PENDAHULUAN
untukanalisa kualitatif meliputi analisa gugus fungsi (adanya peak dari gugus
fungsi spesifik) beserta polanya dan analisa kuantitatif dengan melihat kekuatan
absorbsi senyawa pada panjang gelombang tertentu.
Dalam menganalisis suatu zat dapat digunakan beberapa metode. Namun, untuk
mengetahui metde yang cocok untuk analisis suatu zat perlu keahlian untuk
memahami prinsip kerja, keunggunlan serta kekurangan suatu metode tersebut.
Untuk itu, sebagai seorang farmasi, dalam menganalisis suatu obat maka sangat
penting baginya untuk memahami metode yaitu salah satunya adalah
menggunakan instrumen FTIR. Untuk itu praktikum kali ini diharapkan praktikan
mampu memahami cara menganalisis suatu sampel dengan menggunakan
instrumen FTIR.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana prinsip kerja penggunaan spektofotomtri FTIR ?
b. Bagaimana cara membaca hasil spktrum untuk sukrosa, glukosa dan sukrosa ?
1.3 Tujuan Percobaan
Mengetahui prinsip dasar spektofotomtri FTIR dan cara membaca spektrum FTIR.
1.4 Manfaat percobaan
Manfaat dari percobaan ini agar dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta dapat diaplikasikan dalam masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk menganalisa snyawa kimia. Spektra inframerah suatu senyawa dapat
memberikan gambaran dan struktur molekul senyawa tersebut. Spektra IR dapat
dihasilkan dengan mengukur absorbansi radiasi, refleksi atau emisi di daerah IR.
Daerah inframerah pada spektrum gelombang elektromagnetik mencakup bilang
gelombang 14.000 cm-1 hingga 10 cm-1. Daerah inframerah sedang (4000-400 cm1
Jumlah energi yang diperlukan untuk meregangkan suatu ikatan tergantung pada
tegangan ikatan dan massa atom yang terikat. Bilangan gelombang suatu serapan
dapat dihitung menggunakan persamaan yang diturunkan dari Hukum Hooke.
V (cm-1 )= 1/ (m) 10-4
Persamaan di atas menghubungkan bilangan gelombang dari vibrasi regangan ()
terhadap konstanta gaya ikatan (f) dan massa atom (dalam gram) yang
digabungkan oleh ikatan (m1 dan m2). Konstanta gaya merupakan ukuran
tegangan dari suatu ikatan. Persaman tersebut menunjukkan bahwa ikatan yang
lebih kuat dan atom yang lebih ringan menghasilkan frekuensi yang lebih tinggi.
Semakin kuat suatu ikatan, makin besar energi yang dibutuhkan untuk
Prinsip kerja spektofometri FTIR adalah sinar yang datang dari sumber sinar akan
diteruskan, dan kemudian akan dipecar oleh pemecah sinar menjadi dua bagian
sinar yang saling tegak lurus. Sinar ini kemudian dipantulkan oleh dua cermin
yaitu cermin diam dan crmin bergerak. Sinar hasil pantulan kedua cermin akan
dipantulkan kembali menuju pemecah sinar untuk saling berinteraksi. Dari
pemecah sinar, sebagian sinar akan diarahkan menuju sumber. Gerakan cermin
yang maju mundur akan menyebabkan sinar yang sampai pada detektor akan
berfluktuasi. Sinar akan saling menguatkan ketika kedua cermin memiliki jarak
yang sama terhadap detektor, dan akan saling melemahkan jika kedua cermin
memiliki jarak yang bereda. Fluktuasi sinar yang sampai pada detektor ini akan
menghasilkan sinyal pada detektor yang disebut interferogram. Interferogram ini
akan diubah menjadi spektra IR dengan bantuan komputer berdasarkan operasi
matematika ( Tahid, 1994 ).
2.2 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan contoh polimer alami. Karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan dan terdiri atas unsur C, H dan O dengan rumusan molekul C n(H2O)n.
Istilah karbohidrat diambil dari kata karbon dan hidrat (air). Selain itu,
yang
dikandungnya,
karbohidrat
dapat
digolongkan
menjadi
Sukrosa memiliki berat molekul 342,30 terdiri dari gugus glukosa dan fruktosa.
Sukrosa merupakan senyawa gula yang paling disukai. Sukrosa terdapat di alam
dalam jaringan tanaman terutama buah, biji, bunga dan akar. Madu lebah
mengandung sebagian besar sukrosa dan hasil hidrolisanya (Sudarmadji, 1982).
Fruktosa Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenissakarida yang
paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa
darigula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.
Fruktosa dapat dikonsumsi olehpara penderita diabetes karena transportasi
fruktosa
ke
sel-sel
tubuh
tidak
membutuhkaninsulin,
sehingga
tidak
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 16 November 2015 di Laboratorium
Kimia organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tadulako.
3.2 Bahan dan alat
Bahan :
Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain fruktosa, glukosa, dan
sukrosa.
Alat :
Alat yang digunakan
inframerah (IR).
lakukan pengukuran
background ( tanpa sampel ). Setelah itu letakan sampel pada bagian tempat
sampel di FTIR. Setelah itu lakukan pengukuran sampel hingga muncul spektrum
IR dan manipulasi spktrum yang dihasilkan dengan gunakan tools pada aplikasi
FTIR kemudian simpan file pengukuran dalam bentuk bmp.file dan bandingkan
spektrum IR dari setiap sampel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatn
3261
3383
Gugus fungsi
O-H dan C-H
2900
2935
2938
C-H-O
1656
1641
1652
C=C
1053
1014
1060
C-O
623
667
684
C-C
4.2 Pembahasan
Spektofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk menganalisa snyawa kimia. Spektra inframerah suatu senyawa dapat
memberikan gambaran dan struktur molekul senyawa tersebut. percobaant ini
bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar spektofotomtri FTIR dan cara membaca
spektrum FTIR.
Pada percobaan kali ini, kita melakukan pengenalan alat, preparasi sampel, dan
cara menganalisisnya pada spektrofotometer FTIR. Spektrofometer FTIR
( Fourier Transform Infrared ) yaitu merupakan suatu teknik analisa yang paling
banyak digunakan untuk investigasi bahan dalam bentuk fase gas, cair, dan padat.
Spektofotometer FTIR ini merupakan suatu teknik yang didasarkan pada interaksi
antara radiasi elektromagnetik dan getaran yang natural dari ikatan kimia antara
atom yang terbentuk. Pada spektroskopi ini tidak semua getaran dalam molekul
akan menghasilkan pita absorbsi dalam inframerah. Oleh karen itu, ada dua
kondisi atau syarat bahan untuk dapat diserap radiasi inframerah, yaitu pertama
harus ada coincidence (resonansi) antara frekuensi radiasi inframerah dan getaran
molekul, dan yang ke dua getaran yang natural harus menyebabakan terjadinya
perubahan dalam dipol selama getaran terjadi.
Frekuensi terjadinya getaran ini tergantung pada kekakuan ikatan dan massa atom
pada setiap ujung ikatan. Getaran yang terjadi ada dua jenis, yaitu getaran yang
dapat mengubah panjang ikatan (streching) dan yang lainnya getaran yang dapat
mengubah sudut ikatan (bending).
sampel ). Setelah itu meletakan sampel pada bagian tempat sampel di FTIR
dimana sampel yang digunakan yaitu fruktosa, glukosa dan fruktosa. Setelah itu
melakukan pengukuran sampel hingga muncul spektrum IR dan memanipulasi
spktrum yang dihasilkan dengan menggunakan tools pada aplikasi FTIR
Prinsip Spektrofotometri FTIR adalah sampel di-scan, yang berarti sinar inframerah akan dilewatkan ke sampel. Gelombang yang diteruskan oleh sampel akan
ditangkap oleh detektor yang terhubung ke komputer yang akan memberikan
gambaran spektrum sampel yang diuji. Struktur kimia dan bentuk ikatan molekul
serta gugus fungsional terteuntu sampel yang diuji menjadi dasar bentuk spektrum
yang akan diperoleh dari hasil analisa.
Cara Kerja Alat Spektrofotometer FTIR yaitu sistim optik Spektrofotometer FTIR
seperti pada gambar dibawah ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak
lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan
menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak (M)
dan jarak cermin yang diam (F). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2
yang selanjutnya disebut sebagai retardasi (). Hubungan antara intensitas radiasi
IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram.
Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya
interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat pada gambar 4.1 (untuk fruktosa)
trdapat serapan panjang gelombang 1063,16 mempunyai puncak yang tajam. Pada
serapan 1640-1820 mengandung gugus C=O. Pada serapan 600-1500 cm- 1
menunjukan gugus C-O dan C-C. Pada serapan 2900-2450 cm-1 menunjukan
gugus C-H dan C-O.
Berdasarkan spektrum FTIR glukosa dapat dilihat pada gambar 4.2 dimana pada
serapan panjang gelombang 1014,91 memiliki puncak yang tajam. Pada serapan
1640-1820 cm-1 mengandung gugus C=O (keton). Pada serapan 600-1500 cm-1
menunjukan gugus C-O dan C-C. Di sisi lain untuk serapan 2900-3450 cm-1
menunjukan gugus C-H dan O-H.
Berdasarkan spktrum FTIR sukrosa dapat dilihat [ada gambar 4.3 pada serapan
panjang gelombang 1060,35 cm-1 memiliki puncak yang paling tajam. Pada
serapan dari 800-1300 cm-1 menunjukan gugus C-O. Untuk daerah serapan 18501600 cm-1 menunjukan gugus C=O.
Tidak semua gugus fungsi dapat terbaca pada FTIR , hal ini kemungkinan
disebabkan karena perbandingan sampel yang tidak sesuai dan adanya udara yang
terserap dalam FTIR shingga dapat menggaggu proses pmbacaan pada spektrum
sampel.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Ada dua kondisi atau syarat bahan untuk dapat diserap radiasi inframerah,
yaitu pertama harus ada coincidence (resonansi) antara frekuensi radiasi
inframerah dan getaran molekul, dan yang ke dua getaran yang natural harus
menyebabakan terjadinya perubahan dalam dipol selama getaran terjadi.
2. Spectrum FTIR pada glukosa, dan fruktosa, diperoleh untuk serapan daerah
600-1500 cm-1 menunjukan gugus C-O dan C-C. Disisi lain untuk serapan
2900-3450 cm-1 menunjukan gugus C-O dan O-H.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu,iman. Praktis Belajar Kimia. Visindo Media persada.