Anda di halaman 1dari 36

HAK atas KEKAYAAN

INTELEKTUAL
Awal.pptx
(HaKI)

Pengertian
Hak atas kekayaan yang timbul atau
lahir karena kemampuan intelektual
manusia

Mengapa kemampuan intelektual


manusia ?
Karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni,
sastera, ataupun teknologi memang dilahirkan
oleh manusia melalui kemampuan
intelektualnya, melalui daya
rasa, cipta maupun karsa, dengan pengorbanan
tenaga, waktu dan biaya

HaKI dan Sistem Hukum Indonesia


Hak Kebendaan
Benda adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak
yang dapat dikuasai oleh hak milik

Bidang-bidang HaKI
1. Hak Cipta (copyrights)
2. Hak atas Kekayaan Industri (industrial
property)

Hak atas Kekayaan Industri


(industrial property)
1.
2.
3.
4.
5.

Paten (Patent)
Merek (Trade Mark)
Rahasia Dagang (Trade Secret)
Desain Industri (Industrial Design)
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(Integrated Circuit)

Obyek Pengaturan HaKI


1. Hak Cipta Ilmu pengetahuan, seni dan sastera;
2. Paten Penemuan di bidang TEKNOLOGI;
3. Merek Karya-karya berupa tanda (tulisan huruf atau kata,
4.
5.
6.

atau gambar, atau warna, atau kombinasi di antaranya) untuk


membedakan dengan produk (barang atau jasa) yang sejenis;
Rahasia Dagang Informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang Teknologi dan/atau bisnis;
Desain Industri Karya-karya berupa produk yang dapat
berulang kali digunakan untuk memproduksi barang;
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Produk dalam bentuk
jadi atau setengah jadi serta dibentuk secara terpadu di
dalam sebuah semi konduktor untuk menghasilkan fungsi
elektronik

Sumber Hukum HaKI di Indonesia


1.

2.
3.
4.

5.

6.

Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak


Cipta
Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten
Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang
Undang-undang No. 31 Tahun 2000
Desain Industri.pptx
Undang-undang No. 32 Tahun 2000
Desain Tata Letak Sirkuit Teradu.pptx

Pengaturan HaKI di tingkat Internasional


Konvensi di bidang Hak Cipta
1. Konvensi Bern 1886 (International Convention for the

2.
3.
4.
5.

Protection of Literary and Artistic Work) Konvensi Induk


Konvensi Roma 1961 (International Convention Protection
for Performers, Producers of Phonograms and Broadcasting
Organizations)
Konvensi Roma 1961 (Convention for the Protection of
Phonograms Against Unauthorized Duplication of Their
Phonograms)
Konvensi Multilateral bagi Penghindaran Pajak Berganda
atas Royalti Hak Cipta tahun 1979
Traktat Jenewa mengenai International Recording of
Scientific Discoveries, tahun 1978

Konvensi di Bidang Hak atas


Kekayaan Industri
Konvensi Induk (Konvensi Paris 1883)

The Paris Convention for the


Protection of
Industrial Property

Konvensi di bidang Hak Paten


1. European Convention Relating to the Formalities Required
2.
3.
4.
5.
6.

to Patent Application (1953);


European Convention for International Classification of
Patent (1954);
Strasbourg Agreement Concerning the International Patent
Classification;
Perjanjian Kerjasama Paten di Washington 1970 (Patent
Cooperation Treaty);
European Patent Convention (EPC) tahun 1973;
The Community Patent Convention (CPC) tahun 1975;

Konvensi di bidang Merek


1.

2.
3.
4.
5.

Perjanjian Madrid 1891 (Madrid Agreement


Concerning the Repression of False Indications of
Origin);
Madrid Agreement Concerning the International
Registration of Trademarks;
The Hague Agreement Concerning the International
Deposit of Industrial Design 1925;
Lisbon Agreement for the Protection of Appelations
of Origin and their International Registration 1958;
Nice Agreement Concerning the International
Classification of Good and Services for the Purpose
of the Registration of Marks 1957.

Sejarah Hak Cipta


Peraturan perundang2-an yang pernah berlaku :
1. Auteurswet (Hak Pengarang) Stb. 1912
No. 600;
2. Undang-undang No. 6 Tahun 1982;
3. Undang-undang No. 7 Tahun 1987;
4. Undang-undang No. 12 Tahun 1997.

Pengertian-pengertian
1.

2.

3.

4.

Hak Cipta Periksa Pasal 1 angka 1


Undang-undang No. 19 Tahun 2002;
Pencipta Periksa Pasal 1 angka 2
Undang-undang No. 19 Tahun 2002;
Ciptaan Periksa Pasal 1 angka 3 Undangundang No. 19 Tahun 2002;
Pemegang Hak Cipta Periksa Pasal 1
angka 4 Undang-undang No. 19 Tahun 2002.

Ciri-ciri Hak Cipta


Hak Cipta bersifat ABSOLUT/MUTLAK,
dilindungi haknya selama Pencipta hidup
bahkan sampai beberapa tahun
setelah Pencipta meninggal dunia
(Periksa Pasal 29 UU No. 19 Tahun 2002)

Moral Rights dan Economics Rights


Termasuk pelanggaran Hak Moral, antara lain :
1. Meniadakan atau tidak menyebutkan nama pencipta
lagu ketika lagu dipublikasikan;
2. Mencantumkan namanya sebagai pencipta lagu
padahal dia bukan pencipta lagu tersebut;
3. Mengganti atau merubah judul lagu, dan/atau
4. Mengubah isi lagu (satu atau lebih dari unsur lagu
yang terdiri dari melodi, lirik, aransemen dan
notasi).

Termasuk Pelanggaran Hak Ekonomi


Pencipta lagu, antara lain :
1.

Perbuatan tanpa izin mengumumkan Ciptaan


lagu :
a. menyanyikan dan mempertunjukkan lagu
di depan umum;
b. memperdengarkan lagu kepada umum;
c. menyiarkan lagu kepada umum;
d. mengedarkan lagu kepada umum;

2. Perbuatan tanpa izin memperbanyak Ciptaan


lagu :
a. merekam lagu (dengan maksud diproduksi);
b. menggandakan atau memproduksi lagu
secara mekanik atau secara tertulis/cetak;
c. mengadaptasi atau mengalihwujudkan lagu;
d. mengaransemen lagu, dan
e. menerjemahkan lagu;

Sejarah Paten
Peraturan perundang-undangan
yang pernah berlaku :
1.
2.

3.

4.
5.

Octrooiwet 1910 Stb. 1910 No. 33, mulai berlaku 1 juli


1912;
Pengumuman Menteri Kehakiman RI tanggal 12 Agustus
1953 No. J.S. 5/41/4 B.N. 55, upaya yang bersifat
sementara;
Pengumuman Menteri Kehakiman RI tanggal 29 Desember
1953 No. J.G. 1/2/17.B.N.53-91, untuk menampung
permintaan Paten dari luar negeri;
Undang-undang No. 6 Tahun 1989;
Undang-undang No. 13 Tahun 1997.

Prinsip-prinsip dalam Undangundang Paten


1. Paten diberikan Negara atas dasar Permintaan;
2. Paten diberikan untuk satu penemuan;
3. Penemuan harus Baru, Mengandung Langkah
4.
5.
6.
7.

Inventif, Dapat Diterapkan dalam Industri;


Lingkup penemuan yang dapat diberi Paten;
Jangka waktu Paten;
Keseimbangan Hak dan Kewajiban.
Keseimbangan antara Hak dan Kepentingan
Negara;

Prosedur Pendaftaran Paten


1.
2.

3.

4.
5.

Surat permintaan untuk mendapatkan paten;


Deskripsi tentang penemuan,yaitu penjelasan
tertulis mengenai cara melaksanakan suatu
penemuan sehingga dapat dimengerti oleh
seseorang yang ahli di bidang penemuan
tersebut;
Satu atau lebih klaim yang terkandung dalam
penemuan. Klaim adalah uraian tertulis
mengenai inti penemuan atau bagian tertentu
dari suatu penemuan yang dimintakan
perlindungan hukum dalam bentuk paten;
Satu atau lebih gambar yang disebut deskripsi
yang diperlukan untuk memperjelas;
Abstraksi tentang penemuan, yaitu uraian
singkat mengenai suatu penemuan yang
merupakan ringkasan

Konsultan Paten
Dalam hal permintaan Paten dari luar
negeri, penggunaan Konsultan Paten
sifatnya wajib, sedangkan
permintaan Paten dari dalam negeri
penggunaan Konsultan Paten bersifat
fakultatif. Undang-undang Paten
hanya menentukan bahwa
permintaan Paten dapat diajukan
melalui Konsultan Paten

Pengalihan Paten
Dasar Hukum Pasal 66
Undang-undang Paten
Pengalihan tersebut baik untuk
seluruhnya atau sebagian dapat
berlangsung karena pewarisan,
hibah, wasiat, perjanjian, ataupun
karena sebab-sebab lain yang
dibenarkan oleh Undang-undang

Sejarah Merek
Peraturan perundang-undangan
yang pernah berlaku :

1. Undang-undang Nomor 21 Tahun


1961
2. Undang-undang Nomor 19 Tahun
1992
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun
1997

Syarat-syarat Merek
Dasar Hukum Pasal 5
Undang-undang Merek
Merek tidak dapat didaftar apabila :
1.
Bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, moralitas agama,
kesusilaan atau ketertiban umum;
2.
Tidak memiliki daya pembeda;
3.
Telah menjadi milik umum;
4.
Merupakan keterangan atau berkaitan dengan
barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.

Penolakan Pendaftaran
Merek
1. Mempunyai persamaan pada pokoknya

2.
3.

atau keseluruhannya dengan Merek milik


pihak lain yang sudah terdaftar lebih
dahulu untuk barang dan/atau jasa yang
sejenis;
Mempunyai persamaan pada pokoknya
atau keseluruhannya dengan Merek yang
sudah terkenal milik pihak lain untuk
barang dan/atau jasa sejenis;
Mempunyai persamaan pada pokoknya
atau keseluruhannya dengan indikasigeografis yang sudah terkenal.

Jenis Merek
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1.
2.

Merek Dagang;
Merek Jasa.

Jangka waktu perlindungan


Merek
Menurut ketentuan Pasal 28
Undang-undang Merek 10
(sepuluh) tahun & dapat
diperpanjang

Penyelesaian Sengketa
Pemilik Merek terdaftar dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan
Niaga, berupa :
1.
2.

Ganti rugi dan/atau


Penghentian semua perbuatan yang
berkaitan dengan penggunaan
Merek tersebut

RAHASIA DAGANG
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undangundang Nomor 30 Tahun 2000
Rahasia dagang adalah informasi yang
tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomis karena berguna dalam kegiatan
usaha
dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik rahasa dagang

Ruang Lingkup Rahasia Dagang


1.
2.
3.
4.

Metode produksi;
Metode pengolahan;
Metode penjualan;
Informasi lain di bidang teknologi
dan/atau bisnis yang memiliki nilai
ekonomis dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum.

Hak & Kewajiban


Pemilik Rahasia Dagang
Menurut ketentuan Pasal 4 Undang-undang Nomor
30 Tahun 2000, Kewenangan atau Hak yang
dimiliki oleh pemilik Rahasia Dagang terhadap
rahasia dagangnya untuk :

1. Menggunakan sendiri rahasia dagang yang


2.

dimilikinya;
Memberikan lisensi kepada atau melarang pihak
lain untuk menggunakan rahasia dagang untuk
mengungkapkan rahasia dagang itu kepada
pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat
komersial.

Pengalihan Hak & Lisensi


Rahasia Dagang
Rahasia Dagang dapat beralih karena :
a.
b.
c.
d.
e.

pewarisan;
hibah;
Wasiat;
Perjanjian tertulis;
Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh
undang-undang.

INDONESIA MENJADI
ANGGOTA WTO
HARUS

MELAKSANAKAN
KEWAJIBAN MENGAPLIKASIKAN
KETENTUAN WTO DALAM
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN NASIONALNYA

INDONESIA MENJADI ANGGOTA


WTO
BERKAITAN DENGAN TRIPs
(AGREEMENT ON TRADE RELATED
ASPECTS of INTELLECTUAL
PROPERTY RIGHTS) SALAH
SATUNYA PENEGAKAN HUKUM DI
BIDANG HKI

INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS :

A. Hak cipta & Hak Terkait dgn


Hak Cipta (COPYRIGHTS and
RELATED RIGHTs to COPYRIGHTS)
Terhadap ciptaan baik ilmu
pengetahuan, seni, sastra
(termasuk program computer
(pasal 12)

Anda mungkin juga menyukai