengaran adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kehilangan
pendengaran di satu atau kedua telinga (WHO, 2010). Menurut Weber et al. (2009)
gangguan pendengaran didefinisikan sebagai pengurangan dalam kemampuan
seseorang untuk membedakan suara. Otitis Media Akut (OMA) adalah penyakit yang
disebabkan oleh serangan mendadak dari infeksi bakteri dalam telinga bagian
tengah. (Charlene J.Reevas.2001:16) Penyakit Maniere adalah suatu kelainan labirin
yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu
gangguan pendengaran, tinnitus dan serangan vertigo (Mansjoer, 2009). Tuli
Konduktif atau Conductive Hearing Loss (CHL) adalah jenis ketulian yang tidak
dapat mendengar suara berfrekuensi rendah. Misalnya tidak dapat mendengar huruf
U dari kata susu sehingga penderita mendengarnya. OMSK adalah stadium dari
penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan
mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret (otorea),
purulen yang hilang timbul. Celulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut
dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui
suatu area yang robek pada kulit, meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti
sisi entri dan ini biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah (Tucker, 1998 : 633).
21