Anda di halaman 1dari 20

Ekosistem

Ekosistem padang rumput adalah contoh ekosistem terestrial


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.[1] Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi.[1]
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme.[1] Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.[1]
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem.[2] Organisme akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk
keperluan hidup.[2] Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". [2] Hal ini
mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali
dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.[2]
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh
tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut
dengan hukum toleransi.[3] Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu,
namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. [1] Dengan
demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya.[1] Berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

Komponen pembentuk
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan
medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
[4]
Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. [2]
Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang
memengaruhi distribusi organisme, yaitu[2]:
1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan
energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan
dengan kandungan garam tinggi.
4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses
fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air,
fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di
gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan
dan tumbuhan tertekan.
5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH,
dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada
kandungan sumber makanannya di tanah.
6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area.
Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi
iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup
(organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem
selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk
hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik
yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya .[4] Komponen heterotrof
disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran
lebih kecil.[4] Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.[4]

Pengurai / dekomposer
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati.[4] Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih besar.[1] Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen.[4] Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan
jamur.[4] Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang
memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu.[4] Tipe dekomposisi ada
tiga, yaitu[2]:
1. aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
2. anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron
/oksidan
3. fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai
penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan
berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur [4]. Misalnya,
pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai
komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang
terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk
komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut
dalam air.[4]
Ketergantungan

Rantai makanan
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara
komponen biotik dan abiotik[2].
Antar komponen biotik
Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui[2]:

1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan
dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut
tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu
menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu
diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat
trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen
primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga,
terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat
trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.[2]
2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan
satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring.
Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya
memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Antar komponen biotik dan abiotik
Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi,
seperti[2]:
1. siklus karbon
2. siklus air
3. siklus nitrogen
4. siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu
tempat.[2] Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi
nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.[2]
Tipe-tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem
buatan.[5]
Akuatik (air)

Ekosistem sungai

Ekosistem air tawar.

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.[5] Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.[5] Hampir semua filum hewan
terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah
beradaptasi.[5]

Ekosistem air laut.

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CImencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan
besar.[5] Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 C. Perbedaan suhu bagian atas dan
bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.[5]

Ekosistem estuari.

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. [5] Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem
estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi [1]. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton.[5] Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan
ikan.[5]

Ekosistem pantai.

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.[5]
Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.[5]

Ekosistem sungai.

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. [5] Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air [5]. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang.[5] Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing,
gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.[5]

Ekosistem terumbu karang.

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai.[1] Efisiensi ekosistem ini
sangat tinggi.[1] Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis
dan sisa organik lain.[4] Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di
antara karang dan ganggang.[4] Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi
mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.[4] Kehadiran terumbu karang di
dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.[1]

Ekosistem laut dalam.

Kedalamannya lebih dari 6.000 m.[4] Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang
dapat mengeluarkan cahaya.[4] Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.[4]

Ekosistem lamun.

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang


hidup di lingkungan laut[6]. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang
dangkal.[6] Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang
tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak.[6] Berbeda dengan
tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan
menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut
gas dan zat-zat hara.[6] Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan.[6]
Terestrial (darat)

Ekosistem hutan hujan tropis memiliki produktivitas tinggi.

Ekosistem taiga merupakan hutan pinus dengan ciri iklim musim dingin yang panjang.

Ekosistem tundra didominasi oleh vegetasi perdu.


Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.
[2]
Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. [2] Iklim sangat penting
untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat

tertentu.[2] Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau
aktivitas manusia.[2]

Hutan hujan tropis.

Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. [5] Ciri-cirinya adalah curah
hujan 200-225 cm per tahun.[5] Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda
antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.[5] Tinggi pohon utama
antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk
tudung (kanopi).[5] Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang
langsung terdapat di sekitar organisme.[5] Daerah tudung cukup mendapat sinar
matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 C.[5]
Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan
anggrek sebagai epifit.[5] Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.[5]

Sabana.

Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 60 inci per
tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. [6] Sabana yang
terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. [6]
Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan
hyena.[1]

Padang rumput.

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.[4]
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan
turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.[4]
Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya
tergantung pada kelembapan.[4] Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar,
serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.[4]

Gurun.

Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.[6] Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).[6] Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar.[6] Tumbuhan semusim yang terdapat di
gurun berukuran kecil[6]. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air.[6] Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.[6]

Hutan gugur.

Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciricirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.[4] Jenis pohon sedikit (10 s/d 20)
dan tidak terlalu rapat.[4] Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang,
rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).[4]

Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciricirinya adalah suhu di musim dingin rendah.[5] Biasanya taiga merupakan hutan yang
tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.[5] Semak dan tumbuhan
basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.[5]

Tundra

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.[5] Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya
60 hari.[5] Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji
semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.[5] Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.[5]

Karst (batu gamping /gua).

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.[6] Kawasan
karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya
kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan
dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi
oleh pori-pori mikro.[6] Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan
keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.[6]
Buatan

Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan


Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya.[5] Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau
hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman
rendah.[1] Contoh ekosistem buatan adalah[5]:

bendungan

hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus

agroekosistem berupa sawah tadah hujan

sawah irigasi

perkebunan sawit

ekosistem pemukiman seperti kota dan desa

ekosistem ruang angkasa.[1]

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak.[2]
Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang
eksesif seperti polusi dan panas.[2]
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi
sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar.[1] Semua ekosistem dan
kehidupan selalu bergantung pada bumi.

TUGAS PORTOFOLIO

IPA BIOLOGI
EKOSISTEM

KELOMPOK :

ADI RAHMAN
RUKAN ILHAM S.
DITA JULIONG
EGO PERMANA
RIZKY MAULANA
RIDWAN NURIL A.
Kelas

: VII F

SMP NEGERI 2 DAYEUHLUHUR


TAHUN PELAJARAN 2015/2016

EKOSISTEM
Pengertian Ekosistem

Pengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk


dikarenakan hubungan timbal balik yang tidak dapat terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat juga
dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh serta
menyeluruh
antara
unsur
lingkungan
hidup
yang
saling
memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang
melibatkan hubungan interaksi timbal balik antara organisme serta
lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju struktur biotik tertentu
sehingga terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme.
Matahari adalah sumber dari semua energi yang ada dalam
ekosistem.

Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang


secara bersama-sama dengan lingkungan fisik. Organisme tersebut
akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan sebaliknya organisme
juga dapat memengaruhi lingkungan fisik yang digunakan untuk
keperluan hidup. Kehadiran suatu spesies dalam suatu ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya dan kondisi faktor
kimiawi serta fisis yang harus berada pada kisaran yang masih dapat
ditoleransi oleh spesies itu sendiri, itulah yang disebut hukum
toleransi. Berikut komponen pembentuk ekosistem dan tipe-tipe
ekosistem.

Komponen Pembentuk Ekosistem


Komponen pembentuk ekosistem antara lain :

Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik
dan kimia yang medium atau substrat sebagai tempat
berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup.
Sebagian besar dari komponen abiotik memiliki beragam
variasi dalam ruang dan waktu. Komponen abiotik berupa
bahan organik, senyawa anorganik, serta faktor yang
memengaruhi distribusi organisme, antara lain:

1. Suhu
Proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan
unggas akan membutuhkan energi untuk dapat
meregulasi temperatur dalam tubuh.

2. Air
Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi
organisme. Organisme yang terdapat pada gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada di gurun
tersebut.
3. Garam
Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air
dalam organisme dengan melalui osmosis. Beberapa
organisme terestrial mampu untuk dapat beradaptasi di
dalam lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.
4. Cahaya matahari
Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat
memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap
cahaya sehingga yang terjadi pada lingkungan air,
fotosintesis terjadi pada sekitar permukaan yang dapat
dijangkau oleh cahaya matahari. Di gurun, intensitas
cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat
peningkatan suhu, hal ini dapat mengakibatkan hewan
dan tumbuhan tertekan.
5. Tanah dan batu
Karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur
fisik,, komposisi mineral, dan pH membatasi penyebaran
organisme yang berdasarkan kandungan sumber
makanan di tanah.
6. Iklim
Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area
serta dalam jangka waktu lama. Iklim makro meliputi
iklim global, lokal, dan regional. Iklim mikro meliputi iklim
dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa
komunitas tertentu.

Biotik
Biotik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu
organisme. Komponen biotik merupakan suatu komponen yang
menyusun ekosistem selain komponen abiotik. Berdasarkan

peran dan fungsinya, makhluk hidup sendiri dibedakan menjadi


2, yaitu heterotrof atau konsumen dan dekomposer atau
pengurai :
1. Heterotrof / konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang
memanfaatkan dari bahan-bahan organik yang telah
disediakan oleh organisme lain sebagai sumber
makanannya. Komponen heterotrof disebut konsumen
makro atau fagotrof karena makanan yang dimakan
berukuran kecil. Yang tergolong golongan heterotrof
adalah manusia, hewan, mikroba, dan jamur.
2. Pengurai / dekomposer
Pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang
menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari
organisme yang telah mati. Pengurai disebut konsumen
makro atau sapotrof. Hal ini karena makanan yang telah
dikonsumsi memiliki ukuran yang lebih besar. Organisme
pengurai menyerap sebagian hasil dari penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong
golongan pengurai atau dekomposer adalah bakteri dan
jamur. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
1. Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron atau
oksidan

2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat dan bahan


organik sebagai penerima elektron atau oksidan
3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang
sudah teroksidasi juga sebagai penerima elektron.
Komponen tersebut berada di suatu tempat serta
berinteraksi membentuk kesatuan ekosistem yang
teratur.

Tipe-Tipe Ekosistem

Akuatik (air)
o Ekosistem air tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain memiliki variasi


suhu yang tidak menyolok, penetrasi cahaya yang
kurang, serta terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak pada ekosistem air tawar
adalah jenis ganggang, sedangkan tumbuhan yang
lainnya adalah tumbuhan biji.
o Ekosistem air laut

Habitat laut ditandai oleh salinitas atau kadar garam


yang tinggi dengan ion CI- dapat mencapai 55% terutama
pada daerah laut tropik, hal ini karena disana memiliki
suhu yang tinggi dan penguapan yang sangat besar. Pada
daerah tropik, suhu laut dapat berkisar 25 C. Terjadinya
perbedaan suhu bagian atas dengan bagian bawah tinggi
dan terdapat batas antara lapisan tersebut yang disebut
dengan termoklin.
o Ekosistem estuari

Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai


dengan air laut. Estuari sering dipagari dengan
lempengan lumpur intertidal yang cukup luas. Ekosistem
estuari memiliki produktivitas yang sangat tinggi serta
memiliki banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan yang dapat
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
fitoplankton, dan ganggang. Komunitas hewannya seperti
cacing, ikan, kerang, dan kepiting.
o Ekosistem pantai

Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak


tumbuh pada gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea

pes caprae memiliki kemampuan untuk dapat tahan


terhadap hempasan gelombang dan angin.
o Ekosistem sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu


arah. Air sungai dingin serta jernih dan memiliki sedikit
kandungan sedimen. Aliran air dan gelombang secara
konstan dapat memberikan oksigen pada air. Ekosistem
sungai dihuni oleh beberapa hewan seperti gurame, kurakura, dan sebagainya.
o Ekosistem terumbu karang

Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada


dekat pantai. Efisiensi ekosistem terumbu karang sangat
tinggi. Hewan-hewan yang hidup pada karang memakan
organisme mikroskopis serta sisa organik lain. Kehadiran
terumbu karang yang berada di dekat pantai membuat
pantai dapat memiliki pasir putih.
o Ekosistem laut dalam

Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman yang dapat


mencapai lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut
serta ikan laut yang mampu untuk dapat mengeluarkan
cahaya.
o Ekosistem lamun

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok


tumbuhan yang dapat berbunga di lingkungan laut.
Tumbuhan tersebut dapat hidup pada perairan pantai
dangkal. Lamun atau seagrass mempunyai tunas berdaun
yang tegak serta tangkai-tangkai yang merayap untuk
berbiak. Sebagai sumber daya hayati, tumbuhan lamun
banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.

Terestrial (darat)
Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial
ditentukan dengan temperatur dan curah hujan. Ekosistem
terestrial atau ekosistem darat dapat dikontrol oleh iklim dan
gangguan. Iklim sangat berperan penting untuk menentukan
mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada tempat
tertentu. Pola ekosistem tersebut dapat berubah akibat
berbagai
gangguan
misal
seperti
petir,
kebakaran,
penebanganan pohon, dan sebagainya.

o Hutan hujan tropis


Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan
subtropik. Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri curah hujan
200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif cukup
banyak dan jenisnya berbeda tergantung letak
geografisnya. Dalam hutan hujan tropis terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana atau rotan dan anggrek
sebagai epifit. Hewannya antara lain, burung, kera,
badak, harimau, dan burung hantu.
o Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang
memiliki curah hujan 40 60 inci per tahun, tetapi
temperatur serta kelembaban masih tergantung terhadap
musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain
serangga serta mamalia seperti zebra, hyena, dan singa.
o Padang rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari
daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah
memiliki curah hujan sekitar 25-30 cm per tahun, hujan
turun secara tidak teratur, porositas atau peresapan air
yang tinggi, dan drainase aliran air yang cepat.
Tumbuhan yang terdapat pada padang rumput terdiri
atas tumbuhan terna dan rumput. Hewannya antara lain:
bison, serigala, anjing liar, zebra, gajah, jerapah,
serangga, dan sebagainya.
o Gurun
Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan
dengan padang rumput. Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri
gersang dan curah hujan rendah sekitar 25 cm/tahun.
Perbedaan suhu yang terjadi antara siang dan malam
sangat besar. Dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti kaktus atau tak berdaun dan memiliki akar yang
cukup panjang serta mempunyai jaringan yang dapat
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun seperti ular,
kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lainnya.
o Hutan gugur
Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang
memiliki 4 musim dan memiliki ciri-ciri curah hujan

merata sepanjang tahun. Jenis pohon dalam ekosistem


hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewan yang
terdapat di ekosistem hutan gugur antara lain rusa,
rubah, beruang, dan rakun.
o Taiga
Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan
pegunungan daerah tropik. Taiga memiliki ciri-ciri suhu di
musim dingin yang rendah. Hutan taiga seperti konifer,
pinus, dan sejenisnya. Hewan yang hidup di taiga antara
lain moose, beruang hitam, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada saat musim gugur.
o Tundra
Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam
lingkaran kutub utara serta terdapat di puncak gunung
tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah tundra hanya
sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan pada ekosistem tundra
yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan perdu,
dan rumput alang-alang.
o Karst (batu gamping /gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping yang
terdapat pada wilayah Yugoslavia. Karst memiliki ciri-ciri
tanahnya kurang subur untuk pertanian, mudah longsor,
sensitif terhadapt erosi.

Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem
buatan adalah:
o Bendungan
o Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus
o Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
o Sawah irigasi
o Perkebunan sawit

Read more: http://woocara.blogspot.com/2015/02/pengertianekosistem-komponen-dan-tipe.html#ixzz3zy7BKBJB

Anda mungkin juga menyukai