BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN
Pelvio Tromboflebitis
Pelvio tromboflebitis yang paling sering meradang mengenai vena-vena
didinding uterus dan ligamentum latu yaitu vena ovarika, karena mengalirkan
darah dan luka bekas plasenta didaerah fundus uteri. Penjalaran tromboflebitis
pada vena ovarika kiri ialah kevena renalis dan dari vena ovarika kanan kevena
kava inferior. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum.
Trombosis yang terjadi setelah peradangan bermaksud untuk menghalangi
penjalaran mikroorganisme. Dengan proses ini, infeksi dapat sembuh tetapi jika
daya tahan tubuh kurang, trombus dapat menjadi nanah. Bagian-bagian kecil
trombus terlepas dan terjadilah emboli atau sepsis dan karena embolus ini
mengandung nanah disebut juga pyaemia. Embolus ini biasanya tersangkut pada
paru, ginjal dan katup jantung. Pada paru dapat menimbulkan infark.
2.3.2 Tromboflebitis femoralis
terulangnya
kembali
kejadian
tromboflebitis,karena
Pelvio Tromboflebitis
1. Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian
samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas.
2. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai
berikut:
a. Mengigil berulang kali, menggigil inisial terjadi sangat berat (3040 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadangkadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.
b. Suhu badan naik turun secara tajam (360C menjadi 400C) yang
diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti
pada endometritis.
c. Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan
d. Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama
ke paru-paru
3. Gambaran darah
a. Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke
sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)
b. Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat
sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat
2.5.2
2.6 Patofisiologi
Pada tromboflebitis terjadi pembentukan trombus yang merupakan akibat
dari stasis vena sehingga mmenyebabkan gangguan koagulabilitas darah atau
kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena sering dialami oleh orangorang imobil maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang
tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Statis vena juga mudah terjadi pada
orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian
ketat, obesitas, tumor maupun wanita hamil. Stasis aliran darah vena terjadi ketika
aliran darah melambat misalnya pada istirahat lama (imobilisasi) seperti yang
telah disebutkan sebelumnya
10
lebih
11
2.8.1
Pelvio tromboflebitis
1. Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan
menggunakan teknik aseptik yang baik
2. Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit
dan mencegah terjadinya emboli pulmonum
3. Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda
atau dugaan adanya emboli pulmonum
4. Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika
emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru;
meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani
2.8.2
pembedahan (syaifudin,2002).
Tromboflebitis femoralis
1. Terapi medik dengan pemberian analgesik dan antibiotik.
2. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi
pada
12
11. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian
bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk
melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
12. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya:
pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang
keluar dari jahitan episiotomi.
13. Yakinkan klien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan
pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air
susu.
14. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin.
15. Jelaskan pada klien mengenai pemberian heparin yang harus
dilakukan melalui terapi subkutan. Jelaskan kepada klien bahwa untuk
kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan
yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan tromboflebitis
yang tepat telah dilakukan (Adele Pillitteri, 2007)
Jika pembuluh darah yang terkena cukup dangkal, perawatan seharusnya
tidak berlangsung lebih dari 2 minggu, tanpa rawat inap. Pasien disarankan
melakukan beberapa langkah perawatan diri, seperti mengangkat kaki,
mengompres
hangat
atau
menggunakan
obat
nonsteroidal
anti-
13
untuk mencegah bekuan yang dari vena-vena kaki yang menuju ke paruparu. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang tidak dapat mengambil
antikoagulan.
Penghilangan Varises
Seorang dokter bedah dapat menghilangkan varises yang menyebabkan
nyeri atau trombophlebitis kambuhan dalam prosedur yang disebut
Varicose vein stripping. Prosedur ini, biasanya dilakukan secara rawat
jalan, melibatkan penghilangan vena panjang melalui sayatan kecil.
Biasanya, pasien akan dapat melanjutkan aktivitas normal dalam > 2
minggu. Menghilangkan vena tidak akan mempengaruhi sirkulasi darah
pada kaki karena pembuluh darah yang lebih dalam pada kaki mampu
meningkatkan volume darah. Prosedur ini juga biasa dilakukan untuk
alasan kosmetik.
Penghilangan Bekuan atau Bypass
Seorang dokter bedah dapat menghilangkan varises yang menyebabkan
nyeri atau trombophlebitis kambuhan dalam prosedur yang disebut
Varicose vein stripping. Prosedur ini, biasanya dilakukan secara rawat
jalan, melibatkan penghilangan vena panjang melalui sayatan kecil.
Biasanya, pasien akan dapat melanjutkan aktivitas normal dalam > 2
minggu. Menghilangkan vena tidak akan mempengaruhi sirkulasi darah
pada kaki karena pembuluh darah yang lebih dalam pada kaki mampu
meningkatkan volume darah. Prosedur ini juga biasa dilakukan untuk
alasan kosmetik.
14
lebih kecil di banding tungkai sebelahnya atau tidak sama sekali. Metode
ini relative murah, mudah dilakukan, praktis, cepat dan non infasif.
Pemeriksaan ultrasonograf doppler dilakukan untuk menunjukkan
2.9.2
terjadinya
peningkatan
2.9.4
fibrinogen.
Biakan darah
Pemeriksaan baik aerob maupun anaerob dapat membantu. Organisme
yang penting untuk di antisipasi meliputi Streptokokus aerob dan anaerob.
Staphilokokus aureus ,Eschercia coli dan Bakteriodes. Pemeriksaan ini
2.9.5
2.9.6
kompeten
Venografi
Bahan kontras disuntikkan
15
BAB 3. PATHWAY
Varises Vena
Perluasan
infeksi
Itrauterus
Stasis darah
dalam vena
Merangsang
trombosis
primer
Trombus
meradang
Mikroorganisme
meningkat
didalam darah
Banyak pus
dan trombus
dalam darah
Trauma pada
tungkai
Mengenai vena
ditungkai
Peradangan
pada vena
TROMBOFLEBITIS
Gangguan
kardiovaskuler
Peningkatan
osmolaritas
darah
Peningkatan
resiko
trombosis
Peradangan
pada vena
16
TROMBOFLEBITIS
Perubahan persepsi
terhadap penyakit
Ansietas
Respon
peradangan
nyeri
Peningkatan
suhu tubuh
Hipertermi
edema
Kurang informasi
mengenai penyakit
Kurang
pengetahua
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
17