Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Aliyah Adek Rahmah
NIM. 105070200111024
Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah
dan jarak anak serta waktu kelahiran(Barbara R.Stright,2004;78).
Jenis - Jenis Akseptor KB
a. Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara /
alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
b. Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi
selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali
menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara
setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut turut dan bukan karena
hamil.
c. Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat
kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi
setelah melahirkan atau abortus.
d. Akseptor KB dini adalah para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam
waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
e. Akseptor langsung adalah para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam
waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
f. Akseptor dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3
bulan (BKKBN, 2007).
Pasangan usia subur
Pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri yang istrinya berumur 25 - 35 tahun
atau pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid
atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN,
2007;66).
Definisi kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah dan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma. Untuk itu, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif
melakukan hubungan intim/seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal
namun tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
Syarat - Syarat Kontrasepsi
Sebagai usaha untuk mencegah kehamilan hendaknya kontrasepsi memiliki syarat syarat sebagai berikut :
a. aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
b. efek samping yang merugikan tidak ada.
c. lima kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
d. tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
e. tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama pemakaiannya.
f. cara penggunaannya sederhana.
g. harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
h. dapat diterima oleh pasangan suami istri.
B. KLASIFIKASI
Penemuan terkini Alat Kontrasepsi perkembangan teknologi memang terus
berkembang dan tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi. beberapa alat kontrasepsi
diantaranya :
1. Metode Sederhana
a. Metode tanpa alat
1) KBA
2) Metode kalender
a)
Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan prinsip berkala yaitu
melakukan
persetubuhan
pada
masa
subur
tidak
istri.
Untuk
cara ini
terakhir,
siklus haid
merupakan
subur
metode KB pantang
Prinsipnya adalah
langkah
Siklus terpendek = 29
Siklus terpanjang = 36
29-18 = 11
36-11 = 25
lebih 24 jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih
tinggi dari pada suhu sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan
untuk menentukan waktu ovulasi. Suhu basal dicatat dengan teliti
setiap hari. Suhu basal diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur
dan sebelum melakukan aktivitas.
Penggunaan suhu basal dan
Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini
dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat
berhubungan.
b)
Daya guna
Gana guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Daya guna pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 wanita per
tahun. Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola
cara rintangan, misalnya kondom atau spermisida disamping
pantang berkala.
a)
b)
c)
seksual
harus
dihindari
selama
hari-hari
pengamatan
menunjukkan
BIP.
Sehari
setelah
6) MAL
MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan
pemberian ASI pada bayinya. Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif
apabila menyusukan secara penuh (eksklusif), belum haid dan usia bayi
kurang dari 6 bulan. Mal berfungsi efektif hingga 6 bulan, dan bila tetap
belum ingin hamil, kombinasikan dengan metode kontrasepsi lain setelah
bayi berusia 6 bulan.
Konseling yang dilakukan kepada klien harus jelas dan informatif,
sehingga pencegahan kehamilan dapat terjadi, seperti : memberikan ASI
(secara penuh) dari kedua payudara sesuai kebutuhan (sekitar 6-10 kali
per hari), memberikan ASI paling sedikit satu kali pada malam hari (tidak
boleh lebih dari 4-6 jam diantara 2 pemberian), tidak menggantikan jadwal
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa
dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom
hanya digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila dicuci dan
digunakan kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang efektif bisa
melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada dibawah kendali
wanita. Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar
tetap berada diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam
cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum
kita berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap
berada di dalam kondom.
2) Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)
Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah pasangan
wanitanya menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa jenis pil ini,
tetapi masing-masing mengandung hormone esterogen dan progesterone
yang menghambat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil tersebut harus
di minum dengan tepat sesuai petunjuk yang tercantum.
Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :
a. Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 g estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone
(noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan progesterone di
tambahkan untuk mengendalikan siklus menstruasi. Maksud pemberian
pil ini adalah untuk mencegah pematangan folikel de Graaf dan
pembentukkan korpus luteum. Kombinasi-kombinasi kontrasepsi ini juga:
1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan
meningkatkan kekentalannya (viskositasnya).
2) Mengurangi
gerakan
atau
motilitas
tuba
falopi
dengan
cara
Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.
Kontraindikasinya antara lain :
Kontraindikasi mutlak
Pernah
mengalami
trombo
phlebitis,
trombo-emboli,
kelainan
serebrovaskular
Diabetes mellitus
Kehamilan
Kontraindikasi relatif
-
Depresi
Migraine
Mioma uteri
Hipertensi
Kelebihan
-
Kekurangan
-
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman bagi
wanita yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek samping
pada pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu menyusui
karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI.
Penggunaan pil ini sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui.
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna. Pada
beberapa wanita yang lain folikel mengalaman pematangan secara normal,
tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi
progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja terletak pada kerjanya
pada mucus serviks dengan membuat mukus ini lebih kental dan sulit dilewati
sperma, dan dengan mengurangi kerja peristaltik tuba falopi sehingga sperma
yang tetap hidup sangat sulit atau tidak mungkin mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
Datang bulan terlambat
Sering pusing
2. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah pertama siklus
mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang kedua diberikan pil
yang mengandung baik estrogen maupun progesterone. Efek keseimbangan
hormone ini ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka
juga akan menekan laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal.
Sekuensial memberikan banyak efek samping, yang meliputi bertambahnya
berat badan, perubahan payudara, mual, sakit kepala dan penurunan libido.
Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi oral,
yaitu mencakup sebagai berikut :
A Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung
empedu.
C Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan
pembuluh darah pada paru atau jantung.
H Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.
E Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.
S Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.
3) Implant
Kontrasepsi
Implan
adalah
sistem
norplant
dari
implan
subdermal
levonorgestrel yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat
dari bahan sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam
format kristal dengan masa kerja lima tahun (Varney, 1997).
Cara Kerja Kontrasepsi Implan :
a
Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH),
baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50
85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 35 mcg
per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl
Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada
Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg
nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 g per hari dan
lama kerja 1 tahun.
Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin
dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan
tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada
norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin
dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan
menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini
mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai
diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16
mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg
levonorgestrel. Lama kerja 12 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari
kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.
kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang
kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan
terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal.
Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena
kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d
10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang
biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah
tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :
a
Nyeri kepala
Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala;
kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.
Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan
kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh
aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung
dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks
(SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar
steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan
kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek
estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan
dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan
jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik
dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik
topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal).
Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus
menggunakan implan.
d
harus
dipasang
(diinsersikan)
dan
diangkat
melalui
prosedur
pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai
atau
menghentikan
metode
tersebut
tanpa
bantuan
klinisi.
Insiden
4) KB Suntikan
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan
suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama),
yang tidak
membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersanggama, tetapi tetap
reversibel. Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak
dipakai adalah :
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat) = Depo Provera
a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun
dan smapai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate) = Noristerat
a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8
minggu untuk 6 bulan pertama (= 3x suntikan pertama), kemudin selanjutnya
sekali setiap 12 minggu.
Baik DMPA maupun NET EN sangat aktif dengan angka kegagalan untuk :
DMPA
NET EN
Efek samping utama : gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain kecil
sekali, antara lain :
Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan setelah
menghentikan suntikannya.
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam
larutan minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang tetap
dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi darah
dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan
dengan DMPA.
3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET)
sebelum ia menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan,
kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5 4
bulansetelah disuntikkan.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
1. Primer: Mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH surge).
Respons
kelenjar
hypofisis
terhadap
gonadotropin-releasing
hormon
Amenore
Perdarahan ireguler
Perdarahan bercak
suntikan
juga
mempunyai
efek
non-kontraseptif
yang
menguntungkan, yaitu:
a. DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer
maupun mestatik)
b. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
c. Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia,
baik pada DMPA maupu NET EN
d. Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika), DMPA
mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah abnormal.
e. DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus
genitalia/PID
f.
j.
Jenis IUD Lippes loop terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau
huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran
panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5
mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D
berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila
terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyum batan usus, sebab
terbuat dari bahan plastik.
Cara Kerja IUD
Cara kerja dari IUD antara lain yaitu (Bari, 2006) :
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk
ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
Keuntungan dan Kelemahan IUD
Keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi IUD yakni (Bari, 2006) :
a. Sangat efektif. 0,6-0,8 kehamilan /100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
e. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
f.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
j.
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
a. Efek samping yang umum terjadi, seperti : perubahan siklus haid (umumnya
pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama
dan banyak, perdarahan antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar).
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan.
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
IUD, penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas.
f.
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD
dipasang segera setelah melahirkan).
j.
a.
b.
3 bulan kemudian
e.
6) Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita hampir tidak
mungkin bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil operasi ini bersifat permanen,
maka tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau bapa yang betul-betul telah yakin tidak
ingin mempunyai anak lagi.
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus pergi ke
RS yang mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini cukup cepat dan aman
yang jarang menimbulkan efek samping.
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana dilakukan
pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah
pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama sekali. Operasi ini
dilakukan di Puskesmas, dimana petugas kesehatan telah dilatih untuk
melakukannya. Tindakan operasi ini hanya berlangsung beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan seksual
ataupun untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria masih mampu
untuk ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi cairan tersebut tidak
mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih
dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih sperma betul-betul telah bersih.
Selama menunggu pakailah cara-cara kb yang telah biasa dipakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi, tetapi
tetap merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung sekitar 30
menit.
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian
memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung telur
kerahim. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan wanita untuk
melakukan hubungan seksual ataupun menikmati hubungan seksual. Penting:
sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS, termasuk AIDS. Kita harus tetap
memikirkan cara untuk perlindungan untuk penyakit-penyakit tersebut.
3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap bayi
merasa lapar dengan jarak antara waktu makan kurang dari 6 jam baik siang
maupun malam. Bayi sering minum ASI di malam hari.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f.
Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
Nyeri akut
Ansietas
b. Kontrasepsi pil
Nyeri akut
c. IUD
Nyeri akut
Ansietas
Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami
nyeri
Kriteria hasil
RASIONAL
Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi
reaksi
ketidaknyamanan
nonverbal
dari
Kontrol
lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
Dukungan
dari
keluarga
dapat
membantu klien mengatasi nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasi:
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri,
seperti
Ansietas
Tujuan
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
RASIONAL
Membantu
selanjutnya
situasi
yang
menentukan
Mengidentifikasi
klien
sumber
intervensi
kecemasan
Temani
klien
untuk
memberikan
keamanan dan mengurangi takut
Mengurangi
kecemasan
klien,
meningkatkan
pemahaman
klien
mengenai prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Instruksikan
pada
klien
menggunakan teknik relaksasi
Untuk mengurangi
dirasakan klien
Kolaborasi:
Berikan obat anti cemas
untuk
kecemasan
yang
sesuai
dapat
Kurang Pengetahuan
Tujuan
dan
RASIONAL
DAFTAR PUSTAKA
BkkbN. 2012. Evaluasi Program Kependudukan dan KB. Semarang
Carpenito,Lynda Juall.2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta : EGC
DepKes RI. 2011. Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011 2014.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina
pustaka sarwono
prawirohardjo.
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Leon, Speroff dan Philip Darney.2005.Pedoman Klinis kontrasepsi.Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Pendit,Brahm U.2007.Ragam Metode Kontrasepsi.Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Suratun,dkk.2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:
Trans Infomedia
Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
A. PATHWAY
1. Suntik
Suntik
Progesterone
Estrogen
Faktor
pembekuan
darah
meningkat
Trombosis
Sirkulasi
GIT
Reproduksi
Retensi
cairan
Merangsang
pusat
reseptor
makanan
Stimulasi
hipotalamus
Pengentalan
lender serviks
Menekan
LH,FSH
Menghambat
penetrasi
sperma
Peningkatan
TD
Menghambat
sikluas
oksigenasi
Nyeri kepala
Nyeri
Asam
lambung
meningkat
Merangsang
muntah
Devisit
vol.cairan
Nafsu makan
meningkat
Menghambat
produksi
prostaglandin
Peningkatan
proteksi
terhadap
mukosa
lambung
Iritasi
mukosa
lambung
Nyeri
BB
meningkat
Kelebihan
nutrisi
Ovulasi
terhambat
Perubahan
maturasi
endometrium
Atropi
Perubahan
body image
Dinding
rahim sulit
lepas
Amenorrhea
Ansietas
Sperma &
ovum tidak
bertemu
Lender
meningkat
Keputihan
Resiko infeksi
2. PIL KOMBINASI
Pil Kombinasi
Progesterone
Estrogen
Faktor
pembekuan
darah
meningkat
Trombosis
Sirkulasi
GIT
Reproduksi
Retensi
cairan & Na
Merangsang
pusat nafsu
makan
Stimulasi
hipotalamus
Peningkatan
TD
Menghambat
sikluas
oksigenasi
Nyeri kepala
Nyeri
Asam
lambung
meningkat
Merangsang
muntah
Devisit
vol.cairan
Nafsu makan
meningkat
Menghambat
produksi
prostaglandin
Peningkatan
proteksi
terhadap
mukosa
lambung
Iritasi
mukosa
lambung
BB
meningkat
Perubahan
body image
LH,FSH
menurun
Ovulasi
terhambat
Perubahan
maturasi
endometrium
Pengentalan
lender
serviks
Menghambat
penetrasi
sperma
Sperma &
ovum tidak
bertemu
Atropi
Lender
meningkat
Dinding
rahim sulit
lepas
Konsepsi
tidak terjadi
Amenorrhea
Ansietas
3. IUD
IUD
Benda asing dalam uterus
Reaksi
radang di
cavum uteri
Fagosit
meningkat
Perubahan
endometrium
Keputihan
meningkat
Infeksi pelvis
Hipertermi
Perubahan
reaksi kimia
Perubahan
reaksi
enzimatik
uterus
Perubahan
endometrium
Nidasi tidak
terjadi
Erosi
endometrium
Kontraksi
uterus
Spotting
Iskemia otot
uterus
Infeksi
Makrofag
meningkat
Menekan
sperma
Sperma dan
ovum tidak
bertemu
Pelepasan
mediator
inflamasi
Stimulasi saraf
simpatis &
parasimpatis
Persepsi nyeri
Nyeri
Kurang
pengetahuan
tentang
prosedur
pemasangan
dan efek yg
terjadi
Ansietas