Anda di halaman 1dari 3

hipertensi pada remaja di klasifikasikan menurut beberapa kategori.

(Depkes, 2006)
mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan penyebabnya, yaitu:
1. Hipertensi primer (essensial)
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang belum diketahui penyebabnya (Depkes,
2006) hamper 90% remaja yang mengalami hipertensi merupakan hipertensi primer
(VOGT, 2001).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang telah diketahui penyebabnya. Beberapa
penyebab hipertensi sekunder antara lain karena adanya kelainan pembuluh darah ginjal,
gangguan kelenjar tyroid (hyperthyroid), penyakit kelanjar adrenal (hiperaldosteronisme),
dan lain-lain (Depkes, 2006) Jenis hipertensi ini pada umunya terjadi pada anak-anak dan
sekitar 60-80% kasus hipertensi pada anak dihubungkan dengan penyakit parenkim ginjal
(Supartha et.al, 2009)
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi pada anak dan remaja dengan
usia 17tahun diklasifikasikan sebagai berikut (National High Blood Pressure Education
Program Working Group, 2005):

Klasifikasi
Normal
Pre-Hipertensi

Tekanan Darah
<90 persentil
90 persentil-<95persentil, atau jika tekanan
darah >120/80mmHg walaupun tekanan darah

Hipertensi Stage 1
Hipertensi Stage 2

tidak berada diantara 90persentil


95 persentil plus 5mmHg
>99persentil plus 5mmHg

Sementara anak usia >17tahun, klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran


tekanan darah menurut JNC VII adalah sebagai berikut:
11
Tinggi rendahnya curah jantung dan tahanan perifer di pengaruhi oleh beberapa factor. Pada
hipertensi primer tahap awal, peningkatan curah jantung dihubungkan dengan sirkulasi
hiperkinetik yang ditandai oleh peningkatan denyut jantung, indeks jantung, dan kontraktilitas

jantung. Sementara hipertensi primer yang telah menetap ditandai oleh adanya peningkatan
tekanan perifer dan kembalinya curah jantung ke keadaan normal (Portman et al, 2004).
Tahanan perifer dipengaruhi oleh arteri kecil. Otot polos pada anterior yang mengalami kontraksi
terus menerus menyebabkan terjadinya penebalan pada dinding pembuluh darah anterior.
Penebalan tersebut mengakibatkan tahanan perifer meningkat yang bersifat irreversible. Selain
itu penyakit organic pembuluh darah yang merata juga menyebabkan peningkatan tekanan
perifer. Hal ini terjadi sejak usia remaja (Sani, 2008 ; Kusumawidjaja, 1973).

13

2.2.6 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi


2.2.6.1 jenis kelamin

tekanan darah dipengaruhi oleh jenis kelamin. Sejak usia remaja, rata-rata tekanan
darah pada laki-laki cenderung lebih tinggi dibandingkan pada perempuan (WHO,
1996). Beberapa penelitian mendukung penelitian tersebut. Penelitian di Turki dan di
Swiss menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik maupun diastolic pada laki-laki
secara signifikan lebih tinggi dari pada perempuan (Nur et al, 2008); Katona et al
2011. Adanya perbedaan yang signifikan tersebut disebabkan oleh factor hormonal
(Depkes, 2006). Hormone androgen, seperti testosterone, di duga berperan mengatur
tekanan darah terkait dengan adanya perbedaan pada kedua jenis kelamin tersebut.
Sebuah studi tentang pemantauan tekanan darah menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang siognifikan antara tekanan darah laki-laki dan petrempuan pada masa
anak-anak. Namun setelah masa pubertas, laki-laki memeliki tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan. Pada usia 13-15tahun, tekanan darah pada
sistolik pada remaja laki-laki >4 mmHg dibandingkan dengan perempuan. Sementara
pada usia 16-18 tahun tekanan darah mencapai 10-14 mmHg lebih tinggi pada lakilaki dibandingkan dengan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika hormone
endrogen mengalami peningkatan, maka tekanan darah juga akana meningkat
(Reckelhoff, 2011).
2.2.6.2 Daerah Tempat Tinggal
Kehidupan remaja di daerah perkotaan tentunya berbeda dengan daerah pedesaan
perkembangan zaman dan akses yang relative lebih mudah dijangkau menyebabkan
remaja di daerah perkotaan lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji yang
umumnya mengandung tinggi natrium, lemak, dan rendah serat. Penelitian di India
menunjukkan bahwa prefalensi hipertensi pada remaja lebih banyak ditemukan di
daerah perkotaan. Ada sebanyak 6,69% remaja di daerah perkotaan yang memiliki
tekanan darah tinggi, sedangkan dipedesan prefalensinya lebih kecil yaitu, 2,56%
(Mohan et al 2004) selain itu, penelitian kecil di Semarang menunjukkan hal yang
serupa. Sebanyak 18,4% remaja di daerah perkotaan mengalami hipertensi, sementara
tidak ada satupun remaja di daerah pedesan yang mengelami hipertensi (Elkenas,
2009).

Anda mungkin juga menyukai