Keluhan
Kurang
utama
lebih
: benjolan di kelopak mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD
Proses
Lokalisasi
Sebab (-)
Perjalanan
Komplikasi
kelopak
(-)
(-)
(-)
(-)
OS
peradangan granulomatosa
kelopak mata
sumbatan dan infeksi ringan
kronis
pseudoptosis dan gangguan gerakan
mata
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum
Keadaan umum baik, compos mentis, gizi
kesan cukup
Pemeriksaan subyektif
OD
Visus sentralis jauh
Pinhole
Koreksi
Visus sentralis dekat
Visus Perifer
Konfrontasi test
dilakukan
Proyeksi sinar
Persepsi warna
OS
6/6
tidak dilakukan
Non Koreksi
tidak ada
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
6/6
tidak dilakukan
non koreksi
tidak ada
tidak
tidak dilakukan
tidak
Pemeriksaan Objektif
1. Sekitar mata
OD
OS
Tanda radang
tidak ada
tidak ada
Luka
tidak ada
tidak ada
Parut
tidak ada
tidak ada
Kelainan warna
tidak ada
tidak ada
Kelainan bentuk
tidak ada
tidak ada
2. Supercilium
Warna
hitam
hitam
Tumbuhnya
normal
normal
Kulit
sawo matang
sawo matang
Geraknya
dalam batas normal dalam batas normal
3. Pasangan Bola Mata dalam Orbita
Heteroforia
tidak ada
tidak ada
Strabismus
tidak ada
tidak ada
Pseudostrabismus
tidak ada
tidak ada
Exophtalmus
tidak ada
tidak ada
Enophtalmus
tidak ada
tidak ada
Anopthalmus
tidak ada
tidak ada
OS
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
6. Kelopak Mata OD
OS
Gerakannya
tidak tertinggal
tidak tertinggal
Lebar rima
10 mm
10 mm
Blefarokalasis
tidak ada
tidak ada
Massa
tidak ada
ada, nyeri tekan (-), hiperemis (-),
apa ??, mobile ga?
Tepi kelopak mata
Oedem tidak ada
tidak ada
Margo intermarginalis
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
Entropion tidak ada
tidak ada
Ekstropion
tidak ada
tidak ada
7. Sekitar saccus lakrimalis
Oedem tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
8. Sekitar Glandula lakrimalis
Odem
tidak ada
tidak ada
Hiperemis
tidak ada
tidak ada
putih
tidak ada
putih
tidak ada
12. Cornea
OD
OS
Ukuran
12 mm
12 mm
Limbus
jernih
jernih
Permukaan
rata, mengkilap
rata, mengkilap
Sensibilitas
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Medium
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Belakang
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Keratoskop (Placido) tidak dilakukan
tidak dilakukan
Fluoresin Test
tidak dilakukan
tidak dilakukan
13. Kamera Okuli Anterior
Isi
jernih
Kedalaman
dalam
14. Iris
Warna
Gambaran
Bentuk
Sinekia Anterior
jernih
dalam
coklat
coklat
spongious
spongious
bulat
bulat
tidak tampak
tidak tampak
15. Pupil
Ukuran
Bentuk
Tempat
Reflek direct
Reflek indirect
OD
OS
3 mm
3 mm
bulat
bulat
sentral
sentral
(+)
(+)
(+)
16. Lensa
Ada/tidak
Kejernihan
Letak
Shadow test
ada
ada
jernih
jernih
sentral
sentral
tidak dilakukan tidak dilakukan
(+)
Kesimpulan Pemeriksaan
Visus sentralis jauh
6/6
6/6
Pinhole
Tidak dilakukan
tidak dilakukan
Koreksi
Non Koreksi
non koreksi
Visus sentralis dekat
tidak ada
tidak ada
Sekitar mata
dalam batas normal
dalam batas normal
Supercilium
dalam batas normal
dalam batas normal
Pasangan bola mata
dalam batas normal
dalam batas normal
dalam orbita
Ukuran bola mata
dalam batas normal
dalam batas normal
Gerakan bola mata
dalam batas normal
dalam batas normal
Kelopak mata
dalam batas normal
dalam batas normal
Sekitar saccus lakrimalis
dalam batas normal
dalam batas normal
Sekitar glandula lakrimalis
dalam batas normal
dalam batas normal
Tekanan IntraOkuler
dalam batas normal
dalam batas normal
Konjunctiva bulbi
dalam batas normal
dalam batas normal
Sklera
dalam batas normal
dalam batas normal
Kornea
dalam batas normal
dalam batas normal
Camera oculi anterior
kesan normal
kesan normal
Iris
bulat, warna coklat
bulat, warna coklat
Pupil
diameter 3 mm,
diameter 3 mm, bulat,
Bulat, sentral
sentral
Lensa
kesan normal
kesan normal
Corpus vitreum
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Diagnosis Banding
Terapi
Planning :
Prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
Latar Belakang
Kalazion merupakan peradangan
granulomatosa kelenjar Meibom yang
tersumbat. Pada kalazion terjadi
penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi
ringan yang mengakibatkan peradangan
kronis kelenjar tersebut (Ilyas, 2011).
Kalazion akan terus tumbuh dan diperlukan
eksisi atau suntikan steroid untuk alasan
kosmetik atau jikapenglihatan terganggu
(Graber, 2006).
Anatomi
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi
melindungi bola mata, mengeluarkan sekresi
kelenjar yang membentuk film air mata di depan
kornea, melindungi bola mata terhadap trauma,
trauma sinar dan pengeringan bola mata.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada
bagian depan sedang di bagian belakang
ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut
konjungtiva tarsal. Gangguan penutupan kelopak
akan mengakibatkan keringnya permukaan mata
sehingga akan terjadi keratitis et lagoftalmos.
Definisi
Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom
dengan infeksi ringan yang mengakibatkan
peradangan kronis kelenjar tersebut.
Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan
pada kelopak, tidak hiperemi, tidak nyeri tekan, dan
adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak
membesar.
Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk
bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi
kelainan refraksi pada mata tersebut. Kadangkadang kalazion sembuh atau hilang dengan
sendirinya akibat diabsorpsi (Ilyas, 2011).
Etiologi
Kalazion disebabkan oleh minyak dalam
kelenjar terlalu pekat untuk mengalir keluar
kelenjar atau saluran kelenjar minyak yang
tersumbat.
Oleh karena tidak dapat mengalir keluar,
produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar
dan membentuk tembeldi palpebra. Kelenjar
dapat pecah, mengeluarkan minyak ke
jaringan palpebra sehingga menyebabkan
inflamasi dan kadang-kadang jaringan parut
Epidemiologi
Kalazion terjadi pada semua umur;
sementara pada umur yang ekstrim
sangat jarang, kasus pediatrik
mungkin dapat dijumpai. Pengaruh
hormonal terhadap sekresi
sabaseous dan viskositas mungkin
menjelaskan terjadinya penumpukan
pada masa pubertas dan selama
kehamilan (www.emedicine.com).
Patofisiologi
Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya
sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari
bakteri, membentuk jaringan granulasi dan
mengakibatkan inflamasi.
Proses granulomatous ini yang membedakan antara
kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal
(terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul),
walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum,
begitupun sebaliknya.
Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak
keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal.
Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar
meibom yang berdilatasi (www.emedicine.com).
Manifestasi Klinis
keluhan pada palpebra baru-baru ini,
diikuti dengan peradangan akut (misalnya
merah, pembengkakan, perlunakan).
Seringkali terdapat riwayat keluhan yang
sama pada waktu yang lampau, karena
kalazion memiliki kecenderungan kambuh
pada individu-individu tertentu.
Kalazion lebih sering timbul pada
palpebra superior
Diagnosis
banding
Hordeolum
Hordeolum
Diagnosis
banding
Penatalaksanaan
Kadang-kadang kalazion dapat sembuh atau hilang
dengan sendirinya akibat diabsorbsi. Pengobatan
pada kalazion adalah dengan memberikan
kompres hangat, antibiotic setempat, dan sistemik.
Untuk mengurangi gejala, dapat dilakukan
ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan
ekstirpasi kalazion tersebut.
Bila terjadi kalazion berulang beberapa kali,
sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik
untuk menghindari kesalahan diagnosis dengan
kemungkinan adanya suatu keganasan (Ilyas,
2011)
Prognosis