Anda di halaman 1dari 20

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM NASABAH

BANK DENGAN DISPLAY DAN SUARA

Teknik elektro, teknik dan sains, Universitas Nasional, Jl.Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta
12520 (021)-7806700, fax 021-7802718
website www.unas.ac.id, Email : info@unas.ac.id

ABSTRAK

Dalam sistem pelayanan antrian nasabah Bank Artha Nunggal – Sidoarjo ini, para
nasabah mengambil kartu yang berisi nomor urut kemudian menunggu sambil duduk santai
di tempat yang telah tersedia sampai terdengar suara panggilan nomor urut dan di teller
terdapat display yang menunjukkan nomor urut juga. Dan keadaan ini terus berlangsung
sampai nomor antrian terakhir.
Sistem ini terdiri dari Master Teller Unit dan beberapa Display Unit (maksimum 8
buah ) yang dipasang pada meja teller pelayan nasabah. Sistem ini bekerja dengan
menggunakan mikrokontroler ATMEL AT89C51. Sebagai input, pada teller bank terdapat
tombol yang berfungsi untuk menaikkan hitungan urutan antrian nasabah. Setiap tombol
ditekan oleh teller, maka display akan bertambah satu.
1. LATAR BELAKANG MASALAH

Lamanya pelayanan yang diberikan oleh petugas loket atau teller adalah salah

satu faktor yang dapat membuat panjangnya antrian. Semakin panjang suatu antrian

semakin bertambah waktu yang dibutuhkan untuk mendapat pelayanan.sehingga

semakin lama berdiri mengantri. Hal ini dapat membuat lelah dan bosan menunggu

untuk mendapat pelayanan, serta membuat waktu menjadi tidak efektif.

2. TUJUAN PENELITIAN

Untuk memecahkan permasalahan tersebut diatas maka dirancanglah sistem

pelayanan antrian yang membuat para nasabah Bank Artha Nunggal – Sidoarjo lebih

nyaman karena tidak harus berdiri berlama-lama dan berdesakan, tetapi cukup duduk

dengan santai sambil sampai terdisplay dan terdengar panggilan nomor antiannya.

Dengan demikian sistem ini diharapkan lebih membantu Bank tersebut untuk

memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap para nasabahnya.

3. BATASAN MASALAH

Sistem antrian tersebut dirancang dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :

• Metoda announcing nomor antrian : Diplay dan suara.

• Jenis pengoperasian : Stand-alone

• Arsitektur sistem : Master and Slave

• Mode display : Per teller

• Jumlah maksimum display :8


• Bentuk display : Seven Segment

• Jumlah maksimum input :8

• Input pelayanan antrian : Level ‘0’ (connected to

ground )

• Prosesor : ATMEL AT89C51

• Interfase Master – Slave : RS-232

• Catu tegangan input : 220 VAC

4. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah :

• Pengamatan langsung terjadinya antrian dan sistem pelayanan

nasabah di Bank Artha Nunggal – Sidoarjo.

• Rekayasa peralatan

• Pengujian fungsi.

5. PERANCANGAN ALAT

5.1 PRINSIP KERJA SISTEM

Dalam sistem ini, para nasabah mengambil kartu yang berisi nomor urut,

kemudian menunggu sambil duduk santai di tempat yang telah tersedia sampai

terdengar suara panggilan nomor urut. Selain itu, di teller terdapat display yang

menunjukkan nomor urut yang akan dilayani. Keadaan ini terus berlangsung sampai

nomor antrian terakhir.


Sistem pelayanan antrian untuk Bank Artha Nunggal – Sidoarjo ini dirancang seperti

Gambar 5.1 berikut ini.

Catu Daya ISD Spk Microcontroller


25 120 AT89C51 Display Teller 1
RS 232

Microcontroller
Tombol telIer 1 AT89C51

Tombol teller 2

Tombol teller n
74 LS
138
RS 232 Blok Display Unit 1

Microcontroller Display Teller 2


AT89C51
RS 232 RS 232

Blok Display Unit 2


RS 232

RS 232 Microcontroller Display Teller n


AT89C51

Blok Master Teller


Unit

Blok Display Unit n

Gambar 5.1. Diagram Blok Sistem Pelayanan Antrian

Diagram blok sistem pelayanan antrian nasabah Bank tersebut terdiri dari dua unit yaitu

Master Teller Unit, dan Display Unit. Tiap unit memiliki fungsi dan prinsip kerja masing-

masing seperti keterangan dibawah ini:


Master Teller Unit

1. Catu daya, digunakan untuk me- supply tegangan ke rangkaian.

2. Tombol Teller, digunakan sebagai Tombol pelayanan antrian.

3. Mikrokontroler AT89C51, merupakan bagian pengendali utama sistem

4. Integrated Sound Device ISD 25 120, digunakan untuk menyimpan suara.

5. Speaker, digunakan sebagai media untuk menghasilkan suara.

6. Demultiplexer IC 74 LS 138, digunakan untuk men-switch data dari mikrokontroler.

7. Interface RS 232, digunakan sebagai antar muka serial yang berfungsi merubah level

TTL menjadi level RS 232.

Display Unit

1. Interface RS 232, digunakan sebagai antar muka serial yang berfungsi merubah level

RS 232 menjadi level TTL.

2. Mikrokontroler AT89C51, digunakan umtuk penerima input data, kemudian

memberikan output datanya ke blok display .

3. Display Teller 1, 2, dan ke-8 , digunakan untuk menampilkan angka.

5.2 MASTER TELLER UNIT

5.2.1. RANGKAIAN MIKRONTROLER UNTUK MASTER TELLER UNIT

Mikrokontroler AT89C51 menggunakan rangkaian ‘power-on reset’ dan

internal flash memory serta menggunakan internal oscillator. Pada rangkaian ini, Port

P0.0 - P0.7 dan Port P1.0 - P1.5 dihubungkan ke ISD25120, sedangkan Port P2.0,

P2.1, dan P2.2 dihubungkan ke tombol `selektor IC 74LS138, serta Pin 11 (TXD)
dihubungkan ke jalur komunikasi data serial RS 232 yang mengirim data ke Display

Unit. Penjelasan diatas dilihat pada Gambar 5.2 dibawah ini.

Tx out Tx in
RS232-

VCC5+ V

Y0 A VCC
Y1 B P0.0
to A0
Y2 C P0.1
to A1
P1.3 P0.2
to EOM to A2
P1.4 P0.3
to PD to A3
P1.5 P0.4
74 138 to CE
P0.5
to A4
to A5
Tx out Tx in P0.6
RS232- RST P0.7
to A6
to A7
Microcontroller EA
VCC5+ V TxD
AT89C51 VCC5+ V

P2.7
VCC5+ V P2.6
C1 30 pF
P2.5
10uF Teller 3
Gambar Reset
X-TAL 12Mhz
X-TAL 1 P2.2 Teller 2
8k2 X-TAL 2 P2.1
GND P2.0 Teller 1
C2 30 pF

Tx out
RS232- Tx in 5.2.

Diagram Blok Master Teller Unit

5.2.2. RANGKAIAN DEMULTIPLEXER

Pada Rangkaian demultiplexer 74LS138. ini, input enable E1 digunakan

sebagai jalur input data dari TX mikrokontroler, dan pada input enable E2

dipertahankan dalam kondisi active low dan. input enable E3 dipertahankan dalam

kondisi active high. Input ABC digunakan sebagai selektor yang dihubungkan ke

P2.5, P2.6, dan P2.7 pada mikrokontroler. Dengan selektor ini, nput data yang
diberikan ke E1 akan ditransmisikan ke output O0 yang dihubungkan ke TX in pada

RS232. .Jika input ABC mendapat 000 maka output O0 terpilih dan semua output

lainnya akan berada dalam kondisi status active high. Dengan kata lain output O0

akan mengikuti signal yang melewati E1 sedangkan semua output lainnya adalah

high. Dengan cara yang sama, apabila diberikan selektor input ABC = 1 0 0 maka

output O1 akan terpilih dan seterusnya.

O0 A
T x in R S 2 3 2 a P o rt 2 .7
O1 B
T x in R S 2 3 2 b P o rt 2 .6
O2 C
T x in R S 2 3 2 c P o rt 2 .5
O3
O4
O5 E1
O6 7 4 1 3 8 E2 T X d a ri m ik ro k o n tro l

O7 E3

VC C +5V

Gambar 5.3 Rangkaian Demultiplexer 74LS138

5.2.3. RANGKAIAN INTERFACE RS-232

Untuk komunikasi data serial RS-232 digunakan IC tipe MAX232 dari

Madim. IC ini menggunakan 2 buah receiver dan 2 buah transceiver dalam satu IC.

Berikut ini adalah gambar rangkaian interface RS-232.

C5 10 µ
2
V+
1
16 VCC
C3 4 µ7
C11 10µ
3
RX in RX Out
8 9
7 TX Out TX in 10
4
RS-232
15 GND
C4 4 µ7

V-
5
6
C12 10µ
Gambar 5.4 Rangkaian Interface RS-232

5.2.4. RANGKAIAN SUARA

Rangkaian penghasil suara ini menggunakan IC tipe ISD25120 yang

mempunyai kapasitas penyimpanan suara maksimum selama 120 detik, dimana A0

sampai A7 digunakan untuk mengisi dan memanggil alamat suara yang disimpannya.

Pada saat mengisi suara , pin P/R diberi logic low dan pin A0 - A7 untuk

mengalokasikan suara yang akan direkam ke alamat memori.yang dikehendaki.

Kemudian pin CE diberi logic low, untuk start atau memulai perekaman suara

melalui microphone jenis condensor. Setelah selesai pengisian suara, pin PD, diberi

logic high untuk stop.

Untuk memanggil suara, pin P/R harus diberi logic high kemudian alamat memori

diberkan melaui pin A0 sampai A7. Selanjutnya pin CE diberi logic low, maka suara

yang sudah direkam sebelumnya, akan keluar melalui speaker. Setelah selesai

pemutaran suara, pin PD diberi logic high untuk stop.

VCC

A0 VCCD
to P0.0 playback
A1 P/R
to P0.1
A2 XCLK Record
to P0.2 C 100nF C 22uF
A3 EOM
to P0.3 to P1.3
A4 PD
to P0.4 to P1.4
A5 CE
to P0.5 to P1.5
A6 OVF
R 5,1kΩ C 100nF
to P0.6
to P0.7
A7 ISD 25120 ANA OUT
A8 ANA IN
A9 AGC
AUX MIC-
R 470Ω

VSSD MIC+ MIC C 220uF


VSSA VCCA
SP- SP+

SPK
C 100nF
Gambar 5.5 Rangkaian Penghasil Suara

5.3 DISPLAY UNIT

5.3.1. RANGKAIAN MIKROKONTROLER UNTUK DISPLAY UNIT

Display unit ini menggunakan mikrokontroler AT89C51 sebagai pemroses

utaman , dimana Port P0.0 - P0.4, Port P1.0 - P1.4 dan Port P2.0 - P2.4 di hubungkan

ke IC CD4543, sedangkan Pin 10 (RXD) dihubungkan ke jalur komunikasi data serial

RS- 232 yang menerima data dari Master Teller Unit. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam Gambar 5.6 berikut ini.

VCC +5V

P1.0 VCC
P1.1 P0.0
P1.2 P0.1
4543 P1.3 P0.2 4543
P0.3
P0.4

R ST

Microcontroller
AT89C51

P2.3
P2.2
R x in Rx Out RxD P2.1
RS-232 P2.0
4543

Gambar 5.6 Diagram Blok Display Teller Unit


5.3.2. RANGKAIAN DISPLAY

Terdapat tiga buah seven segment untuk yang menyala secara bersamaan.

Disini menggunakan tiga buah IC 4543 yang menghubungkan seven segment dengan

kaki port mikrokontroler. Untuk menampilkan nilai satuan, maka mikrokontroler

akan memproses sehingga P0.0 - P0.3 akan memberikan logic low / high pada input

logic dari dekoder 4543 yang menyalakan seven segment pertama. Untuk nilai

puluhan , maka mikrokontroler sehingga P1.0 - P1.3 akan memberikan logic low /

high pada IC 4543 sehingga seven segment kedua menyala, Demikian juga halnya

P2.0 - P2.3 akan memberikan logic low / high pada IC 4543 sehingga seven segment

ketiga menyala.
VCC+12V

VCC+12V

a a

b b
A a
c c f b
B
VCC+12V g
P0.3 d d
P0.2
P0.1
C 4543
e e
P0.0
D e c
f f
d
g g

VCC+12V

VCC+12V

VCC+12V

a a

b b
A a
c c f b
B
P1.3 VCC+12V d d g
P1.2
P1.1
C 4543
e e
P1.0
D e c
f f
d
g g

VCC+12V

VCC+12V

VCC+12V

a a

b b
A a
c c f b
B
P2.3 VCC+12V d d g
P2.2
P2.1
C 4543
P2.0 e e
D e c
f f
d
g g

VCC+12V
Gambar 5.7 Rangkaian seven segment

5.4. CATU DAYA

Rangkaian catu daya merupakan bagian yang sangat penting pada rangkaian

karena tanpa catu daya alat tidak dapat bekerja. Alat ini memerlukan catu daya yang

dapat memberikan tegangan sebesar 5 VDC dan 9 VDC. Oleh karena itu digunakan

regulator tipe LM 7805, dan LM 7809. Berikut ini adalah rangkaian catu daya:

2 2 0 V +
7 8 X X

C 1 C 2
-

Gambar 5.8 Rangkaian Catu Daya

Didalam rangkaian tersebut , tegangan sekunder trafo yang digunakan adalah 9

VAC , Capacitor C1 = 1000 µF , C2 = 0,1 µF , dan regulator LM7805 ( untuk 5 VDC

), LM 7809 ( untuk 9 VDC ).

5.5. PERANGKAT LUNAK


Perancangan perangkat lunak dilakukan bersamaan dengan pembuatan bagian

perangkat keras (hard ware), sehingga pada saat pembuatan listing program selesai

dapat langsuang dicoba pada perangkat keras (hard ware).

Untuk mempermudah dalam pembuatan listing program, dibuatlah diagram alir

(Flow chart) dari sistem yang akan dibangun, karena dengan flowchart dapat

ditelusuri program satu persatu seandaikan program tidak berjalan sesuai keinginan.

Diagram alir yang mendukung kerja alat ini terdiri dari :

• Diagram Alir MasterTeller Unit.

• Diagram Alir Display Unit

Diagram alir dari software sistem ini ditunjukan pada Gambar 5.9, dan 5.10.

Langkah awal dari program adalah menginisialisasi mikrokontroler, yaitu

mendefinisikan port mana sebagai input, output atau lain sebagainya. Setelah

melakukan inisialisasi mikrokontroler, dilanjutkan dengan menginisialisasi display

seven segment, dan unit suara.

Pada Gambar 5.9 , setelah melakukan inisialisasi, program selanjutnya adalah

melakukan pendeteksian pada tombol teller apakah tombol tersebut ditekan atau

tidak. Jika tidak ada penekanan pada tombol teller, pendeteksian / pembacaan

dilanjutkan ke tombol teller lainnya apakah ada penekanan atau tidak. Jika tidak juga

ada penekanan pada tombol teller maka program berada dalam kondisi standby dan

display menunjukan angka “000”.

Apabila ada penekanan tombol teller, maka Master Teller Unit akan menghasilkan

suara sesuai dengan nomor antrian yang harus dilayani. Selain itu, juga data nomor

antrian dikirim ke Display Unit untuk ditampilkan.


START

INISIALISASI
PORT

Ya - Tambahkan data
Tombol Teller 1 - Simpan Keluaran Suara
ditekan - Kirim ke display 1

Tidak

Ya - Tambahkan data
Tombol Teller 2 - Simpan Keluaran Suara
ditekan - Kirim ke display 2

Tidak

Ya - Tambahkan data
Tombol Teller n - Simpan Keluaran Suara
ditekan - Kirim ke display - n

Tidak

Gambar 5.9 Diagram Alir Master Teller Unit

Rangkaian Display Unit akan merespon apakah ada / tidak data input yang diberikan

oleh rangkaian master teller unit. Jika tidak ada data input maka rangkaian Display

Unit akan tetap menampilkan kondisi awal. Bila ada data input yang diberikan oleh

rangkaian master teller unit maka unit display akan menampilkan data yang harus

ditampilkan. Proses dari kondisi ini digambarkan oleh Gambar 5.10.


START

INISIALISASI
PORT

Ya
Tampilkan
Ada data input
ke display teller -n

Tidak

Gambar 5.10 Diagram Alir Display Unit

6. PENGUJIAN ALAT

Setelah proses perancangan dan perakitan selesai dilakukan, tahap

selanjutnya adalah pengujian fungsi tiap-tiap blok rangkaian.

6.1. PENGUJIAN RANGKAIAN MIKROKONTROLLER

Untuk memastikan bahwa hardware rangkaian mikrokontroller telah

berfungsi dengan baik, maka dibuatlah program pengujian sederhana berikut ini. Dan

selanjutnya diukur output masing- masing pin yang akan dipantau.


Listing program pengujian hardware Mikrokontroler :

org 30h

mov P0,#00000000B

mov p1,#11111111B

mov p2,#11110000B

mov p3,#00001111B

end

Setelah di-compile dengan menggunakan program HB2000, selajutnya program

tersebut di-upload ke microcntroller. Dengan memperhatikan susunan pin mikrokontroler

AT89C51, selanjutnya diukur level tegangan pin-pin yang dipantau.

1 P 1 . 0 V C C

1 P 1 . 1 P 0 . 0 0

1 P 1 . 2 P 0 . 1 0
1 P 1 . 3 P 0 . 2 0

1 P 1 . 4 P 0 . 3 0

1 P 1 . 5 P 0 . 4 0

1 P 1 . 6 P 0 . 5 0

1 P 1 . 7 P 0 . 6 0

R S T P 0 . 7 0

1 P 3 . 0 E A / V P P

1 P 3 . 1 A L E / P R O G

1 P 3 . 2 P S E N

1 P 3 . 3 P 2 . 7 1

0 P 3 . 4 P 2 . 6 1
0 P 3 . 5 P 2 . 5 1

0 P 3 . 6 P 2 . 4 1

0 P 3 . 7 P 2 . 3 0

X T A L 2 P 2 . 2 0

X T A L 1 P 2 . 1 0
G N D P 2 . 0 0

Gambar 6.1 Susunan Pin Mikrokontroler AT89C52


Hasil pengujian hardware mikrokontroler tampak seperti Tabel 6.1

Tabel 6.1. Hasil Pengujian Hardware Mikrokontroler

HASIL
NO PIN REFERENSI KETERANGAN
PENGUKURAN
1 P0.0 0 0 Sesuai
2 P0.1 0 0 Sesuai
3 P0.2 0 0 Sesuai
4 P0.3 0 0 Sesuai
5 P0.4 0 0 Sesuai
6 P0.5 0 0 Sesuai
7 P0.6 0 0 Sesuai
8 P0.7 0 0 Sesuai
9 P1.0 1 1 Sesuai
10 P1.1 1 1 Sesuai
11 P1.2 1 1 Sesuai
12 P1.3 1 1 Sesuai
13 P1.4 1 1 Sesuai
14 P1.5 1 1 Sesuai
15 P1.6 1 1 Sesuai
16 P1.7 1 1 Sesuai
17 P2.0 0 0 Sesuai
18 P2.1 0 0 Sesuai
19 P2.2 0 0 Sesuai
20 P2.3 0 0 Sesuai
21 P2.4 1 1 Sesuai
22 P2.5 1 1 Sesuai
23 P2.6 1 1 Sesuai
24 P2.7 1 1 Sesuai
25 P3.0 1 1 Sesuai
26 P3.1 1 1 Sesuai
27 P3.2 1 1 Sesuai
28 P3.3 1 1 Sesuai
29 P3.4 0 0 Sesuai
30 P3.5 0 0 Sesuai
31 P3.6 0 0 Sesuai
32 P3.7 0 0 Sesuai

Hasil pengukuran menyatakan bahwa mikrokontroler dapat berfungsi dengan baik.


6.2 PENGUJIAN RANGKAIAN SUARA

Pada pengujian Rangkaian Suara dilakukan dengan 2 tahap, yaitu: tahap

mode perekaman suara (Recording Mode) dan tahap mode pemutaran kembali suara

(Playback Mode).

Pada tahap mode perekaman suara (Recording Mode) , pin PD dan pin P/R diberi

logic low. Perekaman/pengisian suara melalui microphone jenis compresor dan dapat

dimulai pada saat kondisi pin CE ber-logic low dan pin OEM akan ber-logic high.

Setelah selesai proses perekaman / pengisian suara , pin PD dan CE diberi logic

high.

Pada tahap selanjutnya adalah tahap mode pemutaran kembali suara (Playback

Mode), yaitu dengan memberi logic high pada pin P/R dan pin PD ber-logic low.

Pemutaran kembali suara yang sudah direkam pada tahap perekaman dapat dimulai

pada saat pin CE ber-logic low dan pin OEM akan ber-logic high.

Hasil playback rekaman menunjukkan suara yang sama dengan yang direkam dalam

tahap sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa rangkaian suara ini telah berfungsi

dengan baik.

6.3. PENGUJIAN RANGKAIAN DEMULTIPLEXER

Dengan selektor input ABC diberi logika 000, maka output O0 aktif

mengeluarkan data sesuai dengan data input , sedangkan output O1 sampai O7 tidak

ada data. Demikian pula jika input ABC diberi logika 111, maka O7 aktif

mengeluarkan data sesuai dengan data input. Hasil ini menunjukan bahwa rangkaian

ini berjalan dengan baik.


6.4. PENGUJIAN RANGKAIAN INTERFACE RS-232

Pada saat input level TTL dari rangkaian RS 232 tersebut diberi tegangan +5

VDC, maka output dari IC RS-232 adalah - 12 VDC, sedangkan pada saat input level

TTL dari rangkaian RS-232 diberikan tegangan 0 VDC, maka outputnya adalah +12

VDC. Demikian pula untuk arah sebaliknya, pada saat input level RS-232 diberi

tegangan +12 VDC, maka akan dihasilkan level TTL 0 VDC. Sedangkan jika input

level RS-232 diberi tegangan -12 VDC, maka dihasilkan level TTL +5 VDC.

Dari hasil pengukuran tersebut tampak bahwa rangkaian RS2-32 dapat berfungsi

dengan baik

6.5. PENGUJIAN FUNGSI SISTEM

Pada saat power supply diaktifkan, maka angka “000” ditampilkan pada

semua display teller. Selanjutnya jika tombol teller1 ditekan, display teller1

menunjukkan tampilan angka “001”, dan Master Teller Unit mengeluarkan suara

sesuai dengan angka yang tampil pada Display Unit yang bersangkutan. Sedangkan

pada display teller lainnya akan tetap menunjukan angka “000”. Perubahan tampilan

pada display teller lainnya terjadi pada saat tombol teller yang bersangkutan ditekan.

Dari semua tahap pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rangkaian

dari sistem yang dirancang telah dapat berjalan dengan baik.


7. KESIMPULAN

Dari hasil perancangan, pembuatan, dan pengujian sistem, maka dapat

disimpulkan bahwa alat dapat berkerja dab memenuhi soesifikasi yang dirancang

8. SARAN-SARAN

Untuk pengembangan lebih lanjut, maka disampaikan beberapa saran :

• Sistem dapat dikembangkan dengan mengganti jenis

interface RS-232 dengan RS-485 jika jarak dari Master Teller Unit ke

Display Unit lebih dari 15 meter dalam pemasangannya.

• Sistem ini dapat dikembangkan dengan menambah printer

sehingga para nasabah memperoleh print-out nomor antrian setiap

mereka menekan tombol antri yang ditempatkan di pintu masuk Bank.


DAFTAR PUSTAKA

1. Scott Mac Kenzie, The 8051 Microcontroller , Second Edition , Prentice Hall, New

Jersey, 1995.

2. Milman - Halkias, Penterjemah Barmawi, Elektronika Terpadu , Penerbit Erlangga,

Jakarta, 1993.

3. Roger L Tokhem, Sutisna. Prinsip prinsip Digital Erlangga.

4. Senior J.M, Transducer ultra sonic, Prentice Hall, New York, 1992

5. Goerge Loveday. Intisari Elektronika PT Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai