PAGI
Skenario 1
PBL B-11
Kata Sulit
Asma : radang kronis saluran nafas
yang menybabkan peningkatan
hiperresponsif saluran nafas
Ingus : mucus atau secret yang
keluar dari hidung
Bersin : keluarnya udara semiotonom
dari hidung dan mulut
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jawaban
1. karena pada pagi hari suhu dingin atau rendah,
pasien di scenario kemungkinan alergi terhadap
suhu dingin.
2. reflek bersin timbul karena cilia terpapar allergen.
Pada scenario ini alergennya adalah debu
3. karena adanya histamine.
4. karena pasien kemungkinan alergi suhu dingin.
5. karena etiologi dari scenario ini adalah non-infeksi.
6. ada, alergi dapat menurun secara genetic.
7. ika tidak ditangani dapat menimbulkan polip.
8. rhinitis Alergi
Hipotesis
Udara dingin dan debu dapat
mengakibatkan terjadinya alergi pada
hidung yang disebut rhinitis alergi.
Gejala dapat berupa bersin bersin,
ingus encer dan bening, dan gatal di
hidung dan mata. Apabila tidak di
terapi dapat menimbulkan polip yang
pada akhirnya dapat menyebabkan
sinusitis.
HIDUNG
Faring
Laring
Epitel Olfaktori
Penghidu
Secara Fisiologis:
Inspirasi merupakan proses aktif ,akan terjadi kontraksi otot
otot ,inspirasi akan meningkatkan volume intratorakal,tekanan
intrapleura di bagian basis paru akan turun dari normal sekitar
-2,5 mm Hg (relatif terhadap tekanan atmosfer) pada awal
inspirasi menjadi 6 mm Hg.jaringan paru semangkin tegang,
tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif
dan udara mengalir kedalam paru.pada akhir inspirasi daya
rekoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan
ekspirasi ,sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya
rekoil jaringan paru dan dinding dada.tekanan didalam saluran
udara menjadi sedikit positif dan udara mengalir meninggalkan
paru, selama pernapasan tenang,ekspirasi merupakan proses
pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan
volume inratorakal, namun pada awal ekspirasi masih terdapat
kontraksi ringan otot inspirasi, kontraksi ini berfungsi sebagai
peredam daya rekoil paru dan memperlambat ekspirasi
3.1 Definisi
Rhinitis
3.2 Etiologi
Rhinitis
3.3 Klasifikasi
Rhinitis
3.4 Patofisiologi
Rhinitis
Bersin
Gatal: Hidung, mata, telinga, mata, langit-langit
rhinorrhea
postnasal drip
Kemacetan
anosmia
sakit kepala
sakit telinga
Tearing
Mata merah
pembengkakan
Kelelahan
Mengantuk
Malaise
Pemeriksaan Fisik
Pada muka di dapatkan garis DennieMorgan dan allergic shiner serta allergic
crease yaitu berupa garis melintang pada
dorsum nasi bagian sepertiga bawah. Dengan
rinoskopi ditemukan permukaan hidung
basah, berwarna pucat atau livid dengan
chonca edema dengan sekret yang encer
dan banyak. Polip hidung dapat
memperberat gejala hidung tersumbat. Dapat
pula ditemukan konjungtivitis bilateral atau
penyakit yang berhubungan lainnya seperti
sinusitis dan otitis media.
Pemeriksaan Penunjang
In vitro
In vivo
Skin Prick Test
IgE Serum total
IgE serum spesifik
Sitologi
Nasal Challenge Test
CT Scan/MRI/Foto Polos Paranasal
Diagnosis
Banding
3.7 Komplikasi
Rhinitis
3.8 Tatalaksana
Rhinitis
Non Farmakologi
Pengelolaan rhinitis alergi terdiri dari 3 kategori utama
dari pengobatan, (1) langkah-langkah pengendalian
lingkungan dan menghindari alergen, (2) manajemen
farmakologis, dan (3) imunoterapi.
Langkah-langkah Pengendalian Lingkungan dan
Menghindari Alergen
Menghindari pencetus (alergen). Amati benda-benda
apa yang menjadi pencetus(debu, serbuk sari, bulu
binatang, dll)
Jika perlu, pastikan dengan skin test
Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup, hindari
kegiatan berkebun. Jika harus berkebun, gunakan
masker wajah
Farmakologi
1. Anti Histamin menekan reaksi
histamin, menahan aktivitas sel mast
untuk bergranulasi
Reseptor Histamin: H1 & H2
Penggolongan AH1
AH generasi 1
Contoh : etanolamin,Etilenedamin,Piperazin ,Alkilamin ,Derivat fenotiazin
Keterangan : sedasi ringan-berat, antimietik dan komposisi obat flu,
antimotion sickness
Indikasi AH1 berguna untuk penyakit : Alergi, Mabuk perjalanan, Anastesi
lokal, Untuk asma berbagai profilaksis
Efek samping
Vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, insomnia, tremor, mulut kering,
disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, lemah pada tangan.
2. Dekongestan
Dekongestan nasal adalah alfa
agonis yang banyak digunakan pada
pasien rinitis alergika atau rinitis
vasomotor dan pada pasien ISPA
dengan rinitis akut. Obat ini
menyebabkan venokonstriksi dalam
mukosa hidung melalui reseptor alfa 1
sehingga mengurangi volume mukosa
dan dengan demikian mengurangi
penyumbatan hidung.
Kortikosteroid Inhalasi
Pemberian kortikosteroid secara inhalasi
memiliki keuntungan yaitu diberikan dalam
dosis kecil secara langsung ke saluran
pernafasan (efek lokal), sehingga tidak
menimbulkan efek samping sistemik yang
serius. Biasanya, jika penggunaan secara
inhalasi tidak mencukupi barulah
kortikosteroid diberikan secara oral, atau
diberikan bersama dengan obat lain
(kombinasi, misalnya dengan bronkodilator)
Nama generik
Fluticasone
3.9
Pencegahan
Rhinitis
3.10 Prognosis
Rhinitis
Menjelaskan Menjaga
Saluran Nafas Dalam
Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan
Islam
membenci menguap. Karenanya apabila salah
seorang dari kalian bersin lalu dia memuji Allah,
maka kewajiban atas setiap muslim yang
mendengarnya untuk mentasymitnya
(mengucapkan yarhamukallah). Adapun
menguap, maka dia tidaklah datang kecuali dari
setan. Karenanya hendaklah menahan menguap
semampunya. Jika dia sampai mengucapkan
haaah, maka setan akan menertawainya. (HR.
Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)
Daftar Pustaka