PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan
nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan
manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu
antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian.
Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus
malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir
pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya
tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan
bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan
nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Malaria masih merupakan masalah penyakit endemik di wilayah
Indonesia Timur khususnya NusaTenggara Barat. Salah satu masalah yang
dihadapi adalah kesulitan mendiagnosis secara cepat dan tepat. Berdasarkan
hasil evaluasi Program Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium Kesehatan
pada pemeriksaan mikroskopis malaria, yang dilakukan oleh Balai
Laboratorium Kesehatan Mataram, dari 19 laboratorium di NTB yang
mengevaluasi menggunakan preparat positif malaria, hanya 79% peteknik
laboratorium yang dapat membaca preparat dengan benar. Kepentingan untuk
mendapatkan diagnosis yang cepat pada penderita yang diduga menderita
malaria merupakan tantangan untuk mendapatkan uji/metode laboratorik yang
tepat, cepat, sensitif, mudah dilakukan, serta ekonomis.
Peranan keendemikan (endemisitas) malaria, migrasi penduduk yang
cepat, serta berpindah-pindah (traveling) dari daerah endemis, secara tidak
langsung mempengaruhi masalah diagnostik laboratorik maupun terapi
malaria. Perubahan gambaran morfologi parasit malaria, serta variasi galur
(strain), yang kemungkinan disebabkan oleh pemakaian obat antimalaria
untuk Plasmodium
falciparum dan
pLDH (parasite
Lactate
sel
eritrosit.
HRP-2 banyak
dihasilkan
oleh Plasmodium
diperbandingkan
dengan
pemeriksaan
laboratorik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Teori
1. Pengertian
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem
hematologi
melalui
vektor
nyamuk
yang
terinfeksi protozoa
dari
genus
plasmodium
(Harijanto,
2005,
hal
1).
Plasmodium
perantaraan
yang
tusukan
termasuk
(gigitan)
golongan
nyamuk
protozoa
Anopheles
melalui
spp.
(www.depkes.go.id)
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang
disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel
(Iskandar Zulkarnain, 2008).
2. Etiologi
Malaria paling sering di sebabkan oleh gigitan nyamuk spesies
Anopheles betina yang terinfeksi dengan spesies dari protozoa genus
plasmodium. Terdapat lima spesies paling umum yang memberikan
pengaruh ceddera terhadap manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai
berikut:
a. Plasmodium Falcifarum
b. Plasmodium Vivax
c. Plasmodium Ovale
d. Plasmodium Malariae
e. Plasmodium Knowlesi
semua
bentuk
eritrosit.
Plasmodium
Falcifarum
vivak,
lebih
kecil
dan
sitoplasmanya
lebih
Ovale)
bentuknya
mirip
48
jam
dengan
gejala
klasik
trias
malaria
dan
intrasel
akan
dilanjutkan
dengan
respons
malaria
dan
trombositopenia.
Kondisi malaria
infeksi
akan
juga
memberikan
dapat
menyebabkan
berbagai
masalah
g. Anemia.
h. Pendarahan (koagulopati).
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Mikroskopis Malaria
Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya
didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji
imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam
penderita. Uji imunoserologis yang dirancang dengan bermacammacam
target
dianjurkan
sebagai
pelengkap
pemeriksaan
parasit
demam
plasmodium
malaria
dalam
ditegakan
darah
dengan
penderita.
yang
dapat
mengikat
acridine
orange
akan
terus
dikembangkan
terutama
menggunakan
teknik
c. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per
tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg
selama 7 hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama
7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Keluhan utama pada pasien malaria bervariasi sesuai dengan
siklus yang terjadi di dalam tubuh pasien. Pada pengkajian, perawat
mungkin mendapatkan keluhan utama demam. Serangan klasik
demam
tiba-tiba
dimulai
dengan
periode
menggigil
yang
B1
perubahan
takipnu
dengan
penurunan
dan aktivitas.
: Pada fase demam akan didapatkan takikardia, tekanan darah
menurun, kulit hangat, dan diuresis (diaforesis) karena
vasodilatasi. Pucat dan lembap berhubungan dengan adanya
anemia, hipovolemia, dan penurunan aliran darah. Pada
pasien malaria dengan komplikasi berat sering didapatkan
B3
B4
B5
pada
fase
poliuri
penurunan
bising
usus.
Pada
perkusi
dan
didapatkan
keletihan
muskuloskeletal
dan
kelemahan
dengan peningkatan
metabolisme,
elektrolit
(hiponatremi,
hipokalemi)
dengan peningkatan
metabolisme,
Kriteria hasil
Intervensi
2.
3.
: 1.
2.
3.
4.
5.
normal
Tidak ada sakit kepala
Melaporkan kenyamanan suhu tubuh
Monitor tanda tanda vital
Monitor intake dan output
Berikan kompres pada pasien di bagian axila
Anjurkan pasien untuk bedrest
Kolaborasi dengan dokter dalam pemerian
antipiretik
Tujuan
Kriteria hasil
adekuat
guna
meningklatkan
perfusi jaringan.
: 1. Klien tidak mengeluh pusing
2. TTV dalam batas normal, tidak terjadi sesak,
mual
dan
muntahtanda
diaforesis
dan
EKG Normal.
: 1. Kaji status mental klien secara teratur.
2. Pertahankan tirah baring bantu dengan
aktivitas perawatan.
3. Panatau terhadap kecendrungan tekanan darah,
mencatat
perkembangan
hipotensi,
dan
tinggi
gangguan
elektrolit
(hiponatremi,
hipokalemi)
hiponatremi
dan
hipokalemi
dapat
Kriteria hasil
teratasi.
: 1. Klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh nyeri
Intervensi
dan
faktor-faktor
yang
dapat
Kriteria hasil
Intervensi
dalam
situasi
individu,menunjukkan
peningkatan BB.
: 1. Kaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi
2. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang
disukai. Observasi dan catat masukan makanan
pasien.
3. Diskusikan yang disukai klien dan masukan
dalam diet murni.
4. Observasi dan catat kejadian mual atau muntah
tubuh.
: 1. Tidak
Intervensi
peradanganm sistemik
2. Leukosit dalam batas normal
3. TTV dalam batas normal.
: 1. Pantau terhadap kecendrungan peningkatan
terdapat
tanda-tanda
infeksi
dan
suhu tubuh.
2. Amati adanya menggigil dan diaforesis
3. Observasi
tanda-tanda
penyimpangan
kondisi/kegagalan untuk memperbaiki selama
masa terapi.
4. Berikan obat anti malaria sesuai petunjuk.
5. Pantau pemeriksaan laboratoris.
f. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons inflamasi
sistemik, mialgia, artralgia, diaforesis.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
nyeri
3. Klien tidak gelisah
: 1. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan
pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif.
2. Lakukan manajmen nyeri keperawatan.
3. Istirahatkan klien pada saat nyeri muncul
4. Ajarkanteknik relaksasi pernapasan dalam
Kriteria hasil
mencatat
penurunan
baik.
: 1. Monitor respon fisik, seperti kelemahan,
perubahan tanda vital, dan gerakan yang
berulang-ulang.
Catat
kesesuaian
respons
Kriteria hasil
Intervensi
yang di jelaskan.
: 1. Kaji kemampuan klien untuk mengikuti
pembelajaran (tingkat kecemasan, kelelahan
umum, pengetahuan klien sebelumnya dan
suasana yang tepat).
2. Tinjau proses penyakit dan harapan masa
depan.
3. Berikan informasi mengenai terapi obatobatan, interaksi obat, efek samping, dan
ketaatan terhadap program.
4. Diskusikan kebutuhan untuk
pemasukan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malaria adalah suatu penyakit infeksi yang menginvasi sistem
hematologi melalui vektor nyamuk yang terinfeksi protozoa plasmodium.
(Arif Muttaqin, dkk, 2011)
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang
disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan
demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan
oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia
melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
Terdapat lima spesies paling umum yang memberikan pengaruh
cedera terhadap manusia (fernandez, 2009), yaitu sebagai berikut.
a) Plasmodium Falcifarum
b) Plasmodium Vivax
c) Plasmodium Ovale
d) Plasmodium Malariae
e) Plasmodium Knowlesi
Plasmodium Knowlesi, baru-baru ini di identifikasi di Asia tenggara
sebagai patogen bermakna secara klinis pada amanusia (Cox-Singh, 2008)
(Arif Muttaqin, dkk, 2011).
spesies
plasmodia, yang terkandung dalam air liur masuk ke dalam tubuh manusia
saat nyamuk tersebut menghisap darah.
Hasil
infeksi
tergantung
pada
imunitas
host.
Individu
yang
rasional sesuai dengan fakta yang ada. Selain itu diharapkan dengan
adanya makalah ini dapat membantu teman-teman dalam mengenal dan
memahami penyakit malaria secara menyeluruh.